HASIL DAN PEMBAHASAN
K- dapat dipertukarkan tanah
Dari tabel sidik ragam K-dd tanah pada Lampiran 18 menunujukkan bahwa aplikasi limbah pabrik kelapa sawit dan cacing tanah berpengaruh nyata terhadap K-dapat dipertukarkan tanah akibat pemberian limbah pabrik kelapa sawit disajikan pada tabel 5.
Tabel 5. K-dd Tanah Akibat Pemberian Limbah Kelapa Sawit dan cacing tanah
Faktor C Faktor L Total Rata- rata L1 L2 L3 C0 0.340 0.125 0.390 0.855 0.107 C1 0.250 0.310 0.290 0.850 0.106 Total 0.590 0.435 0.680 1.705 0.213 Rata- rata 0.074 0.054 0.085 0.213 0.071 Tinggi Tanaman
Dari tabel sidik ragam tinggi tanaman pada Lampiran 21 menunujukkan bahwa aplikasi limbah pabrik kelapa sawit dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman. Sementara aplikasi cacing tanah berpengaryh nyata terhadap tinggi
tanaman.Tinggi tanaman akibat pemberian limbah pabrik kelapa sawit dan cacing tanah disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Tinggi Tanaman Akibat Pemberian Limbah Kelapa Sawit dan Cacing Tanah Faktor C Faktor L Total Rata- rata L1 L2 L3 C0 257.500 335.100 375.000 967.600 120.950 C1 292.900 353.000 425.000 1070.900 133.863 Total 550.400 688.100 800.000 2038.500 254.813 Rata- rata 68.800 86.013 100.000 254.813 84.938 Diameter Batang
Dari tabel sidik ragam diameter batang pada Lampiran 24 menunujukkan bahwa aplikasi limbah pabrik kelapa sawit berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang. Sementara aplikasi cacing tanah berpengaruh nyata terhadap diameter batang. Diameter batang akibat pemberian limbah pabrik kelapa sawit dan cacing tanah disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Diameter Batang Akibat Pemberian Limbah Kelapa Sawit dan Cacing Tanah Faktor C Faktor L Total Rata- rata L1 L2 L3 C0 1.930 3.300 4.930 10.160 1.270 C1 2.680 3.600 4.840 11.120 1.390 Total 4.610 6.900 9.770 21.280 2.660
rata
Berat Kering Akar
Dari tabel sidik ragam berat kering akar pada Lampiran menunujukkan bahwa aplikasi limbah pabrik kelapa sawit dan cacing tanah berpengaruh tidak nyata terhadap berat kering akar. Berat kering akar akibat pemberian limbah pabrik kelapa sawit disajikan pada Tabel.8.
Tabel 8. Berat Kering Akar Akibat Pemberian Limbah Kelapa Sawit dan Cacing Tanah Faktor C Faktor L Total Rata- rata L1 L2 L3 C0 6.900 15.100 19.800 41.800 5.225 C1 9.600 30.500 26.500 66.600 8.325 Total 16.500 45.600 46.300 108.400 13.550 Rata- rata 2.063 5.700 5.788 13.550 4.517
Berat Kering Tajuk
Dari tabel sidik ragam Berat kering tajuk pada Lampiran 30 menunujukkan bahwa aplikasi limbah pabrik kelapa sawit dan cacing tanah berpengaruh tidak nyata terhadap berat kering tajuk. Berat kering Tajuk akibat pemberian limbah pabrik kelapa sawit dan cacing tanah disajikan pada Tabel 19.
Tabel 19. Berat Kering Tajuk Akibat Pemberian Limbah Kelapa Sawit dan Cacing Tanah Faktor C Faktor L Total Rata- rata L1 L2 L3 C0 22.300 140.200 210.270 372.770 46.596 C1 54.500 184.600 365.150 604.250 75.531
Total 76.800 324.800 575.420 977.020 122.128 Rata-
rata 9.600 40.600 71.928 122.128 40.709
Pembahasan
Hasil peneiltian menunjukkan bahwa aplikasi cacing berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu (BKA, BKT, Tinggi tanaman, Diameter Tanaman), pH, C-Organik, dan K-tukar. Namun tidak berpengaruh terhadap N-total dan P-tersedia.
Aplikasi pemberian cacing dapat meningkatkan pH tanah. Peningkatan pH tanah tersebut terlihat pada pemberian cacing di semua unit percobaan. Walaupun pH tanah mengalami penurunan dibeberapa ulangan, tetapi pH tersebut masih tergolong tinggi. Begitu juga aplikasi pemberian limbah dapat meningkatkan pH tanah. Hal ini dikarenakan daerah tersebut terdiri dari bahan induk basalt sehingga yang terbentuk di areal tersebut umumnya ber pH tinggi.
