• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.3. Notasi use case dan Data Flow Diagram (DFD) 1. use case diagram

2.3.2. Data Flow Diagram (DFD)

menggambarkan proses system (kebutuhan sistem dari sudut pandang user). Secara umum use case adalah pola perilaku system dan urutan transaksi yang berhubungan yang dilakukan oleh satu acktor.

Use case diagram terdiri dari Use case, actors, relationship, system boundary boxes (optional), packages(optional).

2.3.2. Data Flow Diagram (DFD)

Kegunaan dari DFD ialah untuk menggambarkan system yang ada kemudian hasil tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan dan mendesain physical modeling (table-table) yang sesuai.

Informasi dan perubahan dalam DFD ditujukan dengan cara hirarki dalam bentuk diagram level. DFD level 0 berisi entity-entity luar dari proses tunggal suatu system dengan input dan output data yang ditunjukkan dengan arah anak panah kedalam dan keluar. Diagram yang lebih detil lagi dari system tersebut, dibentuk dengan membagi/memecah proses pada level 0 DFD.

DFD menggunakan 4 macam si mbol yaitu proses, al iran dat a, penyimpanan data, dan agen eksternal(Whitten, 2004).

Proses (transformation process)

Menggambarkan adanya penerimaan input data dan menghasilkan output yang telah diproses.Seperti dapat dilihat

25 padagambar 2.11.(Whitten, 2004).

Gambar 2.11. Proses

 Aliran data (data flow)

Menggambarkan aliran yang menunjukkan pergerakan data dari sebuah entity ke entity yang lain. Data flow disimbolkan dengan tanda panah dan diberi kctcrangan, yang menunjukkan data apa yang mengalir. Seperti dapat dilihatpada gambar 2.12.(Whitten, 2004).

Nama aliran data

Gambar 2.12. Aliran Data (data flow)

 Penyimpanan data (data store)

Menggambarkan terjadinya penyimpanan data dalam suatu sistem.Contohnya, dilakukan penyimpanan data penjualan.Sehingga

Nama Proses

output input

26

data yang disimpan tersebut dapat digunakan lagi untuk proses-proses yang memerlukannya kemudian. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.13. (Whitten, 2004).

Gambar 2.13. Penyimpanan Data (Data Store)

External agent/entitas eksternal

Mendefinisikan orang, unit organisasi, sistem lain, atau organisasi lain, yang berada di luar lingkup proyek itu tetapi berinteraksi dengan sistem yang sedang dipelajari. Agen eksternal menyajikan input bersih ke sistem dan menerima output bersih dari sistem. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.14.(Whitten, 2004).

Gambar 2.14. Agen Eksternal (external agent) Data Store

Agen Eksternal

27 2.3. Kelainan tumbuh kembang pada anak

Kelainan perkembangan masa anak adalah berbagai jenis masalah perkembangan yang potensial terjadi pada masa usia anak 0-12 tahun. Pada dasarnya, tiap-tiap tahap perkembangan memiliki potensi gangguan perkembangan berbeda-beda, tergantung pada tugas perkembangan yang diemban masing-masing usia. Proses ini dipengaruhi banyak faktor yang secara garis besar terbagi dalam dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor biofisikopsikososial. Dalam proses tersebut anak memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar anak, yaitu kebutuhan asuh (biomedis), asih (kebutuhan emosi dan kasih sayang), dan asah (pemberian stimulasi/rangsang) (http://www.cybertokoh.com, 20 Januari 2012).

Salah satu cara mendapatkan anak yang berkualitas adalah dengan melakukan pemantauan tumbuh kembang secara berkala. Umumnya jika pertumbuhan mengalami gangguan maka akan memberikan dampak pula pada aspek perkembangan. Untuk itu pemantauan perlu dilakukan berkesinambungan mencakup pemantauan pertumbuhan dan skrining perkembangan. Tiga tahun pertama usia anak merupakan periode emas atau masa kritis untuk optimalisasi proses tumbuh kembang dan merupakan masa yang tepat untuk menyiapkan seorang anak menjadi dewasa yang unggul di kemudian hari.

Jenis Kelainan tumbuh kembang pada anak, antara lain : 2.3.1. Keterbelakangan mental (Mental Retardetion)

Keterbelakangan Mental (Retardetion Mental, RM) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah

28

rata-rata disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (berprililaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 10 tahun.

Tingkat kecerdasan ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan. Pada sebagian besar kasus RM penyebabnya tidak diketahui; hanya 25% kasus yang memiliki penyebab yang spesifik (Maharani,2007).

Secara kasar, penyebab RM dibagi menjadi beberapa kelompok:

1. Trauma (sebelum dan sesudah lahir).

o Pendarahan intrakranial sebelum atau sesudah lahir.

o Hipoksia (kekurangan oksigen), sebelum, selama atau sesudah lahir.

o Cedera kepala yang berat. 2. Infeksi (bawaan dan sesudah lahir).

o Rubella kongenitalis. o Meningitis.

o Infeksi sitomegalovirus bawaan. o Ensefalitis.

o Toksoplasmosis kongenitalis. o Infeksi HIV.

3. Kelainan kromosom.

o Kesalahan pada jumlah kromosom (Sindroma Down).

o Defek pada kromosom (sindroma X yang rapuh, sindroma Angelman, sindroma Prader-Willi).

29

o Translokasi kromosom dan sindroma cri du chat. 4. Kelainan genetik dan kelainan metabolik yang diturunkan.

o Galaktosemia. o Penyakit Tay-Sachs. o Fenilketonuria. o Sindroma Hunter. o Sindroma Hurler. o Sindroma Sanfilippo. o Leukodistrofi metakromatik. o Adrenoleukodistrofi. o Sindroma Lesch-Nyhan. o Sindroma Rett. o Sklerosis tuberose. o 5. Metabolik. o Sindroma Reye. o Dehidrasi hipernatremik. o Hipotiroid congenital. o Hipoglikemia. 6. Keracunan.

o Pemakaian alkohol, amfetamin dan obat lain pada ibu hamil. o Keracunan metilmerkuri.

30 7. Gizi. o Kwashiorkor. o Marasmus. o Malnutris. 8. Lingkungan Kemiskinan. o Status ekonomi rendah. o Sindroma deprivasi.

Tabel 2.1. dibawah ini menunjukkan tingkatan RM berdasarkan IQ pada usia prasekolah dan usia sekolah.

Tabel 2.1. Tingkatan RM Tingkat IQ Usia Prasekolah dari

lahir-5tahun

Usia Sekolah 6-12tahun

Ringan 52-68  Bisa membangun

kemampuan social dan komunikasi.  Koordinasi otot sedikit terganggu.  Sering tidak terdiagnosis.  Bisa mempelajari pelajaran kelas 6 pada akhir usia belasan tahun.

 Bisa dibimbing ke arah pergaulan social.

 Bisa dididik.

31 belajar berkomunikasi.  Kesadaran social kurang.  Koordinasi otot cukup. beberapa kemampuan social dan pekerjaan.  Bisa belajar berpergian sendiri di tempat-tempat yang dikenalnya.

Berat 20-35  Bisa mengucapkan

beberapa kata.

 Mampu mempelajari kemampuan untuk menolong diri sendiri .

 Tidak memiliki kemampuan ekspresif atau hanya sedikit.

 Koordinasi otot jelek.

 Bisa berbicara atau belajar berkomunikasi.  Bisa mempelajari kebiasaan hidup sehat yang sederhana. Sangat berat 19 atau kurang  Sangat terbelakang.  Koordinasi ototnya sedikit sekali.  Mungkin memerlukan perawatan khusus.  Memiliki beberapa koord otot.  Kemungkinan tidak dapat berjalan atau berbicara.

32

Tingkat kecerdasan yang berada dibawah rata-rata bisa dikenali dan diukur melalui tes kecerdasan standar (tes IQ), yang menunjukkan hasil kurang dari 2 SD (standar deviasi) dibawah rata-rata (biasanya dengan angka kurang dari 70, dari rata-rata 100).

