• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel

2. Definisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan jalannya penelitian, dibuat definisi operasional yang digambarkan dengan Tabel 3 berikut.

40

Tabel 3. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1 Konsentrasi ekstrak ethanol daun Pandan wangi

Ekstrak ethanol daun Pandan wangidinyatakan dalam persen (%). Masing-masing konsentrasi dibuat dengan cara pengenceran.Pada penelitian ini dipakai konsentrasi 10%, 20%, 30%,

40%kemudian dicari dosis untuk

memperoleh

persentase daya tolak 50% dan 99% terhadap kontak nyamuk Aedes aegypti. Gelas ukur 5 ml dan pipet ukur 1 ml Menggunakan pipet ukur ambil ekstrak ethanol daun Pandan wangi dan larutkan dalam pelarut yang diujikan. Dihitung secara manual menggunakan rumus: V1.M1 = V2.M2 Kadar (%) Ordinal 2 Persentase daya tolak Persentase proporsi jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan perlakuan dengan jumlah nyamuk yang hinggap pada lengan kontrol berdasarkan rumus pada pedoman WHO (2009), yaitu:

( )

Keterangan: C = nyamuk kontak pada lengan kontrol T = nyamuk kontak pada lengan perlakuan

Daya tolak dihitung untuk masing-masing konsentrasi,

kemudian dihitung untuk mencari persentase daya tolak 50% dan 99% terhadap nyamuk Aedes aegypti. Kaca pembesar Dihitung secara manual kemudian dihitung dengan rumus persentase daya tolakWHO Persenta-se daya tolak (%) Numerik

41

G. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan diuji analisis statistik menggunakan software program uji analisis statistik. Hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan uji normalitas (Shapiro-Wilk). Jika distribusi data normal, dilanjutkan dengan metode one way ANOVA. Namun, apabila distribusi data tidak normal, akan diuji dengan uji Kruskal Wallis. Jika pada uji one way ANOVA menghasilkan nilai p<0,05 (hipotesis dianggap bermakna), dilanjutkan dengan melakukan analisis Post Hoc untuk mengetahui perbedaan antar kelompok yang lebih terinci. Analisis probit digunakan untuk mengetahui dosis yang efektif untuk memperoleh persentase daya tolak 50% dan 99%.

H. Aspek Etik Penelitian

Menggunakan nyamuk Aedes aegypti pada awal telur didapat dari Instalasi Insektarium P2B2 Ciamis dengan keadaan telur yang steril non-infeksius dan dipastikan tidak adanya transmisi virus ke telur. Kemudian dilakukan rearing telur tersebut hingga menjadi nyamuk dewasa, rearing dilakukan di Laboratorium Zoologi Universitas Lampung sehingga nyamuk tidak terinfeksi oleh virus Dengue. Pengujian repellent dilakukan sesuai dengan metoda standar uji repellent di laboratorium yang dikeluarkan oleh WHOPES (2009). Etika penelitian pada hewan coba menggunakan prinsip 3R yaitu replacement, reduction dan refinment. Replacement adalah keperluan

42

memanfaatkan hewan percobaan sudah diperhitungkan secara seksama, baik dari pengalaman terdahulu maupun literature untuk menjawab pertanyaan penelitian dan tidak dapat digantikan oleh mahluk hidup lain seperti sel atau biakan jaringan. Reduction diartikan sebagai pemanfaatan hewan dalam penelitian tersebut sesedikit mungkin, tetapi tetap mendapatkan hasil yang optimal. Sedangkan refinment adalah memperlakukan hewan percobaan secara manusiawi, memelihara hewan dengan baik, tidak menyakiti hewan, serta meminimalisasi perlakuan yang menyakitkan sehingga menjamin kesejahteraan hewan coba sampai akhir penelitian. Penelitian ini telah diajukan dan memperoleh Keterangan Lolos Kaji Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran.

I. Alur Penelitian

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan proses penelitian dibuat diagram alir (Gambar 3).

