• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAYA TARIK WISATA PENGEMBANGAN SUMBER

Dalam dokumen WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD. (Halaman 29-61)

PERSAWAHAN DI UBUD

DAYA TARIK WISATA PENGEMBANGAN SUMBER

DAYA DEMI KEPUASAN PENGUNJUNG

PELAYANAN

RAGAM DAN MUTU MAKANAN, PENGINAPAN, PRODUK ORANG MINAT BERWISATA KEMAMPUAN BERWISATA PERMINTAAN SEDIAN

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 12

1. Objek dan Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan kesuatu daerah tujuan wisata.

a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata di kelompokkan kedalam:

 Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam

 Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya

 Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus

Dalam kedudukan yang sangat menentukan itu maka daya tarik wisata harus dirancang dan dibangun atau dikelola secara professional sehingga dapat menarik wisatawan untuk dating. Membangun suatu objek wisata harus dirancang sedemikian berdasarkan kriteria tertentu.

b. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:

 Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.

 Adanya aksesibilitas yan tinggi untuk dapat mengunjunginya

 Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka

 Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang dating.

 Objek wisata alam memiliki daya tarik tinggi karena keindahan alam pengunugan, sungai, pantai, pasir, hutan, persawahan, dan sebagainya.

 Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.

c. Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan.

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 13

Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan objek wisata tersebut. Perkiraan untung-rugi sudah diperkirakan dari awal. Berapa tengang waktu yang dibutuhkan untuk kembali modal pun sudah harus diramalkan.

 Kelayakan sosial ekonomi regional

Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata juga akan memiliki dampak sosial ekonomi secara regional, dapat menciptakan lapangan kerja, dapat meningkatkan penerimaan devisa, dapat meningkatkan penerimaan pada sector yang lain seperti pajak, perindustrian, perdagangan, pertanian dan lain-lain.

 Kelayakan teknis

Pembangunan objek wisata harus dapat dipertangungjawabkan secara teknis melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk membangun suatu objek wisata apabila daya dukung objek wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu objek wisata akan berkurang atau bahkan hilang bila objek wisata tersebut membahayakan keselamatan pariwisata.

 Kelayakan lingkungan

Analisa dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan pembangunan suatu objek wisata. Pembangunan objek wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan pembangunannya. Pembangunan objek wisata bukanlah untuk merusak lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian hubungan antar manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan alam, dan manusia dengan tuhannya.

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 14

2. Prasarana Wisata

Prasarana wisata adalah segala sesuatu yang memungkinkan proses kegiatan pariwisata dapat berjalan, misalnya: perangkutan, komunikasi, sumber energy. Prasarana pariwisata merupakan juga prasarana umum, artinya tidak khusus digunakan hanya bagi kepentingan pariwisata prasarana khusus digunakan hanya bagi kepentingan dapat dikatakan tidak ada. Sesuatu yang mungkin dapat dikatakan murni sebagai prasarana pariwisata adalah daya tarik wisata.

Selain prasarana fisik sebagaimana disebutkan di atas, ada factor lain bersifat kualitatif yang menjadi prasyarat pengembagan pariwisata yakni keamanan. Kondisi keamanan dapat dijabarkan dalam prasarana dan serana fisik seperti: keberadaan aparat keamanan, keberadaan pos-pos keamanan, kelengkapan dan perlengkapan keamanan. . (Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah, Suwardjoko P. Warpani dan Indira P. Warpani, 2007-hal. 98).

3. Sarana Wisata

Sarana pariwisata adalah segala sesuatu yang melengkapi dan atau memudahkan proses kegiatan pariwisata berjalan, seperti: penginapan, rumah makan, perbelanjaan, biro perjalanan, lembaga keuangan, dll. Calon pengunjung ke suatu DWT selalu akan mempertanyakan banyak hal: 1. Objek apa yang menjadi daya tarik, 2. Apa yang dilihat, dinikmati, dibeli, dan dilakukan selama DTW, 3. Dengan apa menuju DTW, 4. Dimana menginap, 5. Fasilitas apa saja yang tersedia di DWT, 6. Dimana informasi dapat diperoleh dengan mudah, jelas, dan lengkap.

