BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Showcase
Kebutuhan mesin pendingin yang digunakan untuk mendinginkan air dan makanan namun tidak menjadi beku dengan tampilan yang menarik serta terjaga dalam keadaan yang baik mendorong terciptanya showcase. Showcase adalah sebuah mesin pendingin yang berfungsi memindahkan panas dari suatu tempat yang bertemperatur rendah ke tempat yang temperaturnya lebih tinggi.
Showcase memiliki evaporator yang berfungsi menyerap kalor yang berada didalam ruangan showcase, yang mengakibatkan refrigeran berubah wujud dari cair menjadi gas refrigeran. Keluar dari evaporator, refrigeran menuju kompresor. Refrigeran kemudian dimampatkan oleh kompresor menjadi gas bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Keluar kompresor gas refrigeran yang panas dan bertekanan tinggi tersebut masuk ke kondensor. Refrigeran didinginkan oleh udara luar sehingga kalor akan berpindah dari kondensor ke udara sekelilingnya. Suhu refrigeran akan turun menuju suhu kondensasi, dan di lanjutkan laju poses kondensasi, dimana refrigeran berubah wujud dari gas menjadi cair tetapi tekanannya tetap tinggi. Refrigeran cair bertekanan tinggi selanjutnya mengalir menuju penyaring (filter) dan kemudian memasuki pipa kapiler yang berdiameter kecil sehingga tekanannya menjadi turun. Suhu refrigeran juga turun pada temperatur evaporator yang dirancang (dipilih).
Refrigeran cair yang tekanannya sudah turun ini kemudian menuju evaporator untuk menyerap kalor yang ada di dalam ruangan dan refrigeran kembali menjadi gas. Gas refrigeran dihisap kembali oleh kompresor kembali. Proses seperti ini berlangsung secara berulang-ulang dan jumlah refrigeran yang digunakan adalah tetap, yang berubah adalah bentuknya. Siklus yang terjadi inilah yang dinamakan dengan siklus kompresi uap.
Gambar 2.1 Showcase
Showcase memiliki bemacam-macam jenis tergantung dari jenis minuman atau makanan yang dimasukan ke dalam showcase. Beberapa contoh dari showcase yang ada dipasaran disajikan Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Display cooler, beer cooler, cake showcase (http://www.mesinraya.co.id)
a. Display Cooler
Display cooler adalah sebuah mesin showcase yang hanya dapat mencapai suhu maksimal pendinginan antara +4 – 80 C. Showcase ini biasanya digunakan untuk memajang minuman kaleng dan botol. Display cooler mempunyai macam-macam tipe berdasarkan jumlah pintu dan kapasitas volumenya. Perbedaan spesifikasi antara display cooler pintu 1, pintu 2 dan pintu 3 berada di dimensi display cooler, volume, daya dan jumlah rak. Semakin besar dimensi dan volume display cooler semakin besar pula daya kompresor, namun refrigeran yang digunakan pada display cooler adalah R134a.
b. Beer Cooler
Beer cooler merupakan sebuah mesin showcase yang digunakan khusus untuk menyimpan dan memajang minuman beer. Beer adalah sebuah minuman beralkohol yang diproduksi melalui proses fermentasi berpati tanpa proses penyulingan setelah fermentasi. Beer dengan rasa yang nikmat akan
menghasilkan busa atau biasa disebut frost beer. Suhu yang khusus untuk membuat kualitas frost beer tetap bagus -2 ~ -6°C.
c. Cake Showcase
Cake showcase merupakan showcase yang berfungsi menyimpan dan memajang kue, coklat dan pasty dengan tingkat kelembaban tinggi (humidity) 70 – 80 %. Showcase ini bekerja antara suhu 2 – 8 0C, namun bila showcase ini berfungsi sebagai pendingin coklat maka showcase ini harus disetting 15 – 180C. Refrigeran yang digunakan oleh cake showcase sama dengan display cooler yaitu R134a.
Dalam bekerjanya showcase umumnya menggunakan siklus kompresi uap. Siklus kompresi uap terdiri dari beberapa proses, yaitu proses kompresi, proses kondensasi, proses penurunan tekanan (proses isentalpi), dan proses penguapan.
2.1.2 Siklus Kompresi Uap
Siklus kompresi uap merupakan siklus yang digunakan dalam mesin pendingin. Pada siklus ini terjadi proses kompresi, kondensasi, penurunan tekanan dan penguapan. Secara skematik siklus kompesi uap ditunjukkan pada Gambar 2.3, Gambar 2.4, dan Gambar 2.5.
