• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sabiq Sayyid, Fiqih Sunnah 2, Terj. Nor Hasanuddin, Cet. I. Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006.

Nur Djaman, Fiqih Munakahat, Semarang : Toha Putra, 1993. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : 1998.

Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, cet. 3, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.

Ghazaly Abd. Rahman, Fiqih Munakahat “ Seri Buku Daras”, Jakarta: Prenada Media, 2003.

Muhammad Husein, Fiqih Perempuan Refleksi Kiai atas Wacana

Agama dan Gender, Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2001.

Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Juz 2, Semarang: Usaha Keluarga, 1990.

Rofiq Ahmad, Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

Ali Zainuddin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2006.

Rasjid Sulaiman, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994.

Mughniyah Muhammad Jawad, Fiqih Lima Mazhab “Ja’fari,

Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali”, Terj. Masykur A.B.,dkk, Fiqih Lima

Mazhab, Jakarta: Lentera, 2001.

Moleong Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.

Arikunto Suharsini, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Azwar Saifuddin, Metode Penelitian, Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

P. Joo Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Hadi Sutrisno, Metode Research cet. X, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1980.

Ali Zainudin, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009).

Suryabrata Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.

Departemen agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Atlas, 1998.

Al-jaziry Abdurahman, Al-Fiqh’ ala Madzahib al-arba’ah., juz 4. Fuad Muhammad, Fiqih Wanita, Tt: Lintas Media, 2007.

Az-Zuhaili Wahbah, Fiqih Islam Wa Adilatuhu Pernikahan,

Talak, Khuluk, Meng Illa,Istri, Li’an, Zhihar, Masa Iddah. Jakarta: Gema

Pasha Mustafa Kamal, Fikih Islam, Jogjakarta: Citra Karsa Mandiri, 2009.

Syarjaya Syibli, Tafsir Ayat-ayat Ahkam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Mughniyah, Muhammad Jawad Fiqih Lima Mazhab, Terj. Afif Muhammad, Jakarta: Lentera Basritama, 2001.

Al-Buhiy M. Labib, Hidup Berkembang secara Islam, Bandung : al-Ma’arif, 1983,

Aziz al-Jandul Said Abdul, Wanita di antara Fitrah, Hak dan

Kewajiban, Jakarta: Darul Haq, 2003.

Ahmad Idris, Fiqh Syafi’i: Fiqh Islam menurut Madzhab Syafi’i, Surabaya: Karya indah, 2002.

al-Zuhaily Wahbah, al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, Juz IX , Beirut Libanon: Dar al-Fikr, t.t,

Syarifuddin Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia antara

Fiqh Munakahat dan Undang-undang Perkawinan, Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2009.

Muchtar Kamal, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, Cet I, Jakarta: Bulan Bintang, 1974.

Daly Peunoh, Hukum Perkawinan Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1988.

Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Nomor

Ar-Rifa'i Muhammad Nasib, Tafsiru Al-Aliyyul Qadir Li Ikhtishari

Tafsir Ibnu Katsir. Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Drs.

Syihabuddin Jakarta:Gema Insani, 2007

Hamid Zahri, Pokok-Pokok Hukum Perkawinan Islam dan

Undang-Undang Perkawinan di Indonesia, Yogyakarta: Bina Cipta,

1978.

Daly Peunoh, Hukum Perkawinan Islam Suatu Studi Perbandingan

Dalam Kalangan ahlus-Sunnah dan Negara-Negara Islam, Jakarta:

Bulan Bintang, 1988.

Al-Maraghi Ahmad Mustafa, Tafsir Al-Maraghi, Juz II, Semarang : Toha Putra, 1984.

Rusyd Ibnu, Bidâyah al Mujtahid Wa Nihâyah al Muqtasid, Beirut: Dâr Al-Jiil, 1409 H/1989, Juz II.

