• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.3. Data Hasil Pengukuran

Sumber data dalam penelitian untuk Tugas Akhir ini diperoleh melalui

drive test yaitu menggunakan alat bantu seperti handset dengan tipe android dan juga SIM Card GSM Indosat, dan software G-Net Track yang berguna untuk melihat kualitas panggilan pada provider PT. Indosat, Tbk. Hasil drive test berupa

logfile. Parameter-parameter yang dipakai dalam Software G-Net Track yang 31

terkait dalam Tugas Akhir ini adalah RxLevel, RxQual, Blocked calls, droped calls, dan Succesful calls. Namun kita tidak dapat melihat banyaknya event yang dihasilkan dari semua pengguna GSM ini pada waktu yang sama. Hanya dapat melihat banyaknya pengguna GSM yang dilayani oleh satu ID cell diwaktu yang sama. Karena software ini bersifat singel, hanya dapat melihat event yang terjadi oleh pengguna software ini.

Setelah ditentukan tempat dan waktu, sebelum melakukan pengukuran maka kita terlebih dahulu harus mengatur semua data yang kita ingin kan pada

software G-Net Track dalan tabel sistem pengaturan, seperti nomor yang dituju, waktu panggilan, lama panggilan dan sebagainya. Dari sini kita akan dapat melihat data yang kita inginkan.

Setelah semua telah ditetapkan maka penulis melakukan pengukuran sesuai data yang diinginkan selama 6 jam dalam sehari selama 3 hari. Dari hasil pengukuran lapangan didapatkan data dalam bentuk text dan logfile.

3.3.1 Pengukuran RxLevel dan RxQual

Pada Gambar 3.3 dapat kita lihat salah satu contoh kualitas parameter

RxLevel dan RxQual yang diperoleh dari kedua titik pengukuran dari hasil pengukuran yang keseluruhannya dapat dilihat pada Lampiran B. Dimana yang menjadi standar dari G-Net Track ialah Reception Level (RxL) merupakan standar pengukur kekuatan signal jaringan 2G, sedangkan untuk 3G adalah Received Signal Code Power (RSCP) dan RSRQ untuk 4G.

a. RxLevel Pagi b. RxQual Pagi

a. RxLevel Siang b. RxQual Siang

Gambar 3.3 Pengukuran RxLevel dan RxQual di Kedua Titik Pengukuran Tanggal 12 Pagi dan Siang Hari

Parameter skala RxLevel antara -47 dBm hingga -120 dBm (bila menunjuk angka -47 dBm hingga -60 dBm sangat bagus, 60 dBm hingga 90 dBm bagus, -90 dBm hingga -100 dBm sedang, -100 dBm hingga -110 dBm buruk, dan -110 dBm hingga -120 dBm sangat buruk).

Dengan kata lain, semakin bergeser dari kiri ke kanan, maka kualitas

RxLevel akan semakin buruk kualitasnya, seperti yang terlihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Data Hasil Pengukuran RxLevel pada software G-Net Track

Dari Tabel 3.1 dapat kita lihat kualitas RxLevel yang dihasilkan dari warna-warna yang tersedia serta rentang yang diberikan dalam satuan dBm, yang merupakan standar dari software tersebut.

RxQual merupakan standar kualitas suara pada saat melakukan panggilan pada jaringan 2G, sedangkan untuk 3G adalah Energy chip per Noise (Ec/No) dan RSRQ untuk jaringan 4G. Parameter skala RxQual pada tiap-tiap software tidak dapat ditentukan standarnya, tergantung dengan software itu sendiri. Pada G-Net

34

Warna Nilai RxLevel Kualitas

Merah -45 s/d -60 Sangat Bagus

Jingga -60 s/d -70 Bagus

Kuning -70 s/d -80 Bagus

Hijau -80 s/d -90 Bagus

Biru Muda -90 s/d -100 Sedang

Biru Tua -100 s/d -110 Buruk

Track sendiri semakin besar nilai RxQual-nya maka semakin baik kualitasnya. Seperti yang terlihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Data Hasil Pengukuran RxQual pada software G-Net Track

Dari Tabel 3.2 dapat dilihat standar kualitas yang ditunjukan pada software

tersebut berdasarkan warna yang disertai nilai RxQual nya apakah baik atau buruk. Nilai yang dihasilkan berbeda dengan rentang nilai RxQual pada umumnya yaitu 0-8, apabila nilai semakin kecil maka RxQual semakin bagus.