Gambar 2.3 Skematik rangkaian komponen siklus kompresi uap
Gambar 2.5 Siklus kompresi uap pada diagram T-s
Siklus kompresi uap pada Gambar 2.3, Gambar 2.4, dan Gambar 2.5 tersusun dari beberapa tahapan sebagai berikut: proses kompresi, proses pendinginan dengan penurunan suhu (desuperheating), proses kondensasi, proses pendinginan lanjut, proses ekspansi (proses penurunan tekanan), proses evaporasi, dan proses pemanasan lanjut.
Proses yang terjadi pada siklus refrigerasi kompresi uap: a. Proses Kompresi 1 – 2
Proses kompresi terjadi pada tahap 1-2 dari Gambar 2.4 dan Gambar 2.5. Refrigeran dalam bentuk gas panas lanjut masuk ke kompresor, kerja atau usaha yang diberikan pada refrigeran akan menyebabkan kenaikan pada tekanan sehingga temperatur refrigeran akan naik dan lebih tinggi dari temperatur lingkungan (refrigeran mengalami fasa superheated/ gas panas lanjut). Proses kompresi berlangsung pada entropi yang konstan (iso-entropi). Kompresor dapat bekerja karena ada aliran listrik yang diberikan pada kompresor. Suhu yang
keluar dari kompresor, merupakan suhu refrigeran yang tertinggi pada siklus kompresi uap.
b. Proses pendinginan suhu gas panas lanjut (2-2a) (desuperheating)
Proses pendingin dari gas panas lanjut menjadi gas jenuh terjadi pada tahap 2-2a dari Gambar 2.4 dan Gambar 2.5. Refrigeran mengalami penurunan suhu pada tekanan tetap. Hal ini disebabkan adanya kalor yang mengalir ke lingkungan, karena suhu refigeran lebih tinggi dari suhu lingkungan.
c. Proses Kondensasi (2a-2b)
Proses kondensasi terjadi pada tahap 2a-2b dari Gambar 2.4 dan Gambar 2.5. Pada proses ini gas jenuh mengalami perubahan fase menjadi cair jenuh. Proses berlangsung pada suhu dan tekanan tetap. Pada proses ini terjadi aliran kalor dari kondensor ke lingkungan karena suhu kondensor lebih tinggi dari suhu udara lingkungan. Keluarnya kalor dari kondensor, tidak menyebabkan suhu refrigeran mengalami penurunan suhu, tetapi menyebabkan refrigeran berubah fase dari gas menjadi cair.
d. Proses Pendinginan Lanjut (2b-3)
Proses pendinginan lanjut terjadi pada tahap 2b-3 dari Gambar 2.4 dan Gambar 2.5. Pada proses pendinginan lanjut terjadi proses penurunan suhu refrigeran dari keadaan cair jenuh ke refrigeran cair lanjut. Proses ini berlangsung pada tekanan konstan. Proses ini di perlukan agar kondisi refrigeran keluar kondensor benar-benar dalam fase cair, sehingga memudahkan refrigeran mengalir ke pipa kapiler.
e. Proses Penurunan Tekanan (3-4)
Proses penurunan tekanan pada tahap 3-4 dari Gambar 2.4 dan Gambar 2.5. Dalam fasa cair refrigeran mengalir menuju ke komponen pipa kapiler dan mengalami proses penurunan tekanan dan penurunan suhu. Sehingga suhu refrigeran lebih rendah dari temperatur lingkungan. Pada tahap ini fasa refrigeran berubah dari fase cair menjadi fase campuran: cair dan gas. Proses berjalan dengan nilai entalpi yang tetap (iso entalpi atau isentalpi).
f. Proses Evaporasi (4-4a)
Proses evaporasi terjadi pada tahap 4-4a dari Gambar 2.4 dan Gambar 2.5. Refrigeran dalam fasa campuran cair dan gas mengalir ke evaporator dan kemudian menerima kalor dari lingkungan, sehingga fasa dari refrigeran berubah seluruhnya menjadi gas jenuh. Proses berlangsung pada tekanan yang tetap, demikian juga berlangsung pada suhu yang tetap. Kalor dapat mengalir dari lingkungan ke evaporator dikarenakan suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu kerja evaporator.
g. Proses Pemanasan Lanjut (4a-1)
Proses pemanasan lanjut terjadi pada tahap 4a-1 dari Gambar 2.4 dan Gambar 2.5. Pada saat refrigeran meninggalkan evaporator refrigeran kemudian mengalami proses pemanasan lanjut. Dengan adanya proses pemanasan lanjut fase refrigeran berubah dari fase gas jenuh menjadi gas panas lanjut. Dengan demikian refrigeran sebelum masuk kompresor benar-benar dalam fase gas. Proses berlangsung pada tekanan konstan. Daya fase gas panas lanjut kemungkinan kompresor mudah menjadi lebih kecil.
