A. Teori Laser
A.1. Pengertian laser
Laser terdiri dari bahan aktif yang terdapat di dalam sebuah resonator yang diberi tegangan. Saat elektron dari bahan aktif yang berada di aras energi atas (eksitasi) ditumbuk foton yang memiliki energi sama dengan perbedaan aras energi, akan terjadi proses pancaran terstimulasi sehingga dihasilkan foton. Agar elektron dari bahan aktif dapat naik ke aras energi atas, diperlukan proses pemompaan. Foton yang dihasilkan tersebut akan menumbuk elektron lain sehingga akan terjadi proses pancaran terstimulasi lain dan dihasilkan foton kembali. Foton-foton tersebut dipantulkan bolak balik oleh resonator. Resonator yang digunakan terdiri dari sebuah cermin yang memantulkan cahaya dan sebuah cermin yang dapat meneruskan dan memantulkan sebagian cahaya, sehingga akan didapatkan berkas cahaya laser yang keluar dari resonator. Berkas cahaya inilah yang digunakan pada spektroskopi fotoakustik.
6
A.2. Serapan, pancaran spontan dan pancaran terstimulasi
Sebelum tahun 1917, hanya dikenal dua kemungkinan dalam transisi antar dua aras energi suatu elektron pada atom yang melibatkan radiasi elektromagnetik yaitu serapan (absorbsi) dan pancaran spontan (emisi spontan). Serapan terjadi saat elektron yang berada pada aras energi yang lebih rendah E1 ditumbuk seberkas foton dengan energi sebesar perbedaan aras energi, elektron dapat naik ke aras energi yang lebih tinggi E2 (Gambar 1). Sedangkan pancaran spontan (emisi spontan) terjadi saat elektron yang berada pada aras energi yang lebih tinggi E2, elektron akan turun ke aras energi yang lebih rendah dengan memancarkan foton (Gambar 2).
Pada tahun 1917, Einstein mengemukakan kemungkinan yang ketiga dalam transisi antar dua aras energi suatu elektron pada atom yang melibatkan radiasi elektromagnetik yaitu pancaran terstimulasi (emisi terstimulasi). pancaran terstimulasi terjadi saat elektron yang berada pada aras energi yang lebih tinggi E2 ditumbuk seberkas foton dengan energi sebesar perbedaan aras energi, elektron akan turun ke aras energi yang lebih rendah. Saat terjadinya peristiwa ini, atom tersebut akan memancarkan energi foton yang benar-benar sama dengan yang diterima.
a. Serapan
Diasumsikan bahwa atom berada pada aras energi E1. Seberkas foton datang ke atom dengan frekuensi v. Atom memerlukan energi sebesar E2 – E1 untuk naik ke aras energi E2 yang diperoleh dari energi foton yang datang. Jadi, energi dari foton harus sama dengan perbedaan aras energi.
... (2.1)
Didefinisikan tingkat serapan W12 dengan persamaan
... (2.2)
dimana adalah kecepatan perpindahan atom, N1 adalah jumlah
atomnya (per satuan volume), pada saat tertentu dan berada di aras energi E1. Lebih lanjut dapat ditulis
... (2.3)
8
b. Pancaran spontan
Atom dari suatu bahan mula-mula berada di aras energi E2. Karena E2>E1, atom cenderung untuk berpindah ke aras energi E1, dengan memancarkan foton yang memiliki energi sebesar E2-E1.
Frekuensi v dari gelombang yang diradiasikan diberikan oleh
persamaan
... (2.4)
dimana h adalah konstanta planck.
Saat waktu t, terdapat N2 atom (per satuan volume) pada aras energi E2. Kecepatan perpindahan atom sebagai hasil Pancaran
spontan , sebanding dengan N2. Dapat ditulis
... (2.5)
tetapan A disebut probabilitas pancaran spontan atau tetapan
Einstein. Jumlah disebut waktu hidup pancaran spontan.