43

Gambar 10.Alur Penelitian (WHOPES, 2009)

Ekstrak ethanol daunPandan wangi (Pandanus amaryllifolius)

Alkohol 70% (kontrol negatif) Konsentrasi 10%

Konsentrasi 20%

Konsentrasi 30% Konsentrasi 40%

Alkohol 70% (kontrol negatif)

Lengan Kiri

Lengan Kanan

Kurungan I Diuji pada hari I

Kurungan II Diuji pada hari 2

Kurungan III Diuji pada hari 3

Hitung jumlah nyamuk yang hinggap dalam waktu 30 detik

pada masing-masing konsentrasi (kontrol maupun

perlakuan)

Dengan rumus WHO, hitung persentase daya protektif masing-masing konsentrasi

perlakuan

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Ekstrak ethanol daun Pandan wangi memiliki daya tolak sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti.

2. Konsentrasi 40% memiliki persentasi daya tolak paling efektif ekstrak ethanol daun Pandan wangi sebagai repellent terhadap daya tolak nyamuk Aedes aegypti yaitu 99%.

3. Konsentrasi 11,086% memiliki daya tolak 50% (Effective Doses 50%, ED50) ekstrak ethanol daun Pandan wangi sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti.

4. Konsentrasi 73,247% memiliki daya tolak 99% (Effective Doses 99%, ED99) ekstrak ethanol daun Pandan wangi sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti.

B. Saran

1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh minyak atsiri daun Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) dengan menggunakan metode penyarian destilasi atau ekstraksi lain.

58

2. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh ekstrak daun Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) dengan menggunakan pelarut lain.

3. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh ekstrak daun Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) sebagai repellent dengan rentang konsentrasi lain di atas 50% dan ditambahkan dengan kontrol positif, dengan menggunakan DEET.

4. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh ekstrak

daun Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) sebagai repellent terhadap

spesies-spesies nyamuk lainnya yang berperan sebagai vektor penyakit.

5. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut utuk mengetahui waktu efektif ekstrak daun Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) sebagai repellent.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, 2010. Manajemen Demam Berdarah Berbasis Wilayah. Buletin Jendela Epidemiologi Demam Berdarah, vol. 2, Agustus 2010, hh. 15-20

Andrew dan Ananya Bar. 2013. Morphology and Morphometry of Aedes aegypti Adult Mosquito. SiencedomanInternasional, hh.52-69

Antara, N.S. dan Wartini, M. 2012. Senyawa Aroma dan Cita Rasa (Aroma and Flavour Compounds). Tropical Plants and Curriculum Project. Udayana University.

Asmain, 2010. Extracts of The Subterranean Root From Pandanus amaryllifolius. Dissertasion.UiTM. Malaysia

Astuthi, Made, Ketutsumiartha, I Wayan Susila, Gusti Ngurah Alit S.W. & I Putu Sudiarta. 2012. Efikasi Minyak Atsiri Tanaman Cengkeh (Syzygiumaromaticum (L.) Meer. & Perry), Pala (Myristicafragrans Houtt), dan Jahe (Zingiberofficinale Rosc. ) terhadap Mortalitas Ulat Bulu Gempinis dari Famili Lymantriidae. J. Agric. Sci. And Biotechnol, vol. 1, no. 1, h. 15

Boerlage, Jacob Gijsbert. Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. Tropicos.org. 26 Agustus 2009. Missouri Botanical Garden. 13 Oktober 2014. http://www.tropicos.org/Name/50315226

Buchbauer, Gerhard and Kemal Hüsnü Can Başer. 2010. Handbook of essential Oils: Science, Technology, and Applications. CRC Press/Taylor & Francis,975 h. CDC. Mosquito Life-Cycle.Dengue Homepage Centers for Disease Control and

Prevention. September 2012. USA Government. 30 September 2014. http://www.cdc.gov/dengue/entomologyecology/m_lifecycle.html

Cheetangdee, V. and Siree C. 2006. Free Amino Acid and Reaching Sugar Composition of Pandan (Pandanusamaryllifolius) Leaves. Department of Food and Science and Technology, Faculty of Agro-Industry, Kasetsart University, Bangkok 10900. Thailand.

60

Christophers, S. Rickard. 1960. Aedes aegypti The Yellow Fever Mosquito, Its Life History, Bionomics and Structure dikutip dari Toleransi Larva dan Nyamuk Dewasa Aedes aegypti Terhadap Temefos dan Malation di Wilayah endemik Kelurahan Duren Sawit Jakarta Timur. (Tesis).Marissa. 2007. InstitutPertanian Bogor, Bogor, 78 h.

Couto, A., Alenius, M. & Dickson, B.J. 2005.Molecular, Anatomical and Functional Organizations of the Drosophila Olfactory System.Current Biology. (15): 1537-1547.

