• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kompetensi Guru PAUD 1. Definisi Kompetensi Guru

1. Definisi Mnemonik

teknik bermain sambil belajar yang bersifat holistik sesuai dengan kebutuhan anak usia dini, dan bermakna, yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan di PAUD (lihat Lampiran 2). Terkait subkompetensi pedagogik yang terakhir, terdapat salah satu strategi yang mampu menstimulasi literasi anak, sebagai salah satu bidang pengembangan, yaitu bidang pengembangan bahasa. Strategi tersebut adalah strategi mnemonik. Lebih jelas akan dibahas dalam subbab selanjutnya. B. Mnemonik

1. Definisi Mnemonik

Menurut Kamil (2015: 4), kata mnemonik berasal dari Bahasa Yunani yaitu η ο ός (mnemonikos), yang berarti memori. Selanjutnya mnemonik didefinisikan sebagai strategi sistematis untuk mengoptimalkan kinerja memori. Kamil juga menjelaskan bahwa mnemonik dapat dipahami sebagai strategi dalam meningkatkan hasil pembelajaran dan mengingat informasi belajar. Menurut Jennifer (2010μ 4), “mnemonics, or mnemonic devices, are encoding strategies used to organize and/or chunk to-be-learned material, in order to make it more meaningful and easier to remember”. Chyntia (2011μ ι9-80) juga menjelaskan bahwa mnemonik merupakan strategi yang memiliki prosedur sistematis untuk meningkatkan memori dan membuat informasi lebih bermakna. Sedangkan menurut Nagel, Schumaker, dan Deshler (dalam Florida Departement of Education, 2010: 10), mnemonik adalah strategi yang peserta didik dan guru untuk membantu peserta didik mengingat pelajaran. Selanjutnya dijelaskan bahwa mnemonik adalah strategi memori menggunakan kata-kata tertentu untuk memudahkan mengingat suatu konsep atau sebuah daftar tertentu. Strategi ini juga

18

membuat peserta didik mengingat kembali informasi asing ataupun baru dalam pembelajaran. Menurut Mohammad Amiryousefi (2011: 1) dalam jurnal penelitiannya, strategi mnemonik mampu menstimulasi, meningkatkan dan mengoptimalkan pembelajaran kosakata baru pada anak bahkan dalam bahasa asing sekalipun. Namun tidak hanya hal tersebut, pemahaman kata, bentuk dan bunyi huruf, tulisan bahkan ejaan mampu distimulasi dan dioptimalkan.

Mnemonik menurut Fatemeh (2012: 101-102), dapat berupa strategi seperti sajak atau gambar yang berfungsi untuk meningkatkan penyimpanan dan penarikan kembali (retrieval) informasi yang terdapat dalam memori. Sedangkan menurut Sheila (2009: 66), mnemonik adalah strategi memori yang dapat membantu peserta didik mengingat informasi dalam jangka waktu yang lama. Mnemonik menurut Mohammed (2011: 178-1ι9), “mnemonic is a memory enhancing instructional strategy that involves teaching students to link new information taught to information they already know.” Menurut Solso (dalam Mohammed, 2011: 178-179), mnemonik adalah strategi, baik lisan maupun visual di alam, yang berfungsi untuk meningkatkan penyimpanan informasi baru, dan penarikan kembali (retrieval) informasi yang terkandung dalam memori.

Definisi mnemonik berdasarkan penjelasan dari para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mnemonik secara bahasa memiliki arti sebagai memori. Selanjutnya mnemonik sebagai strategi yang digunakan oleh guru dan peserta didik dalam meningkatkan hasil pembelajaran dan mengingat materi yang telah dipelajari dalam jangka waktu yang lama. Materi yang telah dipelajari tersebut dapat berupa kosakata baru pada anak bahkan dalam bahasa asing sekalipun,

19

namun tidak hanya hal tersebut, pemahaman kata, bentuk dan bunyi huruf, tulisan bahkan ejaan mampu distimulasi dan dioptimalkan. Hal tersebut dapat dicapai karena mnemonik merupakan strategi yang mengunakan proses penyandian dalam mengorganisasikan materi pembelajaran agar lebih bermakna. Mnemonik dapat berupa sajak, gambar, perangkat lisan, maupun visual guna memudahkan mengingat suatu konsep. Strategi mnemonik juga mempengaruhi penyimpanan dan penarikan kembali (retrieval) informasi yang terdapat dalam memori. Dengan kata lain bahwa mnemonik merupakan strategi dengan proses sistematis untuk mengoptimalkan kinerja memori. Oleh karena itu, dalam proses kerja strategi mnemonik menggunakan proses mengingat. Subbab berikut adalah penjelasannya. 2. Proses Mnemonik (Proses Mengingat)

Menurut Romi Anshorulloh (2008: 24), daya ingat terhadap informasi bukan merupakan kemampuan berdiri sendiri, namun daya ingat adalah kemampuan yang terdiri dari beberapa tahap. Melton (Atikinson, tanpa tahun dalam Romi Anshorulloh, 2008: 24) membagi tahapan memori kepada tiga tahap yaitu penyandian (encoding), penyimpanan (storage) dan pemanggilan kembali (retrieval).

a. Penyandian (Encoding)

Inti dari penyandian adalah penterjemahan informasi yangmasuk ke dalam gambaran mental dalam bentuk kode-kode. Informasi masuk ke dalam kotak memori setelah informasi tersebut dikodifikasi. Strategi paling populer untuk adalah pengulangan dan dengan suara yang keras. Dengan catatan informasi tersebut disampainkan melalui media audio. Terdapat cara lain agar informasi

