• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA KECAMATAN BALANIPA

D. Dampak Tradisi Khatam Alquran

2. Dampak Negatif Khatam Alquran

Membahas tentang dampak negatif, upacara khatam Alquran ini dalam acara perayaan Maulid Nabi merupakan salah satu budaya untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad Saw. Namun dalam hal ini beberapa orang atau ulama 57

berpendapat bahwa budaya ini merupakan sebuah pemborosan dan berlebihan bahkan menganggapnya bid‟ah, seperti yang diketahui bahwa jika perayaan maulid mengandung hal-hal yang disertai sesuatu yang wajib diingkari, misalnya banyaknya pemborosan dan berlebih-lebihan, dan dalam perayaan ini pula perempuan menjadi obyek utama sekaligus dipertontonkan baik dari segi kecantikan maupun dari segi penampilannya. Perbuatan-perbuatan lain yang tak diridhoi shahtul maulid, tak diragukan lagi bahwa itu diharamkan. Namun keharamannya itu bukan pada peringatan Maulid Nabi itu sendiri, melainkan pada hal-hal yang terlarang tersebut.40

“Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.41

Serta dijelaskan pula dalam QS Al-a‟raf 7/31

40Nurlina. “Budaya Sayyang Pattu‟du di Desa Pambusuang Kec. Balanipa Kab. Polewali Mandar Prov. Sulawesi Barat (Tinjauan Aqidah)”. Skripsi pada tahun 2016, h. 52.

41Departemen Agama RI. Alquran dan Terjemahannya, Edisi Tahun 2002. Diterbitkan oleh: CV Darus Sunnah. h. 284

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.

Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.42

Dari ayat diataslah budaya Khatam Alquran dalam perayaan Maulid Nabi diaggap sebagai hal yang berlebih-lebihan dan pemborosan dalam segi kegiatannya baik dari pelaksanaannya, pakaiannya dan dalam hal manapun dianggap sebagai pemborosan.

Di sadari pula bahwa dalam acara ini yang menjadi dampak buruk juga bagi masyarakat, yaitu masyarakat yang mengikut sertakan anaknya dalam upacara mappatammaq tersebut terkadanag memaksakan kehendaknya berupa biaya pelaksanaannya, yaitu dengan cara mengutang untuk biaya keperluan upacara tersebut.

Seperti pula yang di ungkapakan salah satu tokoh masyarakat pambusuang.

Saya memang kurang setuju dengan adanya upacara mappatammaq pada bulan perayaan maulid nabi sebab terkadang para orang tua itu terlalu memaksa mengikut sertakan anaknya meski dengan harus mengutang kepada orang lain. Serta upacara mappataamaq ini biasanya mengundang keributan dalam arak-arakannya keliling kampung jika keamanan kurang terkendali, sebab para penonton yang mengikuti biasa baku senggol yang mengakibatkan terjadi keributan, apa lagi para penonton yang mengikuti araka-arakan tersebut biasanya sudah minum minuman keras jadi itu berdampak buruk bagi upacara karna upacara ini mengandung unsur agama Islam. namun jika dibandingkan dengan dampak positifnya, utamanya dalam memotivasi anak-anak untuk membaca al-quran dan menamatkannya, dimana hal tersebut di anjurkan dalam agama Islam demi meningkatkan pengalaman ajaran Islam dalam bentuk pembacaan Alquran.43

Namun jika dilihat secara seksama tentang pengaruh positif uapacara Mappatammaq ini, memang membawa keberuntungan bagi masyarakat dalam membiasakan dan meningkatkan pengalaman membaca Alquran, yang sesuai

42Departemen Agama RI. Alquran dan Terjemahannya, Edisi Tahun 2002. Diterbitkan oleh: CV Darus Sunnah. h. 154

43Muh Nasir. Guru Mengaji, “Wawancara”, pada tanggal 3 Desember 2019.

