• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alfan, Muhammad. 2013. Pengantar Filsafat Nilai. Bandung: CV. Pustaka Setia Ali, Matius. 2011. Estetika Pengantar Filsafat Seni. Jakarta: Sanggar Luxor Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Bina Aksara.

______, 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Artha, Arwan Tuti dan Putra, Heddy Shri Ahimsa. 2004. Jejak Masa Lalu: Sejuta Warisan Budaya. Yogyakarta: Kunci Ilmu

Astini Siluh Made, Utina Usrek Tani. 2007, Tari Pendet Sebagai Tari Balih Balihan. Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni 3 (1): Hal. 175

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus. 2014. Kudus Dalam Angka 2013/2014.Kudus: Bapeda dan BPS Bastomi, Suwaji. 1988. Apresiasi Kesenian Tradisional. Semarang. IKIP Semarng

Press

_____, 2000. Seni Kriya Seni. Semarang: UNNES Press

Budiman. 1987. Rokok Kretek Lintas Sejarah dan Artinya Bagi Perkembangan Bangsa dan Negara. Kudus: PT Djarum Kudus

Cahyati, Nur. 2000. Kajian bentuk perwujudan dan makna simbolis kesenian tradisional. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Sendratasik UNNES.

Cahyono, Agus. 2006. Pola Pewarisan Nilai-Nilai Kesenian Tayub. Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. 7 (1): 21-23

Danandjaja. 2002. Folklor Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti

Dewi, Dian Dwiyani Argha. 1999. Bentuk dan Struktur Tari Kretek di Kabupaten Kudus. Dalam Skripsi Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta

Djelantik, A.A.M. 1990. Pengantar Dasara Ilmu Estetika Jilid I: Estetika Instrumental. Denpasar: Sekolah Tinggi Seni Indonesia.

_____, 1992. Pengantar Dasar Ilmu Estetika Jilid II: Falsafah Keindahan dan Kesenian. Denpasar: Sekolah Tinggi Seni Indonesia

_____,1999 Estetika: Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

_____, 2001 Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: MSPI dan ARTI Gie, The Liang. 1999. Garis Besar Estetika. Yogyakarta: Karya

Hadi, Sumandiyo. 2000. Seni dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia

_____, 2003. Aspek-aspek Dasar Koreografi Kelompok. Yogyakarta. Elkaphi _____, 2007. Sosiologi Tari: Sebuah Pengenalan Awal. Yogyakarta: Penerbit

Pustaka

_____, 2007. Kajian Tari: Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher

_____, 2008. Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni. Surabaya: Unesa University Press

Hartoko, Dick. 1984. Manusia dan Seni. Yogyakarta: Kanisius

Hartono. 2004. Seni Tari Sebagai Muatan Lokal: Sebagai Alternatif. Harmonia Jurnal Pengetahuan Dan Pemikiran Seni. 5 (1): 31-52

_____, 2012. Pembelajaran Tari Anak Usia Dini. Semarang: UNNES Press. Haryono. Timbul. 2008. Seni Pertunjukan dan Seni Rupa dalam Perspektif

Arkeologi Seni. Surakarta: ISI Press.

Hidayat, Robby. 2005. Wawasan Seni Tari “Pengetahuan Praktis Bagi Guru Seni Tari” Malang: Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang bekerjasama dengan Unit Pengembangan Profesi Tari

Humardani, 1983. Tari Tinjauan Dari Berbagai Segi. Jakarta: Pustaka Jaya _____, 1985. Kumpulan Kertas Tentang Kesenian. Surakarta : Proyek ASTI. Indriyanto, 2001. Kebangkitan Tari Rakyat Di Daerah Banyumas. Harmonia:

Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. 2 (2): 21-32

Jazuli. M. 1994. Demensi-Demensi Tari (Sebuah Kumpulan Karangan. Semarang: IKIP Semarang Press

