dan Kuota Impor pada Model Industri Tepung Terigu Indonesia dengan menggunakan Metode NEWTON, Prosedur SIMNLIN,
18. Hasil Simulasi Peramalan Tahun 2011-2015 Kebijakan Tarif dan Kuota Impor pada Model Industri Tepung Terigu Indonesia
3.5. Dampak Ek onomi dari Kebijak an
, E, Z, X)………. (16)
dimana:
Z = variabel kebijakan terhadap produk X = bukan variabel kebijakan terhadap produk
D S Harga Pd Pw Qs Qsd A D Qdd Qd C B Q Sumber : Nicholson, 2002.
Gambar 108. Dampak PPengenaan Tarif Bea Masuk terhadap Surplus Produs en dan Konsumenroses Pembent ukan Harga Tepung/Biji
For m a t t e d: Justified, I ndent: Left: 0 cm , Space Before: A uto, A fter: A uto, Line spacing: 1,5 lines
For m a t t e d: Left, I ndent: Left: 0 cm
For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: I ndent: First line: 1,27 cm
For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Subscript
Gambar 10. Dampak Pengenaan Bea Masuk terhadap Surplus Produsen dan Konsumen
Pada Gambar 100 di atas terlihat bahwa pada kondisi perdagangan bebas, harga tepung terigu domestik (Indonesia) akan sama dengan harga dunia yakni
Pw, dan impor akan mencapai sebesar Q1d – Q2s, namun karena adanya pengenaan tarif bea masuk, maka harga domestik akan meningkat menjadi PRd*
(harga dunia ditambah tarif bea masuk). Selain itu, pengenaan tarif bea masuk mendorong peningkatan produksi domestik (dari Q2s ke Q4sd) dan menurunkan konsumsi dalam negeri (dari Q1d ke Q3dd
∆ CS = - (P
). Kondisi in menyebabkan terjadinya perubahan surplus konsumen menjadi:
RE2E1P ) - A – B – C – DW XS1 PW Harga D Q Q3T* Pw* R Q2T* Q4T * Q1T* F B Q A QC E2 Q E1 Q
sedangkan produsen surplus berubah sebagai berikuti:
∆ PS = + (APRBAPW
Dari keadaan tersebut, pemerintah akan memperoleh penerimaan sebesar sejumlah tarif bea masuk yang diterapkan dikali dengan jumlah tepung terigu yang di impor (dalam Gambar 100 sebesar segi empat BE
)
2FCD). Perubahan kesejahteraan yang terjadi sebesar ∆ CS ditambah ∆ PS ditambah dengan penerimaan pemerintah (-PRE2E1PW + PRBAPW + BE2FC- A – B – C – D + A + D = - ABC– E2E1F - B – C). Segitiga B ABC dan C E2E1F menggambarkan kehilangan yang terjadi akibat diterapkannya tarif bea masuk.
Selanjutnya Gambar 11 menggambarkan kondisi perdagangan bebas, impor tepung terigu mencapai sebesar Qd – Qs, namun karena adanya pengenaan kuota, maka impor tepung terigu menjadi Qdd - Qsd, dan harga domestik meningkat menjadi Pd. Selain itu, pengenaan kuota mendorong peningkatan produksi domestik (dari Qs ke Qsd) dan menurunkan konsumsi dalam negeri (dari
Qd ke Qdd
∆ PS = A
). Kondisi in menyebabkan terjadinya perubahan surplus konsumen menjadi:
∆ CS = - A – B – C – D sedangkan produsen surplus berubah:
Dari keadaan tersebut, terdapat nilai kuota (dalam Gambar 12 sebesar C). Perubahan kesejahteraan yang terjadi sebesar ∆ CS ditambah ∆PS (- A – B – C – D + A = - B – C - D). Nilai B dan C serta D menggambarkan kehilangan yang terjadi akibat diterapkannya kuota.
