• Tidak ada hasil yang ditemukan

Halaman 1 Persyaratan pengkelasan mutu buah manggis SNI... 4 2 Nilai kekerasan, total padatan terlarut, rata-rata berat dan

rata-rata diameter buah manggis pada berbagai umur petik... 4 3 Data kekerasan kulit buah manggis...…….... 36 4 Data kerusakan pada kulit buah manggis dalam Voltase...…. 37 5 Data pengujian bentuk gelombang ultrasonik... 39 6 Data pengujian penentuan sudut tumpah buah manggis……….. 42 7 Data pengujian program dengan simulasi……….………... 49 8 Data hasil pengujian Ring yang sudah ditempelin

Strain gauge dengan menggunakan alat Penetrometer... 56 9 Beberapa nilai specific acoustic impedannce dari Material... 56

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Bentuk bunga, buah muda, buah siap panen dan buah manggis siap

dikonsumsi... 3 2 Kerusakan bagian dalam buah manggis, (a) gummosis,

(b) transluscent, dan (c) decay.………….………... 3 3 Skema perekaman obyek manggis ke dalam citra digital...…….... 6 4 Tampilan program setelah dijalankan ..……….………….. 7 5 Manggis hasil thesholding... 8 6 Instrumen pengukuran gelombang ultrasonik untuk manggis……... 9 7 Posisi sample dan tranduser saat pengukuran gelombang ultrasonik.. 9 8 Menentukan variabel Δt dari persamaan kecepatan rambat dan

variabel Am dari persamaan koefisien atenuasi..……….. …………. 10 9 Arsitektur JSTuntuk pemutuan manggis………... ……….. 12 10 Sistem kontrol loop tertutup....………. 13 11 Diagram kontrol loop tertutup berdasarkan ON/OF..………... 13 12 Mesin sortasi buah manggis………….……… 16 13 Motor listrik dan reducer yang dipilih. 17 14 (a) Transmisi sabuk gilir penggerak reducer

(b) Transmisi sabuk gilir penggerak konveyor...…………... 17 15 Poros dan pasak hasil rancangan... 18 16 (a) Poros dan sproket transportasi

(b) Penguat tegangan rantai... 18 17 Unit pengolahan citra... 19 18 Unit ultrasonic... 20 19 Skema sistem kerja mesin sortasi otomatis untuk buah manggis... 21 20 (a) Unit sensor posisi objek

(b) Rangkaian elektronik sensor posisi objek... 22 21 (a) Rangkaian elektronik untuk relay ON/OFF

Halaman 22 Ring yang telah dipasang strain gauge sebagai sistem

kontrol ON/OFF motor stepper... 24 23 Skema pengujian kekerasan buah manggis... 25 24 Skema pengujian penekanan kulit buah manggis dalam Voltase... 26 25 Skema pengujian penekanan ring yang dipasang strain gauge... 27 26 Skema pengujian gelombang ultrasonik untuk menentukan bahan

dudukan tranduser... 27 27 Rancangan aktuator penumpahan buah manggis... 28 28 Mangkuk tempat dudukan buah manggis... 29 29 Skema pengujian sudut tumpah mangkuk buah manggis... 30 30 Tahapan pelaksanaan penelitian... 31 31 Sistem kontrol lup tertutup untuk mesin sortasi otomatis... 32 32 Rangkaian elektronik untuk ON/OFF motor DC, motor stepper,

solenoid mutu super dan solenoid mutu satu... 33 33 Sistem kontrol perputaran koveyor rantai... 33 34 Sistem kontrol ON/OFF motor stepper... 34 35 Skema sistem kontrol unit image processing... 35 36 Grafik hubungan gaya tekan (kgf) dengan tegangan (volt)... 38 37 (a) Gelombang ultrasonik untuk material kayu dan karet

(b)Gelombang ultrasonik untuk material stainless steel... 39 38 Sistem aktuator penumpahan buah manggis... 41 39 Diagram alir sistem kontrol mesin sortasi otomatis... 45 40 Tampilan program Microsoft Visual Basic 6.0....... 46

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Sampel buah manggis yang digunakan dalam penelitian... 54 2 LEDInfrared, Kamera CCD,Ring dan Strain gauge,