Dalimartha, S. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 6. Trobus Agriwidya. Jakarta.

Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat dikutip dari Uji Efek Analgetik dan Anti-Inflamasi Ekstrak Kering Air Gambir Secara In Vivo. Skripsi. Sari, G.P. 2010. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,

Depkes RI. 2010. Kajian Masalah Kesehatan Demam Berdarah Dengue. Badan Litbang dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

Dewanti, T.W., Siti Narsitoh Wulan dan Indira Nur C. 2005. Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Produk Kering, Instan dan Effervescent dari Buah Mahkota Dewa [Phaleriamacrocarpa (Scheff.) Boerl]. Jurnal Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. 6(1): 29-36

Dickens, JC and Jonathan D. Bohbot. 2013. Mini review: Mode of action of mosquito repellents. Pesticide Biochemistry and Physiology.

http://dx.doi.org/10.1016/j.pestbp.2013.02.006

Ditjen PP dan PL Kemenkes RI. 2012.Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue per 100.000 Penduduk di Indonesia Tahun 2011 In Data/Informasi Kesehatan Provinsi Lampung. Pusat Data dan Informasi, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, h. 49

Ditjen PP dan PL Kemenkes RI. 2013. Kasus DBD di Indonesia Tertinggi di ASEAN.http://International.kompas.com/read/2013/02/19/0716187/. 15 Juli 2013.

Eaton, Alan T. 2013. Insect Repellents. University of New Hampshire, h. 3

EPA. 2010. Product Performance Test Guidelines. Environmental Protection Agency, 39 h.

Fratiwi, R. F. 2013. Pengaruh Ekstrak Buah Mahkota Dewa Sebagai Repellent Terhadap Nyamuk Aedes aegypti. Skripsi. Universitas Lampung

61

Gershenzon, J., Dudareva, N. 2007. The Function of Terpene Natural Products in The Natural World.Nature Chemical Biology.3:408-414.

Ghaninia, M., Rickard Ignell & Bill S. Hansson. 2007. Functional Classification and Central Nervous Projections of Olfactory Receptor Neurons Housed in Antennal Trichoid Sensilla of Female Yellow Fever Mosquitoes, Aedesaegypti.European Journal of Neuroscience, (26): 1611-1623

Gillot. 2005. Entomology. Plenum Press, New York

Ginanjar, Genis. 2008. Apa yang Dokter Anda Tidak Katakan tentang Demam Berdarah. BentangPustaka, Yogyakarta

Goodman and Gilman. 2006. The pharmacological Basis of Therapeutics. McGraw-Hill Companies. (11): 1315-89

Guenther, Ernest. 2006. The Essential Oils. D.VanNostrand Company Inc., New York, vol. 6, 481 h.

Gunawan, D., dan S. Mulyani. 2004. “Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Penerbit Swadaya, Jakarta

Hasan. 2006. Mengenal Nyamuk Aedes aegypti Vektor Demam Berdarah Dengue. Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU. h. 86-89

Hasibuan.2008. Efektifitas Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogonnardus) sebagai Repellent terhadap Nyamuk Aedes aegypti. Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan

Herms. 2006. Medical Entomology. The Macmillan Company, United State of America, 484 h.

Hutagalung, D., Irnawati Marsaulina & Evi Naria. 2013. Pengaruh ekstrak daun kenikir (Tageteserecta L.) sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti spp. Universitas Sumatera Utara, Medan

Hu, Xing Ping. 2012. Mosquitoes In and Around Homes. Alabama A&M and AurbunUniversitas, September 2012

Kardinan, Agus. 2007. Potensi Selasih sebagai Repellent terhadap Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Littri. 13(2): 39-42

Katz, Tracy M., Jason H. Miller and Adelaide A. Hebert. 2008. Insect Repellents: Historical Persectives and New Developments. J Am Acad Dermatol, vol. 58, no. 5, hh. 865-871

62

Ketaren, S. 2005. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta

Landcare Research.Aedes (Stegomyia) aegypti (Linnaeus, 1762). Ours Science. The Landcare research ManaakiWhenua. 15 September 2014.

https://www.landcareresearch.co.nz/science/portfolios/defining-land

biota/invertebrates/invasive-invertebrates/mosquitoes/biosecurity-threats/aedes-aegypti

Lee, S.E., Lee, B.H., Choi, W.S., Park, B.S., Kim, J.G., Campbell, B.C. 2001. Fumigant Toxicity of Volatile Natural Products from Korean Spices and Medicinal Plants Towards The Rice Weevil, Sitophilus Oryzae (L).Pest Manag Sci. 57:548-553.