For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Font: N ot I talic
For m a t t e d: Font: N ot I talic
For m a t t e d: Font: N ot I talic
For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Portuguese (Brazil)
For m a t t e d: Portuguese (Brazil)
For m a t t e d: Font: N ot Bold
For m a t t e d: Justified
For m a t t e d: I ndent: First line: 1,27 cm
For m a t t e d: Font: 11 pt
For m a t t e d: Font: 11 pt
For m a t t e d: Font: 11 pt, Subscript
For m a t t e d: Font: 11 pt
For m a t t e d: Font: 11 pt, Subscript
For m a t t e d: Font: 11 pt
For m a t t e d: Font: 11 pt
For m a t t e d: Font: 11 pt, Subscript
For m a t t e d: Font: 11 pt
For m a t t e d: Font: 11 pt, Subscript
For m a t t e d: Font: 11 pt
For m a t t e d: Font: 11 pt, Subscript
For m a t t e d: Font: 11 pt
For m a t t e d: Font: 11 pt, Subscript
For m a t t e d: Font: 11 pt
For m a t t e d: Font: 11 pt, Subscript
For m a t t e d: Font: 11 pt
For m a t t e d: Subscript
For m a t t e d: Font: 12 pt
For m a t t e d: Sw edish (Sw eden)
For m a t t e d: Justified
For m a t t e d: Sw edish (Sw eden)
For m a t t e d: Sw edish (Sw eden)
For m a t t e d: Sw edish (Sw eden)
Surplus konsumen dikenal sebagai tambahan nilai yang diterima oleh individu-individu dari mengkonsumsi suatu barang dibandingkan dengan harga yang mereka bayar dalam penelitian ini dihitung dengan persamaan:
∆ CS = DTIDNB (RPTPS – RPTPB) + 0.5 (DTIDNS – DTIDNB) (RPTPS – RPTPB
DTIDN
)
dimana:
∆ CS = Perubahan surplus konsumen
B = Permintaan tepung terigu sebelum perlakuan XS1 PW Harga D Q Pwd * QsT* Qsd QdT* Sumber : Houck, 1986.
Gambar 118. Dampak PPengenaan Kuota Impor terhadap Surplus Produs en dan Konsu men
D Q B Q AQ QC Qdd
DTIDNS = Permintaan tepung terigu setelah perlakuan RPTPB = Harga tepung terigu sebelum perlakuan RPTPS = Harga tepung terigu setelah perlakuan
Surplus produsen dikenal sebagai tambahan nilai lebih yang diterima oleh produsen dari suatu produk yang melebihi biaya oportunitas yang muncul karena memproduksi barang itu, dalam penelitian ini dihitung dengan persamaan:
∆ PS = QTIDNB (RPTPS – RPTPB) + 0.5 (QTIDNS – QTIDNB) (RPTPS – RPTPB
dimana:
)
∆ PS = Perubahan surplus produsen
DTIDNB
DTIDN
= Produksi tepung terigu sebelum perlakuan
S
RPTP
= Produksi tepung terigu setelah perlakuan
B
RPTP
= Harga tepung terigu sebelum perlakuan
S = Harga tepung terigu setelah perlakuan
Kesejahteraan masyarakat pada penelitian ini merupakan penjumlahan dari surplus konsumen, surplus produsen dan pendapatan pemerintah dari tarif impor yang ditetapkan.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan surplus konsumen adalah penjumlahan dari surplus konsumen tepung terigu industri makanan, surplus konsumen tepung terigu industri kecil menengah, surplus konsumen tepung terigu industri rumagtangga, surplus konsumen tepung terigu untuk penggunaan sendiri, sedangkan surplus produsen adalah penjumlahan dari surplus produsen tepung terigu dan surplus konsumen biji gandum.