Nilai A dan bergantung pada transisi partikel yang terlibat.
c. Pancaran terstimulasi
Atom dari suatu bahan mula-mula berada di aras energi E2. Seberkas foton datang ke atom dengan frekuensi v (diberikan oleh persamaan (2.4)). Karena foton ini memiliki energi yang sama
dengan perbedaan aras energi, atom dapat berpindah dari aras energi E2 ke aras energi E1. Saat berpindah, atom akan memancarkan foton dengan energi sebesar E2-E1. Foton yang memancar dari atom menambah jumlah foton yang sefase dari foton yang datang.
kecepatan perpindahan atom sebagai hasil pancaran
terstimulasi dituliskan :
... (2.6)
dimana W21 disebut probabilitas transmisi terstimulasi. Koefisien
W21 memiliki dimensi (T)-1. W21 bergantung pada perpindahan
partikel dan intensitas foton yang datang. Untuk sebuah bidang foton :
... (2.7)
dimana F adalah fluks foton dari gelombang yang datang dan adalah tampang lintang pancaran terstimulasi.
Nilai . Terlihat bahwa probabilitas pancaran
terstimulasi sama dengan probabilitas serapan. dapat ditulis
10
A.3. Proses pemompaan
Saat pada aras dasar lebih banyak populasinya dari pada aras atas, akan lebih dominan terjadi absorbsi dari pada emisi terstimulasi. Jika ada gelombang datang, akan menghasilkan lebih banyak transisi dari 1 ke 2 dari pada dari 2 ke 1 dan diharapkan akan terjadi inversi populasi. Tetapi pada kenyataannya hal tersebut tidak terjadi.
Agar terjadi inversi populasi dibutuhkan tiga atau empat tingkat laser. Pada sistem tiga tingkat (Gambar 4), atom-atom akan naik dari aras dasar ke level 3. Lalu atom-atom akan meluruh dengan cepat ke level 2, dengan cara ini inversi populasi dapat diperoleh antara level 2 dan 1.
Gambar 4. Laser sistem tiga tingkat
Pada sistem empat tingkat (Gambar 5), atom-atom akan naik dari aras dasar ke level 3. Jika atom-atom meluruh dengan cepat ke level 2, maka inversi populasi dapat diperoleh antara level 2 dan 1. Bila osilasi dimulai pada laser empat tingkat, atom akan
dikirim ke level 1 (karena emisi terstimulasi). Untuk gelombang kontinyu diperlukan sistem laser empat tingkat. Perpindahan dari level 1 ke aras dasar akan terjadi sangat cepat.
Gambar 5. Laser sistem empat tingkat
Inversi populasi lebih mudah dihasilkan pada sistem empat tingkat dari pada sistem tiga tingkat. Perbedaan tenaga antar tingkat lebih besar dari kT.
Proses dimana atom naik dari level 1 ke level 3 pada sistem tiga tingkat atau dari level 0 ke level 3 pada sistem empat tingkat disebut proses pemompaan. Terdapat beberapa cara dimana proses ini dapat dicapai, contohnya dengan beberapa jenis lampu dengan intensitas yang cukup atau dengan lucutan listrik pada medium aktif. Jika level pemompaan yang lebih tinggi kosong, laju
perubahan populasi di tingkat atas karena pemompaan ,
dapat ditulis sebagai
12
dimana Ng adalah populasi di aras dasar, Wp adalah sebuah
koefisien yang disebut tingkat pemompaan. Untuk mencapai kondisi ambang, tingkat pemompaan harus mencapai ambang batas.
Terdapat dua jenis proses pemompaan, yaitu pemompaan optis dan pemompaan elektrik. Pada penelitian ini digunakan proses pemompaan elektrik.
a. Pemompaan optis
Pada pemompaan optis cahaya dari sumber cahaya diserap oleh bahan aktif dan atom-atom dari bahan aktif akan naik ke tingkat yang lebih tinggi. Metode ini biasa digunakan pada laser zat padat dan laser cair.
b. Pemompaan elektrik
Pada pemompaan elektrik digunakan alat yang memiliki lucutan listrik dengan intensitas yang cukup. Metode ini biasa digunakan pada laser gas dan semikonduktor.
Pemompaan optis
Cahaya dari lampu tidak koheren yang kuat dipancarkan dengan sistem optik yang sesuai menuju bahan aktif. Terdapat tiga susunan yang biasa digunakan pada sistem pemompaan optis.