_____, 1994. Telaah Teori Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press

_____, 1995. Segi-Segi Artistik Dalam Pergelaran Seni. Media halaman 86 – 96. Semarang: IKIP Semarang Press

_____, 2001. Paradigma Seni Pertunjukan Sebuah Wacana Seni Tari, Wayang, dan Seniman. Yogyakarta: Lentera

_____, 2008. Pendidikan Seni Budaya . Suplemen Pembelajaran Seni. Semarang: UNNES Press

_____, 2014. Sosiologi Seni; Pengantar dan Model Studi Seni Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu

Jacqueline, Smith. 2003. Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Praktek Bagi Guru Tari di Indonesia, Seni dan Pendidikan Seni: Sebuah Bunga Rampai Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tradisional (P4ST) UPI.

Kartika, Dharsono Sony. 2007. Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains _____, 2007. Estetika. Bandung: Rekayasa Sains

Kodiran. 2004 Pewarisan Budaya dan Kepribadian. Humaniora, 16 (1): 10-16 Koentjaraningrat, 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

_____, 1993. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

_____, 1999. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta: Djambatan

Koesoema A, Doni. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: PT Grasindo.

Kusumastuti Eny. 2004. Pendidikan Seni Tari Pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak Tadika Puri Cabang Erlangga Semarang Sebagai Proses Alih Budaya. Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. 5 (1): 41-56

Kussudiarjo, 2000. Bentuk Pertunjukan Musik RNB Di Astro cafe. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Seni Musik Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni UNNES. Semarang

Kuswarsantyo. 2011. Memahami Nilai-Nilai Filosofis Joged Mataram Sebagai Media Pembentuk Karater Anak. Yogyakarta: Universitas gajah Mada. Langer, Susanne K. Trans, FX. Widayanto. 1988. Problematika Seni. Bandung:

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Luar Negeri Bekerjasama dengan Penelitian Alumni

Lestari, Wahyu. 1993. Tekhnologi Rias Panggung. Semarang: IKIP.

_____, 1993 Analisis Stratifikasi Sosial Terhadap Gaya Berkesenian Remaja di Kotamadya Semarang: Kasus Berkesenian Klasik-Tradisional, Kreasi Baru, dan Pop Dalam Seni Tari. Laporan Penelitian. Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas, Istitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semarang. Lindsay. Jeniffer. 1991. Klasik Kits Kontemporer : Studi Tentang Seni

Pertunjukan Jawa. Yogyakarta : UGM Press.

Mardiatmadja. 1986. Hubungan Nilai dan Kebaikan. Jakarta: Sinar Harapan. Merry, La Trans. Soedarsono. 1986. Elemen-Elemen Dasar Komposisi Tari

Karya. Jakarta: Direktorat Kesenian Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Milles, Mathew B & A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : UI Press.

_____, 2007. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press..

Moleong. J. Lexi. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Murgiyanto. Sal. 1993. Koreografi : Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. Jakarta : PPBPK Depdikbud.

_____, 2003. Masalah Pendekatan Tari Pendidikan, Seni dan Pen-didikan Seni: Sebuah Bunga Rampai (Bandung: Pusat Pene-litian dan Pengembangan Pen-didikan Seni Tradisional (P4ST) UPI.

Nada, Ufin. 2009. Perkembangan Tari Kretek Di Kabupaten Kudus 1986 – 2008. dalam Skripsi Institut Seni Indonesia Surakarta

Padmodarmaya. 1983. Tata dan Teknik Pentas. Jakarta: Dirjen Pendidikan dan Menengah

Poerwanto. 2000. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Prayitno, S.H. 1990. Pengantar Pendidikan Seni Tari SLTA Jilid 1. Yogyakarta: Balai Pustaka.

Prihatini. 2008. Seni Pertunjukan Rakyat Kedu. Surakarta: ISI Press bekerja sama dengan Cenderawasih

Purwadi. 2006. Seni Karawitan Jawa. Jakarta : Balai Pustaka

Ratna, I Nyoman Khuta. 2010. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu-ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rochman, Maman. 1993. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian. Semarang:

IKIP semarang Press.