Solenoid DC12V, Penetrometer, dan Interface PCL-812PG... 55 3 Tabel 8 Data hasil pengujian Ring yang sudah ditempelin Strain

gauge dengan menggunakan alat Penetrometer dan Tabel 9

Beberapa nilai specific acoustic impedannce dari Material... 56 4 Komponen peralatan pengukur gelombang ultrasonik dan

skema rangkaian komponen ultrasonik tester... 57 5 Listing program Microsoft Visual Basic 6.0 untuk pengendalian

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manggis merupakan tanaman asli Indonesia dengan sentra produksi adalah Jawa Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa, Tasikmalaya), Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Bali, NTT, NTB, Maluku, dan Papua. Permintaan pasar dunia untuk buah manggis cukup besar. Ekspor buah manggis Indonesia terus meningkat, yaitu pada tahun 1996 berjumlah 1980 ton dengan nilai $US 1.52 juta, tahun 2003 meningkat menjadi 9300 ton dengan nilai $US 9.31 juta. Luas panen dan produksi manggis Indonesia juga terus meningkat, yaitu tahun 2000 luas panen 5192 ha dengan produksi sebesar 26400 ton, tahun 2003 luas panen meningkat menjadi 9534 ha dengan produksi sebesar 79073 ton (Ditjen Hortikultura 2004).

Dari data tersebut ternyata nilai ekspor masih dibawah 15% dari total produksi buah manggis Indonesia. Kecilnya nilai ekspor disebabkan sering terjadinya penolakan buah manggis Indonesia karena mutu yang tidak terjamin. Penyortiran buah manggis Indonesia masih dilakukan secara manual dan visual, faktor kelelahan dan keragaman visual manusia menyebabkan hasil evaluasi sering tidak seragam. Untuk jaminan mutu bagian dalam dari buah manggis sampai saat ini belum dapat dilakukan. Harga buah manggis di pasar dunia berkisar antara Rp. 10000/kg hingga Rp. 25000/kg bahkan di negara Saudi Arabia harganya dapat mencapai Rp. 100000/kg hingga Rp. 150000/kg, sementara di pasar lokal antara Rp. 5000/kg dan Rp. 8000/kg.

Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan mesin sortasi yang mampu melakukan penyortiran mutu buah manggis berdasarkan pemeriksaan baik mutu bagian luar maupun bagian dalam. Teknologi yang dapat digunakan untuk menentukan mutu luar dari buah manggis adalah teknik pengolahan citra (image processing). Teknologi gelombang ultrasonik digunakan untuk pemutuan bagian dalam seperti; mendeteksi getah kuning (gummosis), daging buah berwarna bening dan mengeras (transluscent), serta kebusukan (decay).

Penelitian untuk “Pengembangan Mesin Sortasi Manggis Otomatis Berbasis Teknik Pemeriksaan secara Nondestruktif dan Jaringan Saraf Tiruan” merupakan penelitian berkelanjutan. Pada penelitian lanjutan ini dilakukan integrasi

perangkat lunak dan perangkat keras dengan judul ”Rancang Bangun Sistem Kontrol Mesin Sortasi Otomatis untuk Buah Manggis”.

Penelitian sebelumnya telah menghasilkan beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut; parameter pengolahan citra area, indeks warna Green

dan Blue, tekstur untuk fitur energi dan fitur kontras dapat digunakan untuk menentukan mutu dan tingkat ketuaan manggis dengan bantuan jaringan syaraf tiruan (Sandra 2005). Untuk sistem pengukuran gelombang ultrasonic, frekuensi gelombang ultrasonik yang digunakan adalah 50 kHz. Sistem tersebut terdiri dari bagian transmitter, receiver, tranduser, digital osiloskop, komputer, dan dudukan. Sistem pengukuran ini bisa diaplikasikan pada buah manggis dengan pengujian medium udara sebagai medium standar (Juansah 2005). Kecepatan rambat gelombang ultrasonik dapat digunakan dalam pendugaan kerusakan bagian dalam buah manggis. Manggis yang mengalami rusak bagian dalamnya mempunyai kecepatan gelombang ultrasonik yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan manggis yang mutunya bagus. Kecepatan rambat gelombang pada manggis tidak rusak dari 0.1152 mm/µs hingga 0.1339 mm/µs dan pada manggis rusak dari 0.1339 mm/µs hingga 0.1536 mm/µs (Nasution 2006).

