• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Dasar-dasar Perpajakan

Dominasi pajak sebagai sumber penerimaan merupakan satu hal yang sangat wajar, sumber penerimaan ini mempunyai umur tidak terbatas, terlebih dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin diandalkan untuk kepentingan pembangunan dan pengeluaran pemerintah.10

Pajak adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.11

Menurut Rusyadi (2005:54) dalam Ratna Natalia (2017:7) bahwa: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik (tagen presties) yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum (publiekeuitgiven). Menurut Djajadiningrat dalam Ratna Natalia (2017:7) bahwa: Pajak adalah kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan

10 Pancawati Hardiningsih, dan Nila Yulianawati. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kemauan Membayar Pajak. (Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan Vol.3 No.1, 2011), h.127.

kepada Negara disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa balik dari Negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum.12

Pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pajak pada dasarnya adalah iuran atau pungutan uang yang dilakukan oleh Negara yang pemungutannya dapat dilakukan berdasarkan undang-undang untuk menutupi biaya dan pengeluaran Negara atau pemerintah dalam pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, dengan ketentuan bahwa:

a. Iuran masyarakat kepada Negara dalam arti bahwa yang berhak melakukan pemungutan pajak adalah Negara dengan alas an apapun swasta atau partikuler tidak boleh memungut pajak.

b. Berdasarkan undang-undang dalam arti bahwa walaupun Negara mempunyai hak untuk memungut pajak namun dalam pelaksanaannya harus memperoleh persetujuan dari rakyat yaitu melalui undang-undang.

c. Tanpa jasa timbal balik (prestasi) dari Negara yang dapat langsung ditunjuk dalam arti bahwa jasa timal balik atau kontra prestasi yang diberikan oleh Negara kepada rakyatnya tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan besarnya pajak.

12 Ratna Natalia, Pengaruh Jumlah Dan Jenis Kendaraan Terhadap Pajak Kendaraan

Bermotor (PKB) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Kalimantan Barat. (Tesis Program

d. Untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang bersifat umum dalam arti bahwa pengeluaran-pengeluaran pemerintah tersebut mempunyai manfaat bagi masyarakat secara umum.

Namun pada dasarnya pajak tidak lagi seperti yang dinyatakan oleh para pakar hukum pajak selama ini, yaitu membayar sejumlah uang kepada (kas) daerah yang dapat dipaksakan, tanpa mendapatkan suatu imbalan secara langsung yang dapat ditunjuk, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah. Akan tetapi, pajak yang diterima diprioritaskan untuk digunakan sebagai pelayanan bagi pembayaran pajak itu sendiri. Dengan demikian, pengertian pajak daerah adalah pungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah daerah yang penggunaannya diprioritaskan untuk memberikan pelayanan kepada pajak itu sendiri.13

2. Fungsi Pajak

Pajak berfungsi sebagai berikut:14 a. Fungsi Budgeter

Pajak sebagai sumber penerimaan daerah untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah

Contoh: Pembangunan jalan dan jembatan, pendidikan dan kesehatan gratis.

13 Ratna Natalia, loc. cit.

14 Muhammad Turmudi, Pajak dalam Perspektif Hukum Islam, (Jurnal Al-‘Adl Vol.8 No.1, Januari 2015), h.136-137.

b. Fungsi Mengatur (Regulerend/Regulatory)

Pajak sebagai alat mengatur kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

Contoh: Untuk mengatur populasi kendaraan bermotor. c. Fungsi Stabilitas

Melalui pungutan pajak, pemerintah dapat mengatur aktivitas ekonomi masyarakat sehingga akan tercipta kondisi ekonomi yang stabil.

Contoh: Belanja pegawai, belanja barang, dan pemeliharaan. d. Fungsi Redistribusi Pendapatan

Dengan adanya pungutan pajak, pemerintah dapat mengatur distribusi dan mengalokasikan peruntukan pajak sehingga semua masyarakat secara langsung ataupun tidak langsung dapat merasakan manfaat dari hasil pemungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah.

Contoh: Pajak Rokok yang diperuntukkan untuk membangun sarana kesehatan, Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota.

3. Pajak kendaraan bermotor

Hampir di setiap daerah, pajak kendaraan bermotor (PKB) merupakan salah satu primadona dalam membiayai pembangunan daerah provinsi. Karena kontribusi di sektor PKB bagi Pendapatan Asli Daerah cukup besar. Maka dari itu, penerimaan dari sektor PKB perlu adanya pengoptimalan melalui upaya intensifikasi maupun dari berbagai upaya yang mampu meningkatkan jumlah pendapatan dari sektor ini, salah satunya adalah dengan menekan seminimal

mungkin tunggakan pajak kendaraan bermotor. Dalam mengukur efektifitas, Devas dalam Ratna Natalia (2017:10) menyatakan bahwa dalam menilai efektifitas pajak yaitu mengukur hubungan antara hasil pungutan pajak kendaraan bermotor dengan target, dengan asumsi semua wajib pajak telah membayar seluruh pajak masing-masing. Realisasi penerimaan PKB menunjukkan banyaknya uang yang dapat ditarik oleh Dinas Pendapatan Daerah atas pemberian fasilitas dan haknya kepada wajib pajak. Pemerintah daerah memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana, jalan dan properti di jalan raya bagi para pengguna jalan baik perseorangan atau badan hukum. Sedangkan yang dimaksud target Pajak PKB adalah hasil yang direncanakan atau diperkirakan besarnya uang Pajak PKB yang dapat ditarik berdasarkan berbagai macam pertimbangan, misalnya berupa jumlah kendaraan, jenis atau sifat kendaraan, tarif yang berlaku dan masa berlakunya pajak.15

4. Wajib Pajak Orang Pribadi

Wajib pajak sering disingkat dengan WP. Menurut pasal 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan menjelaskan bahwa wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.16

15 Ratna Natalia, op. cit., h.10.

16 Thia Dwi Utami, dan Kardinal. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Wajib pajak pribadi adalah setiap orang pribadi yang memiliki penghasilan di atas penghasilan tidak kena pajak. Wajib pajak badan yang memiliki kewajiban perpajakan sebagai pembayar pajak, pemotong dan/atau pemungut pajak, termasuk bentuk usaha tetap dan kontraktor dan/atau operator di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi.

5. Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan wajib pajak merupakan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakan dengan baik dan benar sesuai dengan peraturan dan undang-undang pajak yang berlaku. Kepatuhan wajib pajak meliputi yaitu memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, membayar pajaknya tepat pada waktunya, wajib pajak memenuhi persyaratan dalam membayar pajaknya, dan wajib pajak mengetahui jatuh tempo pembayaran.17

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74 Tahun 2012 seorang wajib pajak dikatakan patuh apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:18

17 Randi Ilhamsyah, Maria G Wi Endang dan Rizky Yudhi Dewantara. Pengaruh Pemahaman dan Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Samsat Kota Malang), (Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1, 2016), h.2.

18 Nur Wachida Cinitya Lestari, Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepatuhan Wajib

Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor, (Skripsi Program Studi Akuntansi UNHAS

a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan.

b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak;

c. Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut; dan

d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.

Dokumen terkait