Rohidi, T.R. 1998. Pendekatan Sistem Sosial Budaya dalam Pendidikan. Semarang: IKIP Press.

_____, 2000. Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung: STISI _____, 2000. Ekspresi seni orang miskin. Jakarta: Balai Pustaka.

_____, 2011. Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara Sahman, Humar. 1993. Estetika Telaah Sistematika dan Hietonik. Semarang: IKIP

Semarang Press

Sedyawati. Edi, 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan _____, 1984. Tari Tinjauan dari Berbagai Segi. Jakarta: Pustaka Jaya.

_____, 1992. Seni Sebagai Perantara Sosial. dalam majalah media FPBS IKIP Semarang.

_____, 2014. Kebudayaan di Nusantara Dari Keris, Tor-tor, Sampai Industri Budaya. Depok. Komunitas Bambu

Soedarsono. 1999. Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Bandung : MSPI

_____, 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sugianto, Dkk. 2000. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta: Erlangga

Sukmadinata, N.S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

_____, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sutama, 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D. Surakarta: Fairuz Media.

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian.Surakarta: Sebelas Maret University Press. Sulaiman. 1992. Struktur Sosial dan Nilai Budaya Masyarakat Pedesaan.

Yogyakarta: APD

Sulistyo-Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Sumaryanto, F. Totok. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Semarang : Sendratasik UNNES.

_____, 2010. Metodologi Penelitian 2. Semarang: Jurusan Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni UNNES, Kementerian Pendidikan Nasional.

Suminto. 2000. Malam Tamansari. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia Suparli. 1983. Tinjauan Seni. Surabaya : Asti Press.

Suwanda. 1992. Seni Pertunjukkan Musik Tradisional. Jakarta:Yudistira.

Suwandi. 2007. Bentuk dan Fungsi Kesenian Rodad di Desa Jati Lawang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Sendratasik. Fakultas Bahasa dan Seni UNNES. Semarang

Suminto, A. Sayuti. 2004. Menguak Pendidikan Seni Kita: Bagaimana Seharusnya. Imaji Jurnal Seni dan Pendidikan Seni. 2 (1) : 17-23

Suyanto. 2011. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta: UNY Press

Yayasan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja. 2000 Bagong Kussudiardja: dari Klasik hingga Kontemporer. Yogyakarta: Padepokan Press

Yodeseputra. 1993. Pengantar Wawasan Seni Budaya. Jakarta : Depdikbud. Wulandari, Retno. 2001. Kesenian Sampyong di Desa Pamiritan Kecamatan

Balapulang Kabupaten Tegal. Skripsi pada Program Studi Pendididkan Seni Tari Jurusan Sendratasik Fakultas Seni dan Bahasa. UNNES

GLOSARI

Aesthetica : hal-hal yang dapat diserap oleh panca indra Art : dalam bahasa Latin berarti kemahiran Back drop : latar belakang panggung

Background : latar belakang Back light : lampu dari belakang

Badan giyul : salah satu gerak badan dalam tari

Badong : berbondong-bondong

Badongan : model pembelajaran secara bersama-sama

Balungan : beberapa alat musik gamelan Jawa yang fungsinya hanya sebagai pendukung gendhing

Barongan : bentuk kepala tiruan binatang (harimau)

Beksan : tari

Beskap Kudusan : baju lengan panjangdengan leher berbentuk bulat

Bilief : keyakinan

Blangkon : sejenis penutup kepala untuk laki-laki dari Jawa

Blantik : makelar

Bonang barung : salah satu alat musik gamelan Jawa Bonang penerus : salah satu alat musik gamelan Jawa

Bros godhem : perhiasan yang dipakai sebagai penghias baju depan Buka luwur : iringan awal

