Organisasi berasal dari bahasa Yunani “orgon” dan bahasa lainnya “organum” berarti alat bagian anggota atau badan. Menurut istilah organisasi adalah sebagai suatu ikatan kerja sama manusia untuk mencapai
tujuan bersama.48 Menurut Herbert A. Simon sebagaimana dikutip oleh Sutarto “Organization is the complex pattern of communication and other
relations in a group of human being” (organisasi adalah pola komunikasi
yang kompleks dan hubungan-hubungan lain didalam suatu kelompok manusia).49
Berdasarkan pengertian di atas maka organisasi atau pengorganisa-sian dakwah dapat dikatakan sebagai suatu tindakan menghubungkan aktifitas-aktifitas dakwah secara efektif dalam wujud kerja sama di antara para da’i. Ma ka perlu adanya pembagian tugas secara tepat sesuai dengan program-program yang akan dikelola.
Menurut Abdul Rosyad Shaleh, pengorganisasian dakwah dapat dirumuskan sebagai rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha dakwah dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara satuan-satuan organisasi atau petugasnya.50
Di dalam pengorganisasian dakwah, pekerjaan yang paling penting untuk dilakukan oleh seorang kader dakwah dalam kesatuan tertentu adalah saling menyusun dan menetapkan jalinan kerja sama. Paling tidak
48 Muhtar Setiadi, Studi Analisis Tentang Penerapan Manageman Dakwah Organisasi
NU dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Islam di Daerah Kabupaten Boyolali, Skripsi
Sarjana, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 1997, hlm. 46
49 Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1978. hlm. 29
terdapat empat komponen dasar yang harus dikerjakan dalam pengorganisasian dakwah, yaitu :
a. Membagi-bagi dan menggolong-golongkan tindakan-tindakan dakwah dalam kesatuan-kesatuan tertentu.
b. Menentukan dan merumuskan tugas dari masing-masing kesatuan, serta menempatkan pelaksana atau (da’i) untuk melakukan tugas tersebut.
c. Memberikan wewenang kepada masing-masing pelaksana. d. Menetapkan jalinan hubungan.51
Dengan empat langkah dalam rangka pengorganisasian tersebut, maka akan tersusun suatu pola atau bentuk kerjasama dakwah, dimana masing-masing orang yang mendukung usaha kerjasama itu mengetahui pekerjaan apa yang harus dilaksanakan, sampai sejauh mana wewenang masing-masing serta jalinan hubungan antara satu dengan yang lain dalam rangka usaha kerja sama itu. Pola atau bentuk kerja sama sebagai hasil dari proses pengorganisasian tersebut disebut organisasi.
b. Dakwah NU Pasca Khittah 1926
Yang dimaksud NU kembali ke khittah 1926 adalah kembalinya eksistensi NU dari organisai politik kedalam bentuk asal (organisasi sosial kemasyakarakatan) keagamaan. Dengan kata lain NU menghentikan segala aktivitas politik praktis dan kembali menggalakkan kegiatan sosial, pendidikan dan dakwah.
Adapun tujuan perjuangan NU untuk masing-masing tugas utama tersebut di atas adalah salah satunya adalah bidang dakwah sebagaimana dijelaskan bahwa dalam bidang dakwah NU, pelaksanaan dakwah makin hari makin terasa penting untuk dikelola dengan teknik penyampaian risalah secara teratur, sistematik, dan baik. pelaksanaan tugas dakwah dilakukan dengan prinsip : lemah lembut, lapang dada, pemaaf, do’a dan tawakal.52
Sebagai jamiyyah, tugas lain NU adalah memberikan panduan dan bimbingan agar perubahan kebutuhan maupun cara dalam memecahkan kebutuhan tersebut, tidak mengakibatkan goncangang pada moral masyarakat dengan terus melakukan pembinaan akhlaqul karimah dengan demikian NU disatu pihak terus melakukan perbaikan dan perubahan dalam melakukan amal bakti dan khitmatnya kepada umat dan Bangsa, dipihak lain NU terus berusaha agar menjaga masyarakat berpegang teguh pada sifat dan sikap yang mencerminkan akhlak karimah yang bersumber dari ajaran Islam.
