BAB VIII HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
B. Jalan Provins
1.3.7. Potensi Sumber Daya Alam
1.3.7.1. Daya Dukung Lahan (Kelas Kemampuan Lahan)
Evaluasi kemampuan lahan (LandCapability) pada dasarnya merupakan evaluasi potensi lahan bagi penggunaan berbagai sistem pertanian secara luas dan tidak membicarakan peruntukan jenis tanaman tertentu atau tindakan pengelolaannya.
Sistem kalsifikasi kemampuan lahan yang digunakan berasal dari Soil Conservation Service (SCS), United States Departmen Of Agriculture (USDA) yang terdapat Agriculture Handbook No.210. sistem ini merupakan perbaikan dari system Horkensmith and Montgomery (1961).\ Sistem evaluasi kemampuan lahan bersifat komprehensif dan pengelompokan lahan dilakuakan secara kualitatif.
Kriteria yang digunakan untuk klasifikasi kemampuan lahan pada umumnya bersifat kualitatif. Karakteristik lahan penciri adalah faktor- faktor penghambat yang bersifat permanen atau sulit diubah yaitu :
1. Tekstur tanah 2. Lereng
3. Drainase tanah 4. Kedalaman efektif 5. Erosi
6. Banjir atau genangan yang tetap.
Berdasarkan hasil analisis kemampuan lahan yang dilakukan dapat diketahui bahwa Kabupaten Dharmasraya terbagi atas tujuh kelas yaitu : 1. Kelas I, dimana rekomendasi penggunaan tanah untuk kelas ini
adalah Pertanian sangat intensif, dimana faktor penghambat atau pembatas pada kelas ini hampir tidak ada, tindakan pengelolaan yang dilakukan untuk kelas I ini adalah pemeliharaan kesuburan tanah. Tanah-tanah yang termasuk dalam kelas kelas ini sesuai untuk berbagai penggunaan (pertanian, padang pengembalaan hutan, dan cagar alam).
Tanah dalam kelas I aman dari bahaya banjir, umumnya sesuai untuk penanaman yang intensif. Iklim setempat harus sesuai bagi pertumbuhan tanaman. Beberapa dari tanah ini mungkin memerlukan perbaikan terlebih dahulu diantaranya:
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2011 - 2031
BAB 1 – PENDAHULUAN 1 – 69
a. Perataan
b. Pencucian garam larut
c. Penurunan muka air tanah secara musiman
Sekalipun tanah dalam kelas I cukup subur , tetapi tindakan pemupukan, pengapuran atau upaya-upaya lain yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas tanah masih tetap diperlukan.
2. Kelas II, dimana rekomendasi penggunaan tanah untuk kelas ini adalah pertanian intensif selain itu tanah ini juga dapat digunakan untuk tanaman semusim, padang rumput, padang pengembalaan, hutan produksi, hutan lindung, dan cagar alam. yang menjadi faktor penghambatnya Lereng Drainase tanah, Keadaan Erosi, dan Banjir. Adapun perbaikan yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kualitas lahan adalah dengan melakukan beberapa tindakan khusus :
Terasering
Penanaman dibidang-bidang teratur (strip-cropping)
Pengolahan menurut kontur
Pergiliran Tanaman dengan rumput dan tanaman legume Mulsa
Pemupukan
Pengapuran
3. Kelas III, tanah-tanah di kelas II mempunyai kendala yang berat sehingga mengurangi pilihan penggunaan atau memerlukan tindakan konservasi khusus atau keduanya. Tanah dalam kelas ini mempunyai pembatas yang lebih berat dari tanah kelas II dan jika digunakan untuk tanaman yang memerlukan pengolahan tanah, tindakan
konservasi yang diperlukan biasanya sulit diterapkan dan
dipertahankan. Lahan kelas III ini dapat digunakan untuk tanaman semusim, padang pengembalaan, hutan produksi , hutan lindung, dan suaka margasatwa.
4. Kelas IV, lahan dengan kelas ini direkomendasikan untuk pertanian terbatas selain itu juga dapat digunakan untuk tanaman semusim, dan tanaman semusim, padang pengembalaan, hutan produksi, hutan lindung, dan suaka alam. Namun demikian untuk jenis tanah ini mungkin hanya cocok untuk dua atau tiga macam tanaman pertanian atau tanaman yang memiliki produksi rendah. dimana yang menjadi faktor pembatas adalah tingkat bahaya erosi. Adapun usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas lahan adalah :
a. Perbaikan sistem drainase b. Tindakan konservasi tanah c. Perbaikan kesuburan tanah
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2011 - 2031
BAB 1 – PENDAHULUAN 1 – 70
Adapun tindakan pengolahan yang dilakukan untuk lahan yang termasuk kedalam kelas VI ini adalah tindakan konservasi.
5. Kelas V, Tanah-tanah dalam kelas V tidak atau sedikit memiliki bahaya erosi, tetapi memiliki pembatas lain yang sulit dihilangkan sehingga pilihan penggunaan nya menjadi sangat terbatas yaitu untuk padang rumput, padang pengembalaan, hutan produksi atau suaka- alam. Adapun faktor penghambat atau pembatas pada jenis kelas V ini:
a. Drainase sangat buruk b. Sering kebanjiran c. Berbatu-batu
Dan untuk menghindarinya dilakukan tindakan : - Perbaikan sistem drainase
6. Kelas VI, tanah-tanah dalam kelas VI memiliki penghambat yang berat sehingga tanah-tanah ini tidak untuk pertanian. Penggunaan tanah ini hanya terbatas untuk padang rumput atau padang penggembalaan, hutan produksi, hutan lindung atau cagar alam.