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem kontrol mesin sortasi untuk buah manggis. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini antara lain adalah:

1 Merancang dan membuat sistem kontrol perputaran konveyor rantai.

2 Merancang dan membuat sistem kontrol penghentian konveyor untuk mengambil data mutu luar dan mutu dalam dari buah manggis.

3 Merancang dan membuat sistem aktuator mesin sortasi yang meliputi aktuator pengendali motor stepper dan aktuator penumpahan buah manggis.

4. Membuat program komputer untuk sistem pengendalian mesin sortasi buah manggis.

TINJAUAN PUSTAKA

Manggis

Manggis (Garcinia mangostana) merupakan tanaman asli Indonesia. Kulit buah yang belum matang berwarna hijau kekuningan, jika matang berwarna

merah ungu. Bentuk buah manggis bulat, diameter ≤ 8 cm, berat buah 80 - 130 gram, dan tebal kulit buah 6 - 10 mm (Gambar 1). Isi buahnya lembut

berwarna putih bersih, rasanya eksotik (rasa manis berpadu dengan rasa asam dan sedikit sepat), pada setiap buah terdapat 4 - 7 pasi. Ukuran setiap pasi dalam buah yang sama tidak sama besar, pasi yang besar bijinya berbentuk pipih berwarna coklat kehitaman, sementara pasi yang berukuran kecil biasanya tidak berbiji.

Gambar 1 Bentuk bunga, buah muda, buah siap panen dan buah manggis siap dikonsumsi (Nasution 2006).

Kerusakan bagian dalam buah manggis yang sering ditemukan adalah getah kuning (gummosis), daging buah berwarna bening dan mengeras (transluscent), serta kebusukan (decay). Getah kuning merupakan penyakit utama buah manggis, buah yang terkena penyakit ini arilnya mengandung getah berwarna kuning sehingga rasa daging buahnya menjadi pahit (Gambar 2).

Gambar 2 Kerusakan bagian dalam buah manggis (a) gummosis, (b) transluscent dan (c) decay (Nasution 2006).

Tabel 1 berikut merinci persyaratan minimum kelas Mutu Super, Mutu I, dan Mutu II (SNI 01-3211-1992) :

Tabel 1 Persyaratan pengkelasan mutu buah manggis SNI *)

Persyaratan Jenis Uji

Mutu Super Mutu I Mutu II

Keseragaman seragam seragam seragam

Diameter buah > 65 mm 55 – 65 mm < 55 mm

Tingkat kesegaran segar segar segar

Warna kulit hijau kemerahan –

merah muda mengkilat

hijau kemerahan – merah muda mengkilat

hijau mengkilat

Buah cacat / busuk 0 % 0 % 0 %

Tangkai / kelopak utuh utuh Utuh

Kadar kotoran 0 % 0 % 0 %

Serangga hidup / mati tidak ada tidak ada tidak ada

Warna daging buah putih bersih khas

manggis

putih bersih khas manggis

putih bersih khas manggis

*) Sumber: Dewan Standar Nasional (1992)

Umur petik buah manggis didasarkan pada umur petik yang biasa dilakukan oleh petani, yaitu berdasarkan ciri warna kulit buah manggis (berwarna hijau penuh hingga ungu kehitaman umur 90, 100, 110, 114 dan 126 hari setelah bunga mekar), masing-masing sebanyak 40, 20, 49, 39 dan 40 buah.

Nurhasanah (2005) menyatakan bahwa penentuan tingkat ketuaan dan kematangan manggis melalui pengukuran standar kekerasan buah dan total padatan terlarut (TPT) yang diukur secara langsung dapat digunakan sebagai parameter pembeda umur petik buah manggis (Tabel 2). Data kekerasan dan total padatan terlarut (TPT) untuk umur petik 90 hari dapat dikelompokkan kedalam kelompok umur muda, sedangkan untuk umur petik 100 hari, 110 hari, 114 hari dan 126 hari dapat dikelompokkan kedalam kelompok umur tua.

