Tegangan air tanah (pF)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, A., dan Undang Kurnia. 1983. Pengaruh pupuk dan soil conditioner terhadap pertumbuhan tanaman jambu mede. Pembrit. Penel. Tanah dan Pupuk 1: 1-5.
Abdurachman, A., dan Sutono. 2002. Teknologi pengendalian erosi lahan
berlereng. hlm. 103-145 dalam Abdurachman, A., Mappaona, dan Arsil
Saleh (Eds.) Teknologi Pengelolaan Lahan Kering: Menuju Pertanian
Produktif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor.
Agus F., A. Abdurachman, dan Piet van der Poel. 1998. Daerah aliran sungai sebagai unit pengelolaan pelestarian lingkungan dan peningkatan produksi pertanian.
hlm. 47-68 dalamProsiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil
Penelitian Tanah dan Agroklimat: Makalah Review. Cisarua, Bogor, 4-6 Maret 1997. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Agus, F. 2000. Smallholder acid upland soil management in Indonesia. Soil and Environment 3(1): 1-12.
Agus, F., E. Surmaini, dan N. Sutrisno. 2002. Teknologi hemat air dan irigasi
suplemen. hlm. 239- 264 dalam Abdurachman et al. (Eds.). Teknologi
Pengelolaan Lahan Kering. Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Serial Pustaka IPB Press. IPB Press.
290 hlm.
Assouline, S. 2002. The effects of microdrip and conventional drip irrigation on water distribution and uptake. Soil Sci. Soc. Am. J. 66: 1.630-1.636. Brata, K. R. 1995a. Efektivitas mulsa vertikal sebagai tindakan konservasi tanah
dan air pada pertanian lahan kering di Latosol Darmaga. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 5 (1) : 13-19. Institut Pertanian Bogor.
Brata, K. R. 1995b. Peningkatan efektivitas mulsa vertikal sebagai tindakan konservasi tanah dan air pada pertanian lahan kering dengan pemanfaatan bantuan cacing tanah. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 5 (2): 69 – 75. Institut Pertanian Bogor.
Erfandi, D., I P.G. Widjaja-Adhi, dan M. Ramli. 1993. Pengelolaan sistem usaha
tani lahan masam tropika basah. hlm. 17-28 dalamProsiding Pertemuan
Teknis Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor, 18-21 Februari 1993. Pusat penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Gabriels, D., and M. De Boodt. 1972. Theoretical and practical approach for determining the optimal moisture content at the moment of soil conditioning. Mitteilgn. Dtsch. Bodemkundl. Gesellsch 15: 185-203.
Goenadi, S. 1993. Usaha konservasi lengas tanah dan watak lengas tanah pada
budidaya usaha tebu lahan kering. hlm. dalam Lokakarya Nasional
Pembangunan Daerah Dalam Rangka Pengelolaan Usaha Tani Lahan Kering dan Perbukitan Kritis. Jakarta, 2 – 4 Februari 1993. Proyek Pertanian Lahan Kering dan Konservasi Tanah. Direktorat Jendral Pembangunan Daerah. Departemen Dalam Negeri.
Guymon, G.L. 1994. Unsaturated Zone Hydrology. PTR Prentice Hall. New Jersey. 210 pp.
Hartman, R., and H. Verplancke. 1976. Study of the water repellency of soils
under citrus trees in Egypt, and means of improvement. p. 201-209.InMed.
Fac. Landbouww, Rijksuniv. Gent.
Haryati, U., M. Thamrin, dan Suwardjo. 1992. Evaluasi beberapa model teras
pada Latosol Gunasari DAS Citanduy. hlm. 187-195 dalam Prosiding
Pertemuan Teknis Penelitian Tanah: Bidang Konservasi Tanah dan Air. Bogor, 22-24 Agustus 1989. Puslitbangtanak, Bogor.
Haryati, U., Haryono, dan A. Abdurachman. 1995. Pengendalian erosi dan aliran permukaan serta produksi tanaman pangan dengan berbagai teknik konservasi pada tanah Typic Eutropepts di Ungaran, Jawa Tengah. Pembrit. Penel. Tanah dan Pupuk 13: 40-50.
Haryono, N. Sutrisno, T. Vadari, dan U. Kurnia. 2000. Pengaruh gulud pemanen air terhadap peningkatan kelembapan tanah pada lahan kering beriklim
kering. hlm. 275-282dalamProsiding Kongres Nasional VII HITI. Bandung,
2-4 Nopember 1999. Himpunan Ilmu Tanah Indonesia.