Loeffler, Kent. 2004. Mosquito Biology for the Homeowner. College of Agriculture and Life Sciences, Cornell University. 20 September 2014.

http://entomology.cornell.edu/extension/medent/mosquitofs.cfm#Eggs

Maia, Marta Ferreira and Sarah J Moore.2011. Plant-based Insect Repellents: A Reviw of Their Efficacy, Development and Testing. Malaria Journal,vol. 10(Suppl 1):S11

Manurung, R., IndraChahaya & Surya Dharma. 2013. Pengaruh daya tolak perasan serai wangi (Cymbopogonnardus) terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti. Universitas Sumatera Utara, Medan

Marissa. 2007. Toleransi Larva dan Nyamuk Dewasa Aedes aegypti Terhadap Temefos dan Malation di Wilayah endemik Kelurahan Duren Sawit Jakarta Timur.(Tesis).InstitutPertanian Bogor, Bogor, h. 78.

MDPH. 2011. Public Health Fact sheet: Mosquito Repellents. The Massachusetts Department of Public Health (MDPH), Maret 2011. h. 2.

Medikanto, B.R. 2013. Pengaruh ekstrak daun legundi (Vitextrifolia L.) sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti. Skripsi.Universitas Lampung.

Muhlisah, Fauziah. 2007. Tanaman Obat Keluarga [TOGA].Penebar Swadaya. 1 Oktober2014.

http://books.google.co.id/books?id=fAbu7I9LqXsC&pg=PA82&dq=Mahkota+ Dewa:+Budidaya+dan+Pemanfaatan+untuk+Obat&hl=en&sa=X&ei=vRRPUsj aPMmQrQferIGoDQ&redir_esc=y#v=onepage&q=Mahkota%20Dewa%3A%2 0Budidaya%20dan%20Pemanfaatan%20untuk%20Obat&f=false

Mullen, G.R. 2002.Biting Midges (Ceratopogonidae).Medical and Veterinary Entomology.Academic Press, San Diego, CA U.S.A, hh. 163 - 183

63

Naria, Evi. 2005. Insektisida Nabati Untuk Rumah Tangga. Info Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.9(1).

Nerio, Jesus OV and Stashenko E. 2010. A Review: Repellent Activity of Essential Oils. Bioresource Technology, vol. 101, no. 1, h. 372-378

Nurhayati, Siti. 2005. Prospek Pemanfaatan Radiasi dalam Pengendalian Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue.Buletin Alara, 7(1): 17–23.

Patel, E.K., A. Gupta & RJ. Oswal. 2012. A Review On: Mosquito Repellent Methods. IJPCBS, 2(1): 310-317

Pichersky, E., Gershenzon, J. 2002. The Formation and Function of Plant Volatiles: Perfumes for Pollinator Attraction and Defense.Curr Opinion Plant Biology.5:237-243.

Pidiyar, Jangid and Shouche. 2004. Studies on Cultured and Uncultured Microbiota of Wild Culexquinquefasciatus Mosquito Midgut Based on 16S Ribosomal RNA gene Alaysis.Am. J. Trop. Med. Hyg., 70: 597-603

Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi. 2010. Demam Berdarah Dengue. Buletin Jendela Epidemiologi, Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi, Kementrian Kesehatan RI, vol. 2, 48 h.

Ramirez, GIJ., James G.L., Elisa L.R.,Elena S., & Graham D.M.2012. Repellents Inhibit P450 enzymes in Stegomyia (Aedes) aegypti.Plos One, 7(11): 1-8

Rohmawati E. 1995. Skrining Kandungan Kimia Daun Pandan serta Isolasi dan Identifikasi Alkaloidnya. Dalam Rina dan Endang P.A. 2012. Potensi Daun Pandan (Pandanusamaryllifolius) dan Mangkokan (Notophanaxscutellarium) Sebagai Repellen Nyamuk Aedes Albopictus. ASPIRATOR 4(2), 2012:85-91 Rudiyanto, Afrria A. dan Faisol H. 2010. Pemanfaatan Minyak Atsiri Lengkuas

Merah (Alpinia Purpurata K Schum) Sebagai Zat Aditif Dalam Pembuatan Sabun Antibakteri. Program Kreativitas Mahasiswa. Universitas Negeri Malang. Malang.