59

penulis lihat dengan seksama di Desa Pambusuang ini, terdapat benyak tempat pengajian seperti di mesjid-mesjid maupun di rumah guru mengaji, banyak anak-anak yang mau belajar menagji, baik dari dasar sampai dengan tajwid bahkan lagu. Sehingga tidak mengherankan tiap malam disetiap mesjid di Desa Pambusuang di dengarkan bacaan tadarrus Alquran yang dibacakan oleh anak-anak, remaja dan orang dewasa. Hal itu itu didasarkan bahwa upacara mappatammaq sangat berdampak positif bagi umat Islam yang berdiam di tanah Mandar khususnya bagi anak-anak untuk belajar membaca Alquran.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

1. Bagi masyarakat Mandar, kuda awalnya hanya merupakan alat transportasi, akan tetapi, dengan pengetahuan lokal sehingga menjadikan kuda ini sebagai sarana pertunjukan dan hiburan masyarakat dengan menjadikan kuda ini pintar penari (saiyyang pattuqduq) kemudian menjadikan sebagai sarana pertunjukan dalam upacaa mappatammaq (khatam Alquran), hajatan, penjemputan tamu serta hal-hal lain untuk pertunjukan. Dalam upacara mappatammaq itu sendiri yang merupakan suatu adat kebiasaan masyarakat Mandar yang pelaksanaannya tiap tahun dilaksanakan. Upacara ini ditumbuh suburkan oleh masyarakat mandar sejak pemerintah Raja ke IV Balanipa yaitu Kanna Pattang Daetta Tommuane, dan pelaksanaannya itu tidak hanya dijumpai dikalangan bangsawan saja namun juga pada kalangan masyarakat umum di Mandar pada upacara Khatam Alquran.

2. Upacara khatam Alquran ini merupakan salah satu sarana untuk membangkitkan atau memperkokoh ajaran agama Islam di Mandar dengan membangkitkan semangat anak-anak para remaja untuk belajar mengaji sampai tamat. Sekaligus upacara ini juga merupakan media dakwah yang di mana pelaksanaannya terdapat unsur-unsur ke Islaman.

3. Mappatammaq mangayi (khatam Alquran) dengan mengendarai Saiyyang pattuqduq (kuda penari) merupakan bentuk apresiasi budaya masyarakat Mandar yang tinggi terhadap nilai-nilai ke Islaman dan cermin betapa masyarakat kita arif dan santun mempertemukan dengan apik dan unik antara agama dan tardisi.

Dimana ditengah serbuan kebudayaan luar sekarang ini yang memperngaruhi masyarakat Indonesia, sehinnga upacara Mappatammaq Mangayi ini harus

benar-61

benar di pertahankan sebagai ciri khas tradisi yang berbau Islam dan juga sebagai warga Negara Indonesia.

B. Saran-saran

1. Bila upacara khatam Alquran ini dilaksanakan dengan bertujuan untuk pamer dan tidak didasarkan pada kemampuan, sehingga mengakibatkan mengganggu kelancaran biaya hidup dalam rumah tangga karena utang yang bertumpuk karenanya, maka sebaiknya upacara ini perlu di persempit.

2. Kiranya pelaksanaan upacara khatam Alquran ini betul-betul dapat mendorong minat anak dan remaja untuk lebih giat belajar membaca Alquran maka seharusnya upacara khatam ini tetap dapat dilestarikan dan lebih ditingkatkan lagi.

3. Kiranya upacar khatam Alquran ini hendaknya terus dipertahankan agar nilai-nilai Islam yang dikandungnya dapat diungkapkan dan disebarkan kepada masyarakat umum untuk diketahui. Terlebih lagi Alquran sebagai kitab suci, hendaknya senantiasa diagungkan, dimuliakan, difungsikan sebagai mestinya dan diajarkan kepada anak-anak sejak usia awal.

4. Kiranya tradisi khatam Alquran ini bagi daerah atau suku yang bersagkutan harus tetap dilaksanakan guna meresap nilai-nilai budaya tinggi yang dikandungnya ke dalam jiwa generasi muda kita yang bisa membentangi pemuda dari kepribadiannya yang asli, sebab upacara tersebut mengandung unsur-unsur Islam yang memang harus di tanamkan dalam kehiduapan kita.

Dokumen terkait