Tabel 2 Nilai kekerasan, total padatan terlarut, rata-rata berat dan rata-rata diameter buah manggis pada berbagai umur petik

Umur Petik setelah bunga mekar (hari) Kekerasan Kulit Buah (kgf) Total Padatan Terlarut (OBrix) Rata-rata Berat (gram) Rata-rata Diameter (gram) 90 6.71 4.64 142.37 65.42 100 2.66 16.54 116.68 61.84 110 1.43 17.40 126.55 63.07 114 0.92 17.39 127.11 63.26 126 0.92 18.40 123.98 62.25

Teknik Pengolahan Citra

Teknik pengolahan citra (image processing) adalah suatu teknologi yang dikembangkan untuk mendapatkan informasi dari image atau citra digital dengan cara memodifikasi bagian dari image yang diperlukan sehingga menghasil image

lain yang lebih informatif (Jain et al, 1995).

Pengolahan warna pada citra didasarkan kepada spektrum cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia yang menggunakan model warna RGB (Red, Green, Blue ). Model warna RGB dapat dinyatakan dalam bentuk indeks warna RGB. Untuk mendapatkan indeks warna RGB yaitu dengan menormalisasikan nilai R,G,B yang didapat dari pengolahan citra digital. Penormalan dilakukan dengan menghitung nilai r, g, b dengan persamaan (1-3).

R, G, B = nilai pembacaan pada berkas citra warna

r, g, b = nilai indeks warna merah, hijau, dan biru.

Untuk mengidentifikasi suatu objek yang telah direkam dengan kamera, tekstur merupakan salah satu karakteristik yang penting dari teknik pengolahan citra digital. Menurut Haralick et al.(1973) untuk menentukan tekstur diperlukan beberapa fitur ( 14 fitur).

Fitur energi berfungsi untuk mengukur kosentrasi pasangan grey level pada

matriksco-occurance. Energi dapat dihitung dengan persamaan:

i dan j = Sifat keabuan dari resolusi 2 piksel yang berdekatan

P (i,j) = Frekwensi relatif matrik dari resolusi 2 piksel yang berdekatan (1) B G R R r + + = (2) B G R G g + + = B G R B b + + = (3) (4)

= = = n i j m i j i p Energi (, ) 1

Fitur kontras berfungsi untuk mengukur perbedaan lokal dari hasil pengolahan citra, pada citra berukuran mxn. Persamaan fitur kontras adalah sebagai berikut:

Sandra (2005) menyatakan bahwa pengolahan citra dapat menduga tingkat kematangan buah manggis dengan bantuan jaringan syaraf tiruan berdasarkan parameter pengolahan citra area, indeks warna green dan blue, dan tekstur untuk fitur energi dan fitur kontras. Parameter pengukuran teknik pengolahan citra pada buah manggis yang telah dilakukan adalah indeks warna red, green dan blue, tekstur untuk fitur energi, kontras, homogenitas, dan entropi, serta pengukuran luas area.

Citra manggis dalam berbagai tingkatan kelas mutu diambil dengan menggunakan kamera CCD. Pengambilan citra untuk indek kematangan dilakukan sebanyak 3 kali. Untuk menentukan jumlah kelopak buah manggis diletakkan di atas kain hitam sebagai latar belakang, dan indek kematangan latar belakangnya putih, ukuran latar belakang yang ditangkap lensa 15.5 x 11.5 cm. Jarak antara kamera dengan latar belakang kurang lebih 23.5 cm. Intensitas reflektans dari buah manggis ditangkap sensor kamera CCD melalui lensa dan ditampilkan di monitor komputer yang dihubungkan dengan sensor kamera. Citra buah manggis direkam dan disimpan secara otomatis dengan ukuran 256X192 piksel. Skema perekaman objek manggis ke dalam citra digital pada penelitian tahap pertama diperlihatkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Skema perekaman obyek manggis ke dalam citra digital.