2.1.3 Perhitungan – Perhitungan Pada Siklus Kompresi Uap
Berdasarkan Gambar 2.4 dan Gambar 2.5 maka dapat dihitung besarnya kerja kompresor Win, kalor yang dilepaskan kondensor Qout, kalor yang diserap evaporator Qin, COPaktual, COPideal, efisiensi, dan laju aliran massa refrigeran. a. Kerja Kompresor (Win)
Kerja kompresor persatuan massa refrigeran, dapat dihitung dengan Persamaan (2.1):
Win = h2 – h1 .... (2.1)
Pada Persamaan (2.1):
Win : kerja kompresor persatuan massa refrigeran. h2 : nilai entalpi refrigeran saat keluar kompresor. h1 : nilai entalpi refrigeran saat masuk kompresor.
b. Energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (Qout) Besarnya energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor dapat dihitung dengan Persamaan (2.2):
Qout = h2 – h3 .... (2.2) Pada Persamaan (2.2):
Qout : energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran. h2 : nilai entalpi refrigeran saat masuk kondensor.
c. Energi kalor yang diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran (Qin) Besarnya energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap oleh evaporator dapat dihitung dengan Persamaan (2.3):
Qin = h1 – h4 =h1 – h3 …. (2.3) Pada Persamaan (2.3):
Qin : energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran. h1 : nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator atau sama dengan nilai entalpi saat masuk kompresor.
h4 : nilai entalpi refrigeran saat masuk evaporator atau sama dengan nilai entalpi saat keluar pipa kapiler.
d. COP aktual mesin kompresi uap showcase (COPaktual)
COP aktual (coefficient of performance) showcase adalah perbandingan antara kalor yang diserap evaporator dengan energi listrik yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor. Nilai COPaktual mesin kompresi uap showcase dapat dihitung dengan Persamaan (2.4):
COPaktual = Qin / Win = (h1– h4) / (h2– h1) …. (2.4) Pada Persamaan (2.4):
Win : kerja kompresor persatuan massa refrigeran.
e. COP ideal mesin kompresi uap showcase (COPideal)
COP ideal merupakan COP maksimal yang dapat dicapai showcase, dapat dihitung dengan Persamaan (2.5):
COPideal = (Te) / (Tc – Te) …. (2.5) Pada Persamaan (2.5):
Te : suhu mutlak evaporator, K Tc : suhu mutlak kondensor, K
f. Efisiensi mesin kompresi uap showcase (Ƞ)
Efisiensi mesin kompresi uap showcase dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.6):
Ƞ = (COPAktual / COPIdeal) x 100% …. (2.6) Pada Persamaan (2.6):
Ƞ : efisiensi mesin kompresi uap showcase COPaktual : koefisien prestasi aktual showcase COPIdeal : koefisien prestasi maksimum showcase
g. Laju aliran massa refrigeran (ṁ)
Laju aliran massa refrigeran mesin kompresi uap showcase dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.7):
ṁ = (V x I / 1000) / Win = P / Win .... (2.7) Pada Persamaan (2.7):
V : voltase kompresor, v I : arus kompresor, ampere P : daya kompresor.
Win : kerja kompresor persatuan massa refrigeran.
2.1.4 Komponen Utama Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap
Komponen utama mesin pendingin kompresi uap terdiri dari beberapa komponen seperti: kompresor, kondensor, evaporator, dan pipa kapiler.
