• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

4.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel penelitian terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Kualitas hasil pemeriksaan merupakan variabel dependen, sedangkan akuntabilitas, kompetensi dan independensi pemeriksa merupakan variabel independen. Untuk menghindari kesalahpahaman atau memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional

variabel yang akan diteliti sebagai dasar dalam menyusun kuisioner penelitian, definisi operasional dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kualitas Hasil pemeriksaan adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi SKPD. Wooten (2003) dalam Sugiarto & Restianto (2009) telah mengembangkan model kualitas audit dari membangun teori dan penelitian empiris yang ada. Model Wooten dijadikan sebagai indikator untuk kualitas audit yaitu: (1) Deteksi salah saji, (2) Kesesuaian dengan standar auditing, (3) Kepatuhan terhadap SOP, (4) Resiko audit, (5) Prinsip kehati-hatian, dan (6) Proses pengendalian atas pekerjaan oleh supervisor. Pengukurannya menggunakan skala likert. Kategori penilaiannya adalah :

a. Sangat tidak setuju = Skor 1 b. Tidak setuju = Skor 2 c. Netral = Skor 3 d. Setuju = Skor 4 e. Sangat setuju = Skor 5

2. Akuntabilitas adalah rasa kebertanggungjawaban pemeriksa dalam menyelesaikan pekerjaan audit; motivasi pemeriksa untuk menyelesaikan hasil pemeriksaan dengan baik; dan hasil pemeriksaan harus diperiksa oleh atasan. Pada penelitian ini Akuntabilitas diukur dengan menggunakan instrumen Diani dan Ria (2006). Pengukurannya menggunakan skala likert. Kategori penilaiannya adalah :

a. Sangat tidak setuju = Skor 1 b. Tidak setuju = Skor 2 c. Netral = Skor 3 d. Setuju = Skor 4

e. Sangat setuju = Skor 5

3. Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari individu untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan serta kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non rutin. Pada penelitian ini kompetensi auditor diukur dengan menggunakan instrumen Murtanto (1998) dalam Mayangsari (2003) yaitu pengalaman dan pengetahuan. Pengukurannya menggunakan skala likert. Kategori penilaiannya adalah :

a. Sangat tidak setuju = Skor 1 b. Tidak Setuju = Skor 2 c. Netral = Skor 3 d. Setuju = Skor 4 e. Sangat setuju = Skor 5

4. Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektifitas. Pada penelitian ini independensi pemeriksa diukur dengan menggunakan instrumen Sri Trianingsih (2007) dengan indikator sebagai berikut: (1) Independen dalam penyusunan program, (2) Kebebasan dalam mengakses data dan (3) Bebas dari kepentingan pribadi. Pengukurannya menggunakan skala likert. Kategori penilaiannya adalah :

a. Sangat tidak setuju = Skor 1 b. Tidak Setuju = Skor 2 c. Netral = Skor 3 d. Setuju = Skor 4 e. Sangat setuju = Skor 5

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Penelitian Definisi Operasional Pengukuran Variabel Skala

A. Dependen

1. Kualitas Hasil

Pemeriksaan

Probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi SKPD

1.Deteksi salah saji

2.Kesesuaian dengan standar auditing

3.Kepatuhan terhadap SOP 4.Resiko audit

5.Prinsip kehatian-hatian 6.Proses pengendalian atas

pekerjaan oleh supervisor Pada penelitian ini, kuesioner dikembang kan dari model Wooten(2003)

Likert

B. Independen

1. Akuntabilitas Rasa kebertanggungjawaban

pemeriksa dalam

menyelesaikan pekerjaan audit; motivasi pemeriksa untuk menyelesaikan hasil pemeriksaan dengan baik; dan hasil pemeriksaan harus diperiksa oleh atasan

1. Tanggung jawab 2. Motivasi

3. Supervisi

Pada penelitian ini Akuntabilitas diukur dengan menggunakan instrumen Diani dan Ria (2006)

Likert

2. Kompetensi Karakteristik yang

mendasari individu untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan serta kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non rutin.

1.Tingkat Pendidikan 2.Pengalaman 3.Pengetahuan

Pada penelitian ini kompetensi auditor diukur dengan menggunakan instrumen Murtanto (1998) dalam Mayangsari (2003)

Likert

3. Independensi Sikap yang diharapkan dari

seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektifitas.

1.Bebas dalam penyusunan program kerja.

2.Bebas dalam mengakses data

3.Bebas dari kepentingan pribadi

Pada penelitian ini independensi pemeriksa diukur dengan menggunakan instrumen Sri Trianingsih (2007)

4.5.1 Uji Kualitas Data

Menurut Hair et al (1998), kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Ada dua prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data, yaitu uji validitas dan uji realibilitas. 4.5.1.1 Uji validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji Validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan total skor dari item-item pertanyaan. Ghozali dan Ikhsan (2006) menyatakan validitas dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda. Uji Validitas dihitung dengan menggunakan korelasi person dan setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan software SPSS akan dilihat tingkat signifikansi untuk semua pertanyaan.

4.5.1.2 Uji reliabilitas

Uji Reliabilitas ditentukan dengan koefisien Cronbach Alpha setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan software SPSS. Setelah di dapat hasilnya dengan software SPSS, angka Cronbach Alpha(r) di bandingkan dengan angka koefisien product moment r, dengan α = 0.05 dan n = 34, maka akan diperoleh r tabel. Jika r > r tabel, maka pernyataan dinyatakan signifikan yang berarti bahwa pernyataan tersebut reliabel

4.5.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat. Uji Asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskesdastisitas

4.5.2.1 Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data yang terdistribusi secara normal atau mendekati normal. Data yang digunakan adalah model regresi yang telah ada (Singgih Santoso, 2000). Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov dan dengan melihat uji grafik.

4.5.2.2 Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas diantara satu dengan lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Singgih Santoso, 2000). Data yang dipakai adalah model regresi yang telah ada. Pengujian dilakukan dengan VIF dan nilai Toleranc .

4.5.2.3 Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Singgih Santoso, 2000). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Data yang digunakan adalah model regresi yang ada.

4.5.3 Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan untuk menemukan apakah ada pengaruh akuntabilitas, kompetensi, dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kota Medan. Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dilakukan uji parsial dan simultan dengan analisis regresi sederhana dan berganda. Regresi sederhana digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel dependen, sedangkan regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh akuntabilitas, kompetensi, dan independensi secara simultan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Adapun bentuk matematis analisis regresi berganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y = Kualitas hasil pemeriksaan X1 = Akuntabilitas X2 = Kompetensi X3 = Independensi a = Konstanta b = Koefisien Regresi e = Error

Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (α) 0,05 atau 5% untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak dilakukan dengan cara menguji nilai F. Apabila nilai F positif berarti hipotesis diterima, jika nilai F negatif berarti hipotesis ditolak. Hal ini menunjukkan akuntabilitas, kompetensi, dan independensi secara simultan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Untuk menguji masing-masing variabel independen secara parsial terhadap kualitas hasil pemeriksaan dilakukan dengan menguji nilai t dengan uji dua sisi pada tingkat signifikansi (α) 0,05 atau 5% atau keyakinan 95%. Jika nilai signifikansi dari t-hitung tersebut lebih kecil dari 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa variabel tersebut berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

BAB V

Dokumen terkait