• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variabel Dimensi Indikator Skala Metode

Variabel bebas : Komunikasi Terapeutik

1. Rasa hormat a. Pasien merasakan perawat bersikap ramah.

b.Pasien merasa diterima dengan seluruh dirinya oleh perawat

c. Pasien merasa bahwa perawat tidak

menghakimi pasien atas keadaan dirinya. d.Pasien merasa bahwa perawat memberikan asuhan keperawatan dengan penuh kesabaran. Interval Skala likert

2. Kesungguhan a. Pasien merasa bahwa asuhan keperawatan yang dilakukan perawat bukan hanya karena formalitas pekerjaan.

b. Pasien merasa bahwa perawat memberikan perawatan dengan tulus.

c. Pasien merasa bahwa sikap empati perawat tidak dibuat-buat d. Pasien merasa bahwa

ada keselarasan antara kata-kata dan perbuatan perawat. 3. Empati a. pasien merasakan

kehangatan perawat b. Pasien merasa bahwa

perawat mengerti kondisi fisik pasien

46

c. Pasien merasa bahwa perawat memahami perasaan pasien terkait kondisi sakit yang dialami. d. Pasien mampu memberikan kata-kata yang menenangkan pasien. e. Pasien mampu memberikan sentuhan yang menenangkan pasien.

4. Konkret a. Pasien mudah memahami

pertanyaan perawat. b.Pasien merasa bahwa

perawat bertanya dengan spesifik. c. Pasien merasa bahwa

perawat bertanya sesuai dengan kondisi pasien saat ini. 5. Kepercayaan a. Pasien percaya bahwa

perawat bisa

melakukan tindakan medis dengan tepat b.Pasien percaya bahwa

perawat bisa

melakukan tindakan medis dengan aman. c. Pasien percaya

dengan saran dan penjelasan perawat mengenai kondisinya d.Pasien percaya

dengan kemampuan medis perawat. 6. Kerahasiaan a. Pasien merasa bahwa

perawat memberikan kebebasan bagi pasien untuk dimandikan atau mandi sendiri. b.Pasien merasa bahwa

47

rahasia dan privasi pasien dengan baik c. Pasien merasa bahwa

perawat mampu menjaga kerahasiaannya dengan tidak melakukan percakapan mengenai hal pribadi pasien di depan publik Variabel

terikat : Motivasi

1. Motif Sadar a. Pasien memiliki semangat untuk sembuh

b.Pasien terbuka kepada perawat karena mengetahui hal itu akan membantu kesembuhannya c. Pasien mengetahui informasi mengenai penyakit yang dideritanya secara detail d.Pasien mengetahui hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait kesembuhannya e. Pasien mengetahui

manfaat dari obat yang diminum f. Pasien mengetahui

resiko atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien

g.Pasien mengetahui manfaat atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien h.Pasien memikirkan matang-matang keputusannya untuk Interval Skala likert

48

menjalani program asuhan keperawatan i. Pasien memikirkan

hal yang dikatakan perawat dan melakukannya j. Pasien bersikap proaktif selama perawatan untuk mempercepat kesembuhannya 2. Motif Tidak sadar a. Pasien bersikap pasrah dan pesimis terhadap

kesembuhannya b. Pasien terbuka

kepada perawat tanpa mengetahui hal itu akan membantu kesembuhannya c. Pasien tidak mengetahui informasi mengenai penyakit yang dideritanya secara detail d. Pasien tidak mengetahui hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait

kesembuhannya e. Pasien tidak

mengetahui manfaat dari obat yang diminum f. Pasien tidak mengetahui resiko atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien g. Pasien tidak mengetahui manfaat atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada

49 pasien h. Pasien tidak memikirkan matang-matang keputusannya untuk menjalani program asuhan keperawatan i. Pasien tidak

memikirkan hal yang dikatakan perawat j. Pasien bersikap pasif

selama perawatan

J. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Proses penelitian kuantitatif dilakukan melalui instrument atau alat ukur penelitian dengan menggunakan teknik atau instrumen yang objektif dan baku yang memenuhi standar validitas dan reliabilitas yang tinggi. Penelitian kuantitatif ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara suatu gejala sosial lain sekaligus menjawab mengapa itu terjadi melalui pengujian hipotesis.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah metode survei. Peneliti menggunakan metode survei dalam pengumpulan data-data yang dibutuhkan. Survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun 1995:3).