For m a t t e d: Font: 12 pt
For m a t t e d: Font: 12 pt
For m a t t e d: Font: 12 pt
For m a t t e d: Sw edish (Sw eden)
For m a t t e d: Sw edish (Sw eden)
For m a t t e d: Sw edish (Sw eden)
For m a t t e d: Sw edish (Sw eden)
For m a t t e d: Sw edish (Sw eden)
For m a t t e d: Sw edish (Sw eden)
For m a t t e d: Sw edish (Sw eden)
For m a t t e d: Sw edish (Sw eden)
For m a t t e d: Sw edish (Sw eden)
For m a t t e d: Sw edish (Sw eden)
For m a t t e d: Sw edish (Sw eden)
4. 1. Konstruksi Model
Model Industri Tepung Terigu Indonesia (ITTI) yang dibangun dalam penelitian ini adalah model ekonometrika yang mengintergrasikan proses ekspor, impor dan produksi dalam negeri serta intervensi kebijakan tarif atau kuota impor biji gandum dan tepung terigu. Model ekonometrika ini ini juga dibangun berdasarkan kepada kerangka model ekonomi yang mencerminkan keterkaitan yang simultan dan dinamik antara industri tepung terigu domestik dengan pasar tepung terigu dunia. Hal ini dimaksudkan untuk menangkap penyesuaian-penyesuaian variablevariabel endogen terhadap waktu dalam merespon adanya perubahan-perubahan kebijakan.n dan non kebijakan. Langkah-langkah dalam pembangunan dan penerapan Model Industri Tepung Terigu Indonesia (Model
ITTI), adalah: (1) perumusan masalah dan tujuan penelitian, (2) model pendekatan, (3) spesifikasi model, (4) identifikasi dan pendugaan model, (5) evaluasi model, (6) validasi model, dan, (7) penerapan model.
Dalam membangun Model ITTI, pokok permasalahan menjadi pertimbangan mendasar. Pada industri tepung terigu Indonesia, diduga terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perdagangan dan ekonomirekonomian
tepung terigu Indonesia, yaitu harga impor gandum impor biji gandum, impor biji gandum, produksi tepung terigu, dan konsumsi, penawaran dan permintaan
tepung terigu, impor tepung terigu, harga tepung terigu domestik dan dunia. Sedangkan di pasar dunia, diduga bahwa harga dunia yang terjadi ditentukan oleh
For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 2,1 li For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.)
perilaku beberapa negara importir dan eksportir utama dunia dan beberapa negara eksportir utama.
Selanjutnya berKeadaan pasar domestik dan dunia tepung terigu yang sarat dengan intervensi (subsidi dan proteksi) akan mendorong terjadi perubahan internal maupun eksternal yang selanjutnya akan mempengaruhi keragaan industri tepung terigu Indonesia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan ekonometrika sebagai model operasional yang mengintegrasikan pasar tepung terigu domestik dengan industri tepung terigu dunia. Selanjutnya berdasarkan kepada kerangka model yang tercantum dalam Gambar 121, kemudian disusun persamaan-persamaan struktural sebagai representasi dari seluruh variabel endogen dan eksogen.
Model ITTI dibangun sebagai model yang simultan dan dinamik dengan memasukkan variablevariabel bedakala (lagged variablevariabel), karena industri
tepung terigu mempunyai hubungan yang kompleks dan berkesinambungan. Model persamaan simultan terdiri atas dua jenis variablevariabel, yaitu
variablevariabel endogen yang nilainya ditentukan di dalam sistem (model) dan
variablevariabel eksogen yang nilainya ditentukan di luar sistem.
PBerdasarkan model ekonometrika dan simulasi model, pengamatan
dalam penelitian ini dititik beratkan pada; simulasi kebijakan tarif atau kuota impor biji gandum dan tepung terigu terhadapkinerja industri tepung terigu, dan kesejahteraan konsumen dan produsen. Adapun yang dimaksud kinerja industri tepung terigu adalah kinerja dari (1) impor biji gandum Indonesia; (2) harga impor biji gandum Indonesia: (3) , produksi tepung terigu Indonesia, (4) permintaan tepung terigu Indonesia, (5) impor tepung terigu Indonesia, (6) harga impor
For m a t t e d: English (U .S.)
For m a t t e d: English (U .S.)
For m a t t e d: I ndent: First line: 0 cm
For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.)
tepung terigu Indonesia, dan (7) impor biji gandum Indonesia, harga impor
tepung terigu Indonesia., impor tepung terigu Indonesia, permintaan tepung terigu Indonesia oleh rumah tangga, permintaan tepung terigu oleh industri kecil menengah, permintaan tepung terigu Indonesia oleh industri makan dan minum Sedangkan kesejahteraan masyarakat merupakan penjumlahan dari surplus konsumen, surplus produsen dan penerimaan pemerintah. Surplus konsumen merupakan penjumlah dari surplus konsumen tepung terigu rumah tangga, surplus konsumen tepung terigu industri rumah tangga, surplus konsumen tepung terigu industri kecil menengah, dan surplus konsumen tepung terigu industri makanan. Surplus produsen merupakan penjumlahan dari surplus produsen tepung terigu sebagai penghasil tepung terigu dan surplus konsumen industri tepung terigu sebagai konsumen biji gandum.an, harga tepung terigu ditingkat pengecer, harga tepung terigu ditingkat pedagang besar.
