• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahkamah Agung Republik IndonesiaSITI ROKHANAH, Tempat/Tgl lahir : Brebes, 28 Mei 1978, Jenis Kelamin :

DALAM EKSEPSI:

---Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat dalam jawabannya tertanggal 18 Juni 2014 pada persidangan tanggal 18 Juni 2014, telah menyampaikan eksepsi-eksepsi yang pada pokoknya mendalilkan hal-hal sebagai berikut :

---1. Kompetensi Absolut;

---64

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

• Bahwa Keputusan Tergugat Nomor 24/P/MKDKI/V/2013 tertanggal 23 April 2014 tentang Dugaan Pelanggaran Disiplin Kedokteran proses terhadap Saudara Benny Abidin, drg adalah hasil dari proses penegakan profesi kedokteran yaitu penegakan prinsip/ nilai-nilai standar keilmuan kedokteran. Keputusan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia tersebut diatas belum keputusan final tetapi hanya rekomendasi berupa sanksi pencabutan sementara Surat Tanda Registrasi Dokter; ---• Bahwa gugatan Penggugat pada hakekatnya mempersoalkan

Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi yang tidak lengkap atau tidak rinci. Gugatan Penggugat telah menguji secara materil Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi. Wewenang atau tempat pengujian secara materil suatu peraturan dibawah Undang-Undang adalah Mahkamah Agung RI, bukan Peradilan Tata Usaha Negara; ---• Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dan Pasal 77 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1996 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang diubah oleh Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 (selanjutnya disebut UU PTUN maka Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta secara absolut tidak berwenang mengadili sengketa atau gugatan

Halaman 65 dari 76 halaman. Putusan Nomor : 25/G/2014/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Penggugat;

---2. Dasar Gugatan Penggugat;

---• Bahwa sangatlah tidak tepat gugatan Penggugat masuk pada Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang mana bukan kewenangannya, karena produk Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia bukanlah produk administratif yang dikeluarkan oleh pejabat Tata Usaha Negara akan tetapi merupakan produk keputusan yang dikeluarkan oleh Penegak Keilmuan Kedokteran;---• Bahwa Keputusan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran

Indonesia Nomor 24/P/MKDKI/V/2013 tertanggal 23 April 2014 tentang Dugaan Pelanggaran Disiplin Kedokteran terhadap Saudara Benny Abidin, drg adalah hasil dari suatu proses penegakan disiplin kedokteran, yaitu penegakan prinsip/nilai-nilai standar keilmuan kedokteran. Keputusan tersebut bukan keputusan final tetapi hanya berupa rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi terhadap Saudara Benny Abidin, drg, karena masih memerlukan tindak lanjut dari Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia; ---• Bahwa Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia adalah

badan independen dan otonom yang lahir dan anggotanya diangkat berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran untuk melaksanakan tugas dan fungsi (tupoksi) penegakan prinsip/nilai-nilai keilmuan, bukan untuk melaksanakan 66

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

tugas-tugas administratif sehingga tidak dapat dikatakan produknya adalah tata usaha negara, akan tetapi produknya adalah Keputusan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, setelah melihat tugas pokok dan fungsi : menerima pengaduan, memeriksa, memutuskan dan menetapkan sanksi. Hal ini sama dengan tupoksi pada penegakan hukum di Peradilan;

---• Bahwa anggota Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, bukan sebagai Pejabat Tata Usaha Negara, akan tetapi diangkat berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; ---• Bahwa produk Majelis Disiplin Kehormatan Kedokteran Indonesia

bukan produk administrasi negara tetapi Putusan yang terlebih dahulu melalui proses pengaduan, memeriksa, memutuskan dan menetapkan sanksi apakah dokter atau dokter gigi melanggar disiplin ilmu kedokteran atau tidak; ---3. Gugatan Penggugat Prematuur ; ---• Bahwa Keputusan Tergugat dalam hal ini Keputusan Majelis

Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia atas Pengaduan Nomor 24/P/MKDKI/V/2013 tertanggal 23 April 2014 masih bersifat rekomendasi, belum final serta konkrit, dan belum ada akibat hukum bagi Penggugat karena masih memerlukan tindak lanjut dari Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia; ---• Bahwa dengan demikian Keputusan Tergugat tersebut tidak

memenuhi Ketentuan Pasal 1 angka 9 dan atas dasar Pasal 2 c

Halaman 67 dari 76 halaman. Putusan Nomor : 25/G/2014/PTUN.JKT

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

UU PTUN, maka gugatan Penggugat haruslah dinyatakan tidak dapat diterima; ---4. Gugatan Penggugat Kabur (Obscure Libel);

---• bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat sulit dipahami dan membingungkan Tergugat, akibatnya mengalami kesulitan dalam membela diri yang merupakan hak Tergugat menurut hukum. Oleh karena itu gugatan Penggugat haruslah dinyatakan tidak dapat

Dokumen terkait