Gambar 6. Susunan koil
Gambar 7. Susunan silinder elips
Gambar 8. Susunan pasangan tertutup
Bahan aktif berada dalam tangki silinder. Laser dapat dioperasikan dalam bentuk pulsa atau gelombang kontinyu tergantung pada pancaran lampu. Cahaya dari lampu langsung mengenai bahan aktif atau setelah pemantulan dari cermin pemantul. Pada susunan koil (Gambar 6), lampu berbentuk koil
14
yang mengelilingi tangki bahan aktif, sehingga cahaya dari lampu pasti akan mengenai tangki bahan aktif. Pada susunan silinder elips (Gambar 7), lampu diletakan pada salah satu titik fokus F1 dan tangki bahan aktif diletakan pada titik fokus kedua F2. Cahaya dari lampu yang berada di titik fokus F1 menuju cermin pemantul dan dipantulkan menuju tangki bahan aktif yang berada di titik fokus kedua F2. Artinya sebagian besar cahaya yang dipancarkan lampu dikirimkan ke bahan aktif melalui pemantulan dari cermin pemantul. Pada susunan pasangan tertutup (Gambar 8), lampu dan tangki yang berisi bahan aktif diletakkan sedekat mungkin dan diselubungi oleh cermin pemantul. Efisiensi susunan pasangan tertutup tidak lebih kecil dari susunan silinder elips. Cermin pemantul dibuat dari bahan yang dapat memantulkan menyebar seperti MgO yang dimampatkan, serbuk BaSO4 atau keramik putih.
Pemompaan elektrik
Pemompaan elektrik dari laser gas dapat dicapai dengan melewatkan arus pada campuran gas. Arus dapat melewati gas dengan dua cara, yaitu melalui lucutan transversal atau lucutan longitudinal. Pada lucutan longitudinal (Gambar 9), elektrodanya memiliki struktur melingkar dengan permukaan katoda lebih besar dari anoda yang berfungsi untuk mengurangi penurunan karena
tumbukan ion. Lucutan longitudinal hanya digunakan pada laser gelombang kontinyu.
Gambar 9. Susunan elektroda pada lucutan longitudinal
Pada lucutan transversal (Gambar 10), elektroda diperpanjang sampai melebihi panjang bahan laser. Lucutan transversal dapat digunakan pada laser gelombang kontinyu, laser pulsa atau laser frekuensi radio. Elektroda pada lucutan transversal ukurannya lebih kecil dari pada lucutan longitudinal.
16
Pada campuran gas yang sama, tegangan yang dibutuhkan pada susunan tranversal lebih kecil dari pada susunan longitudinal. Susunan longitudinal diletakkan di dalam tabung dielektrik (kaca) akan menghasilkan pemompaan yang lebih stabil.
Lucutan listrik yang menumbuk atom akan mengionisasi ion tersebut sehingga dihasilkan ion dan elektron bebas. Elektron bebas tersebut akan bergerak dan menumbuk atom bebas, sehingga atom bebas tersebut akan tereksitasi. Pemompaan elektrik dari gas biasanya terjadi mengikuti satu atau keduanya dari dua proses berikut:
1. Pada gas yang terdiri dari satu jenis, eksitasi hanya dihasilkan
melalui tumbukan elektron.
... (2.9) dimana X dan X* adalah atom pada aras dasar dan pada aras eksitasi. Proses ini disebut tumbukan jenis pertama.
2. Pada gas yang terdiri dari dua jenis (misalkan A dan B),
eksitasi dapat terjadi karena hasil dari tumbukan antara atom dari jenis yang berbeda melalui proses transfer energi. Dimisalkan B berada di aras dasar dan A berada di aras eksitasi yang disebabkan oleh tumbukan elektron. Perbedaan energi antara dua aras energi kurang dari kT. Jika A tereksitasi ke aras metastabil, A akan menumbuk B. Pada proses
tumbukan tersebut, A akan memberikan energi kepada B (transfer energi), sehingga B akan naik ke aras eksitasi. Proses ini disebut tumbukan jenis kedua.
∆ ... (2.10)
Gambar 11. Tumbukan jenis kedua
A.4. Resonator
Sebuah amplifier dapat menjadi osilator jika terjadi pembalikan. Hal tersebut dapat dicapai dengan menempatkan tabung laser pada suatu resonator yang terdiri dari dua cermin. Pada tabung laser akan terjadi emisi terstimulasi dan akan dihasilkan lebih banyak foton. Intensitas sinar membesar dikarenakan proses pemantulan bolak-balik melalui medium laser. Untuk mendukung aksi laser, proses pemompaan harus terjadi terus-menerus agar selalu terjadi inversi populasi.
