• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Pemekaran Terhadap Pembangunan Ekonomi Berdasarkan Persepsi Stakeholder di Kab. Mamasa

HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Evaluasi Model

5.2.8 Dampak Pemekaran Terhadap Pembangunan Ekonomi Berdasarkan Persepsi Stakeholder di Kab. Mamasa

Untuk mengetahui dampak pemekaran wilayah terhadap pembangunan ekonomi digunakan data primer untuk mengetahui persepsi pemangku kepentingan yang ada di Kab. Mamasa tentang perubahan pembangunan ekonomi sebelum dan setelah terbentuknya Kab. Mamasa. Persepsi stakeholder diperoleh dari legislatif, eksekutif dan masyarakat dimana hal mendasar yang ingin diketahui perubahannya yakni dari aspek pendapatan daerah, pendapatan asli daerah, peluang usaha informal, pertumbuhan ekonomi dan jasa, adanya lapangan kerja baru, pendapatan masyarakat serta program pengentasan kemiskinan.

Dari persepsi masyarakat, legislatif dan ekskutif diperoleh bahwa kondisi pembangunan ekonomi sebelum dan setelah terbentuknya Kab. Mamasa mengalami perubahan lebih baik, ini dilihat dari perbedaan kondisi sebelum dan setelah yang positif pada semua aspek yang dikaji (Tabel 18).

Pendapatan daerah menurut persepsi masyarakat, eksekutif dan legislatif meningkat, dimana perubahan sebelum dan setelah berdasarkan persepsi masyarakat lebih rendah dibandingkan persepsi eksekutif dan legislatif ini menunjukkan bahwa perubahan pendapatan daerah sebelum dan setelah pemekaran belum mengalami peningkatan yang cukup baik. Jika diihat dari

pendapatan asli daerah berdasarkan persepsi masyarakat, eksekutif dan legislatif mengalami peningkatan tetapi persepsi masyarakat sama besarnya dengan persepsi legislatif dan lebih besar dibandingkan persepsi eksekutif ini menunjukkan perubahan pendapatan daerah sebelum dan setelah terbentuknya Kab. Mamasa mengalami peningkatan yang cukup baik.

Terjadinya peningkatan pendapatan daerah sangat dipengaruhi oleh adanya dana alokasi dari pusat dimana sebelum terbentuknya Kab. Mamasa alokasi dana tersebut sangat kecil. Pendapatan asli daerah juga mengalami peningkatan walaupun masih relatif kecil, hal ini disebabkan karena kegiatan ekonomi yang mulai berjalan dengan baik disebabkan perbaikan infrastruktur jalan, peningkatan jasa transportasi, pembangunan pasar selain itu disebabkan kemampuan pemda di dalam mengoptimalkan penerimaan dari sektor pajak dan retribusi daerah.

Terbentuknya Kab. Mamasa mampu menciptakan kegiatan ekonomi yang lebih baik dibandingkan sebelumnya walaupun peningkatan dari pertumbuhan ekonomi masih relatif rendah ini dilihat dari persepsi masyarakat tentang perubahan pertumbuhan ekonomi sebelum dan setelah terbentuknya Kab. Mamasa yang lebih rendah dibandingkan persepsi eksekutif dan legislatif.

Tabel 18 Persepsi stakeholder Mengenai perubahan sebelum dan sesudah Pemekaran Wilayah Terhadap Pembangunan Ekonomi

No Pembangunan Ekonomi Masyarakat Legislatif Eksekutif

1 Pendapatan Daerah 1,5 1,7 2,3

2 Pendapatan Asli Daerah 1,3 1,3 1,0

3 Peluang Usaha Informal 0,9 1,7 1,7

4 Pertumbuhan Ekonomi dan Jasa 1,7 2,0 2,0 5 Adanya Lapangan Kerja Baru 0,8 2,0 1,7

6 Pendapatan Masyarakat 1,2 1,7 1,3

7 Program Pengentasan Kemiskinan 1,1 1,7 1,3 Sumber data: Data Primer

Lapangan kerja baru dan peluang usaha formal seiring terbentuknya Kab. Mamasa mengalami peningkatan hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya peluang kerja seperti menjadi PNS dimana penerimaan PNS cukup tinggi di awal terbentuknya Kab. Mamasa selain itu dari sektor informal juga mengalami peningkatan ini ditandai dengan banyaknya masyarakat yang bekerja sebagai pedagang, tukang ojeg, jasa bengkel dan lain-lain sehingga mata pencarian

masyarakat tidak hanya pada sektor pertanian. Ditinjau dari persepsi pemangku kepentingan di Kab. Mamasa menilai bahwa lapangan kerja dan peluang usaha informal peningkatannya masih rendah, hal ini diperoleh dari perubahan persepsi lapangan kerja dan peluang usaha formal sebelum dan setelah terbentuknya Kab. Mamasa dimana persepsi masyarakat lebih rendah dibandingkan persepsi eksekutif dan legislatif, begitupun untuk pendapatan masyarakat dan program pengentasan kemiskinan yang mengalami peningkatan tetapi peningkatannya masih rendah.