Obyek/manggis

Algoritma pengolahan citra Kartu konversi A/D Memori Citra

Kartu penangkap citra

PC Kamera Lampu (5)

( )

i j p

( )

i j Kontras n i j m i , , 2 1

= = =

Identifikasi ketuaan dan kematangan manggis dengan metode pengolahan citra dilakukan secara langsung yaitu pengambilan citra dilakukan secara real time

(tanpa perlu menyimpannya terlebih dahulu). Langkah pertama adalah mengaktifkan program pengolahan citra dalam bahasa C yang telah dicompile dan dibuat file aplikasinya dalam format exe. Setelah program aplikasi dijalankan, muncul 3 layar (Gambar 4). Layar besar untuk pengisian nama file menyimpan citra, menyimpan data hasil pengolahan dalam format txt dan untuk tampilan data hasil pengolahan citra. Dua layar kecil lainnya untuk menampilkan citra asli dan citra hasil binerisasi.

Gambar 4 Tampilan program setelah dijalankan (Sandra 2005).

Pengukuran luas area dilakukan dengan terlebih dahulu mengubah citra warna menjadi citra biner untuk membedakan obyek dan latar belakang melalui proses thresholding dengan nilai threshold tertentu. Dimana objek berwarna putih dan latar belakang berwarna hitam. Kemudian dilakukan proses labelling untuk menemukan obyek dengan luas area terbesar, untuk selanjutnya menentukan titik pusat objek dan melakukan perhitungan luas area dengan cara menghitung jumlah

pixel warna putih (obyek), seperti Gambar 5. luas area merupakan banyaknya

pixel milik buah manggis, dengan rumus

(6)

= = = n j m i y x O A 2 1 ) , (

A = luas area obyek

O = titik obyek dalam citra biner

x dan y = lokasi dalam array atau bidang citra

Gambar 5 Manggis Hasil Thresholding.

Penentuan diameter, ukur setiap panjang garis tengah yang tegak lurus pada tinggi buah manggis segar dari seluruh contoh uji dengan menggunakan alat pengukur diameter yang sesuai. Pisahkan sesuai dengan ketentuan penggolongan yang dinyatakan dalam standar yaitu >65 mm; 55-65 mm; <55 mm (Dewan Standar Nasional, 1992). Kemudian cari batasan nilai batas dari setiap mutu yaitu jumlah area dari buah manggis yang berukuran 65 mm dan jumlah area buah manggis yang berukuran 55 mm.

Teknik Gelombang ultrasonic

Gelombang ultrasonik bukan merupakan spektrum gelombang elektromagnetik tetapi merupakan gelombang akustik (suara) yang mempunyai frekuensi sangat tinggi untuk dideteksi oleh telinga manusia rata-rata. Berdasarkan frekwensinya gelombang akustik terbagi tiga jenis yaitu infrasonik memiliki frekwensi di bawah 20 Hz, audiosonik memiliki frekwensi 20 Hz - 20 kHz, dan ultrasonik memiliki frekuensi di atas 20 kHz. Batas atas frekuensi gelombang ultrasonik masih belum dapat ditentukan. Sifat gelombang ultrasonic

yang umum dipakai untuk menentukan sifat bahan atau medium adalah kecepatan rambat, koefisienatenuasi, dan power spectral density.

Pengukuran dengan menggunakan gelombang ultrasonik terdiri dari tiga metode, yaitu; Metode Resonansi, Metode Intensitas, dan Metode Waktu Tempuh Ketiga metode ini dipilih berdasarkan pada jenis pengujian, karekteristik sampel uji, dan jenis transduser yang digunakan. Pengukuran dengan metoda intensitas didasarkan atas banyaknya berkas intensitas gelombang ultrasonik yang dikirim oleh transmitter yang dapat diterima oleh receiver setelah melewati medium.

Juansah (2005) menyatakan bahwa dari sistem integrasi dan komunikasi data untuk buah manggis dengan gelombang ultrasonic serta integrasi peralatan yang terdiri dari ultrasonic tester, ultrasonic tranduser, dudukan manggis, osikoskop digital dan komputer telah berhasil dilakukan proses pengukuran gelombang ultrasonic dengan frekuensi 50 kHz dengan medium penjalaran udara dan buah manggis (Gambar 6). Komunikasi datanya bisa diambil dari software osiloscope berupah bentuk file excel atau text, yang disertai grafik pulsanya

Gambar 6 Instrumen pengukuran gelombang ultrasonic

untuk manggis (Nasution 2006).