Cakepan : kalimat dalam betuk tembang Cantrik : murid dalam sebuah padepokan

Caping calo : topi khas Kabupaten Kudus Caracter make-up : rias karakter

Celana komprang : celana sebatas lutut

Cethik : tulang yang ada di pinggang Corrective make-up : rias korektif

Cundhuk dipo : cundhuk berbentuk bulat dan berjumlah lima yang dipasang di sanggul

Cundhuk gelang ece : hiasan yang dipakai di atas model rambut yang mengambarkan lima rukun Islam

Cundhuk gelung : hiasan yang dipakai di atas model rambut Demung : salah satu alat musik gamelan Jawa Distorsi : diubah, dikurangi

Double step : salah satu gerak kaki dalam tari Egol pantat : salah satu gerak pantat dalam tari Fantasy make-up : rias fantasi

Floor design : pola lantai

Follow spot : lampu penari tunggal Foot light : lampu dari bawah Front light : lampu dari depan

Gambyong : salah satu jenis tari Jawa Gedheg : salah satu gerak kepala

Gejug : salah satu gerak kaki dalam tari

Geleng : salah satu gerak kepala Gendhing : musik khas Jawa

General light : lampu penerangan keseluruhan Gerongan : nyanyian Jawa yang berupa tembang

Gestur : gerak maknawi

Giwang markis : perhiasan yang dipakai di telinga Gong : salah satu alat musik gamelan Jawa Halaqah : belajar bersama dengan cara berdiskusi Hasta sawanda : pedoman penilaian tari gaya Surakarta Imaji : bayangan, gambaran pikiran

Interest : menarik

Irah-irahan : penutup kepala

Iringan internal : iringan tari yang berasal dari penari sendiri Iringan eksternal : iringan tari yang berasal dari luar penari Jalan mayuk : salah satu gerak kaki dalam tari Kretek Jalan ngracik putar : salah satu gerak kaki dalam tari Kretek

Jalan tranjal : salah satu gerak jalan patah-patah dalam tari Kretek Jarik : kain panjang yang dipakai wanita Jawa

Jidur : salah satu jenis alat musik yang dipukul

Jigang : ngaji (membaca Al Quran) dan dagang salah satu semboyang hidup masyarakat kudus

joged mataram : pedoman tari gaya Yogyakarta

Kalung susun songo : perhiasan yang dipakai di leher Karawitan : jenis pagelaran musik Jawa Kemben : penutup dada untuk perempuan Kempul : salah satu alat musik gamelan Jawa Kendhang : salah satu alat musik gamelan Jawa Kengser : salah satu gerak kaki dalam tari Kenong : salah satu alat musik gamelan Jawa

Kentongan : alat musik dari bambu yang digunakan saat ronda Kinanthi : nama tembang Jawa

Klobot : kulit jagung yang sudah kering

Klotekan bambu : alat musik sejenis kentongan dari bambu yang digunakan saat ronda

Konde ayu : salah satu model gelung dalam tradisi Jawa Kromo inggil : tingkatan dalam bahasa Jawa paling tinggi Kulit lulang : irisan kulit binatang yang dikeringkan Laku telu : jalan tiga, salah satu gerak tari Kretek Lalaran : belajar sendiri dengan cara menghafal Lancaran : salah satu bentuk gendhing Jawa Langkah serong : salah satu gerak kaki dalam tari Laras : tangga nada dalam gendhing Jawa

Laseman : salah satu motif kain batik berasal dari daerah Lasem Lembehan : salah satu gerak tangan dalam tari

Lumaksana : salah satu gerak berjalan dalam tari

Lungwi : gelang khas masyarakat Kudus yang berbentuk lilitan, dahulunya terbuat dari ayaman rumput yang digunakan sebagai aksesoris pad tangan

Maju beksan : masuk ke tempat pementasan tari, maju untuk menari Malang : salah satu gerak kaki dalam tari

Marut : menggiling halus

Mayuk : salah satu gerak badan dalam tari Mbatil : memotong ujung rokok untuk dirapikan