Sarana pariwisata adalah fasilitas yang harus diadakan apabila suatu DTW ingin dikembangkan. Ketersediaan prasarana dan sarana akan mempermudah daya tarik DWT yang bersangkutan, terutama bila diakses ke DWT sangat dipermudah. ( Suwardjoko P. Warpani dan Indira P. Warpani, 2007 ).

4. Tata Laksana/Infrastruktur

Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata baik yang berupa system pengaturan maupun bangunan fisik diatas permukaan tanah dan di bawah tanah seperti:

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 15  System pengairan, distribusi air bersih, system pembuangan air

imbah yang membantu sarana restoran.

 Sumber listrik dan energy serta jaringan distribusikannya yang merupakan bagian vital bagi terselenggaranya penyediaan sarana wisata yang memadai.

 System jalur angkutan dan terminal yang memadai dan lancer akan memudahkan wisatawan untuk mengunjungi objek wisata

 System komunikasi yang memudahkan para wisatawan untuk mendapatkan informasi maupun mengirimkan informasi secara cepat dan tepat.

 System keamanan atau pengawasan yang memberikan kemudahan di berbagai sector bagi para wisatawan. Keamanan diterminal, diperjalanan dan di objek wisata, di pusat-pusat perbelanjaan, akan meningkatkan daya tarik suatu objek wisata maupun daerah tujuan wisata.

5. Masyarakat/Lingkungan

Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik wisata akan mengundang kehadiran wisatawan.

 Masyarakat

Masyarakat disekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran wisatawan tersebut dan akan memberikan layanan yang diperlukan oleh para wisatawan. Dalam hal ii pemerintah melalui instansi-instansi terkait telah menyelengarakan berbagai penyuluhan kepada masyarakat. Salah satunya adalah dalam bentuk bina masyarakat sadar wisata. Dengan terbnanya masyarakat yang sadar wisata akan berdampak positif karena meraka akan memperoleh keuntungan dari para wisatawan.

 Lingkungan

Disamping masyarakat di sekitar objek wisata, ligkungan alam disekitar wisata pun perlu diperhatikan dengan seksama agar tidak rusak dan tercemar.

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 16  Budaya

Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu objek wisata merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilar penyangga kelangsungan hidup suatu masyarakat. Oleh karena itu lingkungan budaya ini pun kelestarian tidak boleh tercemar oleh budaya asing, tetapi harus ditingkatkan kualitas sehingga dapat memberikan kenangan yang mengesankan bagi tiap wisatawan.

2.1.6 Konsep Perancangan Pariwisata

Perecanaan merupakan pengorganisasian masa depan untuk mencapai tujuan tertentu (Inskeep, 1991).

Menurut Sujarto (1986) dalam paturisi, definisi perencanaan adalah suatu usaha untuk memikirkan masa depan secara rasional dan sistematik dengan cara memanfaatkan sumber daya yang ada serta seefensian dan seefektif mungkin.

Menurut Paturisi (2008), suatu perencanaan memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

 Logis, yaitu bisa dimengerti dan sesuai dengan kenyataan yang berlaku

 Luwes, yaitu dapat mengikuti perkembangan

 Obyektif, yaitu didasarkan pada tujuan dan sasaran yang dilandasi pertimbangan yang sistematis dan ilmiah

Menurut Paturisi (2008) orientasi perencanaan ada dua bentuk yaitu:

 Perencanaan berdasarkan pertimbangan target yaitu suatu perencanaan yang mana tujuan ingin dicapai di masa yang akan dating merupakan factor penentu.

Menurut Yoeti (1997), komponen dasar pengembangan pariwisata di dalam proses perencanaan adalah:

 Atraksi wisata dan aktivitasnya

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 17  Fasilitas wisatawan lainnya dan jasa seperti: operasi perjalanan wisata, tourism information, restoran, retail, shopping, bank, money chafer, medical care, public safety dan pelayanan pos

 Fasilitas dan pelayanan transportasi

 Infrastruktur lainnya meliputi persedian air, listrik, pembuangan limbah dan tekomunikasi

 Elemen kelembagaan yang meliputi program pemasaran, pendidikan dan pelatihan, perundang-undangan dan peraturan, kebijakan investasi sector swasta, organisasi structural private dan public serta program sosial ekonomi dan lingkungan.