50

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah hubungan antara kualitas komunikasi terapeutik perawat terhadap motivasi pasien untuk sembuh di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.

4. Populasi

Populasi menurut Eriyanto (2007:61) merupakan semua bagian atau anggota dari obyek yang diamati. Karena sifatnya yang sangat luas dan beragam, maka populasi harus dibatasi. Pembatasan populasi dilakukan dengan tetap berpedoman kepada tujuan dan masalah penelitian (Bungin, 2008:100). Berdasarkan pertimbangan dari Kepala Subseksi Rawat Inap Umum dan IMC Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta, tidak semua bangsal bagi pasien rawat inap dapat diakses untuk penelitian. Bangsal yang boleh diakses untuk penelitian adalah bangsal Boromeus 1-6, Maria 1 dan 2, Yosep A, Clara A, Clara B, Agustinus A, Agustinus B, dan Bangsal Martha. Selain itu ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi pasien agar bisa dimasukkan ke dalam populasi penelitian ini, yakni :

a. Merupakan pasien rawat inap di Rumah Sakt Panti Rini Yogyakarta di salah satu bangsal yang boleh diakses untuk penelitian.

b. Pasien bersedia menjadi responden penelitian. c. Pasien sudah dirawat minimal satu hari. d. Pasien bisa berkomunikasi dengan baik. e. Pasien tidak mengalami koma.

51

g. Pasien tidak mengalami gangguan kejiwaan.

Berdasarkan beberapa kriteria tersebut maka selama penelitian ini dilakukan di RS Panti Rini sejak tanggal 6 Januari 2014 - 6 Februari 2014 (tanggal dan waktu penelitian berlangsung) diperoleh 77 pasien sebagai populasi penelitian.

5. Pengambilan Sampel

Sampel penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, memungkinkan untuk mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2009:122). Oleh karena itu, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 77 responden, yang merupakan jumlah keseluruhan populasi.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner atau dalam Bahasa Inggris disebut questionnaire (daftar pertanyaan) yaitu seperangkat pertanyaan yang disusun secara sistematis untuk diisi oleh responden (Bungin, 2008:123).

Pada saat mengumpulkan data di lapangan, penulis membagikan kuesioner kepada pasien RS Panti Rini yang memenuhi kriteria responden yang sudah di tentukan. Apabila responden merasa kesulitan untuk

52

mengisi kuesioner, maka penulis membantu membacakan pertanyaan serta membantu mengisikan sesuai dengan pilihan atau jawaban dari responden. 7. Teknik Analisis Data

Penulis menganalisis hasil penelitian dengan mendeskripsikan data menggunakan teknik distribusi frekuensi. Setelah itu, seluruh hasil analisis dalam variabel akan penulis klasifikasikan ke dalam tiga kategori berdasarkan mean teoritik yang menurut Azwar (2002: 109) dinyatakan sebagai berikut:

TABEL 3.

Penggolongan Kategori Analisis Berdasarkan Mean Teoritik Penggolongan Kategori Analisis

Berdasarkan Mean Teoritik Interval Kategori X ≤ (μ - 1,0 σ) Rendah (μ - 1,0 σ) < X ≤ (μ + 1,0 σ) Sedang (μ + 1,0 σ) ≤ X Tinggi Keterangan: μ : Mean Teoritik σ : Standar Deviasi X : Skor

Hubungan antar variabel akan penulis analisis menggunakan analisis Korelasi Pearson. Analisis Korelasi Pearson adalah teknik analisis data untuk variabel yang keduanya interval. Pada korelasi Pearson yang dikorelasikan adalah data observasinya. Koefisien korelasi Pearson dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

