• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Definisi Operasional

Akad adalah Perikatan ijab dan qabul yang dibenarkan syara‟ yang menetapkan keridhaan kedua belah pihak.13 Akad memiliki makna yang khusus. Syafi‟i menyatakan bahwa akad adalah hubungan atau keterkaiatan antara ijab dan qabul atas diskursus yang dibenarkan oleh syara‟ dan memiliki implikasi hukum tertentu. Dengan ungkapan kata lain, akad merupakan keterkaiatan antara keinginan kedua belah pihak yang dibenarkan oleh syara‟ dan akan menimbulkan implikasi hukum tertentu.14 Terkait dengan akad ini ada beberapa unsur arau rukun yang ada di dalamnya, diantaranya:

a. Pihak yang berakad

Pihak yang berakad disini adalah orang-orang yang melakukan akad. Pada akad bagi hasil pemeliharaans sapi ini tentunya para pihak yang melakukan akad adalah pemilik dan pemelihara sapi. Ghazaly, dkk menyatakan bahwa para pihak yang berakad disyaratkan merupakan orang yang cakap bertindak.15 Akhirnya dapat dipahami bahwa orang yang melakukan akad itu harus balig, berakal sehat, atas kuasa sendiri, cukup umur, bukan karena tekanan atau paksaan.

13

Abdul Rahman Ghazaly dkk, Fiqih Muamalah..., h. 51.

14

Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqih Muamalah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, h. 48.

15

b. Objek akad

Objek akad merupakan benda atau barang yang dijadikan sasaran bagi pelaksanaan akad, yang darinya akan menimbulkan akibat hukum.16 Objek akad ini juga harus memenuhi syarat-syarat bahwa objek itu harus ada saat akad, harus mal mutaqawwin, dapat diserah terimakan, jelas, dapat dikenali, dan suci.

c. Tujuan akad

Tujuan akad merupan akibat atau sebab hukum yang timbul saat terlaksanakannya akad tersebut.17 Secara sederhana tujuan akad ini dapat diartikan sebagai keinginan dari pada para pihak yang berakad. Misalnya, dilaksanakannya akad bagi hasil pemeliharaan sapi maka tujuan akad adalah kerja sama dalam bagi hasil pemeliharaan sapi tersebut. Adapun syarat-syarat tujuan akad ini adalah baru ada saat akad dilaksanakan, tujuan harus berlangsung saat adanya akad sampai berakhirnya akad dan tujuan itu harus sesuai syara‟.

d. Shigat akad

Shigat akad ini merupakan ijab dan qabul para pihak yang melakukan akad. Ijab merupakan penawaran oleh satu pihak dan qabul merupakan jawaban persetujuan dari pihak lainnya.18 Misalnya dalam akad bagi hasil pemeliharan sapi, pemilik menyatakan peliharakan sapi saya, nanti kita bagi hasil anaknya sama rata apabila

16

Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syari‟ah: Studi Tentang Teori Akad

dalam Fikih Muamalah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010, h. 68.

17

Ibid., h. 218.

18

sudah beranak dua, kemudian pemelihara menjawab baiklah, saya akan memelihara sapi anda dengan perjanjian bagi hasil tersebut. 2. Pengertian Bagi Hasil

Bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana.19 Bagi hasil juga bentuk kerja sama yang kerap sekali dilakukan dalam bidang muamalah. Bagi hasil mengandung beberapa unsur yang harus ada diantaranya: a. Pihak yang berserikat

Para pihak dalam konsep bagi hasil lebih sering dikenal dengan pemodal dan pengelola. Pemodal biasanya menyediakan dana yang akan dikelola oleh pengelola yang dipercayainya. Adapun syarat para pihak ini sama halnya dengan syarat dengan syarat pelaku akad pada umumnya.

b. Bentuk kerja sama

Bentuk kerja sama dalam bagi hasil biasanya ditentukan dengan jelas oleh para pihak. Kerja sama ini dapat dalam bentuk apapun, sebagaimana salah satu contoh adalah bentu kerja sama bagi hasil pemeliharaan sapi. Meskipun demikian, bentuk kerja sama tersebut harus sesuai dengan garis-garis yang dibenarkan oleh syara‟. c. Modal

Modal di sini merupakan hal yang harus ada dalam bagi hasil. Modal itu harus jelas apakah sepenuhnya dari pemodal atau para

19

Ahmad Rofiq, Fiqih Kontekstual dari Normatif ke Pemaknaan Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, h.153.

pihak saling menyertakan modal. Hal ini tergantung saat kesepakatan dalam perjanjian.

d. Keuntungan dan kerugian

Keuntungan merupakan keinginan yang selalu diharpkan dari pada dilaksanakan kerja sama bagi hasil, namun keuntungan tersebut harus disepakati dengan jelas apakah pembagiannya 50%:50% atau yang lainnya, begitupun dengan kerugian harus disebutkan dengan jelas dan disepakati bagaimana cara pembagaian atau penangungan risiko diantara para pihak.

3. Pengertian Pemeliharaan Sapi

Pemeliharaan sapi adalah proses perawatan sapi dengan baik. Secara umum proses perawatan sapi tentunya dimulai dari pembuatan kandang sapi yang sesuai dengan keperluan untuk sapi tersebut. Proses perawatan itu juga termasuk dalam hal kebersihan baik itu kebersihan sapinya ataupun kandangnya. Para pemelihara biasanya mempunyai kebiasaan tersendiri untuk masalah kebersihan ini, namun pada umumnya pemelihara akan selalu membersihkan kandang dari kotoran-kotoran sapi secara teratur. Begitupun dengan kebersihan sapi pada umumnya sapi dimandikan sesuai dengan kebiasaan pemelihara. Selain itu memberikan pakan dan minum yang teratur juga merupakan proses dari pada perawatan dalam pemeliharaan sapi. Pemberian pakan ini, pemelihara ada yang memberi dengan rumput tanaman sendiri ataupun rumput liar, pada umumnya dilakukan tiga kali sehari.

Hal yang sangat penting juga selama proses perawatan sapi adalah menjaga kesehatan sapi yang dapat dilakukan dengan memberi sunti vitamin bagi sapi tersebut, dan memberikan mineral berupa garam yang bagus bagi pencernaan sapi, selain itu juga sapi diberi jamu, namun tak kalah penting setiap senja akan dinyalakan api pengusir nyamuk agar sapi tidak terserang penyakit. Terakhir, bentuk pemeliharaan sapi adalah mengawinkan dan menjaga sapi saat melahirkan. Pemelihara juga bertanggungjawab saat pengawinan sapi, sebab apabila ia tidak memiliki sapi jantan maka ia dapat mengawinkan sapi betina tersebut ke tempat sapi jantan milik orang lain. Selanjutnya untuk masa lahiran maka pemelihara akan menemani sapi yang akan melahirkan, hal ini ditakutkan sapi akan menjejak anak yang dilahirkannya atau bahkan ia akan memakan tembuni anaknya yang bisa jadi penyakit bagi induk sapi tersebut.

Dokumen terkait