Nasution (2006) menyatakan bahwa dari ketiga karakteristik gelombang ultrasonik (kecepatan rambat, atenuasi, dan power spectral density), hanya kecepatan rambat gelombang ultrasonik yang dapat memprediksi kerusakan bagian dalam buah manggis. Manggis yang mengalami rusak bagian dalamnya mempunyai kecepatan gelombang ultrasonik yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan manggis yang mutunya bagus. kecepatan rambat gelombang manggis tidak rusak dari 0.1152 mm/µs hingga 0.1339 mm/µs dan pada manggis rusak dari 0.1339 mm/µs hingga 0.1536 mm/µs.

Pengukuran karakteristik gelombang ultrasonik dilakukan dengan 4 kali ulangan dimana kedua tranduser ultrasonik terletak pada posisi garis tengah buah manggis (Gambar 7). Nilai karakteristik gelombang ultrasonik pada sampel satu buah manggis merupakan nilai rata-rata dari 4 kali ulangan yang dilakukan.

Kurva pada Gambar 8 memperlihatkan bentuk gelombang ultrasonik yang merambat pada salah satu sampel buah manggis, yaitu gambaran fluktuasi perubahan tegangan selama perambatan. Besarnya Δt (waktu rambat gelombang ultrasonik dalam detik) dan Am0/Am1 (amplitudo awal/amplitudo akhir dalam mV) yang masing-masing merupakan kecepatan variabel yang menentukan besarnya kecepatan rambat (c dalam m/s) dan koefsien atenuasi (α dalam Np/m) gelombang ultrasonik ditentukan melalui kurva tersebut. Kurva tersebut dibentuk dari data yang direkam dan ditransfer ke dalam softwear excel.

Asumsi yang diambil dalam menentukan nilai variabel Δt persamaan kecepatan rambat gelombang ultrasonik adalah besarnya waktu sejak terbentuknya hingga terjadinya perubahan nyata dari bentuk sinyal seperti terlihat pada kurva Gambar 8. Bentuk persamaan kecepatan rambat gelombang ultrasonik adalah :

Dimana x adalah tebal bahan atau diameter bahan dalam satuan mm. Setiap buah manggis mempunyai referensi sendiri.

Gambar 8 Menentukan variabel Δt dari persamaan kecepatan rambat dan variabel Am dari persamaan koefisien atenuasi (Nasution 2006).

(7)

(

)

t x t t x c Δ = − = 0 1

Sistem Kecerdasan Buatan untuk Sortasi dan Pemutuan

Sistem Jaringan Syaraf Tiruan merupakan salah satu metode sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence). JST yang merupakan soft computing

dari sistem kecerdasan buatan yang akan dibangun menggunakan data hasil pengukuran gelombang ultrasonik dan image processing sebagai masukan dan akan mengolahnya dengan keluaran berupa mutu buah manggis dan tingkat ketuaan buah.

Pembelajaran sistem kecerdasan buatan yang dikembangkan menggunakan metoda Jaringan Syaraf Tiruan. Struktur pemodelan JST menggunakan Multi

Layer Neural Network. Pelatihan model menggunakan algoritma

backpropagation, sebelum melakukan pelatihan perlu menentukan nilai-nilai

parameter konstanta momentum dan parameter konstanta fungsi sigmoid

dengan cara mencoba-coba (trial and error), nilai yang dipilih antara 0 sampai 0.9. Keseluruhan proses dilakukan pada setiap contoh dan setiap iterasi sampai sistem mencapai keadaan optimum. Iterasi tersebut mencakup pemberian contoh pasangan input dan output, perhitungan nilai aktivasi dan perubahan nilai pembobot.

