• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Data Hasil Belajar

a. Deskripsi Data Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan, data skor Pretest dan distribusi frekuensi siswa kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut.1

Tabel 4.1 Data Nilai Pretest

Data Pretest Kontrol Eksperimen Nilai tertinggi 63 63 Nilai terendah 24 24 Mean 46,34 43,39 Median 51,78 49,82 Modus 48,92 47,51 Standar Deviasi 10,48 10,19

Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh data nilai pretest pada kelas kontrol secara keseluruhan yaitu nilai tertinggi sebesar 63 dan nilai terendah sebesar 24. Rata-rata nilai kelas kontrol sebesar 46,34, median sebesar 51,78, modus 48,92, dan standar deviasi sebesar 10,48. Sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi sebesar 63 dan nilai terendah sebesar 24. Rata-rata nilai kelas

1

eksperimen sebesar 43,39 median sebesar 49,82, modus sebesar 47,51, dan standar deviasi sebesar 10,19.

b. Deskripsi Data Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan, data skor postest dan distribusi frekuensi siswa kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut.2

Tabel 4.2 Data Nilai Postest

Data Postest Kontrol Eksperimen Nilai tertinggi 96 93 Nilai terendah 51 60 Mean 70,28 77,66 Median 79,42 84,28 Modus 77,3 79,9 Standar Deviasi 10,43 8,903

Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh data nilai postest pada kelas kontrol dan eksperimen sangat berbeda. Pada kelas kontrol didapat nilai postest dari metode ceramah yaitu nilai tertinggi sebesar 96 dan nilai terendah sebesar 51 rata-rata nilai kelas kontrol sebesar 70,28, median sebesar 79,42, modus 77,3, dan standar deviasi sebesar 10,43. Sedangkan Pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pair- share secara keseluruhan diperoleh nilai tertinggi sebesar 93 dan nilai terendah sebesar 60 rata-rata nilai kelas eksperimen yaitu 77,66, median sebesar 84,28 modus 79,9, dan standar deviasi sebesar 8,903.

c. Deskripsi Hasil Data Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol

Hasil gambaran subjek yang ada maka ditentukan nilai N-gain pada kelas eksperimen berdasarkan rata-rata skor Pretest dan postest pemahaman konsep, tingkat pemahaman konsep awal siswa adalah 44,05 sedangkan tingkat

2

pemahaman konsep akhir siswa adalah 76,89. Hal ini menunjukkan peningkatan pemahaman konsep siswa secara langsung tampak dari skor rata-rata nilai N-gain sebesar 0,59 yang termasuk kategori sedang.3 Sedangkan nilai N-gain kelas kontrol berdasarkan rata-rata skor Pretest dan postest pemahaman konsep, tingkat pemahaman konsep awal siswa adalah 45,95 sedangkan tingkat pemahaman konsep akhir siswa adalah 69,55. Hal ini menunjukkan peningkatan pemahaman konsep siswa secara langsung tampak dari skor rata-rata nilai N-gain sebesar 0,44 yang termasuk kategori sedang.4

Masing-masing nilai N-Gain dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu rendah (G < 0,30), sedang (0,30 ≤ G < 0,70), dan tinggi (G ≥ 0,70). Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan frekuensi dari ketiga kategori nilai N-Gain tersebut.

Tabel 4.3

Kategori N-Gain Kelas eksperimen dan kontrol

Kategori Kelas eksperimen Kelas control Frekuensi N-Gain Frekuensi N-Gain

Tinggi 10 12

Sedang 27 22

Rendah 1 4

Kategori rata-rata 0,59 0,44

Jumlah siswa 38 38

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat hasil kategori N-gain pada kelas eksperimen yang merupakan kategori siswa yang mempunyai nilai rendah sebanyak 1 siswa, nilai kategori sedang 27 siswa dan nilai kategori tinggi 10 siswa. Dengan demikian dapat diketahui bahwa siswa pada kelas eksperimen mempunyai hasil kategori rata-rata N-gain sedang. Sedangkan hasil kategori N- gain pada kelas kontrol yang merupakan kategori siswa yang mempunyai nilai rendah sebanyak 12 siswa, nilai kategori sedang 22 siswa dan nilai kategori tinggi

3

Lampiran 14, h. 148-149 4

4 siswa. Dengan demikian dapat diketahui bahwa siswa pada kelas kontrol mempunyai hasil kategori N-gain sedang. Walaupun kategori rata-rata nilai N- gain untuk kedua kelas sama-sama termasuk kategori sedang, namun rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen menunjukkan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

d. Deskripsi data hasil observasi

Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar selama pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-share. Guru bidang studi biologi yang berperan sebagai observer/pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan mengacu pada lembar observasi yang telah dibuat sesuai dengan skenario pembelajaran. Sebelum menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-share, guru dan peneliti bersama-sama mendiskusikan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pair- share diantaranya tahapan-tahapan yang mencakup komponen-komponen yang harus dilakukan guru dan siswa, alokasi waktu, konsep yang sesuai dengan model cooperative learning teknik think pair share, tujuan pembelajaran, dan lain-lain. Sehingga selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti, para siswa, dan guru melaksanakan pembelajaran dengan baik. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran.5

Berdasarkan hasil pengamatan dari tiga kali pertemuan oleh observer seperti tercantum pada lampiran, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Hasil observasi pada pertemuan pertama dimana, minat serta motivasi siswa dalam proses pembelajaran masih dinilai rendah karena ada dua poin yang tidak dilaksanakan yaitu beberapa siswa yang tidak menyiapkan alat tulis dan buku paket serta sebagian siswa tidak bekerja sama memecahkan tugas dengan teman pasangan belajarnya dengan baik. Pada minat dan motivasi ini didapat hasil observasi 60%. Namun pada aspek keterlaksanaan pembelajaran skenario

5

pembelajaran dan kemampuan keterampilan guru didapat hasil observasi 100% dengan peresentase total didapat 86%.6

Hasil observasi pertemuan kedua dan ketiga. Pada aspek keterlaksanaan pembelajaran skenario pembelajaran, aspek minat dan motivasi siswa, aspek kemampuan dan keterampilan guru didapat hasil observasi 100%. pada pertmuan kedua dan ketiga ini, dinilai sangat baik karena kekurangan pada pertemuan sebelumnya telah dievaluasi sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-share dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan aspek yang diamati. Dengan demikian dapat terlihat proses pembelajaran model cooperative learning teknik think-pair-share dilaksanakan dengan baik dari tiap pertemuan dengan hasil presentase total didapat 100%.7

Apek yang diamati meliputi keterlaksanaan pembelajaran dan skenario pembelajaran, minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran, serta kemampuan dan keterampilan guru. Ketiga poin tersebut menunjukkan perubahan yang lebih baik, jika dilihat dari pertemuan pertama hingga terakhir. Dapat disimpulkan implementasi model cooperative learning teknik think-pair-share terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana pembelajaran.

e. Deskripsi data nilai lembar kerja siswa model cooperative learning teknik

think-pair-share

1) Data Nilai lembar kerja siswa individu (think)

Tabel 4.4

Data Rata-rata nilai lembar kerja individu

Pertemuan Mean 1 70 2 70 3 70 6 Lampiran 12, h. 144-145 7 Ibid, h. 144-145

Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh data rata-rata nilai LKS individu. Pada pertemuan pertama rata-rata nilai yang diperoleh yaitu sebesar 70, Pertemuan kedua sebesar 70 dan pertemuan ketiga mencapai 70. Pada tahap individu (think) pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga termasuk kategori baik karena siswa sudah terbiasa mengisi LKS sendiri.

2) Data Nilai lembar kerja siswa berpasangan(pair) Tabel 4.5

Data Rata-rata nilai lembar kerja individu

Pertemuan Mean

1 60

2 80

3 80

Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh data rata-rata nilai LKS berpasangan (pair). Pada pertemuan pertama rata-rata nilai yang diperoleh yaitu sebesar 60 karena siswa belum terbiasa belajar kelompok yang dilakukan. Pertemuan kedua dan ketiga mencapai nilai sebesar 80 karena siswa sudah mulai menyesuaikan diri dengan kelompoknya dan sudah mulai memikirkan jawaban dari pertanyaan yang ada di LKS. Hal ini membuktikan adanya peningkatan rata-rata nilai lembar kerja siswa.

Dokumen terkait