20

tersebut dapat terkodifikasi yaitu dengan cara mneumochink atau strategi mnemonik (Suryabrata, 1987 dalam Romi Anshorulloh, 2008: 24). Pandangan Suryabrata tersebut secara tegas menjelaskan bahwa strategi mnemonik berada pada tahapan penyandian. Penyandian dapat dipakai dalam memori, sebab cara mengkodifikasi informasi ternyata ke dalam memori dan juga merupakan cara pemanggilan informasi tersebut. Proses penyandian memiliki peranan yang cukup penting dalam menentukan lokasi penyimpanan suatu informasi di dalam memori. Informasi tersebut dapat tersimpan ke dalam memori jangka pendek atau akan tersimpan ke dalam memori jangka panjang. Proses penyandian yang melibatkan emosi akan mendorong informasi yang didapat menjadi ingatan jangka panjang, sementara kodifikasi untuk informasi yang tidak penting akan disimpan dalam memori jangka pendek yang kemudian akan dilupakan dalam waktu yang cepat (Melton dalam Romi Anshorulloh, 2008: 24).

b. Penyimpanan (Storage)

Penyimpanan adalah proses meletakan informasi dalam memori. Pada penyimpanan informasi, terdapat dua jenis memori, yaitu memori jangka pendek dan jangka panjang. Teori yang membahas tentang ini dinamakan sebagai teori dual memory model. Sifat dari memori jangka pendek adalah informasi pendek atau singkat dan sementara. Sedangkan memori jangka panjang bersifat jelas dan lama. Contoh perumpamaan, bila kita akan menelpon, maka kita akan melihat nomor telepon tujuan kemudian kita berkomat-kamit untuk menghafalkan nomor telpon tersebut dan selanjutnya kita tekan nomor yang tujuan. Pada saat itu barangkali kita masih ingat nomor tersebut, namun beberapa hari kemudian

21

kemungkinan besar nomor telepon tersebut sudah tidak ada lagi di kepala kita. Dalam kasus ini, nomor telepon tersebut disimpan dalam memori jangka pendek. Supaya nomor telepon itu masih bisa diingat, maka nomer telepon itu harus disimpan dalam memori jangka panjang. Karena sifat memori jangka pendek yang singkat dan sementara, maka memori jangka pendek berfungsi sebagai stasiun pemberhentian informasi sementara, sebelum masuk ke dalam memori jangka panjang (Melton, tanpa tahun dalam Romi Anshorulloh, 2008: 24). Dengan kata lain informasi yang masuk ke dalam memori jangka pendek dan dipertahankan melalui pengulangan-pengulangan. Pengulangan ini membuat informasi tersebut masuk ke dalam memori jangka panjang. Sedangkan informasi yang tidak diulang-ulang akan mulai menghilang karena digeser oleh memori yang baru dan kemudian dilupakan (Melton dalam Romi Anshorulloh, 2008: 24).

c. Pemanggilan Kembali (Retrieval)

Tahapan ini merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam ingatan untuk digunakan kembali bila diperlukan. Proses ini banyak terkait dengan peyimpanan informasi. Kenyataannya informasi yang telah disimpan sebenarnya bisa diambil kembali. Namun yang menjadi masalah adalah cara pengambilannya, dengan demikian sebenarnya informasi yang masuk ke dalam memori jangka panjang bukan hilang, namun cara pengambilannya yang tidak tepat membuat informasi tersebut menjadi sulit untuk diingat. Analogi yang tepat untuk hal ini dapat dianalogikan dengan penyimpanan barang. Bila barang tersebut terkodifikasi dengan baik dan disimpan di tempat yang sesuai kodenya,

22

tentu untuk mencarinya tidak perlu melihat semua barang, tapi cukup dengan melihat kodenya saja (Melton dalam Romi Anshorulloh, 2008: 24).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi mnemonik dalam kinerjanya menggunakan proses mengingat. Dalam proses mengingat terdapat tiga tahapan yaitu tahap penyandian (encoding) penyimpanan (storage) dan pemanggilan kembali (retrieval). Tahapan penyandian merupakan tahapan penterjemahan informasi. Informasi yang masuk ke dalam gambaran mental, bentuk kode-kode. Informasi tersebut masuk ke dalam kotak memori setelah informasi tersebut dikodifikasi. Tahapan selanjutnya adalah tahap penyimpanan. Pada tahap ini terdapat proses dalam meletakan informasi ke memori. Pada penyimpanan informasi terdapat dua macam memori penyimpanan yaitu memori jangka pendek dan jangka panjang. Tahap terakhir dalam proses mengingat adalah tahapan pemanggilan kembali. Tahapan ini merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam ingatan untuk digunakan kembali bila diperlukan.

Telah dijelaskan di atas bahwa strategi mnemonik berada pada tahapan penyandian. Pada tahap penyandian diperlukan strategi yang menarik agar informasi dapat masuk ke memori dan terkodifikasi dengan baik. Oleh karena itu terdapat banyak jenis mnemonik. Salah satu dari jenis-jenis tersebut adalah akronim, akrostik, lagu, sajak, dan cerita. Jenis-jenis tersebut memiliki cara penerapan yang berbeda-beda. Subbab selanjutnya menjelaskan jenis-jenis mnemonik dan cara penerapan.

Dokumen terkait