Perencanaan pariwisata merupakan suatu proses pembuatan keputusan yang berkaitan dengan masa depan suatu tujuan wisata atau atraksi wisata yang merupakan suatu poroses dinamis penentuan tujuan, yang secara sistematis mempertimbangkan berbagai alternative terpilih dan evaluasi. Proses perencanaan pariwisata dengan melihat lingkungan (fisik, ekonomi, sosial, politik ) sebagai suatu komponen yang saling terkait dan saling tergantung satu dengan lainnya ( Paturisi, 2008 ).

2.2Pemahaman Terhadap Alam

2.2.1 Pengertian Alam

Alam dalam arti luas yaitu setara dengan dunia alam, dunia fisik atau dunia materi. Alam juga sering mengacu pada geologi dan satwa liat serta alam bisa merujuk keranah umum dari berbagai jenis tanaman hidup dan hewan, dan dalam beberapa kasus ke proses yang berhubungan dengan benda mati. Seperti cuaca dan geologi dari bumi, dan materi. Hal ini sering diartikan sebagai lingkungan alam.

2.2.2 Pengertian wisata alam

Wisata alam atau pariwisata ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat alami yang relative masih belum terganggu atau tercemari dengan tujuan untuk mempelajarinya, mengaguminya dan menikmati pemandagan. Menurut The Internasional Ecotourism Society (TIES) pada awal tahun 1990 yaitu wisata alam merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 18

dan tata lingkungan yang telah ditetapkan sebagai objek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran wisata.

Sedangkan dari Edaran Mendagri No.600.1/836/V/Bangda,2001 wisata alam adalah suatu model pengembangan wisata alam yang bertangung jawab di daerah yang masih alami atau daerah-daerah yang dikelola secara alami dimana tujuannya selain untuk menikmati keindahan alam juga melibatkan unsure pendidikan dan dukungan terhadap usaha konservasi serta peningkatan pendapatan masyarakat setempat.

Wisata alam adalah perjalanan ke suatu tempat yang relative masih asli, dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi, menikmati pemandangan alam, tumbuhan dan binatang liar, serta perwujudan budaya yang ada di tempat tersebut. ( Rahardjo Adisasmita, 2007 ).

2.2.3 Jenis-Jenis Kegiatan Wisata Alam

Jenis-jenis kegiatan wisata alam yang dapat dikembangkan dilokasi atau objek wisata contohnya adalah:

OWA hutan dengan kegiatan antara lain:

 Berkemah

 Mendaki gunung

 Menikmati keindahan alam

 Pengamatan hidupan satwa

 Mengamati tumbuhan anggrek, raflesia

 Tracking

 Lintas alami atau jelajah hutan

 Pengamatan burung

 Mendengar kicauan burung

 Memotret

 Menikmati hamparan persawahan

2.2.4 Unsur Daya Tarik Objek Wisata

 Keindahan alam

 Keunikan sumber daya alam

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 19  Kepekaan sumber daya alam

 Jenis kegiatan wisata alam

 Kebersihan lokasi

 Keamanan kawasan

2.2.5 Sifat atau Karakter Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Alam

Menurut Fandeli (1999), dalam Fandeli (2000), sifat dan karakter kepariwisataan alam terkait dengan ODTW Alam antara lain:

 In Situ; ODTW alam hanya dapat dinikmati secara utuh dan sempurna di ekosistemnya.

 Perishable: suatu gejala atau proses ekosistem hanya terjadi pada waktu tertentu. Gejala atau proses ala mini berulang dalam kurun waktu tertentu, kadang siklusnya beberapa tahun bahkan ada puluhan tahun atau ratusan tahun. ODTW alam yang demikian membutuhkan pengkajian dan pencermatan secara mendalam untuk dipasarkan.

 Non Recoverable; suatu ekosistem alam mempunyai sifat dan perilaku pemulihan yang tidak sama. Pemulhan secara alami sangat tergantung dari faktor dalam dan faktor luar. Pemulihan secara alami terjadi dalam waktu panjang bahkan ada sesuatu objek yang hampir tak terpulihkan.

 Non Substitutable; di dalam suatu daerah atau mungkin kawasan terdapat banyak objek alam, jarang sekali yang memiliki kemiripan yang sama.