Tanah-tanah dalam kelas ini mempunyai faktor penghambat atau bahaya kerusakan yang tidak dapat dihilangkan , berupa salah satu atau kombinasi faktor-faktor berikut:
a. Lereng curam b. Bahaya erosi berat c. Telah tererosi berat d. Berbatu
e. Zona perakaran dangkal f. Kelebihan air atau kebanjiran g. Kapasitas menahan air rendah h. Salinitas atau kandungan Na tinggi i. Iklim yang tidak mendukung
Tindakan yang dapat dilakukan untuk kelas IV ini yaitu tindakan konservasi.
7. Kelas VII
Tanah-tanah dalam kelas ini memiliki pembatas yang berat sehingga tidak sesuai untuk pertanian dan penggunaanya sangat tidak sesuai untuk pertanian dan penggunaanya sangat terbatas hutan. Tidak dapat dilakukan tindakan pengelolaan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 1.39. Kemampuan Lahan dan Katagori Kelas di Kabupaten Dharmasraya:
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2011 - 2031
BAB 1 – PENDAHULUAN 1 – 71
Tabel 1.39.
Kemampuan Lahan dan Katagori Kelas di Kabupaten Dharmasraya
No
Kelas Kemampuan
Lahan
Faktor Penghambat atau
Pembatas Tindakan Pengelolaan
Rekomendasi Penggunaan Lahan 1 I Hampir tidak ada Pemeliharaan kesuburan
tanah Pertanian sangat intensif 2 II 1. Lereng landai 2. Erosi sedang 3. Kedalaman tanah agak kurang ideal 4. Struktur tanah agak kurang baik 5. Kadang-kadang tergenang atau banjir 6. Drainase jelek mudah diperbaiki 1. Tindakan konservasi 2. Pemeliharaan kesuburan tanah Pertanian intensif
3 III 1. Lereng agak curam 2. Kepekaan erosi agak tinggi 3. Erosi berat 4. Sering tergenang banjir 5. Drainase agak jelek meskipun telah diperbaiki 6. Kedalaman tanah dangkal 7. Daya menahan air rendah 8. Bahaya salinitas sedang 9. Kesuburan tanah rendah 1. Tanah yang berdrainase buruk perlu diperbaiki system drainase 2. Tindakan konservasi tanah 3. Perbaikan kesuburan tanah Pertanian Sedang 4 IV 1. Lereng curam 2. Kepekaan erosi besar 3. Erosi berat 4. Tanah dangkal 5. Daya menahan air rendah 6. Sering banjir 7. Drainase terhambat 8. Salinitas agak tinggi 1. Perbaikan drainase 2. Tindakan konservasi tanah 3. Perbaikan kesuburan tanah Pertanian terbatas 5 V 1. Drainase sangat buruk 2. Sering kebanjiran 3. Bebatu-batuan 1. Perbaikan sistem drainase 1. Padang pengembalaan intensif 2. Rumput makanan ternak 6 VI 1. Lereng sangat curam 2. Kepekaan erosi 3. Erosi berat 4. Berbatu-batu 5. Dangkal
1. Tindakan konservasi 1. Padang pengembalaan sedang 2. Rumput makanan ternak 3. Hutan
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2011 - 2031
BAB 1 – PENDAHULUAN 1 – 72
No
Kelas Kemampuan
Lahan
Faktor Penghambat atau
Pembatas Tindakan Pengelolaan
Rekomendasi Penggunaan Lahan 7 VII 1. Lereng terjal
2. Erosi sangat berat
3. Tanah dangkal 4. Berbatu-batu
- Hutan
Sumber : Hasil Analisis
Untuk luas masing masing kelas dapat dilihat pada Tabel 1.40. Tabel 1.40.
Luas Kelas-kelas Lahan Kabupaten Dharmasraya No Kelas Lahan Luas
(ha) Persen (%) 1 I 20.063 6.63 2 II 63.850 21.10 79.65 3 III 31.357 10.36 4 IV 125.765 41.56 5 V 3.457 1.14 6 VI 23.541 7.78 20.35 7 VII 34.567 11.42 Total 302.599 100,00 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2011
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada Kabupaten Dharmasraya pada umumnya merupakan kelas kemampuan lahan IV dengan luas lahan 125.765 Ha atau 41.56%, disusul oleh kelas kemampuan lahan II dengan luas lahan 63.850 Ha atau 21.10% dari luas lahan keseluruhan. Sedangkan yang paling sedikit dengan kelas kemampuan lahan V dengan luas lahan 3.457 Ha atau 1.14% dari luas lahan keseluruhan. Untuk rekomendasi penggunaan lahan di Kabupaten Dharmasraya dominan untuk kelas kemampuan I,II,III, dan IV yaitu sekitar 80% dari luas lahan keseluruhan ini berarti pada Kabupaten Dharmasraya memiliki kemampuan lahan untuk Pertanian.