• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dana Alokasi Khusus belum dicantumkan karena menunggu informasi

KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

C. Dana Alokasi Khusus belum dicantumkan karena menunggu informasi

(terbitnya PMK) dari Kementerian Keuangan RI;

3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp. 178,99 Milyar yang

terdiri dari :

A. Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi sebesar Rp. 175,99 Milyar; B. Pendapatan Hibah sebesar Rp. 3 Milyar.

4.1.4. UPAYA-UPAYA PENCAPAIAN TARGET PENDAPATAN

Kebijakan pendapatan daerah yang merupakan potensi daerah sebagai penerimaan kabupaten subang sesuai urusannya diarahkan melalui upaya peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah dan dana perimbangan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan daerah adalah :

1. Pemantapan kelembagaan dan sistem operasional pemungutan pendapatan daerah;

2 Peningkatan pendapatan daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi;

3 Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang pendapatan daerah dengan Pemerintah Propinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat;

4 Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah untuk memberikan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan daerah;

5 Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah.

4.2. BELANJA DAERAH

4.2.1 KEBIJAKAN BELANJA DAERAH

Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan dengan memperhatikan prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya, tujuannya adalah untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program/kegiatan.

IV - 14 1) Belanja diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintah Kabupaten

Subang yang terdiri dari urusan wajib (pelayanan dasar dan non pelayanan dasar) dan urusan pilihan serta urusan penunjang pemerintahan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan;

2) Belanja daerah diprioritaskan untuk memberikan kecukupan terlebih dahulu terhadap kebutuhan belanja yang bersifat fixed costs.

3) Peningkatan efektifitas bantuan keuangan kepada desa dan kelurahan serta Hibah dan Bantuan Sosial yang diprioritaskan untuk mendukung percepatan pembangunan desa dan kelurahan, serta peningkatan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat;

4) Belanja daerah diarahkan untuk menunjang pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih sebagaimana tertuang dalam Rancangan Teknokratik RPJMD Kabupaten Subang Tahun 2018-2023.

5) Belanja daerah diarahkan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum.

6) Belanja Daerah diprioritaskan untuk menunjang efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perangkat daerah dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah.

Dari kebijakan tersebut, rencananya pada tahun 2019 untuk Belanja Daerah dianggarkan sebesar Rp. 2,25 Trilliun atau turun sebesar Rp. 178,01 Milyar dari tahun 2018 atau turun sebesar 7,32%, yang terdiri dari :

4.2.2 KEBIJAKAN BELANJA TIDAK LANGSUNG

Belanja Tidak Langsung pada tahun 2019 diproyeksikan sebesar 1,38 Trilyun yang terdiri dari :

1. Belanja Pegawai untuk tahun 2019 direncanakan sebesar Rp. 1,064 Trilyun; 2. Belanja Hibah untuk tahun 2019 direncanakan sebesar Rp. 47,32 Milyar; 3. Bantuan Sosial untuk tahun 2019 direncanakan sebesar Rp. 3,525 Milyar;

IV - 15 4. Belanja tidak terduga direncanakan pada tahun 2019 sebesar Rp. 3 Milyar

yang diarahkan untuk penanggulangan bencana dan lain-lain sesuai ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku;

5. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa untuk tahun 2019 direncanakan sebesar Rp. 18,69 Milyar;

6. Belanja Bantuan keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa untuk tahun 2019 ini direncanakan sebesar Rp. 245,99 Milyar yang diarahkan untuk alokasi BKUD/K dan ADD, alokasi Bankeu kepada Parpol, serta alokasi untuk pendanaan program Pamsimas tahun anggaran 2019 sebesar Rp. 2,205 Milyar. Pada Pos Belanja ini belum termasuk alokasi belanja dari Dana Desa.

4.2.3 KEBIJAKAN BELANJA LANGSUNG

Belanja Langsung mengalami penurunan sebesar Rp. 28,97 Milyar atau sebesar 3,22% dari tahun 2018 semula Rp. 900,185 Milyar menjadi Rp. 871,209 Milyar pada tahun 2019. Besaran belanja langsung diarahkan untuk menunjang pencapaian visi dan misi kepala daerah terpilih.

4.3. PEMBIAYAAN DAERAH

Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh.

Pembiayaan dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan Pembiayaan dapat diperoleh diantaranya dari sisa lebih perhitungan anggaran (silpa) tahun sebelumnya.

Pengeluaran pembiayaan dapat terdiri dari pembentukan dana cadangan, penyertaan modal pemerintah daerah, pembayaran cicilan pokok hutang yang jatuh tempo dan pemberiaan pinjaman. Selisih lebih penerimaan pembiayaan disebut sebagai pembiayaan netto. Jumlah pembiayaan netto tersebut yang akan menjadi penutup terhadap defisit anggaran. Untuk itu rencana netto pembiayaan tahun 2019 sebesar Rp. 242,46 Milyar.

IV - 16

4.3.1. KEBIJAKAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN

Sebagai upaya mengoptimalkan penerimaan pembiayaan, kebijakan pembiayaan tahun 2019 adalah :

1. Penerimaan Piutang Daerah dari lembaga Keungan Bank dilakukan dalam rangka menjaga likuiditas kebutuhan pengeluaran belanja daerah;

2. Menghindari pinjaman daerah yang tidak jelas dan terukur potensi pengembaliannya.

4.3.2. KEBIJAKAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN

Sebagai upaya mengefisiensikan pengeluaran pembiayaan, kebijakan pembiayaan tahun 2019 diantaranya adalah :

1. Efisiensi penyertaan modal kepada BUMD di Kabupaten Subang dengan menilai kinerja BUMD;

2. Menghindari pembentukan dana cadangan, mengingat kebutuhan prioritas masih banyak yang belum terpenuhi.

V - 1

BAB

V PENUTUP

Berdasarkan hal tersebut di atas, kedua belah pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum APBD yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan APBD Tahun Anggaran 2019, Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah sebagai tahapan dalam proses perencanaan anggaran Tahun 2019.

Demikianlah Nota Kesepakatan ini di buat untuk dijadikan sebagai dasar Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Tahun Anggaran 2019.

Subang, 13 September 2018 Plt. BUPATI SUBANG Selaku, PIHAK PERTAMA ttd ttd H. ATING RUSNATIM, SE

PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUBANG

Selaku, PIHAK KEDUA

ttd

Ir. BENI RUDIONO KETUA ttd HENDRA PURNAWAN WAKIL KETUA ttd ASEP HADIAN WAKIL KETUA ttd H. AHMAD RIZAL AM WAKIL KETUA

Dokumen terkait