Pengelolaan ODTW alam dengan sifat dan katakter in situ, cenderung memiliki daya tarik tersendiri. ODTW ala mini biasanya mempunyai keterikatan yang kuat dengan alam. Pengelolaan dengan pendekatan ekosistem inilah yang perlu dilakukan dalam rangka pelestarian sifat ODTW alam In Situ.

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 20

2.3Pemahaman Terhadap Persawahan

2.3.1 Pengertian Persawahan

Persawahan adalah sebidang lahan pertanian yang kondisinya selalu ada dalam kondisi basah dan kadar air yang dikandungnya selalu di atas kapasitas lapang. Sebidang sawah dicirikan oleh beberapa indicator, yaitu:

 Topografi selalu rata

 Dibatasi oleh pematang

 Diolah selalu pada kondisi berair

 Ada sumber air yang kontinyu, kecuali sawah tandah hujan dan sawah rawa

 Kesuburan tanahnya relative stabil meskipun diusahakan secara intensif

 Tanaman yang utama diusahakan petani padi sawah

2.3.2 Macam-macam Sawah Menurut Sistem Irigasi

1. Sawah pengairan teknis

Sawah yang bersumber pengairanya berasal dari sungai, artinya selalu tersedia sepanjang tahun, dan air pengairanya yang masuk melalui saluran primer, skunder, dan tersier volume terukur. Oleh karena itu pola tanam sawah teknis ini lebih fleksibel dibandingkan dengan sawah lainnya.ciri sawah jenis ini dalam pola tanamnya sebagian besar selalu padi, meskipun ada pola tanam lain biasanya terbatas di daerah-daerah yang petaninya sudah mempunyai orientasi ekonomi tinggi.

2. Sawah pengairan setengah teknis

Sawah yang sumber pengairanya dari sungai, ketersediaan airnya tidak seperti sawah pengairan teknis, biasanya air tidak cukup tersedia sepnjang tahun. Pola tanam sawah ini biasanya padi-palawija atau palawija-padi.

3. Sawah pengairan pedesaan

Sawah yang sumber pengairanya berasal dari sumber-sumber air yang terdapat di lembah-lembah bukit yang ada disekitar sawah yang bersangkutan. Prasarana irigasi seperti saluran, bendungan dibuat oleh

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 21

pemerintah desa dan petani setempat, serta bendungan irigasi umumnya tidak permanen. Pola tanam pada sawah pengairan pedesaan ini biasanya padi-padi, padi-palawija, atau padi-bara.petani yang melakukan padi-padi biasanya terbatas di daerah-daerah yang berdekatan dengan sumber air saja.

4. Sawah tadah hujan

Sawah yang bersumber pengairanya bergantung pada ada atau tidaknya curah hujan. Sawah jenis ini biasanya terdapat di daerah-daerah yang topografinya tinggi dan berada di lereng-lereng gunung atau bukit yang memungkinkan dibuat saluran irigasi.

5. Sawah rawa

Sawah yang airnya tidak dapat diatur. Karena sawah ini kebanyakan terdapat didaerah lembah dan cekungan atau pantai. Kondisinya selalu tergenang air karena airnya tidak dapat dikeluarkan atau diatur sesuai dengan kebutuhan. Ciri utama sawah rawa adalah diolah atau ditanami pada musim kemarau dan dipanen menjelang musim hujan.

2.4Persyaratan Ruang

2.4.1 Restoran

Suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang menyelengarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya, ada beberapa persyaratan restorant yaitu sebuah perencanaan yang terorganisasi cermat harus dilakukan oleh setiap bangunan. Para ahli menambahkan, perencanaan dapur, susunan ruang pendingin, perencanaan listrik, pemanas, pergantian udara, dan perencanaan kesehatan.

 Ketinggian lampu di ruangan pengunjung pada dasarnya adalah 2,50 m

 Standar ukuran area pengunjun 100 m2, 250 m2, 500 m2

 Lebar ruang darurat 1.0 m setiap 150 tergantung dari pemiliknya

 Jalan kecil pada restorant 0.80 m, pintu 0.90, lantai berimbangan 1.0 m

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 22  Tangga untuk toilet, cuci ruang umum dan gudang: lebar ruangan

dapat digunakan 1.10m

 Ketinggian lampu untuk jalan kecil antar meja 2.10 m diukur tegak lurus, jendela 1/10 luas ruang meja makan.

