• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Menghindari perzinahan

Jika ditinjau dari segi agama perkawinan usia muda pada dasarnya tidak dilarang, karena dengan dilakukannya perkawinan tersebut mempunyai implikasi dan tujuan untuk menghindari adanya perzinahan yang sering dilakukan para remaja yang secara tersirat dan tersurat dilarang, baik oleh agama maupun hukum.

b. Belajar bertanggungjawab

Suatu perkawinan pada dasarnya yaitu untuk menyatukan dua insan yang berbeda, baik secara fisik maupun psikologis. Oleh karena itu dalam kehidupannya suami-istri harus mempunyai konsekuensi serta komitmen agar perkawinan tersebut dapat dipertahankan. Maka dengan dilakukannya suatu perkawinan akan memberikan motivasi atau dorongan kepada seseorang untuk bertanggungjawab, baik pada dirinya sendiri maupun pada orang lain (istrinya).

3.2.2. Dampak Negatif a. Segi Fisik

Pasangan usia muda belum mampu dibebani suatu pekerjaan yang memerlukan dketerampilan fisik, untuk mendatangkan penghasilan baginya, dan mencukupi kebutuhan keluarganya.

Faktor ekonomi adalah salah satu faktor yang berperan dalam mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan rumah tangga. Rasa ketergantungan kepada orang tua harus dihindari, utamanya bagi pria.

b. Segi mental atau jiwa

Pasangan usia muda belum siap bertanggung jawab secara moral, pada setiap apa saja yang merupakan tanggung jawabnya. Mereka sering mengalami kegoncangan mental, karena masih memiliki sikap mental yang labil dan belum matang emosionalnya.

c. Segi kelangsungan Rumah Tangga

Perkawinan usia muda adalah perkawinan yang masih rawan dan belum stabil, tingkat kemandiriannya masih rendah serta menyebabkan banyak terjadinya perceraian.

3.4. Dampak Perkawinan Usia Muda Terhadap Tingkat Perceraian

Dampak perkawinan usia muda akan menimbulkan hak dan kewajiban diantara kedua belah pihak, baik dalam hubungannya dengan mereka sendiri maupun terhadap keluarga mereka masing-masing. Apabila perkawinan diantara anak-anak mereka lancar, tentu akan menguntungkan orang tuanya masing-masing. Namun apabila sebaliknya keadaan rumah tangga mereka tidak bahagia dan akhirnya yang terjadi adalah perceraian, hal ini akan mengakibatkan

bertambahnya biaya hidup mereka dan akan memutuskan tali kekeluargaan di antara kedua belah pihak.

Salah satu akibat dari perkawinan usia muda itu adalah perceraian, walaupun perceraian tidak hanya terjadi pada suami-istri yang menjalani perkawinan usia muda, tetapi juga pada suami-istri yang menjalani perkawinan sesuai dengan UU Perkawinan. Perceraian sering terjadi karena sudah tidak ada keharmonisan lagi dalam rumah tangga mereka. Alasan-alasan yang menyebabkan perceraian menurut Pasal 19 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Th. 1975 : 1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, penjudi, dan

lain sebagainya yang sukar disembuhkan

2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya

3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung

4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain

5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/istri 6. Antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

4.1. Hasil Penelitian

Kantor Urusan Agama sebagai ganda terdepan Kementrian Agama dalam melayani masyarakat, memiliki peranan dan tugas yang cukup berat sekaligus memiliki peran yang strategis dalam masyarakat. Layanan Kantor Urusan Agama yang sifatnya langsung bersentuhan dengan masyarakat tentunya harus bisa memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi masyarakat. Transparan dan ketepatan waktu juga harus menjadi bagian dari pelayanan pihak Kantor Urusan Agama.

Kantor Urusan Agama Kalidawir memiliki peran yang sangat penting dalam hal pembinaan dan pelayanan perkawinan usia muda yang banyak terjadi di daerah ini, yaitu dengan memberikan suatu penyuluhan tentang dampak-dampak dari perkawinan usia muda kepada pihak-pihak yang akan melakukan suatu perkawinan. Perkawinan usia muda yang rata-rata usia dari mereka adalah usia 14 (empat belas) tahun sampai dengan 16 (enam belas) tahun yang dalam hal ini dibutuhkan adanya persetujuan dari kedua orang tua kedua belah pihak dan juga adanya dispensasi dari Pengadilan Agama.