Pembahasan

PDRB Kab. Polewali Mandar sebelum terbentuknya Kab. Mamasa mengalami peningkatan tetapi laju pertumbuhan mengalami penurunan hal ini mengindikasikan bahwa di Kab. Polewali Mandar aktivitas perekonomian yang terjadi di periode waktu tersebut belum berjalan dengan baik. Pemekaran wilayah telah memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan struktur ekonomi. Setelah pemekaran wilayah, yakni terbentuknya Kab. Mamasa pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik. Selain jumlah PDRB setiap tahunnya meningkat, laju pertumbuhan pun cenderung meningkat baik, hal tejadi baik di Kab. Polewali Mandar maupun Kab. Mamasa.

Struktur ekonomi di Kab. Mamasa dan Kab. Polewali Mandar mengalami peningkatan ini dilihat dari peningkatan nilai PDRB dan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik. Peningkatan struktur ekonomi di Kab. Mamasa cukup terasa karena pembangunan ekonomi sebelum terbentuk menjadi kabupaten sangat memprihatinkan ini ditandai dengan akses jalan yang kurang baik, pasar yang terbatas jumlahnya, alat transportasi yang kurang sehingga aliran barang dari Kab. Mamasa keluar atau sebaliknya terhambat. Setelah pemekaran walaupun masih terbatas segala fasilitas yang tersedia setidaknya sudah mampu meningkatkan kegiatan ekonomi dan aliran barang dari Kab. Mamasa atau sebaliknya menjadi baik.

Nilai PDRB Kab. Mamasa lebih rendah dibandingkan nilai PDRB Kab. Polewali Mandar demikian halnya Laju pertumbuhan PDRB Kab. Mamasa juga di

bawah laju pertumbuhan PDRB Kab. Polewali Mandar walaupun di tahun 2008 laju pertumbuhan Kab. Mamasa lebih tinggi tetapi trend laju pertumbuhan PDRB di Kab. Mamasa fluktuatif sedangkan di Kab. Polewali Mandar cenderung mengalami peningkatan dari tahun ketahun.

Kontribusi sektor pembentuk PDRB yakni kondisi sebelum dan setelah terbentuknya Kabupaten Mamasa menunjukkan bahwa sektor pertanian, sektor perdagangan, restoran dan hotel dan sektor jasa adalah sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB di Kab. Polewali Mandar dan Kab. Mamasa sedangkan sektor yang lain masih kecil kontribusinya. Dalam perkembangannya di Kab. Polewali Mandar sektor perdagangan restoran dan hotel mengalami peningkatan yang cukup besar jika dibandingkan di Kabupaten Mamasa hal disebabkan oleh infrastruktur seperti alat transportasi dan jalan raya yang mendukung perekonomian wilayah di Kab. Polewali Mandar cukup baik dibandingkan di Kab. Mamasa. Berkembangnya suatu wilayah dapat dilihat dari kontribusi sektor industri yang mengalami peningkatan, setelah terbentuknya Kab. Mamasa peningkatan sektor ini di Kab. Polewali Mandar maupun di Kab. Mamasa masih rendah.

Tingkat perkembangan struktur ekonomi ditinjau dari nilai IDE menunjukkan bahwa IDE Kab. Polewali Mandar lebih baik dibandingkan IDE Kab. Mamasa sehingga perkembangan ekonomi di Kab. Polewali Mandar lebih berkembang dibandingkan Kab. Mamasa. Jika dilihat laju pertumbuhan IDE terlihat perkembangan IDE Kab. Polewali Mandar lebih stabil peningkatannya sedangkan Kab. Mamasa meningkat tetapi fluktuatif, hal ini mengindikasi bahwa perkembangan di Kab. Polewali Mandar lebih berkembang dibandingkan Kab. Mamasa.