Sedangkan dalam salah satu pasal pada anggaran Dasar NU disebutkan bahwa tujuan NU adalah berlakunya ajaran Islam yang berhaluan ahlussunah wal jamaah dan mengikuti salah satu dari empat mazhab ditengah-tengah kehidupan, didalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan undang undang dasar 1945.
Adapun tujuan yang bersifat keagamaan maupun kemasyarakatan. Sebagaimana didalam Ikhtiar-ikhtiar NU sebagai berikut :
1. Peningkatan silaturrahim/komunikasi/interrelasi antar ulama. (Dalam statoetan Nahdlatul Ulama 1926 disebutkan mengadakan perhubungan diantara ulama-ulama yang bermadzhab)
2. Peningkatan kegiatan di bidang keilmuan/pengkajian pendidikan (dalam statoeten Nahdlatul Ulama 1926 disebutkan memeriksa kitab-kitab sebelumnya dipakai untuk mengajar supaya diketahui apaka itu dari pada kitab-kitab yang ahli sunnah wal jama’ah atau kitab-kitab ahli bid’ah, memperbanyak madrasah-madrasah yang berdasar agama Islam)
3. Peningkatan kegiatan penyiaran Islam, pembangunan sarana-sarana peribadatan dan pelayanan sosial. (dalam statoeten Nahdlatul Ulama 1926 disebutkan : menyiarkan agama Islam dengan jalan apa saja yang halal, memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan masjid-masjid, sueraoe-sueraoe, pondok-pondok, begitu juga dengan hal ihwalnya anak-anak yatim, dan orang-orang yang fakir miskin)
4. Peningkatan taraf dan kualitas hidup masyarakat melalui kegiatan yang terarah (dalam statoeten Nahdlatul Ulama 1926 disebutkan : mendirikan badan-badan untuk memajukan urusan pertanian, perniagaan dan perusahaan yang tiada dilarang oleh syara’ agama Islam).53
Kegiatan-kegiatan yang dipilih oleh Nahdlatul Ulama pada awal berdiri dan khidmahnya menunjukan pandangan dasar yang peka terhadap pentingnya terus-menerus berhubungan dan komunikasi antar para Ulama sebagai pemimpin masyarakat, serta adanya keprihatinan atas nasib manusia yang terjerat oleh keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan. Sejak semula Nahdlatul Ulama melihat masalah ini sebagai bidang garapan yang harus dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan nyata.
Sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut diatas dilakukan adalah serangkaian iktiar yang diwujudkan dalam program dasar pengembangan NU. Adapun aktivitas atau realisasi program dasar pengembangan NU yaitu :
a. Kegiatan dakwah Islamiyah yang meliputi peningkatan silahturahmi antara para ulama, pelestarian majelis-majelis pengajian, dan pengkajian pada berbagai permasalahan keagamaan yang sedang berkembang. Juga aktivitas perluasan kiprah dakwah, pembaruan, metode dakwah, penerbitan literatur dan media dakwah serta melakukan koordinasi kepada para mubaligh atau da'i.
b. Kegiatan pendidikan dan pengajaran yang meliputi berbagai aspek kegiatan pendidikan. Baik dalam bentuk pindidikan formal maupun pendidikan informal. Baik pendidikan di bidang keagamaan, maupun pendidikan non keagamaan, serta pendidikan ketrampilan. Selain mendirikan pesantren dan madrasah, dalam menggelar pendidikan NU juga telah mendirikan berbagai macam sekolah lanjutan pertama,
sekolah lanjutan atas serta unversitas kesemua sekolah ini dikelolah oleh lembaga Ma'arif NU.
c. Kegiatan peningkatan mabarrat atau sosial ekonomi dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup warga NU serta meningkatkan taraf hidup Bangsa Indonesia secara makro. Aktivaitas yang dilakukan diantaranya menangani berbagai problem sosial , seperti memberi bantuan kepada kaum fakir miskin serta anak yatim piatu.54
54 Khorul Fathoni dan Muhammad Zen, NU PASCA KHITTAH Prospek Ukhuwah