Pada dasarnya limbah cair pabrik kelapa sawit merupakan suspensi organik. Menurut Anonim (2008) limbah tersebut mengandung 2-4 % suspensi organik. Tapi pada pemberian limbah kali ini tidak berpengaruh nyata terhadap C-organik tanah karena bahan yang digunakan adalah limbah cair yang sangat baku yaitu dari kolam pertama. Dan itu menyebabkan C-organik tidak tersuplai ke dalam tanah. Walaupun menurut kriteria BPPM (Balai Pusat Penelitian Medan) kandungan C-organik limbah cair pabrik kelapa sawit termasuk tinggi akan tetapi itu belum cukup tersedia untuk tanaman atau masih sangat rendah jika dibandingkann dengan kandungan C-organik dari bahan organik umumnya.
Sementara pemberian cacing berpengaruh pada C-organik. Karena cacing tanah memiliki peranan yang cukup besar, diantaranya meningkatkan kesuburan. Menurut Sutanto (2002) sebagai mikrofauna pembuat liang, maka cacing tanah memakan serta menghaluskan bahan organik. Yang mana hasil kegiatan cacing tanah tersebut meningkatkan hara lebih banyak seperti C-organik, Ca, Mg dan K dari tanah disekitarnya.
Apalagi cacing disini digunakan sebagai pendekomposer limbah cair pabrik kelapa sawit.
Aplikasi pemberian cacing dan limbah cair kelapa sawit tidak berpengaruh nyata terhadap N-total dan P-tersedia. Seperti hal nya N aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit juga dapat meningkatkan P-tersedia tanah. Tapi nyatanya pemberian perlakuan cacing dan limbah tidak meningkatkan N-total tanah sehingga berpengaruh juga terhadap P-tersedia tanah. Hal ini dikarenakan pH tanah sangat tinggi. Menurut Foth (1994) yang menyatakan bahwa bila pH masam sampai 5.5 maka besi, alumunium yang terlarut sangat meningkat, hal ini menyebabkan peningkatan fosfor sebagai besi fosfat dan alumunium fosfat sehingga mengurangi daya larut atau persediaan. Sementara pada hasil penelitian, pH yang diperoleh hampir semuanya tinngi diatas 5.5. mungkin itu yang menyebabkan fosfat menurun.
Aplikasi cacing berpengaruh terhadap diameter batang, walaupun nilainya semakin menurun. Sementara pada aplikasi limbah tidak berpengaruh nyata. Menurut Foth (1994) yang menyatakan unsur Kalium meningkatkan sintesis dan translokasi karbohidrat, sehingga meningkatkan ketebalan dinding sel, kekuatan
batang serta diameter batangnya. Pada hasil yang di dapat pada aplikasi cacing menurun sementara di aplikasi limbah meningkatkat sesuai hasil analisis sentral.
Pada aplikasi cacing tinggi tanaman meningkatkan ini disebabkan karena cacing merombak semua unsur hara dan meningkatkan kesuburan tanah, maka dari itu tanaman dapat mensuplai unsur hara dengan baik sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.
Pemberian cacing berpengaruh nyata terhadap berat kering akar dan berat kering tajuk. Biasanya peningkatan berat kering tajuk dan berat kering akar tanaman tersebut disebabkan oleh meningkatkannya kandungan P-tersedia tanah. Tapi pada hasil penelitian P-tersedia tanah tidak berpengaruh nyata. Maka dari itu dalam hal peningkatan berat kering akar dan berat kering tajuk dipengaruhi oleh C-organik dan K-tukar tanah, sehingga kandungan unsur hara dalam tanah sehingga pertumbuhan tanaman semakin membaik.
Meningkatnya berat kering tajuk tanaman ditentukan oleh berat kering akar tanaman, dimana perakaran yang besar dan kekar menyebabkan akan mampu menyerap sejumlah unsur hara yang lebih banyak sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan semakin baik, sehingga berat kering tanaman juga akan semakin meningkat.
KESIMPULAN
1. Pemberian cacing berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu : Berat kering akar, Berat kering tajuk, Tinggi tanaman, Diameter batang, serta sifat tanah yaitu pH, C-organik dan K-tukar tanah. Namun tidak berpengaruh terhadap N-total dan P-tersedia.
2. Pemberian limbah tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan pertumbuhan tanaman dan sifat tanah kecuali pH dan K-tukar.
3. Interaksi pemberian cacing dan limbah tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman dan sifat tanah.
SARAN
Sebaiknya pemberian limbah PKS dan cacing tanah perlu dikaji lebih jauh mengenai dosis dan efektifitas cacing tanah dalam mengurai limbah pks serta perlu adanya penelitian lanjutan dengan mengkaji ppemberian limbah PKS dan cacing tanah..