Al-Imam Abi Abdullah Muhammad bin Idris Al-Syafi'i, Al-Umm, Juz V, Beirut Libanon: Dâr al-Kutub al-Ilmiah.

Hamid Zaid ibn Husain, Kamus Muyassar, Pekalongan: Raja Murah, 1982.

Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Bahder Johan Nasution, , Hukum Perdata Islam, Bandung: Mandar Maju, 1997.

Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermasa, 1984. Syahlani Hensyah, Penemuan dan Pemecahan masalah Hukum

Departemen Agama RI, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Agama Islam, 2000.

Rafiq Ahmad, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995.

UU Perkawinan No. 1 tahun 1974.

Djalill A. Basiq, Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta: Kencana Media Group, Cet. Ke-1, 2006.

Tim Penyusun PA Jepara, Sejarah Peradilan Agama Jepara, Jepara: PA Jepara, 1989.

Mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah

Syar’iyah, Jakarta: Sinar Grafika, Cet. Ke-1, 2009.

Rasyid Roihan A., Hukum Acara Peradilan Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

http://www.pa-jepara.go.id

Wawancara dengan Hakim Pengadilan Agama jepara Bapak Dr. H. Tahrir, M.H. pada tanggal 14 September 2017 pukul 10.00 WIB di Pengadilan Agama Jepara.

Pasal 4 huruf b UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Mustain, Wawancara, Jepara 12 Agustus 2017.

Harahap M. Yahya, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan,

Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan, cet. ke-6.

Suyuti Wildan, Sekitar Acara dan Hukum Perdata Agama,

Dilengkapi dengan Permasalahan dan Pemecahan, Edisi revisi, Jakarta:

Pusdiklat Mahkamah Agung RI, 2005.

Nava Indah Fatmawati, Wawancara dengan Mantan Istri

Hariyanto, Jepara, 16 Agustus 2017.

Pasal 41 huruf c Undang-Undang Nomor: 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Buku II, Pedoman Pelaksanakan Tugas dan Administrasi

Peradilan Agama, edisi revisi 2010, (Mahkamah Agung RI: Jakarta,

2010),

Putusan No. 499 K/Sip/1970, lihat Mahkamah Agung RI,

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 2010, Balitbang Diklat Kumdil

Mahkamah Agung RI, 2010.

Putusan Nomor: 184 K/AG/2009, tanggal 4 Agustus 2009, Varia

Peradilan, Majalah Hukum Tahun XXV No. 289 Desmber 2009,

Jakarta:IKAHI, 2009.

Kamil Ahmad, Kapita Selekta Hukum Perdata Agama dan

Penerapannya, Mahkamah Agung RI, Jakarta: 2005.

Mertokusumo Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, Edisi IV, Yogyakarta: Liberty, 1993.

Arto A. Mukti, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Wibowo Basuki Rekso, “Pembaruan Hukum yang Berwajah Keadilan”, Varia Peradilan, Majalah Hukum, Tahun XXVII No. 313 Desember 2011, Jakarta: IKAHI, 2011.

Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Naisaburi lebih dikenal Imam Muslim, Kitab Shahih Muslim, dari Ahmad bin Abdullah bin Yunus dari Zuhair dari Abu Zubair dari Al-Jabir binAbdullah Radhiyallahu’anhu, Kairo: Sya'bi, 1393 H/1973 M.

Shiddieqy TM. Hasby Ash., Sejarah Peradilan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1970.

Subulussalam Ashshon’any, , Syarakh Bulughul Maram min Jami’il Adillatil Akhkam karya Ibnu Hajar Al-Asqalany, Juz III, Mesir:

Darul Ulum, 1958.

Syahrani, Riduan Buku Materi Dasar Hukum Acara Perdata, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000.

Sastroatmodjo Arso dan A. Wasit Aulawi, Hukum Perkawinan di

Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 2002.

Kompilasi Hukum Islam (edisi revisi 2012), Bandung: CV. Nuansa

Auliya.

