III. Asal-usul Perkembangan Agama Islam
III.I Perkembangan Islam di masa nabi
3. Dasar ketiga, hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak
memperkokoh masyarakat dan Negara baru Nabi Muhammad membuat dasar-dasar kehidupan bermasyarakat, yaitu :
1. Dasar Pertama, pembangunan masjid, selain untuk tempat salat, juga sebagi sarana penting untuk mempersatukan kaum Muslimin dan mempertalikan jiwa mereka, di samping sebagai tempat bermusyawarah merundingkan masalah-masalah yang dihadapi. Masjid pada masa Nabi bahkan juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
2. Dasar kedua, adalah ukhuwwah islamiyyah, persaudaraan sesama Muslim. Diharapakan setiap muslim dapat terikat dalam tali persaudaraan
3. Dasar ketiga, hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak
memeluk agama Islam. Selain muslim, di madinah masih terdapat banyak
orang arab dan yahudi yang masih menganut agama nenek moyang mereka. Sehingga dibentuklah piagam madinah, sebuah piagam yang menjamin kebebasan orang yahudi untuk memeluk agama masing masing.
Sepeninggalnya Nabi Muhammad Saw, masyarakat umat muslim mengalami krisis dalam hal konstitusional, karena beliau tidak pernah menunjuk siapa yang akan menggantikannya ataupun mengadakan majelis untuk membicarakan hal tersebut. Kondisi tersebut mengakibatkan banyaknya umat muslim yang akhirnya memutuskan untuk keluar dari islam dan tidak mau melakukan hal hal yang diperintahkan rasul seperti berzakat karena dianggap sebagai upeti kepada nabi Muhammad Saw. Yang masih mengikuti ajaran islam mereka tetap melaksanakan kewajiban dan mau mengorbankan apa saja demi mengembalikan kejayaan Islam.
Dalam masalah pemilihan pengganti nabi Muhammad Saw, umat muslim menggunakan prinsip musyawarah yang selama ini selalu diterapkan oleh nabi Muhammad Saw. Berikut adalah daftar khalifah yang telah dipilih berdasarkan prinsip musyawarah oleh umat muslim:
1. Abu Bakar As-Siddiq 2. Umar Bin Khatab 3. Ustman bin Affan 4. Ali bin Abi Thalib
Perkembangan Islam pada masa Bani Umaiyah
Perkembangan Islam selanjutnya adalah perkembangan islam pada masa Bani Umaiyah. Dinasti umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah. Muawiyah dapat mendirikan kekuasaannya bukan atas dasar demokrasi yang berdasarkan atas hasil pilihan umat islam . Berdirinya dinasti
40
umayyah bukan juga hasil dari musyawarah , jabatan raja menjadi pusaka yang diwariskan secara turun menurun yaitu sistem monarkhi.
Dinasti umayyah berdiri selama 90 tahun (40-132H/661-750M) dengan Damaskus sebagai pusat pemerintahannya. Pada dinasti ini banyak kemajuan ,perkembangan dan perluasan daerah yang dicapai terlebih pada masa pemerintahan khalifah Walid bin Abdul Malik (86-96H/ 705-715M). Pada masa awal pemerintahann muawiyah bin Abi Sufyan ada usaha perluasan wilayah kekuasaan ke berbagai wilayah seperti ke india dengan mengutus muhalllab bin Abu Sufrah dan usaha perluasan ke barat ke darah Bizantium di bawah pimpinan Yazid bin Muawiyah selain itu juga diadakan peluasan wilayah Afrika Utara. Perluasan wilayah ini mengantarkan dinasti Bani Umaiyah menjadi Negara adikuasa yang mampu menumbangkan dua Adikuasa Bizantium.
Perkembangan Islam pada Masa Bani Abbasiyah
Pada masa dinasti Bani Abbasiyah tidak terjadi perluasan yang berarti karena difokuskan pada pembinaan, dan pengembangan ilmu pengetahuan, budaya, dan peradaban sehingga masa ini disebut kejayaan peradaban Islam.
