• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Indikasi Program/Kegiatan Prioritas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

No Program Indikasi Dampak

Rumusan KLHS Renstra SKPD Rekomendasi Misi Alternatif

1

Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

(-) Mengurangi daerah resapan air, sehingga dapat

meningkatkan run off, dan menimbulkan banjir pada tempat-tempat

tertentu,berakibat pada perubahan bentang alam

(-) Meningkatkan

pencemaran lingkungan : kebisingan, polusi udara

(-) Pemisahan komunitas karena penggusuran dan putusnya akses

(-) Berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan akibat penggunaan

1. pembuatan drainase (saluran air) untuk mengalirkan air agar tidak mengenangi lingkungan dan badan jalan.

2. Pemanfaatan area di sekitar lokasi pembangunan jalan dan jembatan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) mempertimbangkan keselamatan, kelancaran dan kenyamanan jalan serta area tersebut merupakan ruang milik jalan.

3. Penghijauan (turus) di sepanjang koridor jalan dengan tanaman responsif menyerap karbon , memiliki perakaran yang kuat dan memiliki tajuk yang rindang

1. Pembuatan jalan dan jembatan layang guna memudahka n akses masyarakat yang terputus 2. Pengalihan trase jalan 3. Pembanguna n Overpass, Flay Over • Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

· Pembangunan jalan dan jembatan harus dilakukan dengan:

· Memperhatikan kesatuan masyarakat secara sosial agar tidak terpisah.

· Upaya peningkatan fungsi resapan air melalui

penanaman pohon dan pembuatan drainase di koridor jalan.. · Memperhatikan

kesesuaian dengan rencana tata ruang (pengendalian).

· Memperhatikan kesesuaian dengan rencana tata ruang (pengendalian).

Review Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta 2016-2021 III-31

Review Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta 2016-2021

No Program Indikasi Dampak Rumusan KLHS Renstra SKPD Rekomendasi

Misi Alternatif

2

Program Rehabilitasi/Pe meli haraan Jalan dan Jembatan

(-) Berkurang atau hilangnya tanaman turus jalan (-) Meningkatkan pencemaran udara dan kebisingan (-) Peningkatan suhu di permukiman sekitar, contoh; dari aspal ke beton

1. Pemanfaatan area di sekitar lokasi pembangunan jalan dan jembatan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) mempertimbangkan keselamatan, kelancaran dan kenyamanan jalan serta area tersebut merupakan ruang milik jalan.

2. Penghijauan (turus) di sepanjang koridor jalan dengan tanaman responsif menyerap karbon, memiliki perakaran yang kuat dan

Pemanfaatan kembali material jalan dengan menggunakan alat cold milling. • Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan harus dilakukan dengan upaya peningkatan kualitas melalui pengurangan dampak kebisingan, kemacetan, pencemaran, suhu dan

memperlancar aliran air serta RTH

3

Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi (-) Dapat menimbulkan konflik sosial (-) Dapat menimbulkan konflik antar kepentingan (misal antara untuk

pertanian dan pemenuhan (-) Dapat menimbulkan konflik antar kepentingan (misal antara untuk

pertanian dan pemenuhan kebutuhan air minum) (-) Konflik antar Kab./Kota

1. Pengawasan kualitas air minum

2. Pengawasan perpipaan untuk menghindari kebocoran

Minimalisasi penggunaan air tana sebagai bahan baku (diversifikasi sumber air baku) • Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Untuk pengelolaan air baku harus memperhatikan kualitas air dan pengawasan perpipaan serta memperhatikan kawasan re charge

Review Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta 2016-2021 III-32

4.4 Penentuan Isu-Isu Strategis

3.4.1 Review faktor pelayanan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Gambaran umum kondisi pelayanan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dapat dilihat dari indikator kinerja bidang infrastruktur diantaranya proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik, drainase kota, kondisi jembatan, pelayanan air minum, sanitasi, cagar budaya, perencanaan-pemanfaatan ruang. Kondisi infrastruktur, memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah maupun terhadap kondisi sosial budaya kehidupan masyarakat. Infrastruktur yang baik adalah modal sosial masyarakat dalam menjalani roda perekonomian, sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin dicapai tanpa ketresediaan infrastruktur yang baik dan memadai.

Berikut adalah gambaran secara lengkap, mengenai pelayanan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang berdasarkan kondisi selama kurun waktu 2010-2016.