Nasution Khoiruddin , Tentang Wanita, cet .1, Yogyakarta: Tazaffa+Academia, 2002.

Damis Harijah, Menguak Hak-Hak Wanita, Palopo: Two.F Publisher, 2009.

Dengar redaksi yang sama lihat Pasal 4 Undang-Undang Nomor: 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Lihat pula Pasal 119 HIR/143 RBg dan Pasal 132 HIR/156 RBg.

PEDOMAN WAWANCARA

Tidak Adanya Mahar Hingga Putusan Perceraian Ba’da Dukhul (Analisis Putusan PA Jepara Nomor 1130/PDT.G/2016/PA.Jepr.)

Kepada: Hakim Pengadilan Agama Jepara Bapak Drs. H. Tahrir, M.H. 1. Pada perkara cerai talak, istri memiliki hak-hak terhadap talak yang

dijatuhkan oleh mantan suaminya seperti mut’ah dan nafkah iddah. Apakah hak-hak tersebut secara otomatis dapat dimiliki oleh mantan istri tanpa mengajukan gugatan rekonvensi?

Ya istri dapat memiliki mut’ah dan nafkah iddah tanpa mengajukan gugatan rekonvensi karena hakim secara ex-officio dapat menentukan mut’ah dan nafkah iddah tersebut sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 41 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 149 ayat (1) dan (2) Kompilasi Hukum Islam yang menjelaskan bahwa ketika suami menjatuhkan talak, maka istri berhak mendapatkan mut’ah dan nafkah iddah kecuali istri qabla dukhul dan nusyuz.

2. Apakah ada syarat tertentu agar istri dapat memiliki hak- haknya atas talak yang dijatuhkan mantan suami?

Iya ada. Syarat istri untuk dapat memiliki haknya adalah istri tidak nusyuz dan qabla dukhul sebagaimana yang tercantum dalam KHI dan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

3. Pada kasus perceraian Nomor 1130/PDT.G/2016/PA.Jepr., Mengapa Bapak tidak memberikan putusan penetapan mahar kepada mantan isteri?

Pada kasus ini, istri telah terbukti melakukan nusyuz dengan keterangan saksi yang dihadirkan di persidangan, pertimbangan lain yang memperkuat nusyuz ialah, istri tidak hadir di persidangan tanpa mewakilkan kepada kuasa hukumnya. Oleh sebab itu pula hakim memutus dengan putusan verstek.

4. Apa landasan Bapak hakim memutus dengan putusan verstek?

Karena termohon tidak hadir walaupun sudah dipanggil dan telah dilakukan upaya penyebaran informasi.

Jepara, 14 September 2017

Interviewer Interviewee

Deny Irawan Dr. H. Tahrir,

DAFTAR RIWAYAR HIDUP

NAMA : DENY IRAWAN

NIM : 132111051

TEMPAT TANGGAL LAHIR : JEPARA 06 JANUARI 1995 FAKULTAS/JURUSAN :SYARI’AH DAN HUKUM

ALAMAT : DESA KRIYAN RT 14 RW 03

KECAMATAN KALINYAMAT

KABUPATEN JEPARA

NO TELP : 081327787754

AGAMA : ISLAM

JENIS KELAMIN ;LAKI-LAKI

Menerangkan dengan sesungguhnya riwayat pendidikan formal Jenjang pendidikan

1. SDN 01 kriyan tahun lulus 2006

2. Smp islam sulatan agung 03 kriyan tahun lulus 2009 3. Sma islam sultan agung 02 kriyn tahun lulus 2013 4. S-1 jurusan ahwal al syahsiyah fakultas syariah dan

hukum walisongo semarang

5. Demikian riwayat hidup ini sya buat dengan sebenar benar nya untuk bisa digunakan sebagaimana semestinya

Semarang 23 Januari 2018

DENY IRAWAN NIM :132111051

Dokumen terkait