a. Kompresor
Kompresor merupakan unit tenaga dalam sistem mesin mesin kompresi uap. Kompresor berfungsi memompa refrigeran ke seluruh bagian mesin pendingin. Kompresor akan menekan gas refrigeran dari tekanan rendah ke tekanan tinggi. Ada 3 macam kompresor yang biasa digunakan dalam siklus kompresi uap saat ini, yaitu kompresor bertorak, kompresor sentrifugal, dan kompresor rotary, selanjutnya dari macam-macam kompresor tersebut dibagi dalam 3 kategori, yaitu:
1. Kompresor jenis terbuka ( Open type compressor )
Jenis kompresor ini terpisah dari tenaga penggeraknya, dan masing –masing bergerak sendiri dalam keadaan terpisah. Tenaga penggerak kompresor umumnya motor listrik. Salah satu ujung poros engkol dari kompresor menonjol keluar, sebuah puli dari luar dipasang pada ujung poros tersebut. Puli pada kompresor berfungsi sebagai roda gaya yang digunakan sebagai daun kipas untuk mendinginkan kondesor dan kompresor sendiri. Karena ujung poros
keluar dari rumah kompresor, maka harus diberi pelapis agar refrigeran tidak bocor keluar.
Keuntungan kompresor jenis terbuka:
1) Putaran kompresor dapat diubah dengan cara mengganti diameter puli. 2) Ketinggian minyak pelumas dapat diketahui dengan mudah.
3) Jika terjadi kerusakan dapat dengan mudah diketahui dan melakukan penggantian komponen.
Kerugian kompresor jenis terbuka: 1) Harga lebih mahal.
2) Bentuknya besar dan berat. 3) Memerlukan ruang yang besar.
2. Kompresor jenis hermetik ( Hermetic type compressor )
Kompresor hermetik adalah jenis kompresor yang sering digunakan pada mesin pendingin showcase. Kompresor ini digerakkan langsung oleh motor listrik dengan komponen mekanik yang berada dalam satu wadah tertutup. Posisi porosnya bisa vertikal maupun horizontal.
Keuntungan dari kompresor hermetik:
1) Tidak memerlukan ruang penempatan yang besar. 2) Bentuknya kecil dan harganya relatif terjangkau.
3) Tidak memakai tenaga penggerak dari luar sehingga tingkat kebisingan rendah.
Kerugian dari kompresor hermetik adalah:
1)Ketinggian minyak pelumas kompresor susah diketahui.
2)Kerusakan yang terjadi didalam kompresor sudah diketahui sebelum rumah kompresor dibuka.
3)Digunakan pada mesin pendingin yang berkapasitas kecil.
Gambar 2.6 Kompresor hermetik
(http://kangirie.blogspot.co.id/2014/01/kompresor-1.html) 3. Kompresor jenis semi hermetik ( Semi hermetic type compressor )
Jenis kompresor yang motor penggerak serta kompresornya berada dalam satu rumahan, akan tetapi motor penggeraknya terpisah dari kompresor. Kompresor digerakkan oleh motor penggerak dengan sebuah poros penghubung antara motor penggerak dengan kompresor.
Keuntungan dari kompresor semi hermetic: 1) Bentuknya yang ringkas.
2) Mudah dalam perbaikan jika kompresor atau motornya rusak maka salah satunya bisa untuk diganti.
Gambar 2.7 Kompresor semi hermetik
(
https://www.indotrading.com/product/compressor-semi-hermetic-p179399.aspx) b. Kondensor
Kondensor adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai alat penukaran kalor, menurunkan temperatur refrigeran dari bentuk gas menjadi cair. Kondensor ditempatkan antara kompresor dan alat pengatur penurun tekanan (pipa kapiler). Agar proses pelepasan kalor bisa lebih cepat, pipa kondensor didesain berliku dan bila kotor harus segera dibersihkan karena kotoran tersebut mengganggu dalam proses pelepasan kalor. Kondensor berdasarkan zat yang digunakan untuk mendinginkannya dibagi tiga macam, yaitu:
1. Kondensor dengan pendingin udara (air cooler)
Air cooler merupakan kondensor yang menggunakan udara sebagai pendingin refrigeran. Kondensor ini terbuat dari koil berdiameter luar 6 mm – 18 mm, dilengkapi dengan sirip-sirip untuk memperluas area perpindahan kalor. Keuntungan dari kondensor dengan pendingin udara:
1) Tidak memerlukan biaya tambahan karena tersedianya udara yang cukup sebagai media pendingin.
2) Pipa pendingin mudah dibersihkan.
Kerugian dari kondensor dengan pendingin udara:
1) Kondensor hanya bisa digunakan untuk sistem refrigerasi kecil misalnya kulkas dan freezer untuk aplikasi rumah tangga.