18
Agar didapatkan suatu berkas cahaya keluaran, salah satu cermin dibuat agar dapat memantulkan sebagian berkas cahaya dan dapat meneruskan sebagian yang lain. Dari sini akan didapatkan berkas laser keluaran. Berkas laser yang keluar tidak semuanya berada pada jalurnya. Dengan menggunakan lapisan dielektrik ganda, dapat dijaga agar berkas laser yang berada di luar jalur dibawah 1%.
Gambar 12. Skema resonator
Karena sifat koheren dari laser, cahaya laser dapat dipancarkan sebagai berkas yang paralel. Penyebaran cahaya merupakan pengaruh yang terjadi pada difraksi. Radiasi di dalam fase dengan amplitudo yang sama pada suatu celah lingkaran
dengan diameter d, sudut θ antara pusat pola difraksi dan lingkaran
interferensi gelap pertama diberikan oleh
, ... (2.11)
Berkas cahaya dengan nilai d yang lebih besar mungkin untuk mencapai sebaran cahaya yang lebih kecil. Dengan
memfokuskan suatu berkas cahaya paralel, diameter yang sangat kecil dapat diperoleh.
Tingkat polarisasi linear yang sangat tinggi dapat diperoleh pada laser dengan kerugian yang rendah pada arah osilasi dan kerugian yang besar pada arah yang tegak lurus. Pada laser dengan gas sebagai medium aktifnya, hal tersebut dapat dicapai dengan menempatkan sebuah jendela pada tabung gas dengan konfigurasi sudut Brewster. Sudut Brewster adalah sudut dimana sinar datang dipantulkan secara spekuler menjadi terpolarisasi linear. Sudut Brewster dapat ditentukan dengan persamaan berikut
tan ... (2.12)
Dimana θ = sudut Brewster
n1 = indeks bias medium 1 n2 = indeks bias medium 2
Suatu mode osilasi yang stabil dapat dicapai di dalam resonator, jika terdapat interferensi konstruktif tetap. Hal tersebut terjadi jika suatu tetapan dikalikan separuh panjang gelombang sama dengan panjang lintasan optis rongga. Maka diperoleh mode separasi Δv
∆
20
Rongga laser adalah resonator dengan jangkauan spektrum yang diberikan oleh persamaan (2.13). Jika panjang rongga 1 m,
maka mode separasi (∆ ) 150 MHz.
Jenis – jenis resonator :
a. Plane Parallel Resonator
Gambar 13. Plane parallel resonator
Terdiri dari dua buah cermin datar yang dipasang sejajar satu sama lain.
b. Concentric or spherical resonator
Gambar 14. Concertic resonator
Terdiri dari dua buah cermin cekung yang berjari-jari sama dan berjarak L dengan titik pusat kelengkungan kedua cermin terletak pada titik yang sama. Sehingga:
c. Confocal resonator
Gambar 15. Confocal resonator
Terdiri dari dua buah cermin cekung yang berjari-jari sama dan berjarak L dengan titik fokus kedua cermin terletak pada titik yang sama. Sehingga:
d. Resonator yang menggunakan kombinasi cermin datar dan
lengkung Contoh :
22
Gambar 17. Hemispherical resonator
Pada penelitian ini digunakan resonator planeparallel. Mode dari resonator ini dapat dianggap sebagai superposisi dari perambatan dua gelombang elektromagnetik datar dalam arah yang berlawanan sepanjang sumbu rongga. Frekuensi resonansi dihasilkan jika panjang rongga L sebesar bilangan bulat dari
setengah panjang gelombang ( ), dimana n adalah bilangan
bulat positif. Kondisi tersebut dibutuhkan agar medan elektrik dari gelombang berdiri elektromagnetik menjadi nol pada kedua cermin. Frekuensi resonansi diberikan oleh
B. Laser CO2
Laser CO2 ditemukan oleh Patel. Laser ini menggunakan campuran gas CO2, N2 dan He. Laser CO2 merupakan laser dengan daya dan efisiensi yang besar (daya laser mencapai 80 kW dan efisiensi laser mencapai 15%-20%).
