• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

B. Data Observasi atau wawancara

Berdasarkan analisis melalui penelitian yang penulis laksanakan pada tanggal 12 september hingga 12 oktober. Di tinjau dari observasi, wawancara dan dokumentasi diperoleh data tentang peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan kepribadian siswa belum berhasil dalam membentuk kepribadian siswa kelas VII di SMPN 1 Bengkunat Kecamatan Bengkunat Kabupaten Pesisir Barat.

Berdasarkan hasil dari observasi dan wawancara yang telah penulis lakukan, diketahui bahwa peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan kepribadian siswa di SMPN 1 Bengkunat, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat, sebagai berikut :

a) Memberikan Penerangandan Pemahaman

Berdasarkan observasi yang penulis laksanakan terhadap proses belajar mengajar Guru Pendidikan Agama Islam selalu memberikan penerangan kepada siswa mengenai macam-macam kepribadian yang baik, seperti selalu berbakti kepada kedua orang tua, menghormati guru, mencintai kawan, dan bermacam-macam kepribadian yang buruk seperti, mencuri, berbohong, memfitnah, sombong, kikir, durhaka kepada kedua orang tua, tidak hormat kepada guru dan lain-lain, serta menjelaskan mengenai manfaat berkepribadian yang baik dan kerugian jika berkepribadian buruk.70

70

Hal ini juga di perkuat dari hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam yaitu bapak Ridho :

“ Dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam saya selalu menyempatkan untuk memberikan penerangan-penerangan kepada peserta didik khususnya tentang kepribadian yang baik, karena menurut saya hal yang paling penting dalam hidup beragama Islam itu memiliki kepribadian yang baik, maka

akan selamat dunia dan akhirat”.71

b) Memberikan Bimbingan dan Pembinaan

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan diperoleh data bahwa guru Pendidikan Agama Islam selalu memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap siswa, seperti membaca do‟a setiap memulai pelajaran, shalat dzuhur berjama‟ah,

dan lain-lain.

Hal ini juga di perkuat dari hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam Bapak Ridho : “ Dalam proses belajar mengajar dan diluar proses belajar

mengajar saya selalu memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap siswa

membaca do‟a sebelum memulai pelajaran dan shalat berjama‟ah sehingga

mereka bisa menjadi pribadi yang baik dalam kehidupan sehari-harinya baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.72

71

Ridho, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Bengkunat Kecamatan Bengkunat

Kabupaten Pesisir Barat, Wawancara, Tanggal 17 september 2016

72

c) Memberikan contoh suri tauladan yang baik

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan diperoleh data bahwa Guru Pendidikan Agama Islam selalu memberikan suri tauladan yang baik seperti tidak menjelek-jelekan orang lain, menghormati orang lain, membantu orang yang membutuhkan pertolongan, berpakaian yang sopan, tidak berbohong, dan lain-lain.73

d) Pembiasaan

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di peroleh bahwa Guru Pendidikan Agama Islam selalu memerintahkan siswa agar bersalaman apabila .bertemu guru maupun bertemu sesame siswa, membiasakan dalam keadaan suci, terbiasa makan dengan tangan kanan dan lain-lain.74

Menurut Guru Pendidikan Agama Islam, bapak Ridho, dalam wawancara

menyatakan : “meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik untuk membentuk kpribadian siswa yang baik, kami menyadari belum dapat berhasil dengan sempurna, hal ini terjadi selain di sebabkan faktor dari siswa itu sendiri

(internal) juga di sebabkan juga oleh beberapa paktor dari luar (eksternal) “.75

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan dan di perkuat dengan hasil wawancara penulis juga dapat mengetahui tentang peranan guru pendidikan

73

Ridho, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Bengkunat Kecamatan Bengkunat

Kabupaten Pesisir Barat, Wawancara, Tanggal 17 september 2016

74

Observa si, tanggal17-19 september 2016

75

agama Islam dalam pembentukan kepribadian siswa kelas VII di SMPN 1 Bengkunat, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat, sebagai berikut: Faktor internal :

1) Control diri yang lemah

Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat di terima dengan yang tidak dapat di terima akan terseret pada prilaku “ nakal”.

Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengebangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuan nya.

Faktor ini merupakan salah satu penyebab kelas VII melakukan pelanggaran di sekolah yang termasuk dalam kepribadian yang tidak baik di SMPN 1 Bengkunat Kecamatan Bengkunat Kabupaten Pesisir Barat76.

Faktor eksternal ; 1) Keluarga

Kedua orang tua itu merupakan contoh bagi anak-anak nya. Oleh karna itu baik dan buruk nya seorang anak tergantung pada pendidikan kedua orang tua, anak di ibaratkan seperti kertas yang masih bersih, kalau di hitamkan ia akan menjadi hitam, kalau di putihkan ia akan menjadi putih.

76

Tabel 6

Data Keadaan Orang Tua Pemicu Perilaku Negatif Anak

No Nama Orangtua Cerai Terlalu dimanja Tidak Mengaji 1 Wahyu Purnoma  --- --- 2 Teguh andriali ---  --- 3 Rekiyansyah --- ---  4 Paisal jaya --- ---  Jumlah 1 1 2

Perceraian orang tua, terlalu di manja, dan tidak di ajarkan mengaji merupan pemicu perilaku negatip pada remaja, sehingga buruk nya keperibadian seorang anak.Hal ini terjadi pada sebagian siswa yang melakukan pelanggaran di sekolah, sebagai mana yang telah di sajikan di atas.77

2) Sekolah

Sekolah adalah faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keperibadian siswa setelah kedua orang tua karna sekolah merupakan tempat untuk mendidik dan menbentuk kepribadian para siswa nya.

Jika kita membhasa tentang kedudukan sekolah di masyarakat maka sekolah berperan sebagai berikut :

1. Guru merupakan wakil wali murid di dalam mendidik anaknya. Dari keterangan tersebut jelas bahwa sekolah tidak dapat menjalankan peranannya kalau tidak ada kerjasama antar pihak sekolah dan wali murid.

77

2. Sekolah merupakan wahana untuk membentuk kepribadian, fitrah intelek, dan disini pula cita-citanya dikembangkan dan diarahkan seoptimal mungkin.

Oleh karena itu guru tidak hanya mencerdaskan para siswanya tetapi bagaimana ia membentuk kepribadian siswanya.

3) Lingkungan

Dalam observasi penulis juga melihat pergaulan siswa dengan teman di luar sekolah atau lingkungannya. Pada saat jam istirahat atau pulang sekolah sebagian siswa langsung berkumpul dengan anak-anak diluar teman sekolahnya. Hal ini terkadang karena para orang tua kurang mengontrol anak-anak di luar anak-anaknya bergaul dengan teman main yang kurang baik, seperti merokok, nongkrong di jalan tanpa mengenal batas waktu, sehingga merekapun terbawa dengan gaya hidup yang mungkin seharunya tidak mereka lakukan. Hal ini sangat sulit di tangani oleh guru pendidikan agama Islam, yang salah satu sebabnya yaitu guru tidak dapat mendampingi siswa selama 24 jam penuh, hal ini di butuhkan kerjasama yang baik antara guru pendidikan agama Islam dengan para orang tua siswa.78

Data yang diolah dan dianalisa dalam Bab IV ini adalah data primer yang diperoleh melalui jawaban angket yang disebarkan kepada siswa untuk mengetahui tingkat penghayatan dan pengamalan siswa terhadap ajaran

78

agama Islam yang dipelajarinya di sekolah di bawah bimbingan dan pengarahan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam.

Setelah kuesioner dibagikan kepada siswa kemudian dikumpulkan kembali, maka selanjutnya penulis mengadakan checking pada setiap item jawaban yang ternyata semua pertanyaan telah terjawab sesuai dengan petunjuk yang diberikan kepada mereka.

Setelah diperiksa, kemudian dikelompokkan sesuai dengan kelompok masing-masing jawaban yang diberikan siswa, kemudian dihitung dan dicari persentasenya yaitu dengan memakai cara perhitungan persentase sebagai berikut:

Jumlah Jawaban x 100 = ……….%

Jumlah sampel

Hasil penghitungan tersebut dicari dan masing-masing item pertanyaan dan semua unsure jawaban yang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu jawaban a, jawaban b, dan jawaban c, yang kesemuanya itu juga akan dicari persentasenya.

Penghitungan persentase jawaban tersebut kemudian dimasukan kedalam tabel sebagai berikut:

Tabel 7

Hasil Jawaban Kuesioner Pada Siswa SMPN 1 Bengkunat Kecamatan Bengkunat Kabupaten Pesisir Barat

No Item Jumlah Sampel JAWABAN A % B % C % 1. 55 7 12.73 12 21.82 36 65.45 100 2. 55 6 10.91 19 34.55 30 54.54 100 3. 55 19 34.55 30 54.54 6 10.91 100 4. 55 20 36.36 28 50.91 7 12.73 100 5. 55 16 29.10 11 20 28 50.91 100 6. 55 19 34.55 28 50.91 8 14.54 100 7. 55 13 23.64 30 20 12 21.82 100 8. 55 17 30.91 20 50.91 18 32.73 100 9. 55 8 14.54 19 54.54 28 50.91 100 10. 55 15 27.27 15 36.36 25 45.46 100 11. 55 15 27.27 19 34.55 21 38.18 100 12. 55 40 72.73 10 18.18 5 9.09 100 13. 55 11 20 12 21.82 32 58.18 100 14. 55 10 18.18 15 27.27 30 54.55 100 15. 55 5 9.09 10 18.18 40 72.72 100

Hasil persenlase yang ada pada tabulasi diatas. didapat dari penyebaran angket yang berjumlah 55 exemplar dengan menggunakan metode kuesioner.

Berdasarkan hasil kuesioner ini, maka selanjutnya diinterpretasikan sebagai berikut:

Item I : Apakah adik membaca Al - Qur'an di rumah? a. Sering.

b. Kadang - kadang. c. Tidak pernah.

Hasil jawaban : Dari 55 siswa yang menjawab a = 7 orang (12.73). b =12 orang (21.82) dan c - 36 orang (65.45 %)

Interpretasi : Diantara siswa, sebagian kecil menyatakan bahwa mereka sering membaca Al Quran, sebagian lainnya menyatakan tidak pernah.

Kesimpulan : Dengan demikian, membaca Al Quran yang merupakan salah satu bagian yang paling utama dalam pendidikan Agama Islam bagi para siswa belum diterapkan secara maksimal di rumah mereka. Hal ini dapat dikarenakan para pengajar belum berhasil menunjukkan betapa pentingnya membaca Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari para siswa.

Item 2 : Apakah di dalam kelas adik pernah kehilanyan alal-alat sekolah ?

a. Sering

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

Hasil jawaban : Dari 55 siswa yang menjawab a = 6 orang (10,91 ), b = 19 orang (34,55 ), dan c = 30 orang (54,55 )

Interprestasi : Diantara siswa, sedikit sekali yang menjawab bahwa mereka pernah kehilangan alat-alat sekolah di kelas. Sebagian menyalakan tidak pernah dan sebagian besar menyatakan tidak pernah dan sebagian besar menyatakan kadang-kadang.

Kesimpulan : Dengan demikian, akhlak para siswa belum terbina seluruhnya karena pencurian terjadi di antara mereka. walaupun tidak sering. Padahal dalam Agama Islam, mencuri adalah perbuatan yang sangat tercela. Dengan kata lain bahwa Pendidikan Agama Islam khususnya mengenai berbualan-perbuatan tercela belum menjangkau seluruh siswa.

Item 3 : Jika Adik menemukan barang yang bukan milik adik apakah diserahkan kepada guru?

a. Sering.

b. Kadang - kadang. c. Tidak pernah.

Hasil jawaban : Dari 55 siswa yang menjawab a = 19 orang (34.55 ). b = 30 orang (54,54 ), dan c = 6 orang (10,91 )

Interprestasi : Di antara seluruh siswa, tidak sampai setengah dari seluruh siswa yang jika menemukan barang yang bukan miliknya diserahkan kepada guru. Sebagian lagi tidak menyerahkan kepada guru, tetapi mungkin langsung diserahkan kepada orangnya atau malah tidak dikembalikan sama sekali.

Kesimpulan : Dengan demikian, tidak seluruh siswa telah mempunyai niat yang baik. Padahal dalam ajaran Agama Islam, dikatakan bahwa segala sesuatu berawal dari niat. Peran pengajar dalam mendidik para siswa untuk mempunyai niat yang baik sebelum melakukan segala sesuatu sesuai ajaran Agama Islam, harus lebih ditingkatkan lagi.

Item 4 : Apakah adik ikut berpuasa di bulan puasa: a. Sering.

b. Kadang - kadang. c. Tidak pernah.

Hasil jawaban : Dari 55 siswa yang menjawab a = 20 orang (36,36 ), b = 28 orang (50,91 ), dan c = 7 orang (12,73 )

Interprestasi : Di antara seluruh siswa, sebagian menyatakan bahwa mereka berpuasa di bulan Ramadhan, sebagian besar menyatakan kadang-kadang, dan hanya sedikit yang menyatakan tidak pernah.

Kesimpulan : Berarti para siswa sudah menjalankan ibadah dengan baik Hal ini menunjukkan pula bahwa mereka telah memiliki akhlak

yang baik. Namun, peran para pengajar dalam pendidik para siswa mengenai arti penting berpuasa masih perlu dimaksimalkan lagi mengingat masih ada siswa yang menyatakan tidak pernah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Item 5 : Kalau teman adik mengajak membolos, pernahkah adik mengikutinya:

a. Sering.

b. Kadang - kadang. c. Tidak pernah.

Hasil jawaban : Dari 55 siswa yang menjawab a = 16 orang (29.10 ), b = 11 orang (20 ), dan c = 28 orang (50.91 )

Interprestasi : Di antara seluruh siswa, sebagian besar menyatakan pernah mengikuti ajakan temannya untuk membolos, sebagian kecil menyatakan kadang-kadang mengikuti dan sering mengikuti. Kesimpulan : Dengan demikian, sebagian besar siswa sudah mempunyai

akhlak yang baik, mereka sudah mengetahui arti pentingnya menuntut ilmu di sekolah dan membolos adalah suatu perbuatan yang tercela.

Item 6 : Apakah adik .selalu mengucapkan salam jika dengan guru'.' a. Sering.

c. Tidak pernah

Hasil jawaban : Dari 55 siswa yang menjawab a = 13 orang (23,64 ), b = 30 orang (54,54 ), dan c = 12 orang (21,82 )

Interprestasi : Di antara seluruh siswa, hanya sebagian kecil menyatakan sering memberi salam jika bertemu dengan guru. Sebagian besar menjawab kadang-kadang dan tidak pernah.

Kesimpulan : Dengan demikian, para siswa belum memahami esensi dari memberi salam. Para pengajar harus lebih memberikan pengerlian kepada guru itu bukan hanya sebagai suatu penghormatan, tapi juga dapat mempererat tali silahturahmi. Selain itu. mengucapkan salam sangat dianjurkan dalam ajaran Islam.

Item 8 : Apakah adik pernah memberi shadaqah kepada teman,tetangga atau orang lain?

a. Sering.

b. Kadang - kadang. c. Tidak pernah.

Hasil jawaban : Dari 55 siswa yang menjawab a = 17 orang (30.91). h ^ 20 orang (36.36), dan c =- 18 orang (32.73).

Interpretasi : Diantara seluruh siswa, sebagian menjawab sering. kadang - kadang dan tidak pernah memberikan shadaqah.

Kesimpulan : Dengan demikian, masih perlu dilatih untuk membiasakan diri dalam memberikan shadaqah, karena dengan gemar shadaqah maka melatih hati seseorang untuk berbuat baik kepada sesamanya. Hal ini sekaligus membentuk akhlak siswa yang terpuji sesuai ajaran Islam.

Item 9 : Pada waktujam shalat, apakah adik segera melaksanakannya? a. Sering.

b. Kadang - kadang. c. Tidak pernah.

Hasil jawaban : dari 55 siswa yang menjawab a = 8 orang (14.54), b = 19 orang (34.55), dan c = 28 orang (50.91).

Interpretasi : Diantara siswa, hanya sebagian kecil yang menyatakan segera melaksanakan sholat ketika waktunya tiba, sebagian menyatakan kadang - kadang saja, dan sebagian besar menyatakan tidak pernah.

Kesimpulan : Dengan demikian, para siswa masih kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa penghormalan siswa terhadap gurunya masih kurang dan perlu pembinaan akhlak yang lebih baik lagi. Item 1 : Apakah adik pernah pergi ke masjid untuk melaksanakan

sholat berjama'ah? a. Sering.

c. Tidak pernah.

Hasil jawaban : Dari 55 siswa, yang menjawab a = 15 orang (27.27), b = 19 orang (34.55), dan c = 21 orang (38.18).

Interpretasi : Diantara seluruh siswa, sebagian besar menyatakan tidak pernah pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat berjama'ah, sebagian menyatakan kadang - kadang, dan sebagian lagi menyatakan sering.

Kesimpulan : Dengan demikian, mayoritas siswa masih memerlukan pendidikan tambahan mengenai pentingnya sholat berjama'ah ke masjid. Atau secara acontario dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil saja yang sudah mengetahui keutamaan dari shalat beriamaah di masjid.

Item 12 : Jika guru memherikan nasihal apakah adik mendengarkannya? a. Sering.

b. Kadang - kadang. c. Tidak pernah.