Restorant-café, dengan ruangan minum the, pertokoan kota café menyediakan minuman tak beralkohol, kecuali bir dalam botol, likur, dll. Kue-kue dan makanan kecil dingin dan panas. Ruang minum teh: minuman bebas alcohol, patisserie, sandwich. Dengan kapasitas sekitar 150 tempat duduk. Bisa dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut :

Bar makanan kecil, bar dipojok, cepat saji, restorant. Kapasitas 55-60 tempat duduk (5-6 kali ganti tempat pada siang hari, 2 kali tiap malam). Diwaktu luang tersedia kopi, kue, dan makanan. Dapur sebagian besar dikerjakan dengan peralatan pabrik. Gudang untuk pergantian setiap hari, tidak terlalu besar. Bisa dilihat pada gambar 2.3 sebagai berikut :

Gambar 2.3 Restoran-bar Sumber: Neufert,edisi 33, Jilid 2

Gambar 2.2 Restoran-Cafe Sumber: Neufert,edisi 33, Jilid 2

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 23

2.4.2 Kantor Pengelola

Kantor pengelola adalah ruangan untuk para karyawan atau staff sebagai tempat untuk menjalankan tugasnya sebagai pengelola didalam suatu pekerjaan agar berjalan dengan lancer.

Ada beberapa standar ruangan untuk para karyawan atau staff. Untuk per karyawan 4 -6 m2 , terdapat juga kebutuhan ruang rata-rata menurut tempat masyarakat berkomunikasi guna simplifikasi administrasi per karyawan 7-12 m2 .

Adapun luas bidang tempat kerja berlndaskan peraturan ketenagakerjaan

 Ruang kerja minimum 8 m2 luas lantai

 Ruang gerak bebas masing-masing karyawan 1.5 m2 atau lebar 1m

 Ruang udara minimum 12 m3 pada aktivitas yang dilakukan sambil duduk, minimum 15 m3 pada aktivitas yang dilakukan sambil duduk

 Ketinggian bebas pada bidang 250 m- 3.25 m

Menurut masukan dari amerika (asuransi jiwa) termasuk bidang dasar dan pelayanan untuk sarana bantu perkantoran (bidang dasar + keliling sekitar 50cm= kebutuhan luas bidang suatu sarana bantu). Bisa dilihat pada gambar 2.4 – 2.5 sebagai berikut :  Karyawan kantor 1,46 m2  Sekretaris 6.70 m2  Pimpinan Bagian 9.30 m2  Direktur 13.40 m2  1 wakil direktur 27.89 m2

Gambar 2.4 Ruang pengelola dimensi besar Sumber: Neufert,edisi 33, Jilid 2

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 24

2.4.3 Jalur Tracking

Jalur tracking ini termasuk failitas didalam proyek wisata alam persawahan ini, dimana jalur tracking ini difungsikan untuk berjalan-jalan sekitar sawah atu juga bisa dgunakan untuk jogging, jalur tracking yang saya dapat dari hasil studi yaitu dengan panjang lintasan 1 km, dan lebar 1,2 m, dengan kapasitas 2 orang pejalan kaki, dengan sirkulasi manusia 20%.

2.4.4 Lobby

Lobby adalah ruang yang di fungsikan sebagai penghubung dari ruang satu ke ruang lainnya, lobby juga memiliki kapasitas ukuran standar terlihat dari jumlah pengunjung yang datang, sirkulasi 30% dan furniture yang terdapat di lobby, serta standar gerak (buffer sone area)=0.65 m2 maka di temukan luas total standar dari lobby. Dan adapun pencahayaan yang terdapat dilobby seperti pencahayaan buatan mengunakan lampu hias dan downlight.

Gambar 2.5 Ruang pengelola dimensi kecil Sumber: Neufert,edisi 33, Jilid 2

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 25 2.4.5 Retail

Retail pada wisata alam disini dfungsikan untuk tempat penyewaan untuk sarana tracking dan rekreasi, dengan standar ukuran yang cukup besar yang bisa dihitung dari furniture yang ada diretail, sirkulasi 30%, kurang lebih ukuran standar retail 900 m2, (dari hasil studi). Serta pencahayaan yang lebih dominan mengunakan pencahayaan buatan.