Dinasti umayyah berdiri selama 90 tahun (40-132H/661-750M) dengan Damaskus sebagai pusat pemerintahannya.pada dinasti ini banyak kemajuan ,perkembangan dan perluasan daerah yang dicapai terlebih pada masa pemerintahan khalifah Walid bin Abdul Malik (86-96H/ 705-715M).Pada masa awal pemerintahann muawiyah bin Abi Sufyan ada usaha perluasan wilayah kekuasaan ke berbagai wilayah seperti ke india dengan mengutus muhalllab bin Abu Sufrah dan usaha perluasan ke barat ke darah Bizantium di bawah pimpinan Yazid bin Muawiyah selain itu juga diadakan peluasan wilayah Afrika Utara.
Pada pemerintahan dinasti abbasiyah dibedakan menjadi 5 perode ,setiap periode ditandai adanya perubahan dalam hal pemegang kekuasaan, sistem pemerintahan dan kebijakan militer.
1. Periode pertama adalah periode yang banyak dipengaruhi Persia pertama 2. Periode kedua adalah periode yang banyak dipengaruhi Turki pertama 3. Periode ketiga adalah periode yang banyak dipengaruhi Persia kedua 4. Periode keempat adalah periode yang banyak dipengaruhi Turki kedua
5. Periode kelima adalah periode yang tidak banyak dipengaruhi oleh pihak manapun akan tetapi pertahanan dinasti abbasiyah sangat lemah dan akhirnya pada tahun 1250 M dinasti abbasiyah runtuh karena mendapat serangan tentara Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan.
41 a. Periode Pertengahan
Setelah beberapa abad umat Islam mengusai dunia, di awal abad ke tiga belas kekuasaan Islam mulai terguncang. Banyak kerajaan-kerajaan kecil yang mulai berani melakukan serangan-serangan karena merasa tidak lagi diperhatikan dan juga ingin bebas dari kekuasaan kekhalifahan pada saat itu. Dan puncak dari keruntuhan kekhalifahan Islam pada masa itu adalah kehancuran Bagdad sebagai pusat pemerintahan oleh serangan Hulaghu khan (cucu Jengis Khan). Ia adalah pemimpin bangsa Mongol yang disegani pada saat itu. Perpustakaan Islam dibakar dan buku-buku banyak yang dilarikan ke perpustakaan mereka. Sehingga banyak karya-karya cendikia muslim yang tak dapat lagi ditemukan jejaknya.
Periode ini terbagi menjadi dua fase, yaitu fase kemunduran (1250-1500) dan fase tiga kerajaan yang dimulai dengan kemajuan (1500-1700) lalu kemunduran (1700-1800). Pada fase pertama, disentralisasi dan disintegrasi mulai meningkat. Perbedaan antara sekte pun meningkat terutama antara Sunni dan Syi‟ah, demikian juga antara Arab dan Persia bertambah nyata dan kelihatan. Dunia Islam pada saat itu terbagi dua yakni bagian Arab yang terdiri dari Arabia, Irak, Suriah, Palestina, Mesir, dan Afrika Utara dengan Mesir; serta bagian Persia yang terdiri dari Balkan, Asia kecil, Persia, dan Asia tengah dengan Iran sebagai pusat. Kebudayaan Persia mengambil bentuk internasional dan dengan demikian mendesak lapangan kebudayaan Arab. Perhatian pada ilmu pengetahuan kurang sekali. Umat islam di Spanyol dipaksa masuk Kristen atau keluar daerah itu.