Terdapat tiga mode dasar dari vibrasi molekul CO2, yaitu :
a. Mode tarikan simetris
Gambar 18. Mode tarikan simetris
Frekuensi dasar dari mode tarikan simetris v1 = 1337 cm-1
b. Mode bengkok
Gambar 19. Mode bengkok
24
c. Mode tarikan asimetris
Gambar 20. Mode tarikan asimetris
Frekuensi dasar dari mode tarikan asimetris v3 = 2349 cm-1
Getaran dari ketiga mode di atas, digambarkan dengan tiga bilangan kuantum n1, n2 dan n3 yang menunjukkan banyaknya kuanta pada setiap mode vibrasi. Tingkat laser ditunjukkan oleh tiga bilangan kuantum ini, yang ditulis dengan urutan n1, n2, n3.
Satuan frekuensi mode dasar dari vibrasi molekul CO2 diatas
adalah cm-1. Sebenarnya satuan tersebut bukan merupakan satuan dari
frekuensi tetapi satuan dari frekuensi per kecepatan cahaya. Dikarenakan kecepatan cahaya merupakan tetapan, maka dapat dianggap bahwa satuan tersebut merupakan satuan dari frekuensi.
λ
Skema berikut ini menunjukan tingkat energi vibrasi molekul CO2 dan N2
Gambar 21. Skema tingkat energi vibrasi molekul CO2 dan N2
Molekul CO2 tereksitasi dari aras dasar (0000) ke aras eksitasi
(0001). Untuk mencapai aras eksitasi ini, molekul CO2 dibantu oleh
molekul-molekul nitrogen. Perbedaan energi antara aras energi atas
CO2 (0001) dengan aras energi atas Nitrogen sangat kecil, yaitu ΔE = 18
cm-1. Dikarenakan perbedaan energi yang sangat kecil tersebut, pada saat
nitrogen menumbuk CO2 energi dari nitrogen akan dipindahkan ke molekul CO2, sehingga CO2 akan naik ke aras eksitasi. Perpindahan nitrogen dari aras dasar ke aras eksitasi disebabkan oleh tumbukan elektron. Aras eksitasi nitrogen merupakan aras metastabil.
26
Inversi populasi yang terjadi dari aras 0001 ke aras 0200 akan
mengarah ke osilasi laser dengan panjang gelombang 9,6 µm dan dari aras
0001 ke aras 1000 akan mengarah ke osilasi laser dengan panjang
gelombang 10,6 µm.
Satuan energi pada Skema tingkat energi vibrasi molekul CO2
dan N2 adalah cm-1. Sebenarnya satuan tersebut bukan merupakan
satuan dari energi tetapi satuan dari energi per tetapan planck dikalikan kecepatan cahaya. Dikarenakan tetapan planck dan kecepatan cahaya merupakan tetapan, maka dapat dianggap bahwa satuan tersebut merupakan satuan dari energi.
λ
λ ... (2.16)
Untuk menunjukkan peranan dari He dan N2, dimisalkan laser CO2 dengan tekanan parsial
CO2 (1,5 Torr), N2 (1,5 Torr) dan He (12 Torr)
Waktu peluruhan dari aras atas diperoleh dari
∑ ... (2.17) dimana pi adalah tekanan parsial dan ai adalah tetapan karakteristik gas di dalam lucutan.
Transisi di aras atas terjadi sangat cepat. Aras 1000, 0200 dan 0110 dapat mencapai keseimbangan thermal dapat dicapai dalam waktu yang
singkat. Peluruhan dari aras 0110 ke aras dasar 0000 terjadi secara lambat,
sehingga akan terjadi pengumpulan molekul pada aras 0110 selama aksi
laser terjadi. Selanjutnya akan terjadi pengumpulan molekul pada aras
1000 dan 0200 dikarenakan terjadi keseimbangan thermal dengan aras
0110. Hal tersebut tidak diinginkan karena akan menghambat aksi laser.
Pada transisi dari aras 0110 ke aras 0000 terjadi paling sedikit
transisi yang aktif dari setiap molekul pada lucutan, sehingga relaksasi dari
aras 0110 hanya dapat terjadi melalui proses transfer energi pada
tumbukan. Pada penelitian ini energi ditransfer ke Helium. Tetapan ai pada
He lebih besar dari pada atom lain, sehingga masa hidupnya lebih kecil. Pada contoh diatas masa hidupnya sebesar 20 µs, yang merupakan masa hidup pada aras bawah laser. Dikarenakan nilai masa hidup pada aras atas laser (0,4 ms) lebih besar dari masa hidup pada aras bawah laser (20 µs), populasi akan berkumpul di aras atas laser, sehingga kondisi untuk terjadinya aksi laser terpenuhi. He memiliki konduktifitas panas yang tinggi. He membantu agar CO2 tetap dingin dengan menghantarkan panas
28
keluar. Hal tersebut berfungsi untuk menghindari populasi pada aras bawah laser dari proses eksitasi yang dikarenakan panas.