Dari PDRB perkapita diketahui bahwa pendapatan perkapita di Kab. Mamasa lebih besar dibandingkan Kab. Polewali Mandar. Jika dilihat dari faktor pembentuk dari PDRB perkapita dapat disimpulkan bahwa besarnya jumlah penduduk di Kab. Polewali Mandar menyebabkan PDRB Perkapitanya lebih rendah dibandingkan Kab. Mamasa tetapi dari perkembangan PDRB perkapita

diperoleh bahwa perkembangan PDRB perkapita Kab. Polewali Mandar lebih baik dibandingkan Kab. Mamasa.

Jika dilihat dari jumlah penduduk miskin diketahui bahwa jumlah penduduk miskin di Kab. Mamasa lebih rendah dibandingkan dengan Kab. Polewali Mandar, begitupun dengan laju pertumbuhan jumlah penduduk. Hal mengindikasi bahwa pembentukan Kab. Mamasa telah mampu menurunkan jumlah penduduk miskin di daerah tersebut. Terbentuknya Kab. Mamasa telah mampu memberikan perbaikan dalam hal kegiatan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja baik formal maupun informal di daerah tersebut.

Tingginya nilai IPM mengindikasi bahwa perhatian pemerintah terhadap pembangunan manusia cukup baik. Jika ditinjau dari indeks pembangunan manusia (IPM) diperoleh hasil bahwa IPM di Kabupaten Mamasa lebih besar dibandingkan di Kabupaten Polewali Mandar, ini dapat diketahui dari indikator angka harapan hidup, angka melek huruf dan pengeluaran perkapita rill di Kabupaten Mamasa lebih baik dibandingkan di Kabupaten Polewali Mandar kecuali rata-rata lama sekolah. Dari laju IPM menunjukkan bahwa perkembangan IPM di Kab. Polewali Mandar dibandingkan dengan Kab. Mamasa relatif sama.

Secara umum pemekaran wilayah telah berdampak positif terhadap peningkatan pembangunan ekonomi Kab. Mamasa. Hal ini disebabkan terbentuknya menjadi kabupaten menciptakan perbaikan di segala bidang pembangunan diantaranya perbaikan kegiatan ekonomi, ini di dukung oleh teredianya infrastruktur seperti sarana dan prasarana transportasi, kesehatan, pendidikan maupun pasar yang yang semakin baik setelah terbentuknya Kabupaten Mamasa.

Dari persepsi stakeholder di Kab. Mamasa diperoleh dari berbagai aspek pembangunan ekonomi yang diamati menurut legislatif, eksekutif dan masyarakat menyatakan bahwa pemekaran wilayah telah mampu memberikan perubahan terhadap pembangunan ekonomi di Kab. Mamasa tetapi perubahan yang di rasakan oleh stakeholder masih kecil disebabkan karena sebelum terbentuk

menjadi kabupaten segala fasilitas yang mendukung kegiatan pembangunan ekonomi di Kab. Mamasa belum tersedia.

Jika dibandingkan kondisi sebelum dan setelah terbentuknya Kab. Mamasa pembangunan ekonomi mengalami peningkatan tetapi dari segi perbandingan dengan Kab. Polewali Mandar terutama mengenai perkembangan setelah menjadi kabupaten ternyata perkembangan di Kab. Polewali Mandar lebih baik dibandingkan dengan Kab. Mamasa. Perkembangan Kabupaten Mamasa yang relatif kecil menunjukkan rendahnya aktivitas perekonomian. Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab. Diantaranya, pertama yaitu pembagian sumber-sumber perekonomian antara daerah Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Polewali Mandar tidak merata. Daerah Kabupaten Polewali Mandar mendominasi pembagian sumberdaya produktif. Kedua, investasi swasta di Kabupaten Mamasa juga relatif kecil sehingga lima tahun terakhir tidak banyak perubahan yang cukup signifikan untuk mendongkrak perekonomian daerah. Ketiga, perekonomian di Kabupaten Mamasa belum digerakkan secara optimal oleh pemerintah daerah, baik karena kurang efektifnya program-program yang dijalankan maupun karena alokasi anggaran pemerintah yang belum menunjukkan hasilnya.

Dari penjelasan diatas mengisyaratkan bahwa pembangunan ekonomi di Kab. Mamasa jika dibandingkan dengan Kab. Polewali Mandar diperoleh bahwa pembangunan ekonomi di daerah otonom baru masih relatif kecil sehingga Pemekaran wilayah di Kab. Mamasa tidak menghasilkan daerah yang setara dengan daerah induknya.

5.3 Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Kapasitas Fiskal