Pada fase kedua -tiga kerajaan-, dimulai dengan kemajuan. Yang dimaksud dengan tiga kerajaan disini adalah kerajaan Usmani (ottoman empire) di Turki, kerajaan Safawi di persia, dan kerajaan Mughal di India. Di masa kemajuan, ketiga kerajaan besar ini mempunyai kejayaan masing-masing terutama dalam bentuk literatur dan arsitek. Mesjid-mesjid dan gedung-gedung indah yang didirikan di zaman ini masih dapat dilihat di Istambul, di Tibriz, Isfahan serta kota-kota lain di Iran dan di Delhi. Kemajuan umat Islam di zaman ini lebih banyak merupakan kemajuan di periode klasik. Perhatian pada ilmu pengetahuan masih kurang sekali.
b. Periode Modern
Masa pembaharuan (Modern) bagi dunia islam adalah masa yang dimula dar tahun 1800M sampai sekarang. Masa pembaharuan ditandai dengan adanya kesadaran umat islam terhadap kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
42
Pada awal masa pembaharuan , kondisi islam secara politis berbeda di bawah penetrasi kolonialisme. Baru pada pertengahan abad ke-20 M dunia islam bangkit memerdekakan negaranya dari penjajahan bangsa barat (Eropa).
Diantara Negara-negara islam atau Negara-negara penduduk mayoritas umat islam, yang memerdekakan dirinya dar penjajahan seperti:
1. Indonesia, memperoleh kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1947. 2. Pakistan pada tanggal 15 Agustus 1947.
3. Mesir secara pormal memperoleh kemerdekaan dari Inggris tahun 1922 M. namun mesir baru merasa benar-benar merdeka pada tanggal 23 Juli 1952. yakni setelah jamal Abdul Nasir menjadi penguasa. Karena dapat menggulingkan raja Faruq yang dalam masa pemerintahannya pengaruh inggris sangat besar.
4. Irak merdeka secara pormal dari penjajah inggris tahun 1932M, tetapi sebenarnya baru benar-benar merdeka tahun 1958M,.
5. Syira dan Libanon merdeka dari penjajah prancis tahun 1946M.
6. Beberapa Negara di Afrika merdeka dar Negara prancis, seperti Lybia tahun 1951M, Sudan dan maroko tahun 1956M, dan Aljazair tahun 1962M.
7. Di Asia tenggara Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam, yang merdeka dari penjajah inggris adalah Malaysia tahun 1957 M, dan Brunei Darussalam tahun 1984 M.
8. Di Asia Tengah, Negara-negara yang merdeka dari Uni Soviet tahun 1992M. adalahUzbekistan, Kirghstan, Kazakhtan, danAzerbaijan. Sedangkan Bosnia merdeka dar penjajah Yogoslavia juga tahun 1992 M.
Munculah gerakan pembaharuan yang dilakukan di berbagai Negara, terutama Turki Usmani dan Mesir. Para pembaharu di Turki melahirkan berbagai aliran pembaharuan, seperti Usmani Muda yang di pelopori oleh Ziya pasha (1825-1880) dan Namik Kemal (1840-1888), Turki Muda yang dimotori oleh Ahmed Reza (1859-1931), Mahmed Murad (1853-1912), dan Sabahuddin (1877-1948). Dari Mesir juga ada beberapa pembaharu diantaranya Muhammad Ali Pasha, Al Tahawi (1801-1873), Jamaluddin Al Afghani (1839-1897), Muhammad Abduh (1849-1905), dan muridnya Rasyid Ridha (1865-1935). Dari Pakistan juga dikenal Muhammad Iqbal dan Muhammad Ali Jinnah.
Masing-masing mereka melakukan pembaharuan dan bergerak pada bidang yang berbeda-beda. Ada yang melakukan gerakan pembaharuan dalam bidang teologis dan ada juga yang masuk dalam bidang perpolitikan dan pemerintahan. Sehingga usaha pembaharuan dilakukan dalam berbagai aspek.
43 III.II Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Sebelum islam masuk ke Indonesia, telah da kerajaan kerajaan Hindu-Budha yang memerintah seperti kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan sebagainya. Salah satu penyebab kerajaan tersebut runtuh adalah masuknya ajaran Islam secara damai di nusantara. Islam mudah diterima karena selain logis juga memberikan harapan kehidupan yang baik.
Pada abad ke-1 hingga ke-7 M, pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa sering disinggahi pedagang asing, seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang di Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.
Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad ke-1 hingga ke-5 H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig membentuk komunitas Islam. Para mubalig memperkenalkan dan mengajarkan Islam kepada penduduk setempat tentang Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati dan tolong menolong.
2. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali takwanya.
3. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan saling mendengki.
4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih.
Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun bangsawan atau penguasa.
Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi. Di Aceh, kerajaan Islam Samudra Pasai berdiri pada pertengahan abad ke-13 M sehingga perkembangan masyarakat muslim di Malaka semakin pesat. Ibnu Batutah menceritakan, Sultan Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir dikelilingi oleh ulama dan mubalig Islam.
Sementara itu di Jawa proses penyebaran Islam sudah berlangsung sejak abad ke-11 M dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang bertahun 475 H/1082 M.
44
Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak dapat dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.
Perkembangan Islam di Nusantara
Cepat tersiarnya Islam di nusantaraksrens beberapa hal antara lain :
1. Ajarannya yang mudah diterima oleh masyarakat nusantara, baik itu pengusaha, pedagang, ataupun petani.
2. Kesungguhan, katekunan, dan keikhlasan para da‟I dalam menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat.
Di nusantara, penyebaran agama Islam dilakukan oleh berbagai kalangan seperti walisongo yang melakukan dakwah di pulau jawa. Walisongo merupakan sebutan untuk Sembilan sunan yang menyebarkan agama Islam melalui berbagai cara seperti mencampur kesenian daerah ( wayang, gamelan, dll ) dengan unsure dakwah islami. Selain olwh walisongo penyebaran ajaran agama Islam di Jawa juga mendapatkan bantuan dari peran Raja dari kerajaan islam di Jawa.
Lahirnya organisasi-organisasi Islam juga tidak luput dari bagian perkembangan Islam di Indonesia. Organisasi tersebut seperti Budi Utomo yang berdiri pada tanggal 20 Mei 1908 dengan tujuan memperbaiki pendidikan dan perekonomian. Lalu ada Sarekat Islam, sarikat Dagang Islam, dll.
Islam di Masa Penjajahan
Ditengah-tengah proses transformasi sosial yang relative damai itu, datanglah pedagang-pedagang Barat, yaitu portugis, kemudian spanyol, di susul Belanda dan Inggris. Tujuannya adalah menaklukkan kerajaan-kerajaan Islam Indonesia di sepanjang pesisir kepulauan Nusantara ini.
Pada mulanya mereka datang ke Indonesia hanya untuk menjalinkan hubungan dagang karena Indonesia kaya akan rempah-rempah, tetapi kemudian mereka ingin memonopoli perdagangan tersebut dan menjadi tuan bagi bangsa Indonesia.
Apalagi setelah kedatangan Snouck Hurgronye yang ditugasi menjadi penasehat urusan pribumi dan Arab, pemerintah Hindia-Belanda lebih berani membuat kebijaksanaan mengenai masalah Islam di Indonesia karena Snouck mempunyai pengalaman dalam penelitian lapangan di Negeri Arab, Jawa dan Aceh. Lalu ia mengemukakan gagasannya yang di kenal dengan politik Islam di Indonesia. Dengan politik itu ia membagi masalah Islam dalam tiga kategori, yaitu:
45
1. Bidang agama murni atau ibadah; 2. Bidang sosial kemasyarakatan; dan 3. Politik.
Terhadap bidang agama murni, pemerintah colonial memberikan kemerdekaan kepada umat Islam untuk melaksanakan ajaran agamanya sepanjang tidak mengganggu kekuasaan pemerintah Belanda.
Dalam bidang kemasyarakatan, pemerintah memamfaatkan adat kebiasaan yang berlaku sehingga pada waktu itu dicetuskanlah teori untuk membatasi keberlakuan hukum Islam, yakni teori reseptie yang maksudnya hukum Islam baru bisa diberlakukan apabila tidak bertentangan dengan alat kebiasaan. Oleh karena itu, terjadi kemandekan hukum Islam.
Sedangkan dalam bidang politik, pemerintah melarang keras orang Islam membahas hukum Islam baik dari Al-Qur‟an maupun Sunnah yang menerangkan tentang politik kenegaraan atau ketatanegaraan.