53 rxy= N(ΣXY) – (ΣXΣY)

NΣX2-(ΣX) 2[NΣY2 -(ΣY)2] Keterangan: N = Jumlah responden

X = Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item ke-n yang diuji validitasnya

Y = Skor kedua, dalam hal ini Y merupakan skor total dari setiap responden

XY = Skor pertanyaan ke-n dikalikan skor total

ΣX = Jumlah skor pertama, dalam hal ini ΣX merupakan jumlah seluruh skor para item ke-n.

ΣY = Jumlah skor kedua, dalam hal ini ΣY merupakan jumlah seluruh skor pada jumlah skor yang diperoleh responden.

ΣX2 = Jumlah hasil kuadrat skor pertama

ΣY2 = Jumlah hasil kuadrat skor kedua

Untuk mengetahui derajad hubungan, digunakan koefisien korelasi (r), yang nilainya ditentukan sebagai berikut:

a. Nilai hubungan antara variabel X dan Y berkisar antara -1 sampai dengan +1

b. Jika r > 0, artinya terjadi hubungan linier positif, yaitu semakin besar nilai variabel X (independent), semakin besar pula nilai variabel Y (dependent) atau sebaliknya.

54

c. Jika r < 0, artinya telah terjadi hubungan linier negatif, yaitu semakin kecil nilai variabel X (independent), maka semakin besar nilai variabel Y (dependent), atau sebaliknya.

d. Jila nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (independent) dengan variabel Y (dependent).

e. Jika nilai r = 1 atau r = -1, telah terjadi hubungan linier sempurna, sedangkan untuk nilai r yang semakin mengarah ke angka 0 maka hubungan semakin melemah.

Sedangkan untuk mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajad keeratan hubungan antara variabel X dan Y secara sederhana dapat diterangkan berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi antara lain dari Guiford Emperical Rules sebagai berikut (Muhidin dan Abdurahman, 2007: 127-128):

TABEL 4.

Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y

Nilai Korelasi Keterangan

0,00 - <0,20 Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap tidak ada)

≥0,20 - <0,40 Hubungan rendah

≥0,40 - <0,70 Hubungan sedang atau cukup

≥0,70 - <0,90 Hubungan kuat atau tinggi

≥0,90 -≤1,00 Hubungan sangat kuat atau tinggi Sumber : Muhidin dan Abdurahman, 2007: 127-128 8. Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Untuk menentukan

55

validitas dihitung berdasarkan formula tertentu yaitu dengan menggunakan koefisien correlation pearson yaitu dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Validitas konstruk dalam penelitian ini juga diuji dengan menggunakan correlated item yakni dengan membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel, yang mana df=n-2 dengan signifikansi (α) = 0,

05. Apabila r-hitung lebih besar dari r- tabel maka koesioner sebagai alat ukur dikatakan valid (Sujarweni, 2008:188). Pada penelitian ini nilai r-tabel pada df=n-2 untuk responden sebanyak 77 orang adalah 0,189 (Sujarweni, 2008:340). rxy= N(ΣXY) – (ΣXΣY)

NΣX2-(ΣX) 2[NΣY2 -(ΣY)2] Keterangan: N = Jumlah responden

X = Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item ke-n yang diuji validitasnya

Y = Skor kedua, dalm hal ini Y merupakan skor total dari setiap responden

XY = Skor pertanyaan ke-n dikalikan skor total

ΣX = Jumlah skor pertama, dalam hal ini ΣX merupakan jumlah seluruh skor para item ke-n.

56

ΣY = Jumlah skor kedua, dalam hal ini ΣY merupakan jumlah seluuh skor pada jumlah skor yang diperoleh responden.