Dari Gambar 3.3 dapat kita lihat perbandingan pengukuran pada saat pagi dan siang hari yang tidak terlalu jauh berbeda, baik RxLevel maupun RxQual, yang kemungkinan besar akan terjadi event yang sama di tempat yang sama pada titik pengamatan I dan II yang mempengaruhi kualitas panggilan dari GSM itu sendiri.

35

Warna Nilai RxQual Kualitas

Biru Tua 5 Sangat Bagus

Biru Muda 2 Bagus

Biru Tosca -1 Bagus

Hijau -7 Bagus

Kuning -10 Sedang

Jingga -14 Buruk

3.3.2 Pengukuran Parameter Block Calls, Dropped Calls dan Successful Calls

PT. Indosat, Tbk merupakan salah satu provider yang digunakan pengguna saluran komunikasi GSM di Indonesia, khususnya di Kota Medan. Kualitas merupakan prioritas utama yang perlu diperhatikan untuk memberi kepuasan pada setiap pengguna saluran komunikasi. Terbukti saat melakukan pengukuran di beberapa area di Kota Medan. Kualitas panggilan yang disediakan sangat baik dan memuaskan saat melakukan hubungan komunikasi di waktu pengukuran. Namun saat pengukuran ada beberapa tempat yang sama setiap hari pengukuran baik pagi maupun siang yang menyebabkan hubungan komunikasi terputus.

Dropped call adalah terputusnya panggilan saat panggilan sedang

berlangsung yang dikarenakan oleh sebab-sebab aneh (abnormal reasons). Sebab-sebab aneh tersebut, antara lain rugi-rugi Frekuensi Radio (RF Loss) sehingga kekuatan sinyal menjadi lemah, kegagalan Handover (Handover Failure) sebagai akibat dari tidak terdapatnya trafik kanal pada sel tetangga (neighbour cell), interferensi Co-channel dan Adjacent Channel, dan blank spot, yaitu daerah dimana tidak terdapat sinyal sama sekali.

Pada Tabel 3.3, terjadinya pemutusan komunikasi yang dilakukan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu ketidaksempurnaan pengalihan trafik kanal dari ID cell satu ke ID cell berikutnya type 2G ke 2G dan dari type 3G ke 2G, dan tidak terdapatnya trafik kanal pada sel tetangga, adanya rugi-rugi Frekuensi Radio (RF Loss) yang disebabkan oleh adanya obstacle-obstacle seperti gedung-gedung tinggi, banyaknya pepohonan, dan kecepatan pengendara.

Kejadian-kejadian tersebut menyebabkan ketidaknyamanan dalam hal berkomunikasi, sehingga dapat merugikan pengguna saluran komunikasi tersebut. Data-data hasil pengukuran tersebut yang telah diperoleh dalam tiga hari dapat dilihat pada Tabel 3.3 hanya pada saat blocked calls dan dropped calls terjadi.

Tabel 3.3 Data Parameter block calls dan dropped calls 2G

Titik Waktu Tanggal Tempat Cell ID BC DC SC Serv,c Lev Ql

12-Des Jl. SM. Raja 31522 1 (-) (-) 12 -63 -1

Pagi 13-Des Jl. SM. Raja 31523 (-) 1 (-) 18 -61 -1

13-Des Jl. Aksara 31150 (-) 1 (-) 58 -67 -1

1 14-Des Jl. SM. Raja 31523 (-) 1 (-) 13 -51 -1

12-Des Jl. AH. Nasution 31253 (-) 1 (-) 15 -67 -1

Siang 13-Des Jl.AH. Nasution 44956 (-) 1 (-) 9 -65 -1

14-Des Jl. AH. Nasution 44956 (-) 1 (-) 13 -69 -1

12-Des Jl. Bilal Ujung 31082 (-) 1 (-) 25 -65 -1

12-Des Jl. Gatot Subroto 31592 1 (-) (-) 12 -105 -1

Pagi 13-Des Jl. Bilal Ujung 44234 (-) 1 (-) 12 -101 (-)