Tabel 3.10. Indikator Capaian Pelayanan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang kurun waktu 2010 -2016

No Indikator Capaian

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 I Program Pembangunan Saluran

Drainase/ Gorong-gorong Drainase dalam kondisi baik/

pembuangan aliran air tidak tersumbat 70,00 75,00 78,00 80,00 60.00 69,77 69.92

II Program Pembangunan turap/talud/ bronjong

Prosentase turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota dalam kondisi baik

19,00 20,00 25,00 27,00 30,00 35,00 35.30

III

Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan

Panjang jalan kota dalam kondisi baik

60,00 63.00 68.00 69.00 72.00 73,37 78.08 Panjang jembatan kota dalam kondisi

baik 80,00 81,00 82,00 83,00 84,00 85,00 87.5

I V

Program peningkatan Sarana dan prasarana kebinamargaan

Review Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta 2016-2021 III-33

No Indikator Capaian

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Persentase pemenuhan kebutuhan

sarana dan prasarana kebinamargaan 25,00 25,00 25,00 30,00 30,00 60,00 82.00 V Program pengendalian Banjir

Persentase wilayah bebas banjir 85,00 85,00 89,00 90,00 91,00 90,00 90.25 VI Program Peningkatan Kinerja

Pengelolaan Air Minum Dan Sanitasi Cakupan pelayanan air

minum dan sanitasi :

- Air Minum Perkotaan (PDAM)(%) 71,35 % 77,23 % 78,44 % 79,65 % 80,94 % 79,61 % - Sumur Dalam DPU (%) 0,25

% 0,41 % 0,59 % 0,70 % 0,70 % 1,30 % 1.364 % VII Program Pengembangan Wilayah

Strategis dan Cepat Tumbuh Persentase Pemeliharaan Prasarana

Umum di Kluster Ekonomi Kreatif 4% 8%

VII I

Program Pengaturan Jasa Konstruksi

Tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan Gedung Negara di

kabupaten/kota.

ada ada ada ada ada Ada Ada

IX

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dengan kegiatan koordinasi teknis perijinan

Rasio Bangunan Ber-IMB

0,68%

X

Progam Pemanfaatan Ruang kegiatan Monitoring evaluasi dan Pelaporan Terlayani masyarakat dalam pengurusan

ijin 100%

XI Progam Perencanaan Tata Ruang Tersedianya Informasi mengenai RTR

100%

XII Progam Pengelolaan Kekayaan Budaya

Benda situs dan kawasan budaya yang

Review Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta 2016-2021 III-34

3.4.2 Penentuan Isu- isu strategis dan Hasil penentuan Isu-isu Strategis

Isu Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta memberikan gambaran permasalahan dan potensi yang menjadi isu strategis dalam pengembangan dan pembangunan infrastruktur dan penataan ruang. Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi DPUPR adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan dalam perencanngunan karena dampaknya yang signifikan di masa depan. Suatu kondisi atau kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau apabila tidak dimanfaatkan akan menghilangkan peluang untuk mening- katkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.

Isu strategis diperoleh dari analisis internal berupa identifikasi permasalahan pembangunan maupun analisis eksternal berupa kondisi yang menciptakan peluang dan tantangan pada lima tahun mendatang. Berdasarkan identifikasi permasalahan serta memperhatikan analisis terkait dengan tantangan dan peluang, faktor pendorong dan penghambat, serta hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur dan penataan ruang kota surakarta.

Isu Strategis dalam pengembangan, pembangunan infrastruktur dan penataan ruang di kota Surakarta adalah sebagai berikut:

1. Masih terdapat jalan beserta sarana dan prasarana infrastrukturnya yang kondisinya rawan mengalami penurunan kualitas serta ruas jalan yang berpotensi mengalami kerusakan.

2. Belum optimalnya upaya pelestarian atau revitalisasi bangunan/ kawasan cagar budaya sebagai potensi dalam mendukung Kota Surakarta sebagai Kota Pusaka.

3. Belum optimalnya pengendalian pemanfaatan ruang di Kota Surakarta. 4. Masih terdapat drainase/ saluran dengan kondisi yang kurang baik

secara kualitas dan kapasitasnya dalam melayani pematusan genangan di Kota Surakarta.

5. Masih kurangnya sarana prasarana kebinamargaan untuk mendukung perbaikan dan pembangunan jalan dan jembatan.

Review Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta 2016-2021 IV-1 1

4.1. Visi dan Misi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta

Sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kota Surakarta 2016-2021, visi pembangunan jangka menengah daerah Kota Surakarta Tahun 2016-2021 adalah:

“ TERWUJUDNYA SURAKARTA SEBAGAI KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA”

Yang dijabarkan dalam Misi: Waras, Wasis, Wareg, Mapan, dan Papan. Memperhatikan visi dan misi tersebut serta perubahan paradigm dan kondisi yang dihadapi pada masa yang akan dating, diharapkan Kota Surakarta dapat lebih berperan dalam perubahan yang terjadi di lingkup nasional, regional, maupun global, maka diperlukan visi dan misi Perangkat Daerah.

Visi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta

Visi adalah gambaran otentik tentang apa yang akan dicapai dan ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan (tahun 2016 –2021). Pertimbangan yang digunakan dalam menentukanVisi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, diantaranya adalah Visi Kepala Daerah terpilih dan isu strategis berdasarkan tugas fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, visi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Yang Mampu Melayani Kebutuhan Masyarakat Dalam Mendukung Surakarta

Sebagai Kota Budaya, Mandiri, Maju, Dan Sejahtera. Misi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta

Untuk mewujudkan suatu misi, diperlukan penjabaran visi tersebut yang mampu memberikan rumusan tentang tujuan yang akan dicapai serta kelompok sasaran yang akan dilayani.

BAB

IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN,