• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian Sisa yang Harus Diratakan

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA

B. MEMASANG DAUN JENDELA TUNGGAL

1. Daun jendela dan Kusen Jendela

Suatu jendela terdiri atas kusen atau gawang dan daun jendela. Daunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel ini. Kusennya dipasang mati dan daunnya dapat berputar. Daun jendela dapat dipasang untuk berputar horizontal kiri kanan dan dapat dipasang berputar vertikal ke atas ke bawah. Tapi ada jenis jendela yang tetap atau mati, biasa disebut jendela mati dengan tujuan untuk penerangan.

Jendela biasa berdaun satu atau berdaun dua. Lebar dan tingginya jendela diukur dari sisi dalam kusen sampai sisi dalam kusen. Ukuran yang lazim dipakai adalah jendela (berdaun satu), lebar: 0,70 ; 0,80 m dan dalamnya sponing pintu dan sponing jendela dapat dibuat 1 – 1,5 cm.

Lebarnya sama dengan tebal daun pintu atau daun jendela, sehingga ukuran tinggi dan lebar jendela masih harus ditambah dengan dalamnya sponing. Jadi untuk lebar jendela 70 cm masih harus ditambah lagi menjadi 0,72 m. Ukuran kayu untuk kusen jendela adalah berkisar 6/12 dan 8/12.

Agar duduknya dapat kokoh di dalam tembok, kusen diberi angkur dari besi berdiameter 10 mm; 12 mm; 16 mm, panjang bagian yang lurus 15 cm; 20cm; dan 25 cm dan bagian yang dibengkokkan 5 cm ;6cm; 8 cm.

Kusen jendela diberi paling sedikit dua buah angkur pada setiap tiangnya. Pada bagian / sisi belakang tiang kusen diberi sponing kapur/alur kapur dalam 1 cm dan lebar 1 cm, alur kapur dalam 1 cm, lebar 3 – 5 cm.

Daun jendela terdiri dari dua tiang, dorpel (ambang) atas dan dorpel bawah. Dorpel dan tiang membentuk suatu kerangka persegi panjang bagi daunnya. Bidang daun jendela di antara kerangka itu ditutup dengan kaca, papan krepyak jendela kaca, jendela panil/krepyak. Tebal daun pintu/jendela antara 2 – 3 cm

2. Alat penggantung

Alat penggantung dalam hal ini adalah alat yang berfungsi sebagai penggantung atau pelipat daun jendela yang terpasang tetap. Artinya, jendela pada waktu terbuka

124

tidak dapat dilepaskan. Alat penggantung untuk daun jendela yang dimaksud adalah engsel.

Tempat pemasangan engsel ini adalah bebas, dapat di sebelah kiri atau sebelah kanan, atau sebelah atas bahkan disebelah bawah. Bentuk dari engsel sangat bervariasi, juga besar kecilnya tergantung dari kegunaannya. Bentuk engsel jendela biasanya sama dengan bentuk engsel pintu, hanya lebih kecil. Model dari engsel pintu dan engsel jendela dalam satu pabrik adalah sama. Terdapat engsel dengan pasak lepas dan juga ada pasak mati.

3. Alat

a. Ketam f. Pahat b. Rol meter g. Palu kayu

c. Siku h. Obeng

d. Pensil i. Engsel (engsel pasak / pen) e. Gergaji j. Sekrup

4. Bahan

a. Kusen jendela

b. Daun jendela tunggal.

5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3)

a. Pakailah pakaian kerja dengan lengkap dan betul.

b. Bersihkan tempat kerja dari kotoran benda-benda yang mengganggu sehingga pekerjaan dapat berjalan lancar.

c. Letakkan bahan-bahan pada tempat yang tidak mengganggu pekerjaan. d. Letakkan alat-alat padda tempat yang aman, tidak mudah jatuh dan mudah

dijangkau.

e. Hindari pemakaian alat yang tidak sesuai kegunaannya. f. Bekerja dengan teliti, hati-hati dan konsentrasi.

6. Langkah Kerja

a. Ukurlah lebar dan tinggi kusen jendela. b. Ukurlah lebar dan tinggi daun jendela.

c. Ketam dan potonglah daun jendela jika terlalu lebar atau terlalu tinggi. d. Masukkan / pasanglah daun jendela pada kusennya, setel sampai masuk dengan

125 e. Lepaskan daun jendela. Gunakan dua engsel, pasang/tanam engsel daun jendela pada daun (sisi tebal) dengan jarak 15 - 20 cm dan dari sisi bagian ambang atau tiang tegak.

f. Masukkan atau pasanglah lagi daun pintu pada kusennya, setel sampai pas. Kemudian, berilah tanda pada ambang atau tiang kusen jendela yang datar, tempat engsel yang sesuai dengan engsel terpasang pada daunnya.

g. Lepaskan engsel pada daun jendela yang sebelah (yang tidak terpasang) dengan cara melepas pennya. Kemudian pasanglah pada ambang jendela masing-masing pasangan engsel yang lain sampai pas, rata lurus dan siku.

h. Pasanglah kembali daun jendelanya pada kusennya. Kemudian, pasanglah daun jendelanya dengan cara mengepaskan masing-masing engsel pada ambang datar kusen jendela. Kemudian, masukkan pennya sampai pas sehingga terpasanglah daun jendela pada kusen jendelanya.

i. Cobalah daun jendela dengan cara membuka dan menutup (ke atas dan kebawah). j. Apabila masih dianggap kurang pas , lepaskan daun jendela dengan cara

melepaskan pen.

k. Setel lagi sampai daun jendela pas masuk, rata dan lurus dengan kusennya hingga sesuai dengan yang diharapkan.

126

Gambar 4.3Kusen dan Daun Jendela Tunggal

10 6 70 6 10

6

8

100

6

8

8

8

8

6

I

II II

I

POT II - II

POT I - I

12

2

127

Gambar 4.4Detail Pemasangan Daun Jendela

2

70

15

70

128

C. MEMASANG DAUN PINTU DENGAN TIGA ENGSEL 1. Daun Pintu dan Kusen Pintu

Suatu pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedangkan daunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel. Dengan demikian, daun pintu dapat berputar pada engsel ini.

Daun pintu ada pula yang tidak berputar pada engsel, tetapi bergeser didepan kusennya.

Pintu semacam ini disebut dengan pintu geser. Pintu bisa berdaun satu atau berdaun dua. Daun pintu dapat berputar ke kiri kalau arah putarannya ke kiri, dan sebaliknya.

Untuk menentukan arah putaran ke kiri atau ke kanan, kita berdiri di tengah kusen dengan punggung membelakangi engsel penggantung daun pintu. Lebar dan tingginya pintu dapat diukur dari sisi dalam kusen sampai sisi luar kusen. Ukuran yang lazim dipakai untuk pintu adalah sebagai berikut.

a. Pintu (berdaun satu) : Tinggi : 2,00 – 2,10 meter. b. Lebar : 0,70; 0,80; 0,90 meter.

Tinggi sisi atas dibuat sama tinggi dengan sisi atas pintu. Sementara itu, sisi bawahnya tergantung selera, dibuat beberapa cm di atas lantai. Dalamnya sponing pintu dapat dibuat 1 – 1,5 cm. Lebarnya sama dengan tebal daun pintu sehingga ukuran tinggi dan lebar pintu masih harus ditambah dengan dalamnya sponing. Jadi daun pintu dengan lebar 0,80 meter, maka lebar daun pintu adalah (0,82 – 0,83) meter.

Ukuran kayu untuk kusen pintu biasa 6/12; 8/12. Agar duduknya dapat kokoh didalam tembok, kusen diberi angkur dari besi berdiameter 10 mm; 12 mm; 16 mm. panjang bagian yang lurus 15 cm.; 20 cm; dan 25 cm dan bagian yang dibengkokkan 5 cm; 6 cm; 8 cm. kusen pintu diberi paling sedikit 3 angkur pada tiap tiangnya. Pada bagian atau sisi belakang tiang kusen diberi sponing kapur/mortel, dalam 1 cm, lebarnya 1 cm; alur kapur dalam 1 cm dan lebar 3-5 cm.Pada tiang kusen pintu diberi umpak/duk beton, tinggi 15 cm untuk melindungi ujung pintu dari air lantai.

Daun pintu terdiri dari 2 tiang, dorpel atas dan dorpel bawah dengan atau tidak dengan dorpel tengah. Dorpel dan tiang membentuk suatu kerangka persegi panjang bagi daunnya. Bidang daun pintu diantara kerangka itu ditutup dengan kaca,papan atau hardboard, krepyak atau bahan yang lain dan akan diperoleh pintu kaca, pintu panil/krepyak. Tebal daun pintu bisa 3 cm atau 4 cm.

129

Dokumen terkait