13-Des Jl. Gaperta 31332 (-) 1 (-) 21 -79 -1

14-Des Jl. Bilal Ujung 44836 (-) 1 (-) 18 -89 -1

14-Des Jl. M. Yamin 26593 (-) 1 (-) 593 -99 -1

2 12-Des

Jl. Perintis

Kemerdekaan 26593 1 (-) (-) 524 -97 -1

12-Des Jl. H.M. Yamin 31602 (-) 1 (-) 776 -93 -1

Siang 13-Des Jl. Pancing 51551 (-) 1 (-) 21 -65 -1

13-Des

Jl. Rel Kereta

Api 31144 (-) 1 (-) 17 -79 -1

13-Des Jl. Gaperta 31333 (-) 1 (-) 21 -73 -1

13-Des Jl. Gatot Subroto 31591 (-) 1 (-) 19 -61 -1

Keterangan Tabel : Cell ID = ID sel yang melayani SC = Successful Call BC = Blocked Call Lev = Level

DC = Dropped Call Ql = Qual Serv,c = Banyaknya sel yang dilayani (serving cell)

Dari data pengukuran pada Tabel 3.3 di atas terdapat 3 (tiga) peristiwa

blocked call yang terjadi pada waktu panggilan pagi dan siang tersebut yang disebabkan karena pelepasan kanal (channel release). Pelepasan kanal tersebut terjadi karena permintaan Radio Resource Connection (RRC) dari MS yang tidak dijawab oleh jaringan, baik jaringan 2G ke 2G maupun Jaringan 3G ke 2G , juga diakibatkan oleh kualitas nilai RxLevel yang rendah yaitu -105 di Jl. Gatot Subroto. Event tersebut terjadi di titik yang berbeda dan di tempat yang berbeda pula, yaitu di titik I pada pagi hari dan di titik ke- II pada pagi dan siang hari di tempat yang berbeda. Selain event blocked call yang terdapat pada tanggal 12 Desember 2013, juga terjadi 3 (tiga) kali event dropped calls di hari yang sama di tempat dan titik yang berbeda.

Dari keseluruhan perhitungan yang dilakukan maka sebagian besar event

yang terjadi adalah terjadinya dropped calls sebanyak 17 kali, walaupun dengan rata-rata nilai RxLevel yang bervariasi yaitu sangat bagus, bagus, sedang dan buruk. Oleh karena itu, perhitungan besarnya redaman akibat rugi-rugi lintasan propagasi (path loss) perlu dilakukan agar terjadinya dropped call dapat dihindari.

Event blocked calls terjadi sebanyak 3 kali dengan variasi RxLevel yang berbeda yaitu baik sedang dan buruk. Blocked call merupakan suatu kondisi saat MS

(Mobile Station) tidak dapat melakukan panggilan dikarenakan security & authentication mode failure, UE freeze, disconnect on RAB setup, unavailable resources, UE sensitivity fault, unanswered Radio Resource Connection (RRC)

requests, dan barred network. Dapat dilihat juga bahwa data dari Tabel 3.3 diambil pada saat terjadinya event saja saat pengukuran dilakukan, seperti yang yang dapat dilihat dari contoh Gambar 3.4 dan Gambar 3.5

Gambar 3.4 Contoh Parameter blocked call Tanggal 12 Des 2013 di Jl. S.M. Raja

Gambar 3.5 Contoh Parameter Dropped Call Tanggal 12 Des 2013 di Titik II. Jl. Bilal Ujung

Gambar 3.4 dan Gambar 3.5 merupakan salah satu contoh gambar yang dihasilkan dari hasil pengukuran di lapangan yang dapat dilihat pada Lampiran B. Event yang terjadi adalah berdasarkan parameter yang diambil yaitu dropped call

dan blocked call.