Hidayat, A., dan A. Mulyani. 2002. Lahan kering untuk pertanian. hlm. 1-34dalam
Teknologi Pengelolaan Lahan Kering: Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Indrawati. 1998. Pengelolaan lengas tanah dalam usaha tani lahan kering. hlm.179-186dalamProsiding Seminar Nasional dan Pertemuan Tahunan Komisariat Daerah Himpunan Ilmu Tanah Indonesia Tahun 1998. Buku 2. Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) Komisariat Daerah (KOMDA) Jawa Timur 1998. Irawan, B. Hafif dan H. Suwardjo. 2000. Prospek pengembangan kedung
(embung mikro) dalam peningkatan produksi pangan dan pendapatan petani: Studi kasus di desa Selopamioro, Bantul, DI. Yogyakarta. hlm. 21-38 dalam Prosiding Seminar Nasional Sumber Daya Lahan: Buku III. Cisarua-Bogor, 9-11 Februari 1999. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Irawan, M. Suhardjo, T. Vadari, N. Heryani, dan S. Hadi. 2001. Evaluasi teknis dan financial penerapan teknik konservasi air pada lahan kering berlereng
di Wates, DI. Yogyakarta. hlm. 305-316dalamProsiding Seminar Nasional
Reorientasi Pendayagunaan Sumber daya Tanah, Iklim, dan Pupuk: Buku I. Cipayung-Bogor, 31 Oktober – 2 Nopember 2000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Irianto, G., A. Abdurachman, dan I. Juarsah. 1993. Rehabilitasi tanah Tropudults tererosi dengan sistem pertanaman lorong menggunakan tanaman pagar
Felemingia congesta. Pembrit. Penel. Tanah dan Pupuk 11: 13-18. Irianto, G. 2000. Panen hujan dan aliran permukaan untuk meningkatkan
produktivitas pertanian lahan kering, penanggulangan banjir dan kekeringan. Berita Biologi (1): ...
Las, I., A.K. Makarim, A. Hidayat, A.K. Karama, dan I. Manwan. 1991. Peta Agroekologi Utama Tanaman Pangan di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Mazwar, Abdullah Abas Id., dan B. Hafif. 1995. Embung dan peranannya dalam pengembangan potensi sumber daya lahan di DAS perbukitan kritis
Umbulrejo. hlm. 453-461dalamProsiding Lokakarya dan Ekspose Teknologi
Sistem Usahatani Konservasi dan Alat Mesin Pertanian. Yogyakarta, 17 – 19 Januari 1995. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Noeralam, A. 2002. Teknik Pemanenan Air yang Efektif dalam Pengelolaan Lengas Tanah Pada Usaha Tani Lahan Kering. Desertasi. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Oldeman, L.R., I. Las, and Muladi. 1980. The Agroclimatic Maps of Kalimantan, Maluku, Irian Jaya and Bali, West and East Nusa Tenggara. Contributions
Rachman, A., H. Suwardjo, R.L. Watung dan H. Sembiring. 1989. Efisiensi teras
bangku dan teras gulud dalam pengendalian erosi. hlm. …….. dalam
Risalah Diskusi Ilmiah Hasil Penelitian Pertanian Lahan Kering dan Konservasi Tanah di Daerah Aliran Sungai. Batu (Malang), 1-3 Maret 1989. P3HTA. Badan Litbang Pertanian.
Stevenson, F.J. 1982. Humus Chemistry Genesis, Composition and Reaction. John Willey and Sons. New York.
Strong, W.M., and R.D.B. Lefroy. 1995. Management of crop residues in temperate
and subtropical cropping systems of Australia. p. 32-40.InLefroy, R.D.B, G.J.
Blair, and E.T. Craswell (Eds.) Soil Organic Matter Management for
Sustainable Agriculture. Australian Centre for International Agricultural Research. Canberra. Australia.
Subagyono, K., T. Vadari, R. L. Watung, Sukristiyonubowo, and F. Agus. 2004. Managing Soil Erosion Control in Babon Catchment, Central Java, Indonesia: Toward community-based soil conservation measures. Proceeding International Soil Conservation Organization (ISCO 2004). Brisbane, Australia, 4-8 July 2004.