Jadi, N2 berfungsi untuk membantu proses pemompaan, sedangkan He berfungsi untuk mengurangi populasi pada aras bawah laser.
Jenis – jenis laser CO2
1. Laser jenis mengalir
a. Laser dengan aliran gas yang lambat
Laser dengan aliran gas yang lambat merupakan laser CO2 pertama. Campuran gas dengan lambat mengalir sepanjang tabung laser untuk menghilangkan hasil penguraian, khususnya CO, karena akan mencemari laser. Tabung laser terbuat dari kaca dengan pendingin eksternal berupa air. Keterbatasan dari laser ini adalah daya keluaran maksimum laser tiap satuan panjang 50 – 60 W/m. Laser CO2 jenis ini digunakan untuk laser bedah, untuk memotong pelat keramik pada industri elektronik dan untuk pengelasan pelat logam tipis (<1mm).
b. Laser dengan aliran gas yang cepat
Untuk mengatasi keterbatasan pada laser dengan aliran gas yang lambat, pada jenis laser ini, campuran gas mengalir dengan kecepatan yang tinggi (sekitar 50 m/s). Daya keluaran pada laser dengan aliran gas yang cepat tiap satuan panjang sekitar 1 kW/m.
Laser CO2 jenis ini digunakan untuk memotong logam (dengan ketebalan beberapa milimeter).
2. Laser jenis tertutup
Pada laser jenis tertutup, gas tidak dimasukan terus menerus selama terjadi aksi laser, tetapi gas hanya dimasukan sekali ke dalam tabung laser hingga penuh lalu tabung laser ditutup. Jadi, gas tidak dialirkan terus-menerus. Karena gas di dalam tabung laser tidak mengalir, hasil dari reaksi kimia yang berupa CO tidak dapat dikeluarkan. Jika di dalam tabung laser terdapat CO, aksi laser akan terhenti. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan sebuah katalis yang
berfungsi untuk menghasilkan CO2 dari CO. Katalis yang digunakan
misalnya berupa H2O. Reaksi kimia yang terjadi :
CO OH CO H ... (2.18)
H2O yang dibutuhkan dapat dimasukan dalam bentuk gas hidrogen dan oksigen. Karena oksigen diproduksi selama pemisahan CO2, jadi hanya hidrogen yang perlu ditambahkan. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan katoda panas yang terbuat
dari Ni (3000C) sebagai katalis. Dengan menggunakan cara ini, waktu
hidup dari tabung dapat mencapai 10000 jam. Laser jenis tertutup menghasilkan daya keluaran tiap satuan panjang sekitar 60 W/m. Laser jenis tertutup digunakan untuk laser bedah, menghilangkan bekas luka di wajah, memotong logam.
30
Terdapat dua jenis laser tertutup, yaitu laser sealed-off dan laser semi sealed-off. Pada laser sealed-off, gas pada tabung laser sudah diisi dari pabrik dan tabung laser ditutup sehingga gas tersebut tidak dapat dikeluarkan ataupun dimasukan. Jika waktu hidup dari medium laser yang berupa gas tersebut sudah habis, maka medium laser tersebut tidak dapat diganti. Sedangkan pada laser semi sealed-off terdapat sebuah katup yang dapat dibuka dan ditutup pada tabung laser, sehingga gas isian pada tabung laser dapat dikeluarkan ataupun dimasukan sewaktu-waktu dan komposisi gas isian pada tabung laser dapat ditentukan sesuai keinginan peneliti.
Pada penelitian ini dipakai laser CO2 jenis tertutup yang nantinya
akan digunakan sebagai sumber cahaya pada spektroskopi fotoakustik. Keuntungan menggunakan laser CO2 jenis tertutup adalah :
1. Gas yang digunakan lebih efisien, karena gas tidak dialirkan
terus-menerus tetapi hanya dimasukan sekali.
31