3.3.3 Perhitungan Nilai Rata-rata Parameter

Gambar 3.4 dan Gambar 3.5 menunjukan event yang terjadi beserta letak kejadian, ID cell yang melayani dan berapa jumlah yang dilayani cell tersebut, waktu pelayanannya, jenis jaringan, dan kualitas RxLevel dan RxQual. Dari keseluruhan data yang dihasilkan tanggal 12-14 Desember 2013 saat pengukuran di lapangan baik pagi maupun sore kita dapat mengetahui rata-rata parameter

RxLevel dan RxQual yang di hasilkan pada titik pengamatan I dan titik

pengamatan II sudah memenuhi batasan yang diinginkan, walaupun terdapat adanya saat kualitas panggilan yang kurang bagus, yang dikarenakan melemahnya sinyal RxLevel akibat dari redaman-redaman yang ada, seperti yang terlihat pada Lampiran B. Untuk perhitungan hasil nilai rata-rata digunakan persamaan berikut:

Rata−rata =

Total seluruh data

Banyak Data

(3.1)

Dari data hasil pengukuran tanggal 12-14 Desember dapat diketahui kualitas parameter RxLevel dan RxQual yang ada dibeberapa tempat di kota Medan, baik di pagi hari sampai sore hari, sehingga kita mengetahui kualitas panggilan dari GSM tersebut apakah bagus dan buruk.

Untuk mengetahui rata-rata kualitas RxLevel dan RxQual dapat dilihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4 Nilai Rata-rata RxLevel dan RxQual Pada 2 Titik di Pagi dan Siang Hari

Tabel 3.4 menunjukan kualitas panggilan di kedua titik pengukuran yang dilakukan dengan mengukur rata-rata parameter RxLevel dan RxQual sebagai standar kualitas panggilan pada GSM PT. Indosat, Tbk. Dapat kita lihat dari hasil pengukuran ke dua titik bahwa sebagian besar kualitas panggilan tersebut bagus adanya, baik di pagi hari maupun siang hari, namun ada juga yang mempunyai

42

Tanggal Waktu Parameter Titik I Titik II

RxLevel -74 -105 Pagi RxQual -1 -1

Kualitas Panggilan Bagus Buruk 12 RxLevel -86,5 -95,66 Siang RxQual -1 -1

Kualitas Panggilan Bagus Sedang

RxLevel -80,33 -88,81 Pagi RxQual -1 -0,72

Kualitas Panggilan Bagus Bagus 13 RxLevel -74,6 -78,5

Siang RxQual -1 -1 Kualitas Panggilan Bagus Bagus

RxLevel -79,66 -88 Pagi RxQual -1 -0,83

Kualitas Panggilan Bagus Bagus 14 RxLevel -79,66 -77

Siang RxQual -1 -1 Kualitas Panggilan Bagus Bagus

kualitas panggilan yang sedang dan yang buruk yaitu di daerah pengamatan titik II, yang diakibatkan karena melemahnya sinyal yang diterima MS (mobile station) di daerah tersebut yang diakibatkan adanya pemantulan dari beberapa objek, seperti gedung-gedung bertingkat dan pergerakan mobile station menyebabkan kuat sinyalyang diterima oleh MS bervariasi dan sinyal yangditerima tersebut mengalami path loss.

Rugi–rugi ini akan membatasi kinerja dari sistem komunikasi bergerak sehingga memprediksikan path loss merupakan bagian yang penting dalam perencanaan sistem komunikasi bergerak. Path loss yang terjadi pada sinyal yang diterima dapat ditentukan melalui suatu model propagasi tertentu. Model propagasi biasanya memprediksikan rata-rata kuat sinyal yang diterima oleh MS pada jarak tertentu dari BS ke MS. Di samping itu, model propagasi juga berguna untuk memperkirakan daerah cakupan sebuah BS sehingga ukuran sel dari base station dapat ditentukan.

Dokumen terkait