2) Tekanan kerja yang tinggi dibandingkan deangan kondensor pendingin air mengakibatkan kompresor memerlukan daya yang lebih besar akibat dari kenaikan tekanan dan temperatur kerjanya
Gambar 2.8 Air cooler
(
http://linasundaritermodinamika.blogspot.co.id/2015/04/kondensor-berpendingin-udara.html)
2. Kondensor dengan pendingin air (water cooler)
Water cooler adalah kondensor yang menggunakan air sebagai media pendingin kondensor. Kondensor ini menggunakan air karena air memiliki kemampuan memindahkan kalor lebih baik dari pada udara. Kondensor memiliki koil pipa pendingin ini terbuat dari tembaga.
Keuntungan dari kondensor dengan pendingin air: 1) Bentuk sederhana.
2) Mudah dalam pemasangan.
Kerugian dari kondensor dengan pendingin air:
1) Pemeriksaan terhadap korosi dan kerusakan pipa sulit diketahui. 2) Harus menggunakan detergen untuk membersihkan pipa.
3) Pergantian pipa yang sulit dilakukan.
Gambar 2.9 Water cooler (
http://4.bp.blogspot.com/-uubtx9eduig/vul76fslboi/aaaaaaaaaug/2tohnfga3ka/s1600/pkm.png)
4. Kondensor dengan pendingin campuran udara dan air (evaporative)
Evaporative merupakan kombinasi dari kondensor pendingin udara dan kondensor pendingin air. Kondensor ini menggunakan air dan udara sebagai media pendinginannya.
Keuntungan dari kondensor dengan pendingin campuran udara dan air: 1) Kerja kompresor lebih ringan
2) Mempertahankan agar tekanan kondensasi tidak terlalu tinggi Kerugian dari kondensor dengan pendingin campuran udara dan air: 1) Memerlukan tempat yang luas
Gambar 2.10 Evaporative cooler
(http://frandhoni.blogspot.co.id/2015/06/macam-macam-kondensor.html)
Kondensor yang digunakan pada showcase yang dirancang adalah jenis pipa dengan jari-jari penguat, dengan bentuk lintasan 12U dengan tambahan kondensor 8U.
Gambar 2.11 Kondensor 12 U dan kondensor 8U
(https://thai.alibaba.com/product-detail/refrigerator-condenser-refrigerator-parts-type-of-condenser-1295289274.html
c. Pipa Kapiler
Pipa kapiler adalah sebuah pipa tembaga dengan diameter yang kecil yang digunakan mesin pendingin baik itu kulkas, ac, freezer, showcase, dll. Pipa kapiler alat berfungsi untuk menurunkan tekanan bahan pendingin cair yang mengalir di dalam pipa tersebut, yang berasal dari pipa-pipa kondensor dan melewati proses penyaringan di filter, setelah itu baru menuju pipa kapiler. Pipa kapiler yang berada dipasaran mempunyai diameter 0,026 hingga 0,080 inch, namun yang digunakan pada mesin pendingin berdiameter berkisar antara 0,026 atau 0,031 inch. Pipa kapiler yang digunakan showcase yang dirancang berukuran 0,031 inch dengan panjang 1 m.
Gambar 2.12 Pipa kapiler
(https://panduanrefrigerasi.blogspot.co.id) d. Evaporator
Evaporator adalah suatu alat dimana bahan pendingin menguap dari cair menjadi gas. Melalui perpindahan panas dari dinding – dindingnya, mengambil panas dari ruangan di sekitarnya ke dalam sistem, panas tersebut lalu di bawa ke kompresor dan dikeluarkan lagi oleh kondensor. Evaporator dibuat dari bahan logam anti karat, yaitu tembaga dan almunium. Ada beberapa macam evaporator sesuai dengan keadaan refrigeran didalamnya.
1. Evaporator kering (dry expantion evaporator)
Keadaan dimana cairan refrigeran yang diexpansikan melalui katup expansi pada saat masuk evaporator sudah dalam campuran air dan uap, sehingga pada saat keluar dari evaporator menjadi uap kering
Keuntungan dari evaporator kering:
1) Tidak memerlukan banyak refrigeran dalam jumlah besar.
2) Jumlah minyak pelumas yang tertinggal di dalam evaporator sangat kecil. Kerugian dari evaporator kering:
1) Perpindahan kalor yang terjadi tidak begitu besar dibandingkan dengan evaporator basah.
2) Laju perpindahan kalor dalam evaporator lebih rendah dibandingkan dengan evaporator setengah basah.