Hasil jawaban : Dari 55 siswa yang menjawab a = 40 orang (72.72), b = 10 orang (18.18), dan c = 5 orang (9.09 )

Interprestasi : Di antara seluruh siswa, hanya sedikit sekali yang menyatakan tidak pernah dan kadang - kadang mendengarkan gurunya ketika memberikan nasihat yang diberikan oleh guru.

Item 13 : Jika adik melihat teman adik bertengkar apakah adik melerainya?

a. Sering.

b. Kadang - kadang. c. Tidak pernah.

Hasil jawaban : Dari 55 siswa yang menjawab a = 11 orang (20), b = 12 orang (21.82), dan c = 32 orang (58.18).

Interpretasi : Diantara seluruh siswa sebagian besar menyatakan membiarkan saja jika melihat teman mereka bertengkar. sebagian kecil menyatakan sering dan kadang – kadang melerai.

Kesimpulan : Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang bersikap salah karena jika .melihat teman yang bertengkar seharusnya dipisahkan dan dinasihati, bukan dibiarkan saja.

Item 14 : Apakah jika adik berbuat salah akan meminta maaf? a. Sering.

b. Kadang - kadang. c. Tidak pernah.

Hasil jawaban : Dari 55 siswa yang menjawab a = 10 orang (18.18), b = 15 orang (27.27), dan c = 30 orang (54.55).

Kesimpulan : Dengan demikian, masih banyak siswa yang salah dalam bersikap, yaitu tidak mau meminta maaf padahal sikap seperti

ini merupakan kesombongan yang tidak sesuai dengan ajaran Agama Islam, sehingga mereka harus diperingatkan dan diberikan nasihat mengenai pentingnya meminta maaf jika berbuat salah yaitu dalam rangka mempertahankan tali silaturahmi.

Item 15 : Pada waktu adik mengalami kesusahan apakah adik pernah mengucapkan Innalillahiwa'inailahirojiun?

a. Sering.

b. Kadang - kadang. c. Tidak pernah

Hasil jawaban : Dari 55 siswa yang menjawab a = 5 orang (9.09). b = 10 orang (18.18), dan c = 40 orang (72.73).

Interprestasi : Di antara seluruh siswa, sebagian besar menyatakan tidak pernah mengucapkan Innalillahiwa'inailahirojiun ketika sedang mengalami kesusahan. Hal ini dapat dikarenakan mereka belum mengerti arti dan makna dari ucapan tersebut.

Kesimpulan : Dengan demikian, para siswa masih harus diajarkan apa arti dan makna yang terkandung dalam ucapan tersebut, yang sebenamya inti dari ucapan tersebut adalah mengembalikan segala urusan kepada Allah SWT yang Maha kuasa.

a. Siswa lelah memiliki kelakuan yang baik sesuai dengan pendidikan agama Islam terlihat dari item - item sebagai berikut:

1. Item 2 tentang kehilangan alat - alat sekolah. 2. Item 4 tentang berpuasa di bulan Ramadhan.

3. Item 5 tenlang mengikuti ajakan teman untuk membolos.

4. Item 12 tentang sikap mendengarkan ketika guru memberikan nasihat. b. Sedangkan sikap yang kurang baik atau kurang menunjukkan akhlak yang

baik sesuai Pendidikan Agama Islam terlihat dari item - item sebagai berikut: 1. Item 1 tentang membaca Al - Qur'an di rumah.

2. Item 3 tentang menyerahkan barang temuan kepada guru. 3. Item 6 tentang mengucapkan salam jika bertemu guru. 4. Item 8 tentang memberi shadaqah.

5. Item 9 tenlang melaksanakan shalat di awal waktu.

6. Item 10 tentang meminta izin keluar pada guru yang sedang mengajar. 7. Item 11 tentang melaksanakan shalat berjama'ah di masjid.

8. Item 13 tentang melerai teman yang bertengkar. 9. Item 14 tentang meminta maaf jika berbuat salah.

10.Item 15 tentang mengucapkan Innalillahiwa'inalillahirojiun ketika dalam kesusahan.

Dengan demikian. Pendidikan agama Islam untuk siswa -siswa pada SMPN 1 Bengkunat Kecamatan Bengkunat Kabupaten Pesisir Barat belum berperan secara maksimal dalam membentuk akhlak siswa yang baik sesuai dengan ajaran agama

Islam yang belum tercermin dalam setiap sosok siswa dengan indikator yang terlihat pada data pelanggaran yang dilakukan siswa serta terlihat dari sebagian besar item yang diujikan kepada seluruh siswa menunjukan hasil yang negatif, dalam arti menunjukkan akhlak siswa yang kurang baik.

BAB V

Dokumen terkait