2.4.6 Ruang Clening servis

Ruang ini di fungsikan untuk pengawai yang menjaga kenyamanan, kebersihan pada wisata alam, dengan memiliki ukuran strandar dari jumlah pengawai clening servis, dengan ditambah gudang peralatan 9 m2 , lalu di kali dengan furniture seperti loker 3.2 m2 dan kursi panjang 3.72 m2 yang ada di dalam ruang cleaning servis, serta di tmbah sirkulasi 30%, maka didapat luas total cleaning servis 19.1 m2

2.4.7 Parkir

Tempat parkir pada umumnya dibatasi dengan gari berwarna putih atau kuning yang terletak disamping dengan lebar 12-20cm. posisinya ditingikan terhadap dinding sampai 1 m agar tampak. parkir motor mengunakan kemiringan 900 , dan mobil 450 , dengan ukuran parkir motor 0.8 m x 1 m dan mobil 2.30 m x 5 m. Bisa dilihat pada gambar 2.6 sebagai berikut :

2.5Kajian Fasilitas Sejenis

Studi banding pada umumnya merupakan objek sejenis sebagai bahan pembanding dalam perencanaan. Dalam kaitannya proyek yang akan direncanakan yaitu wisata alam persawahan di Ubud.

Gambar 2.6 Parkir Sumber: Neufert,edisi 33, Jilid 2

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 26

2.5.1 Wisata JatiLuwih, Tabanan

Desa wisata Jatiluwih yang bertempat di daerah Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Desa Jatiluwih ini sangat dekat dengan Gunung Batur yang terkenal dengan panorama sawah terasering jatiluwih. Di kawasan spot wisata Tabanan ini selalu mempunyai hawa yang sejuk karena Desa Jatiluwih Tabanan berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.

(plesiryuk.com/objek-wisata-di-tabanan/daerah-wisata-jatiluwih-tabanan-bali)

Adapun beberapa fasilitas yang terdapat pada objek wisata Jatiluwih Tabanan. Bisa dilihat pada gambar 2.7-2.16 sebagai berikut :

Gambar 2.7 Kawasan Jatiluwih Tabanan Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015 Keterangan:

1. Restoran 5. Kantor Pengelola 2. Parkir pengunjung 6. Rumah Makan 3. Loket Karcis 7. Objek Wisata Sawah 4. Tracking 1 2 3 4 5 6 6 6 2 7 6

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 27 Gambar 2.8 Restoran Jatiluwih

Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

Gambar 2.9 Kantor Pengelola Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

Gambar 2.10 Parkir Barat Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

Gambar 2.11 Parkir Selatan Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 28 Gambar 2.12 Rumah Makan Jatiluwih (1)

Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015 Gambar 2.13 Rumah Makan Jatiluwih (2) Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

Gambar 2.14 Persawahan Jatiluwih Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

Gambar 2.15 Loket Karcis Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

Gambar 2.16Tracking Jatiluwih Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 29

Gambar-gambar diatas termasuk fasilitas yang terdapat pada objek wisata alam Jatiluwih, dimana beberapa fasilitas ini belum tertata rapi seperti pada fasilitas parkir yang kurang pada kawasan jatiluwih ini yang menyebabkan wisatawan yang datang ke Jatiluwih harus parkir didepan-depan restorant atau rumah makan, serta fasilitas tracking yang tidak ditata dengan rapi banyak terlihat pada jalan tracking yang rusak, dimana ii sangat berpengaruh terhadap kenyamanan wisatawan yang datang untuk melihat keindahan persawahan Jadiluwih.

2.5.2 Desa Kertalangu, Jln By Pass Ngurah Rai

Bali merupakan salah satu tujuan wisata dunia yang menawarkan berbagai fasilitas yang mengesankan berstandar internasional dilengkapai dengan budaya dan adat istiadat yang masih terjaga sampai saat ini, dari sekian tujuan wisata di Bali, Desa Budaya Kertalangu adalah salah satunya yang terletak di jalan By Pass, Ngurah Rai No.88x, Kesiman, Denpasar.

Dalam dokumen WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD. (Halaman 29-61)

Dokumen terkait