Penyuluhan tersebut adalah tentang penundaan kehamilan yang dilakukan dengan suntik TT (Tetanus Teroid). Namun masyarakat

setempat menganggap bahwa suntik TT sama halnya dengan suntik KB sehingga sebagian dari mereka mengabaikan hal tersebut. Tujuan dari Kantor Urusan Agama tersebut memberikan penyuluhan tersebut tidak lain adalah untuk menekan angka kelahiran supaya tidak terjadi ledakan penduduk.

4.2. Peran Kantor Urusan Agama

1. Penasehatan manfaat dan resiko

Memberikan pengetahuan kepada calon mempelai tentang akibat atau resiko dari perkawinan usia muda. Memberikan pengarahan atau nasehat kepada kedua belah pihak untuk berfikir yang lebih matang lagi untuk melakukan perkawinan tersebut dengan resiko-resiko seperti kekerasan dalam rumahtangga (KDRT), ekonomi dan perceraian.

2. Pembinaan mental dan spiritual

Dalam hal ini Kantor Urusan Agama berwenang untuk memberikan bimbingan dari segi mental maupun spiritual kepada calon mempelai.

3. Pelestarian perkawinan

Dalam setiap silsilah keluarga berhak untuk melestarikan perkawinannya, hal ini bertujuan untuk memiliki suatu keturunan dari keluarga tersebut.

1. Perkawinan usia muda adalah perkawinan yang dilakukan oleh seseorang yang pada hakekatnya kurang mempunyai persiapan atau kematangan baik secara biologis, psikologis maupun sosial ekonomi. Perkawinan usia muda mempunyai dampak terhadap tingkat perceraian, hal ini dapat dilihat dari sisi keharmonisan dan ketentraman keluarga. Meskipun memberikan dampak yang negatif, perkawinan usia muda juga memberikan dampak yang positif terhadap pasangan usia muda diantaranya adalah untuk menghindari perzinahan yang sering dilakukan para remaja dan memberikan suatu pelajaran kepada pasangan usia muda untuk bertanggung jawab.

2. Faktor-faktor yang mendukung perkawinan usia muda: a. Hukum Adat daerah setempat

b. Permintaan dari orang tua c. Ekonomi

3. Adanya peran dari Kantor Urusan Agama yaitu: a. Memberikan penyuluhan tentang suntik TT

b. Penasehatan manfaat dan resiko perkawinan usia muda c. Pembinaan mental dan spiritual

5.2. Saran

1. Perlunya ditingkatkan penyuluhan yang intensif kepada semua lapisan masyarakat baik yang terkait dengan hukum, kesehatan maupun masa depan anak jika ingin melakukan perkawinan di usia muda.

2. Untuk mewujudkan tujuan perkawinan yaitu membina keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa bagi yang hendak melangsungkan perkawinan dalam usia muda oleh masyarakat dipertimbangkan lebi dahulu dengan akal sehat dan pertimbangan segi keuntungan dan kerugian (manfaat dan mudhorot).

1.6.7. Jadwal Kegiatan

No. Jadwal Penelitian Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010

Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pendaftaran Proposa

2 Pembayaran Administrasi

3 Penentuan Dosen Pembimbing

4 Pengajuan Judul

5 Acc Judul

6 Bimbingan proposal

7 Observasi lokasi penelitian

8 Pengumpulan data

9 Pengolahan data

10 Seminar Proposal

1.6.8. Rincian Pembayaran

3.2.1. Biaya pendaftaran bimbingan proposal Rp. 110.000,- 3.2.2. Biaya bimbingan skripsi Rp. 200.000,- 3.2.3. Biaya ujian skripsi Rp. 200.000,-

3.2.4. Biaya pembelian buku referensi Rp. 500.000,- 3.2.5. Biaya keperluan revisi Rp. 150.000,- 3.2.6. Biaya transportasi dan makan Rp. 500.000,- +

Jumlah Rp. 1.660.000,.

Dokumen terkait