Gambar 2.13 Evaporator kering
(http://linasundaritermodinamika.blogspot.co.id/2015/04/evaporator.html)
1. Evaporator setengah basah
Keadaan dimana evaporator berada pada kondisi refrigeran diantara jenis evaporator jenis kering dan evaporator jenis basah, namun selalu terdapat
refrigeran cair dalam pipa penguapannya. Keuntungan dan kerugian dari evaporator jenis setengah basah adalah laju perpindahan kalor jenis setengah basah lebih tinggi dari evaporator kering, tetapi laju perpindahan kalor lebih rendah dari evaporator jenis basah.
2. Evaporator basah (flooded evaporator)
Dalam evaporator jenis basah sebagian jenis evaporator terisi oleh cairan refrigeran dan proses penguapannya terjadi seperti pada ketel uap. Pada evaporator basah terdapat sebuah akumulator untuk menampung refrigeran cair dan gas, dari akumulator tersebut bahan pendingin cair mengalir ke evaporator dan menguap di dalamnya. Sisa refrigeran yang tidak sempat menguap di evaporator kembali kedalam akumulator, di dalam akumulator refrigeran cair berada dibawah tabung sedangkan yang berupa gas berada diatas tabung. Keuntungan dari evaporator basah adalah laju perpindahan kalor jenis basah lebih tinggi dari pada evaporator kering dan evaporator jenis setengah basah.
Gambar 2.14 Evaporator basah
(
Ada beberapa macam evaporator berdasarkan bentuk yang banyak digunakan pada mesin pendingin seperti jenis pipa dengan plat datar atau plate, pipa-pipa, dan pipa dengan sirip-sirip. Evaporator yang digunakan pada showcase dirancang adalah evaporator jenis kering dengan pipa plat datar.
Gambar 2.15 Evaporator plat
2.1.5 Komponen Pendukung Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap
Selain komponen utama, mesin pendingin juga memiliki beberapa komponen pendukung lain yang berfungsi untuk membantu kerja dari mesin pendingin, yaitu: thermostat, filter, bahan pendingin dan kipas (fan).
a. Thermostat
Thermostat adalah sebuah alat mesin pendingin yang berfungsi untuk mencegah pembekuan / frosting dan agar temperatur ruang dalam ruangan dapat disetel sesuai dengan suhu yang diinginkan. Prinsip kerja thermostat adalah jika ruang dalam mesin pendingin mencapai suhu tertentu (dalam evaporator sudah mencapai suhu yang ditentukan) maka terputuslah aliran listrik menuju
kompersor dan kompresor akan berhenti bekerja untuk sementara hingga suhu ruang pendingin atau evaporator naik mencapai suhu tertentu.
Gambar 2.16 Thermostat
(
http://www.priceza.co.id/s/harga/thermostat-kulkas-awtb-p134-by-erpan-electric) b. Filter
Filter adalah alat yang mempunyai fungsi menyaring kotoran–kotoran yang berbentuk padat yang terbawa refrigeran. Filter dipasang pada daerah bertekanan tinggi pada ujung pipa kondensor yang menuju pipa kapiler dengan tujuan jika ada kotoran atau ada udara yang terjebak dalam siklus tersebut akan tersaring terlebih dahulu agar pipa kapiler tidak tersumbat.
Gambar 2.17 Filter
(
c. Bahan Pendingin atau refrigeran
Bahan pendingin atau refrigeran adalah suatu zat yang mudah dirubah bentuknya dari gas menjadi cair atau sebaliknya, dipakai untuk mengambil panas dari evaporator dan membuangnya di kondensor. Refrigeran yang sering digunakan dalam mesin pendingin yaitu R134a.
keuntungan menggunakan refrigeran R134a, yaitu: 1. Tidak berbau dan beracun.
2. Tidak mudah terbakar.
3. Tidak menyebabkan logam korosi.
4. Tidak mengandung CFC (Chlorofluorocarbon) sehingga ramah lingkungan, karena tidak merusak ozon
Gambar 2.18 Refrigeran R134a
(
http://www.globalsources.com/si/AS/Foshan-Liangyou/6008845808800/pdtl/Refrigerant-r134a/1066898352.htm)
d. Kipas (fan)
Fan atau kipas angin berfungsi untuk menghisap atau mendorong udara menuju ruang pendingin. Dengan adanya kipas angin maka makanan atau minuman yang ada di ruang pendinginan showcase lebih cepat dingin.
Gambar 2.19
(https://en.indotrading.com/product/weiguang-ywf-atau-p219949.aspx)