• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari Rekomendasi ILO tentang Relasi Ketenagakerjaan (2)

Dalam dokumen PANDUAN ICEM TTG OUTSOURCING-FA (Halaman 63-66)

Aturan perundangan nasional setidak-tidaknya harus memuat hal-hal sebagai berikut:

• Melawan pengabaian atas relasi ketenagakerjaan.

• Memastikan standar-standar tersebut dapat dilaksanakan dalam segala bentuk perjanjian kontraktual, termasuk yang melibatkan banyak pihak.

• Menyediakan akses efektif yang layak, cepat, murah, prosedur yang adil dan efisien dan mekanisme untuk menyelesaikan masalah terkait dengan kondisi dan jangka waktu relasi ketenagakerjaan yang ada.

• Memastikan kepatuhan.

PANDUAN ICEM TENTANG

PEKERJA KONTRAK & OUTSOURCING

54

• Dengan penekanan terhadap hal tertentu memastikan perlindungan yang efektif khususnya terhadap pekerja yang terkait langsung, termasuk pekerja perempuan, dan juga para pekerja yang terkait langsung, pekerja muda, pekerja yang senior, pekerja di sektor informal, pekerja migran dan pekerja dengan ketidakmampuan (cacat).

Terkait dengan penetapan adanya relasi ketenakerjaan

• Ketetapan adanya fakta-fakta walaupun begitu tidak mempengaruhi bagaimana hubungan dibangun oleh para pihak.

• Indikator yang khusus bagi adanya relasi ketenagakerjaan, termasuk fakta bahwa suatu pekerjaan dilakukan secara personal bagi kepentingannya dan dibawah kontrol pihak lain.

>> melibatkan integrasi organisasi perusahaan.

>> dilakukan dalam jam kerja tertentu atau tempat kerja.

>> mempunyai jangka waktu khusus dan berlanjut terus menerus.

>> termasuk didalamnya ada alat-alat, material dan mesin-mesin oleh pihak yang

memberikan pekerjaan.

>> secara periodik mendapatkan upah/remunerasi.

• Muatan yang efektif yang bertujuan untuk mengurangi insentif untuk menyamarkan hubungan ketenagakerjaan.

• Mempromosikan peran perjanjian bersama dan dialog sosial.

Terkait dengan pengawasan dan pelaksanaan:

• Mekanisme dibutuhkan untuk pengembangan pengawasan di dalam pasar kerja dan organisasi kerja dan untuk merumuskan usulan.

• Organisasi pekerja dan pengusaha yang paling mewakili mereka harus dipilih dalam sebuah mekanisme yang adil.

• Kumpulan informasi dan riset.

• Perhatian khusus pada isu antar negara.

“Publikasi ILO dalam “panduan anotasi pada Rekomendasi ILO No 198 (http://www.ilo.org/public/ english/dialogue/ifpdial/downloads/guide-rec198.pdf )

Konvensi ILO No 181 (Konvensi tentang Agen Penyedia Jasa tenaga Kerja Swasta) (http://www.ilo.org/ilolex/cgi-lex/convde.pl?C181)

SUDUT PANDANG PERUSAHAAN

Hal penting lainnya dari standar perburuhan ILO dalam area ini adalah Konvensi ILO No 181 tentang Agen Penyedia Jasa Tenaga Kerja Swasta, yang diadopsi pada tahun 1997. Perluasan konvensi ini menerbitkan beberapa prinsip utama yang mengatur agen penyedia jasa tenaga kerja swasta. Masalahnya hingga sejauh ini, hanya 20 negara anggota ILO yang telah meratifikasi konvensi ini.

Salah satu alasan mengapa konvensi ini begitu penting adalah karena konvensi ini mengharuskan pihak pemerintah “ dalam hal terkait dengan perundangan nasional dan pelaksanaannya” untuk “mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk memastikan perlindungan yang layak bagi pekerja yang dipekerjakan oleh agen penyedia jasa tenaga kerja”. Konvensi ini juga mengharuskan pemerintah untuk menyediakan dan mengalokasikan, memperhatikan perundangan nasional dan pelaksanaannya, tanggung jawab dari agen penyedia jasa tenaga kerja….dan perusahaan pemberi kerja” terkait dengan beberapa topik bahasan, termasuk didalamnya perundingan bersama.