For m a t t e d: English (U .S.)
For m a t t e d: English (U .S.)
For m a t t e d: English (U .S.)
For m a t t e d: I ndent: First line: 1,27 cm
For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.) For m a t t e d: English (U .S.)
For m a t t e d: I talian (I taly )
perkapit a Produk Tepung Domest ik Harga t epung Impor Persediaan Penyaluran Margin Pemasaran Pedagang Besar PDB Sekt or Indust ri Harga Tepung Lain Tingkat Bunga Impor Tepung St ock Harga Tepung Indonesia di Pedagang Besar Permintaan Tepung Oleh Indust ri Penawaran Tepung Domestik Harga Impor Inflasi Nilai Tukar Harga RiilHarga Harga Impor Tepung Indonesia Harga Tepung di Pengecer Permintaan Tepung Oleh Rumah Tangga Konsumsi Tepung Lain Margin Pemasaran Pengecer Harga Provenue Harga Produk Indust ri Peubah Endogen Peubah Eksogen Time Trend
For m a t t e d: English (U .S.)
For m a t t e d: Font: Bold
For m a t t e d: Line spacing: M ultiple 2,1 li
For m a t t e d: Sw edish (Sw eden)
For m a t t e d: Bullets and N um bering
For m a t t e d: Bullets and N um bering
For m a t t e d: I ndent: First line: 0 cm , Line spacing: M ultiple 2,1 li 4.1.1. Pasar Biji Gandum Dunia
4. 1.1.Pasar Biji Gandum Dunia
4. 1.1.1.Produksi Biji Gandum Dunia
Total produksi biji gandum dunia (QGWt) dirumuskan sebagai suatu persamaan identitas yang merupakan penjumlahan dari produksi biji gandum China (QGCHNt), produksi biji gandum Pakistan (QGPAKt), produksi biji gandum Turki (QGTURt), produksi biji gandum Australia (QGAUSt), produksi biji gandum Prancis (QGFRAt), produksi biji gandum India (QGINDt), produksi biji gandum Amerika Serikat (QGUSAt), produksi biji gandum Canada (QGCANt), produksi biji gandum Jerman (QGDEUt), dan sisa dunia (QGSDt) yang dituliskan sebagai berikut:
QGWt = QGCHNt + QGPAKt + QGTURt + QGAUSt + QGFRAt + QGINDt
+ QGUSAt + QGCANt + QGDEUt + QGSDt……...……..…..(1
4. 1.1.1.Permintaan Biji Gandum Dunia
)
Total permintaan biji gandum dunia (XGWt) dirumuskan sebagai suatu persamaan identitas yang merupakan penjumlahan dari permintaan biji gandum Prancis (DGFRAt), permintaan biji gandum Jerman (DGDEUt), permintaan biji
gandum China (DGCHNt), permintaan biji gandum Inggris (DGGBRt), permintaan biji gandum India (DGINDt), permintaan biji gandum Pakistan (DGPAKt), permintaan biji gandum Turki (DGTURt), permintaan biji gandum Amerika Serikat (DGUSAt), permintaan biji gandum Italia (DGITAt), permintaan biji gandum Indonesia (DGIDNt), dan sisa dunia (XGRWt) yang dituliskan sebagai berikut:
DGWt = DGFRAt + DGDEUt + DGCHNt + DGGBR t+ DGINDt + DGPAKt
+ DGTUR
t + DGUSAt + DGITAt + DGIDNt + DGSDt...……..…..(2
4. 1.1.3.4.1.1.1. Ek spor Biji Gandum Dunia
)
Ekspor biji gandum suatu negara pada umumnya dipengaruhi oleh harga
riilharga ekspor biji gandum (RPXG…t),, produksi biji gandum (QG…t).,
demanpermintaan biji gandum (DGFRAt-1),, nilai tukar (ER…t),, dan variabel bedakala ekspor biji gandum (XG…t-1