Tujuan pengobatan yang utama adalah mengembangkan potensi anak semaksimal mungkin. Sedini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus, yang meliputi pendidikan dan pelatihan kemampuan sosial untuk membantu anak berfungsi senormal mungkin. Pendekatan perilaku sangat penting dalam memahami dan bekerja sama dengan anak penderita RM (Maharani,2007).

Pencegahan Keterbelakangan mental :

Konsultasi genetik akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari anak penderita RM mengenai penyebab terjadinya RM. Vaksinasi MMR secara dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella (campak Jerman) sebagai salah satu penyebab RM.

Amniosentesis dan contoh vili korion merupakan pemeriksaan diagnostik yang dapat menemukan sejumlah kelainan, termasuk kelainan genetik dan korda spinalis atau kelainan otak pada janin.

Setiap wanita hamil yang berumur lebih dari 35 tahun dianjurkan untuk menjalani amniosentesis dan pemeriksaan vili korion, karena memiliki resiko melahirkan bayi yang menderita sindroma Down.

33

USG juga dapat membantu menemukan adanya kelainan otak. Untuk mendeteksi sindroma Down dan spina bifida juga bisa dilakukan pengukuran kadar alfa-protein serum.

Tindakan pencegahan lainnya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya RM:

o Genetik

Penyaringan prenatal (sebelum lahir) untuk kelainan genetik dan konsultasi genetik untuk keluarga-keluarga yang memiliki resiko dapat mengurangi angka kejadian RM yang penyebabnya adalah faktor genetik.

o Sosial

Program sosial pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan menyelenggarakan pendidikan yang baik dapat mengurangi angka kejadian RM ringan akibat kemiskinan dan status ekonomi yang rendah.

o Keracunan

Program lingkungan untuk mengurangi timah hitam dan merkuri serta racun lainnya akan mengurangi RM akibat keracunan. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan efek dari pemakaian alkohol dan obat-obatan selama kehamilan dapat mengurangi angka kejadian RM. o Infeksi

34

Pencegahan rubella kongenitalis merupakan contoh yang baik dari program yang berhasil untuk mencegah salah satu bentuk RM. Kewaspadaan yang konstan (misalnya yang berhubungan dengan kucing, toksoplasmosis dan kehamilan), membantu mengurangi RM akibat toksoplasmosis.

2.3.2. Autisme

Autisme bukanlah penyakit menular, namun suatu gangguan perkembangan yang luas yang ada pada anak. Seorang ahli mengatakan autisme adalah dasar dari manusia yang berkepribadian ganda (Sizhophren). Autis pada anak berbeda-beda tarafnya dari yang ringan sampai yang berat. Autis dapat terjadi pada siapa saja tanpa membedakan perbedaan status sosial maupun ekonomi. Dengan perbandingan 4:1 pada anak laki-laki. IQ pada anak autis bisa dari yang rendah sampai IQ yang tinggi (Gunawan, 2001).

Gejala pada anak autis sudah tampak sebelum anak berumur 3 tahun, yaitu antara lain dengan tidak adanya kontak mata, dan tidak menunjukkan responsif terhadap lingkungan. Jika kemudian tidak diadakan terapi, maka setelah usia 3 tahun perkembangan anak terhenti atau mundur, seperti tidak mengenal suara orang tuanya dan tidak mengenal namanya.

Jenis-jenis Autis:

Jenis-jenis autis dibedakan menjadi dua: 1. Autisme disertai hiperaktif (aktif) 2. Autisme tidak disertai hiperaktif (pasif)

35

Penyebab utama belum diketahui dengan pasti. Autisme diduga disebabkan oleh gangguan neurobiologis pada susunan syaraf pusat:

o Faktor genetik.

o Gangguan pertumbuhan sel otak pada janin. o Gangguan pencernaan.

o Keracunan logam berat. o Gangguan Auto – Imun

Berdasarkan adanya gangguan pada otak, Autisme tidak dapat sembuh total tetapi gejalanya dapat dikurangi, perilaku dapat diubah ke arah positif dengan berbagai terapi:

o Mengamati perilaku anak secara mendalam o Mengetahui riwayat perkembangannya

o Pemeriksaan medis (kerja sama dengan dokter, psikolog) o Melakukan terapi wicara dan perilaku

Dokumen terkait