ΣX2 = Jumlah hasil kuadrat skor pertama

ΣY2 = Jumlah hasil kuadrat skor kedua

Pada metode korelasi pearson, butir pertanyaan dinyatakan valid apabila signifikansi butir pertanyaan (2-tailed) ≤0,05 dan atau ≥ 0,01. Hasil pengujian SPSS 20.0 menunjukkan hasil sebagai berikut:

TABEL 5.

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Komunikasi Terapeutik Variabel Dimensi Item pertanyaan Nilai pearson correlation Sig. (2-tailed) Status Kualitas Komunikasi Terapeutik

Rasa hormat RH1 0.620** 0.000 Valid RH2 0.657** 0.000 Valid RH3 0.783** 0.000 Valid RH4 0.742** 0.000 Valid RH5 0.595** 0.000 Valid Kesungguhan KS1 0.608** 0.000 Valid KS2 0.804** 0.000 Valid KS3 0.697** 0.000 Valid KS4 0.728** 0.000 Valid Empati E1 0.675** 0.000 Valid E2 0.818** 0.000 Valid E3 0.658** 0.000 Valid E4 0.760** 0.000 Valid E5 0.760** 0.000 Valid Kepercayaan KP1 0.767** 0.000 Valid KP2 0.489** 0.000 Valid KP3 0.738** 0.000 Valid KP4 0.680** 0.000 Valid KP5 0.670** 0.000 Valid Kerahasiaan KH1 0.540** 0.000 Valid KH2 0.661** 0.000 Valid KH3 0.663** 0.000 Valid KH4 0.589** 0.000 Valid

57

Konkret KN1 0.631** 0.000 Valid KN2 0.712** 0.000 Valid KN3 0.591** 0.000 Valid KN4 0.659** 0.000 Valid **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber : Data primer yang diolah 2014

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan pada variabel kualitas komunikasi terapeutik dalam kuesioner penelitian ini dinyatakan valid karena signifikansi setiap butir pertanyaan (2-tailed) ≤0,05 dan atau ≥0,01 serta nilai pearson correlation (r-hitung) ≥ dari r-tabel sebesar 0,189.

TABEL 6.

Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Pasien untuk Sembuh

Variabel Dimensi Item pertanyaan Nilai pearson correlation Sig. (2-tailed) Status Motivasi Pasien untuk Sembuh Motif Sadar dan Motif Tidak sadar M1 0.731** 0.000 Valid M2 0.331** 0.000 Valid M3 0.548** 0.000 Valid M4 0.696** 0.000 Valid M5 0.794** 0.000 Valid M6 0.770** 0.000 Valid M7 0.654** 0.000 Valid M8 0.716** 0.000 Valid M9 0.442** 0.000 Valid M10 0.376** 0.000 Valid M11 0.729** 0.000 Valid M12 0.812** 0.000 Valid M13 0.803** 0.000 Valid **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber : Data primer yang diolah 2014

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan pada variabel motivasi pasien untuk sembuh dalam

58

kuesioner penelitian ini dinyatakan valid karena signifikansi setiap butir pertanyaan (2-tailed) ≤0,05 dan atau ≥0,01 serta nilai pearson correlation (r-hitung) ≥ dari r-tabel sebesar 0,189.

b. Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui konsistensi dan instrument sebagai alat ukur, sehingga suatu pengukuran dapat dipercaya. Formula yang digunakan untuk menguji reliabiitas adalah dengan menggunakan koefisien Alpha dari Cronbach dengan taraf sinifikansi (α)= 0,05. Bila koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,60 maka dinyatakan reliabel (Sujarweni,2008:187). Reliabilitas penelitian dirumuskan sebagai berikut (Muhidin dan Abdurahman 2007:37) : r1l =

[

k

][

1- Ʃσb2

]

k-1 σt2 dengan : Ʃσb2 = ƩX2 - (ƩX)2 N N σt2= ƩY2 - (ƩY)2 N

59

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen atau koefisien alfa k = banyaknya butir soal

Ʃσb2 = jumlah varians butir

σt2 = varians total N = jumlah responden

TABEL 7.

Dokumen terkait