Mboknem : ibumu

Mekak : penutup dada untuk perempuan

Melembar : menyusun beberapa kertas yang disiapkan untuk dijadikan bahan pembuatan rokok

Mengleng : salah satu gerak kepala dalam tari

Menthang : salah satu gerak pergelangan tangan dalam tari Menunduk : salah satu gerak kepala dalam tari

Mesam-mesem : senyum-senyum

Milahi : memisahkan tembakau yang baik dari yang tidak baik Miring : merebahkan badan kesamping

Miwir : menampi

Mlumah : salah satu gerakan tangan

Mundur beksan : keluar dari tempat pementasan tari Napak putar : salah satu gerak kaki dalam tari

Napeni : memilih tembakau dengan cara mengayun-ayunkan tampah ke atas dan ke bawah untuk membuang tembakau yang jelek

Ndedeg : salah satu sikap badan dalam menari

Ngayak : memilih tembakau dengan cara memutar-mutar tampah untuk membuang tembakau yang jelek

Ngepak : memasukkan rokok kedalam bungkus rokok dan kardus besar

Ngepir : gerak menurun-menaikkan badan dalam menari Ngiping : salah satu gerak tari

Ngoko : salah satu tingkat bahasa Jawa yang paling dasar Nggiling : tembakau yang sudah diletakan diatas kertas diproses

dengan cara dilinting menggunakan mesin penggiling Nginteri : pemilahan tembakau secara lebih teliti untuk

mendapatkan tembakau kualitas tinggi Ngiping : gerak menghaluskan bahan rokok Ngranyung : salah satu gerak tangan

Nyedak tah : mendekatlah

Nyekithing : salah satu gerak tangan

Nyunggi : membawa barang diatas kepala

Pathet : nama untuk menyebut suatu tangga nada dalam musik Jawa

Personal models : model personal Pleasant : menyenangkan

Pocap : logat bahasa

Profitable : menguntungkan

Proscenium : panggung yang hanya memungkinkan penonton melihat satu arah yaitu arah depan

Pure movement : gerak murni

Rajang : potong kecil-kecil atau tipis-tipis

Rebana : alat musik pukul untuk mengiringi lagu-lagu Islami Robyong : kalung khas Kudus yang tersusun sembilan

Rokok kretek : rokok yang dibuat tanpa mengunakan gabus filter Sampur : selendang untuk perlengkapan tari

Saron : salah satu alat musik gamelan Jawa Satifasting : memuaskan

Selendang : kain panjang yang dipergunakan dalam pakaian Jawa Sembahan : gerak penghormatan dalam tari Jawa

Side light : lampu dari samping

Slendro : salah satu jenis tangga nada musik Jawa Slenthem : salah satu alat musik gamelan Jawa Slepe : ikat pinggang yang dipakai penari Jawa Social models : model sosial

Sorog : menyodorkan

Space : ruang

Spoot anjerphone : distribusi suara Spot light : lampu khusus

Srisig : istilah lari dalam tari Jawa

Stage : panggung

Stilasi : digayakan

Sunggi : meletakan barang di atas kepala

Tampah : peralatan untuk menampi berbentuk bulat Tanjak : posisi siap penari laki-laki

Taste : cita rasa

Terbang papat : alat musik yang digunakan dalam kesenian rebana Terbang : salah satu alat musik untuk mengiringi lagu-lagu Islami Tohwatu : selendang bergaris biru putih khas Kudus

Tolehan : salah satu gerak kepala dalam tari

Tong tek : alat musik dari bambu seperti kentongan Transmisison of cultur : pewarisan budaya

Ulap-ulap : gerak yang menunjukkan sedang melihat sesuatu

Useful : berguna

Weton : sistem pembelajaran bersama-sama Wirogo : keselarasan gerak anggota tubuh

Wiromo : keselarasan gerak dengan iringan atau musik Wiroso : penjiwaan isi dan tema tarian melalui ekspresi

Dokumen terkait