• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A Lokasi, Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

D. Defenisi Oprasional

Abduljabar (2011:72) “Diantara anak-anak yang berpartisipasi dalam kegiatan

pendidikan jasmani dan olahraga akan memperlihatkan perilaku yang baik”.

Kedudukan pendidikan jasmani dalam pembelajaran merupakan aspek yang sangat strategis karena dapat mengembangkan keseluruhan aspek siswa. Hal ini dijelaskan

Lutan (2001:19) bahwa “Pendidikan jasmani dan olahraga tidak untuk mencapai

tujuan yang dangkal, seperti meraih kesenangan atau hiburan belaka tetapi sebagai wahana membentuk kepribadian dan watak yang baik.” Keterampilan sosial sangat penting untuk dimiliki oleh para siswa karna dapat membentuk sikap yang lebih dewasa, tidak bergantung pada orang lain, dan dapat memecahkan permasalahan diri sendiri maupun orang lain dalam pembelajaran dan kehidupannya kelak.

1. Keterampilan Sosial

Perkembangan keterampilan sosial bukan hasil otomatis dari partisipasi dalam pendidikan jasmani melainkan harus seyogianya dibina, hal tersebut dijelaskan Michelle Hsiu, et.al (2010:1) yaitu “Social growth is not on automatic result of

participation in physical activity; it must be deliberately fostered.”. Defnisi

perkembangan sosial dijelaskan Yusuf (2007, hlm. 27) bahwa “Perkembangan keterampilan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.”

Kematangan dalam hubungan sosial yang menjadi definisi oprasional dari penelitian ini yaitu aspek disiplin dan kerjasama, aspek ini dijelaskan Sutresna (2002, hlm. 55)

“Pendidikan jasmani juga mampu mengembangkan keterampilan sosial, seperti kerja

Handayani Nila Praja, 2015

Implementasi Modelpembelajaran Personalyzed System Instruction (Psi) Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilandasar Permainan Bola Basket

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

sama, disiplin dll.” Aspek lainnya dijelaskan oleh Baileya, et.al (2009, hlm. 9) bahwa

: “It is climed that purposeful enggament in PESS has the potential to engender positive sosial behaviors (such as cooperative, personal respon sibibility and empathy.” Pendapat tersebut mengandung makna bahwa proses pembelajaran penjas dan olahraga di sekolah memungkinkan tumbuhnya perilaku keterampilan sosial yang positif seperti kejasama, penegasan, pengendalian diri dan empati. aspek empati yang dilihat seperti yang dikemukakan

Perilaku yang menunjukan kepedulian dengan orang lain, empati adalah suatu saran yang diperlukan setiap komunikasi antara individu dan untuk sosial yang mungkin akan menerima begitu saja. Hoffman 1987 dalam Farrow & Woodruff (2007, hlm. 4) menjelaskan bahwa empati merupakan reaksi emosional seseorang yang dapat mempengaruhi individu yang lainnya. Empati merupakan kemampuan untuk mengerti, memahami ke dalam pikiran, perasaan emosi dan pengalaman orang lain yang dinyatakan ungkapan verbal dan perilaku. Davis dalam Ceceng (2011, hlm. 82) empati yang dilihat yaitu: pengambilan perspektif orang lain, kepedulian terhadap orang lain dan kesedihan pribadi.

Tetapi apabila anak tidak dapat mencapai keterampilan sosialnya secara matang maka dampak sikapnya akan kurang sesuai dengan tujuan pendidikan secara utuh seperti dikemukan Yusuf (2011:126) dalam Aceng yaitu 1) bersifat minder, 2) senang mendominasi orang lain, 3) bersifat egois/selfish 4) senang mengisolasi diri/ menyendiri, 5) kurang memiliki perasaan tenggang rasa dan 6) kurang peduli dalam norma berprilaku. Dimsan, (1990). Pate & Trost, (1998) dalam hanif dkk (2009:60) yaitu Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan social, penalaran stabilitas emosianal, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan

Handayani Nila Praja, 2015

Implementasi Modelpembelajaran Personalyzed System Instruction (Psi) Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilandasar Permainan Bola Basket

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

bersih melalui aktivitas jasmani terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

2. Keterampilan Dasar Permainan Bola Basket

Bola basket termasuk jenis permainan yang kompleks gerakannya. Artinya gerakannya terdiri dari gabungan unsur-unsur gerakan yang terkoordinasi. Sebelum melempar bola, ia herus memegang bola dengan baik. Jika cara memegang bola saja salah tentu tidak dapat melemparnya dengan baik. Sebelum menerima bola, harus dapat menangkap dengan baik pula agar dapat dikuasai. Untuk dapat menerobos lawan dengan baik, maka harus dapat menggiring bola dengan baik pula dan untuk dapat bekerjasama dengan baik, tentu harus menguasai teknik melempar, menangkap serta menggiring bola dengan baik. Penguasaan teknik dasar yang benar akan menunjang penguasaan selanjutnya. Bila kita tinjau lebih dalam mengenai teknik dasar dalam permainan bola basket meliputi :

1) Cara Memegang (menangkap atau menerima bola) 2) Melempar atau Mengoper Bola

3) Menggiring Bola (Mendribble)

4) Menembakan bola ke dalam keranjang dengan melayang dan di tempat Keterampilan dasar bola basket adalah kemampuan seseorang dalam melakukan teknik-teknik dasar permainan bola basket seperti operan lempar tangkap (passing), menggiring bola (dribbling) dan shooting.

3. Model Pembelajaran PSI

Dasar dari PSI adalah sebuah penguasaan yang jelas dan pencapaian berdasarkan model pembelajaran. Pembelajaran berbasis pencapaian diartikah bahwa siswa harus memenuhi kriteria penampilan dalam tugas pembelajaran tertentu sebelum mereka dapat melanjutkan pada tugas yang berikutnya dalam suatu rangkaian urutan tugas. Pembelajaran berbasis pencapaian diartikan bahwa pembelajaran difokuskan pada hasil belajar siswa yang ditunjukan oleh penampilan

Handayani Nila Praja, 2015

Implementasi Modelpembelajaran Personalyzed System Instruction (Psi) Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Keterampilan Sosial Dan Keterampilandasar Permainan Bola Basket

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

siswa yang terbuka, baik dalam domain kognitif ataupun psikomotor. Untuk pendidikan jasmani,domain kognitif dan psikomotor merupakan domain pembelajaran yang paling sering ditunjukan oleh siswa.

4. Model Pembelajaran Inkuiri

Model inkuiri, telah disebutkan sebelumnya bahwa model inkuiri melakukan pendekatan ilmiah pada pembelajarannya dengan cara guru memerikan pertanyaan pada setiap aktivitas yang dilakukan sehingga siswa secara bebas dapat menemukan solusi terhadap suatu masalah yang dihadapinya. Hal ini juga banyak didukung oleh beberapa para ahli, seperti Metzler (2000, hlm. 310) yang menyebutkan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah karena pada pembelajaran inkuiri, guru memberikan permasalahan dengan memberikan pertanyaan, siswa diberikan kesempatan untuk menciptakan dan mengeksplorasi satu atau lebih solusi dari pertanyaan yang telah diberikan, dan kemudian siswa mendemonstrasikan solusi mereka ke dalam bentuk gerakan yang dilakukan. Jadi, dalam memberikan pertanyaan pada saat melakukan aktivitaas jasmani yang harus dipraktekan oleh siswa, akan mendorong pada kemampuan perkembangan kognitif sekaligus psikomotor siswa.

E.Instrumen Penelitian

Dokumen terkait