Diantara beberapa poin penting dalam konvensi:

“Mengakui peran dari perusahaan agen penyedia jasa tenaga kerja dalam hal ini mereka dapat berperan dalam pasar kerja yang berfungsi dengan baik” dan “mengakui kebutuhan untuk adanya jaminan terhadap hak kebebasan berserikat dan untuk mempromosikan perundingan bersama dan dialog sosial sebagai komponen penting dalam sistem relasi hubungan industrial” “Setelah berkonsultasi dengan perwakilan dari organisasi pengusaha dan pekerja terkait, sebuah negara dapat”:

(a) Melarang, dalam kondisi tertentu, perusahaan agen tenaga kerja untuk beroperasi dalam hal beberapa kategori pekerja atau cabang dari aktivitas ekonomi tertentu….”

(b) Dikecualikan, dalam kondisi tertentu, pekerja dalam cabang dari aktivitas ekonomi tertentu, atau bagian tertentu, baik itu yang menjadi cakupan dari konvensi ini atau cakupan dari ketentuan provisi…”

“Status hukum dari agen penyedia jasa tenaga kerja harus ditentukan dengan memperhatikan hukum perundangan nasional dan pelaksanaannya, dan juga setelah berkonsultasi terlebih dahulu dengan perwakilan organisasi pengusaha dan pekerja.”

“Otoritas pejabat yang kompeten harus memastikan prosedur yang layak, yang melibatkan perwakilan organisasi pengusaha dan pekerja, mengenai proses investigasi atas pengaduan, praktek yang tidak baik dan tercela terkait dengan aktivitas agen perusahaan penyedia jasa tenaga kerja.”

Pemerintah harus “memperhatikan hukum perundangan nasional dan prakteknya, mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk memastikan perlindungan yang layak bagi pekerja yang bekerja pada perusahaan agen penyedia jasa tenaga kerja”….terkait dengan:

PANDUAN ICEM TENTANG

PEKERJA KONTRAK & OUTSOURCING

56

a ) Kebebasan berserikat; b ) Perundingan bersama; c ) Upah minimum;

d ) Jam kerja dan kondisi kerja lainnya; e ) Tunjangan jaminan sosial;

f ) Akses terhadap pelatihan;

g) Kesehatan dan keselamatan kerja;

h) Kompensasi dalam hal terjadi kecelakaan di tempat kerja atau penyakit; i ) Kompensasi dalam hal terjadi pailit dan perlindungan atas klaim pekerja;

j ) Perlindungan maternitas dan tunjangan-tunjangan dan perlindungan serta tunjangan parental.

Pemerintah “harus membentuk dan mengalokasikan” memperhatikan hukum nasional dan prakteknya, tanggungjawab perusahaan agen penyedia jasa tenaga kerja, antara lain terkait: a) Perundingan bersama;

b) Upah minimum;

c) Jam kerja dan kondisi kerja lainnya; d) Tunjangan jaminan sosial;

e) Akses terhadap pelatihan;

f ) Perlindungan didalam ranah kesehatan dan keselamatan kerja;

g) Kompensasi dalam hal terjadi kecelakaan di tempat kerja atau penyakit; h) Kompensasi dalam hal terjadi pailit dan perlindungan atas klaim pekerja;

i) Perlindungan maternitas dan tunjangan-tunjangan dan perlindungan dan tunjangan parental”

“Pengawasan terhadap pelaksanaan aturan provisi tersebut agar dapat memberi efek terhadap Konvensi ini dan harus juga diperkuat oleh pengawasan perburuhan atau otoritas publik lainnya yang kompeten”

BEBERAPA KESIMPULAN SINGKAt tENtANG KONVENSI ILO tENtANG AGEN

Dalam dokumen PANDUAN ICEM TTG OUTSOURCING-FA (Halaman 63-66)