• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

2. Dampak Perkebunan Kelapa Sawit terhadap Responden Sebelum

a. Dampak terhadap kondisi sosial.

1) Akses Pendidikan.

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik (pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak yang mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat). Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Sebelum berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Anugerah Langkat Makmur tingkat pendidikan masyarakat Desa Singkuang tergolong sangat rendah dan sangat memprihatinkan.

Kondisi pendidikan yang tergolong sangat rendah karena pikiran orang-orang dulu tidak terlalu mengutamakan pendidikan untuk anak-anak mereka, apabila sudah pandai membaca dan berhitung sudah cukup dalam pendidikan. Pihak orang tua lebih mementingkan anaknya membantu mereka dalam mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari.

Sebagian masyarakat Desa Singkuang bisa menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar,SMP dan SMA dan juga yang yang tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena faktor ekonomi, orang tua mereka lebih memilih anak-anaknya untuk bekerja membantu mereka.

2) Kesehatan.

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Namun dengan konsentrasi dan kualitas tertentu.

Tingkat kesehatan di Desa Singkuang sebelum berdirinya PT. Anugerah Langkat Makmur sama halnya dengan Desa yang lain yaitu ketika masyarakat sakit maka mereka berobat dengan uang sendiri tanpa ada bantuan yang lain.

3) Perumahan.

Sebelum berdirinya Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit perumahan masyarakat Desa Singkuang tergolong sangat sederhana ada yang terbuat dari papan dan bambu, dan ada juga rumahnya yang semi permanen.

Namun kondisi seperti ini tidak sepenuhnya terjadi pada masyarakat desa, ada juga rumahnya yang layak huni dikarenakan ekonomi yang berkecukupan. Lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6

Kondisi Rumah Responden Sebelum Adanya PT. Anugerah Langkat Makmur

No Kondisi Rumah Jumlah Persentase

1 Rumah Panggung 21 70

2 Rumah Semi Permanen 9 30

3 Rumah Permanen - -

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer diolah (2018)

Dilihat dari tabel diatas bahwa yang memiliki rumah panggung sebanyak 21 responden atau 70 persen, dan yang memiliki rumah semi permanen sebanyak 9 orang atau 30 persen, sedangkan yang memiliki rumah permanen tidak ada sama sekali.

b. Dampak terhadap kondisi ekonomi. 1) Sumber Mata Pencarian.

Sumber penghidupan masyarakat di Desa Singkuang sebelum adanya PT. Anugerah Langkat Makmur, pada umumnya adalah nelayan dan petani. Untuk mengetahui jenis aktivitas ekonomi responden Desa Singkuang, sebelum adanya perusahaan perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur dapat dilihat dari tabel 9 berikut ini:

Tabel 7

Jenis Aktivitas Ekonomi Responden di Desa Singkuang sebelum adanya PT. Anugerah Langkat Makmur.

No Aktivitas Ekonomi Jumlah Persentase

1 Nelayan 15 50

2 Petani 10 33,3

3 Kuli Bangunan 5 16,7

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer (diolah 2018)

Pada tabel 9 Nampak bahwa sebagian besar responden sebelum adanya PT. Anugerah Langkat Makmur mereka bergerak sebagai petani, nelayan dan kuli bangunan yakni sebanyak 15 orang responden atau 50% sebagai nelayan dan 10 orang responden atau 33,3% sebagai petani, dan 5 orang responden atau 16,7% sebagai kuli bangunan

Demikian dapat disimpulkan bahwa sebelum berdirinya Perusahaan Perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur, mata pencarian masyarakat setempat hanya sebagai nelayan, petani dan kuli bangunan.

2) Pendapatan Responden.

Pendapatan merupakan nilai bersih penerimaan yang diperoleh responden dari hasil usaha yang dilakukan baik sebagai petani, nelayan, pedagang maupun buruh bangunan dan lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum adanya PT. Anugerah Langkat Makmur, pendapatan responden relatif lebih rendah untuk lebih jelasnya ditampilkan pada tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 8

Rata-Rata Jumlah Pendapatan Responden di Desa Singkuang Sebelum Adanya PT. Anugerah Langkat Makmur.

No Rata-rata pendapatan (Rp/Bulan) Responden Persentase (%)

1 700.000- -800.000 15 50

2 850.000- -900.000 5 16,7

3 900.000- -1.000.000 10 33,3

4 > 1.000.000 - -

Jumlah 30 100

Pada tabel 10 Nampak bahwa sebagian besar masih tergolong berpendapatan rendah yaitu sejumlah 15 orang atau 50%, berpendapatan ratarata Rp 700.000, -800.000,- perbulan. Sedangkan responden yang mempunyai pendapatan Rp. >850.000, 5 orang atau 16,7%. Dan berpendapatan rata-rata Rp 900.000,- - 1.000.000 sebanyak 10 orang atau 33,3%

Bila melihat data-data diatas kondisi perekonomian responden yang pada umumnya bermata pencarian sebagai petani tradisional dan nelayan dengan tingkat ketergantungan kepada alam yang sangat tinggi menyebabkan aktivitas terganggu, dimana waktu lebih banyak terbuang percuma sehingga perubahan ekonomi terkesan begitu lambat. Umumnya masyarakat di Desa Singkuang masih berpendapatan rendah ini disebabkan karena mata pencarian mereka hanya tergantung pada keadaan alam, seperti kegiatan lain untuk menambah pendapatan tidak ada.

Jadi kesimpulannya mereka belum memiliki pekerjaan yang bisa memadai kebutuhan mereka dari kebutuhan harian, sandang dan pangan. Dari uraian diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa sebelum adanya Perusahaan Perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur, pendapatan masyarakat masih rendah dan belum dapat memberikan keuntungan yang lebih baik.

2) Pengalokasian Pendapatan Masyarakat Sebelum Adanya Perusahaan Perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur

Pendapatan masyarakat yang tergolong sangat rendah yaitu dibawah Rp. 1.000.000,- maka dalam mengalokasikan pendapatan masyarakat, bisa dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 9

Pengalokasian Pendapatan Responden Terhadap Kebutuhan Harian, Pendidikan Dan Perumahan Sebelum Berdirinya PT. Anugerah Langkat

Makmur.

No Aktivitas Sosial Responden Pengalokasian Pendapatan Responden

Persentase

1 Nelayan 15 Kebutuhan Harian 100

2 Petani 10 Pendidikan -

3 Kuli Bangunan 5 Perumahan -

Sumber:Data Primer (diolah 2018)

Berdasarkan tabel 11 diatas dapat dilihat bahwa responden nelayan 15 orang, petani 10 orang dan kuli bangunan 5 orang, semuanya mengalokasikan pendapatan untuk kebutuhan harian, dikarenakan dengan pendapatan yang masih kecil mereka tidak sempat menabung untuk biaya pendidikan maupun menabung untuk renovasi rumah.

3. Dampak Perkebunan Kelapa Sawit terhadap Responden sesudah

Dokumen terkait