Data pada JST dibagi dalam dua bagian yaitu data uji training (pelatihan) dan validasi. Kinerja jaringan dapat dinilai berdasarkan nilai RMSE (root mean

square error), semakin rendah nilai RMSE maka semakin bagus kinerja dari

jaringan. Untuk mendapatkan nilai RMS Error dengan persamaan berikut:

p = nilai prediksi Jaringan Syaraf Tiruan a = nilai aktual yang diberikan

n = jumlah contoh pada data validasi

Validasi dilakukan sebagai proses pengujian kinerja Jaringan Syaraf Tiruan terhadap contoh yang diberikan selama proses training. Pada proses Validasi, setelah model diberikan pelatihan dengan data pelatihan, model diuji dengan data yang lain, ini dimaksudkan sejauh mana model dapat memprediksi nilai-nilai

− = n n a p RMSError 2 ) ( (8)

keluaran dari nila-nilai masukan yang diberikan pada JST. Persentase validasi model dirumuskan dengan persamaan

% 100 (%) X B A Validasi ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ =

A = Jumlah data hasil pendugaan yang sama dengan target. B = Jumlah data target

Masukan JST yang digunakan adalah hasil pengolahan citra dan gelombang ultrasonik yang bisa digunakan untuk mendeteksi pemutuan. yang selama ini dilakukan oleh eksportir. Sortasi dan pemutuan buah manggis yang dilakukan oleh eksportir antara lain diameter, warna kulit persyaratan ini diharapkan bisa dideteksi dengan menggunakan teknik pengolahan citra digital dimana diameter dideteksi dengan luas area, warna dengan indek warna (g.b) dan tekstur (energi, kontras) kemudian persyaratan mutu yang tak kalah pentingnya yang belum dilakukan oleh eksportir dan tidak masuk kedalam prasyarat SNI adalah keadaan daging buah (pemutuan bagian dalam buah manggis). Untuk mendeteksi keadaan daging buah menurut hasil penelitian Nasution (2006) dengan menggunakan kecepatan rambat gelombang ultrasonik. Jadi ada enam masukan JST masing- masing area, r, g, energi, kontras dan kecepatan.

Gambar 9 Arsitektur JST untuk pemutuan manggis. Input Lapisan terselubung Output

Area g b Energi Kontras Kecepatan Output 1 Output 2 Output 3

Sedangkan target keluaran untuk penentuan mutu berupa bilangan biner yang berbentuk vektor untuk mutu super (1,0,0); mutu satu (0,1,0); apkir (0,0,1), arsitekturnya seperti Gambar 9. Tingkat keberhasilan uji training (pelatihan) Jaringan Saraf Tiruan yang dibuat adalah 98.89 % dan hasil uji validasi yang dilakukan sebagai proses pengujian kinerja Jaringan Syaraf Tiruan terhadap contoh yang diberikan selama proses training adalah 93. 94 % (Sandra 2005).

Kontrol Lup Tertutup

Sistem kontrol lup tertutup (closed-loop control system) adalah sistem kontrol yang sinyal keluaranya mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengontrolan. Sinyal kesalahan penggerak, yang merupakan selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan balik, diumpankan ke kontroler untuk memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran sistem mendekati harga yang diinginkan. Gambar 10 menunjukkan hubungan masukan-keluaran dari sistem kontrol lup tertutup (Ogata 1985).

Gambar 10 Sistem kontrol loop tertutup.

Sistem kontrol ON/OFF adalah kontrol yang paling sederhana. Input sensor dan sinyal output pada aktuator dinyatakan hanya dalam dua keadaan yaitu

ON/OFF atau logika 1 dan 0. Terdapat berbagai aktuator dasar yang beroperasi cukup dengan kemudi ON/OFF ini misalnya solenoid, relay untuk mengemudi arus besar, sistem alarm seperti LED, dan sebagainya. Gambar 11 berikut mengilustrasikan diagram kontrol loop tertutup berdasarkan ON/OFF (Pitowarno 2006).

Gambar 11 Diagram kontrol loop tertutup berdasarkan ON/OF. +

I/O Kontroler I/O I/O

ON/OFF Robot

I/O

Masukan Keluaran

Kontrolel Plant atau

proses Elemen

ukur +

Input ON/OFF bekerja dalam dua keadaan yaitu ON atau OFF (I/O)

berdasarkan level tegangan TTL (Transistor-Transistor Logic) 5V untuk logika 1 dan 0V untuk logika 0. Dalam rangkaian yang sebenarnya tegangan logika terukur tidak selalu 5 V atau 0 V. Untuk sistem rangkaian dengan Vcc +5V dengan semua

komponen IC berorientasi CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor),

Dokumen terkait