Sudirman dan A. Abdurachman. 1981. Pengaruh kadar air tanah, mulsa, dan pupuk organik terhadap pertumbuhan jagung dan pemakaian air. hlm. 297-304dalamProsiding Pertemuan Teknis Penelitian Tanah. Cipayung, 10-13 Nopember 1981. Pusat Penelitian Tanah, Bogor.
Sukmana, S., H. Suwardjo, A. Abdurachman, and J. Dai. 1986. Prospect of
Flemingia congesta Roxb. for reclamation and conservation of volcanic skeletal soils. Pembrit. Penel. Tanah dan Pupuk 4: 50-54.
Sukmana, S. 1996. Teknik konservasi tanah dalam penanggulangan degradasi
tanah pertanian lahan kering. hlm. 23-41 dalam Prosiding Pertemuan
Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat: Buku I Makalah Kebijakan. Cisarua, Bogor, 26-28 September 1995. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Sutono dan A. Abdurachman. 1997. Pemanfaatan soil conditioner dalam upaya
merehabilitasi lahan terdegradasi. hlm. 107-122 dalam Prosiding
Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat: Makalah Review. Cisarua, Bogor, 4-6 Maret 1997. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
Suwardjo, H. 1981. Peranan Sisa-sisa Tanaman dalam Konservasi Tanah dan Air dalam Usaha Tani Tanaman Semusim. Disertasi Doktor. Fakultas Pasca Sarjana IPB. Bogor. Tidak dipublikasikan.
Suwardjo, H., A. Abdurachman, and S. Abujamin. 1989. The use of crop residu mulch to minimize tillage frequency. Pembrit. Penel. Tanah dan Pupuk 8: 31-37. Syamsiah, I., P. Wardana, Z. Arifin, A. M. Fagi. 1994. Embung. Kolam
Penampung Air Serbaguna. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
Tala’ohu, S. H., A. Abdurachman, dan H. Suwardjo. 1992. Pengaruh teras bangku,
teras gulud, slot mulsa Flemingia dan strip rumput terhadap erosi, hasil
tanaman dan ketahanan tanah Tropudult di Sitiung. hlm. 79-89 dalam
Prosiding Pertemuan Teknis Penelitian Tanah: Bidang Konservasi Tanah dan Air. Bogor, 22-24 Agustus 1989. Puslitbangtanak, Bogor.
Tala’ohu, S. H. 1998. Teknik Pemanenan Air ( Leaflet). Kelompok Kerja Penelitian dan Pengembangan. Sekretariat Tim Pengendali Bantuan Penghijauan dan Reboisasi Pusat.
Tala’ohu, S. H., F. Agus, Y. Soelaeman, dan Kartiwa. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Air dengan Teknologi Input Rendah. Laporan Akhir Tahun Anggaran 2001. Bagian Proyek Penelitian Sumber Daya Lahan dan Agroklimat dan Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisiaptif. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian (Tidak dipublikasikan). Tala’ohu, S. H., S. Sutono, dan Y. Soelaeman. 2003. Peningkatan produktivitas
lahan kering masam melalui penerapan teknologi konservasi tanah dan air.
hlm. 45-63dalam Prosiding Simposium Nasional Pendayagunaan Tanah
Masam: Buku II. Bandar Lampung, 29-30 September 2003. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Troeh, F. R., J. A. Hobs, and R. L. Donahue. 1991. Soil and Water Conservation. Prentice Hall, Inc. A Division of Simon & Schuster. Enggewood Cliffs, New Jersey.
Undang Kurnia. 1996. Kajian Metode Rehabilitasi Lahan untuk Meningkatkan dan Melestarikan Produktivitas Tanah. Disertasi Doktor. Program Pasca Sarjana IPB, Bogor.
Watung, R. L., T. Vadari, Sukristiyonubowo, Subiharta, and F. Agus. 2003. Managing Soil Erosion in Kaligarang Catchment of Java, Indonesia. Phase I Project Completion Report. International Water Management Institute (IWMI), Southeast Asia Regional Office, Bangkok. 38p.
Whitbread, A.M. 1995. Soil organic matter: Its fractionation and role in soil
structure. p. 124-130.InLefroy, R.D.B, G.J. Blair and E.T. Craswell (Eds.)
Soil Organic Matter Management for Sustainable Agriculture. ACIAR Proceedings No.56. Australian Centre for International Agricultural Research. Canberra.