Rueda. 2004. Pictorial Keys for The Identification of Mosquitoes (Diptera: Culicidae) Associated with Dengue Virus Transmission.Magnolia Press, New Zealand, h. 60.

Sarjan, Muhammad. 2007. Potensi Pemanfaatan Insektisida Nabati dalam Pengendalian Hama pada Budidaya Sayuran Organik. Fakultas Pertanian Universitas Mataram, Mataram

64

Sastrohamidjojo. 2004. Kimia MinyakAtsiri, GadjahMada University Press, Yogyakarta. h. 7-12.

Sentra Informasi Keracunan Nasional. 2011. Leaflet Repellent In Poster dan Brosur. 10 Oktober 2014.http://ik.pom.go.id/poster-brosur/leaflet-repellent

Service MW. 2003. Mosquitoes (Culicidae). In: Lane RP, Crosskey RW. (eds.) Medical insects and arachnids. London: Chapman & Hall.h: 723-725.

Sharma, PattersondanFord. 1972. A Device for The Rapid Separation of Male and Female Mosquito Pupae. Brief Communications/Notes, h: 429-432

Shinta. 2012. Potensi minyak astsiri daun nilam (Pogostemoncablin B.), daun babadotan (Ageratum conyzoidesL), bunga kenanga (Canangaodoratahook F &Thoms) dan daun rosemary (Rosmarinusofficinalis L) sebagai repelan terhadap nyamuk Aedes aegypti. Media Litbang Kesehatan, vol. 22, no. 2, hh. 62-69

Soedarmo.2005. Demam Berdarah Dengue pada Anak. Universitas Indonesia Press, Jakarta

Soegijanto, Soegeng. 2006. Demam Berdarah Dengeu Edisi 2. Airlangga University Press.

Sritabutra, D., Mayura Soonwera, Sirirat Waltanachanobon & Supaporn Poungjai. 2011. Evaluation of herbal essential oil as repellents against Aedesaegypti (L.) and Anopheles dirus Peyton & Harrion. Asia Pacific Journal of Tropical Biomedicine, hh. 124-128

Sritabutra, D., & Mayura Soonwera. 2013. Repellent activity of herbal essential oils against Aedes aegypti (Linn.) and Culex quinquefasciatus (Say.). Asian Pacific Journal of Tropical Disease, vol. 3, no. 4, hh: 271-276

Susanna, D., A. Rahman dan Eram T. P. 2003. Potensi Daun Pandan Wangi Untuk Membunuh Larva Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 2 No.2, Agustus 2003 : 228-231. Jurusan Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Jakarta.

Utah Poison Control Center. 2005. DEET Insect Repellant Toxicity. Utah Poison Control Center, vol. 7, no. 2, 3 h.

Wahyuni, Sri. 2005. Daya Bunuh Ekstrak Serai (Andropogen nardus) terhadap Nyamuk Aedes aegypti. Skripsi. Universitas Negeri Semarang, Semarang

65

Webb, Cameron E. 2011. Beating The Bite of Mosquito-Borne Disease : A Guide to Personal Protection Strategies Against australian Mosquito. Department of Medical Entomology. University of sidney & Wetmead Hospital, 10 h.

Winarto, W. P., 2009. Mahkota Dewa: Budidaya dan Pemanfaatan untuk Obat. Cetakan ke 7. Penebar Swadaya, Jakarta

WHOPES. 2009. Guidelines for Efficacy Testing of Mosquito Repellents for Human Skin.World Health Organization Pesticide Evaluation Scheme, 30 h.

World Health Organization. 2012. Dengue and severe dengue. Fact sheet N117. Wulandari, Retno. 2010. Uji Daya Tolak Ekstrak Daun Pandan Wangi

(Pandanusamaryllifolius Roxb.) Terhadap Nyamuk Aedes aegypti L. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Yaghoobi, M.R., Akhavan, A.A., Jahanifard, E., Vatandoost, H., Amin, G.H., Moosavi, L., Ramazani, A.R.Z., Abdoli, H., Arandian, M.H. 2006.Repellency Effect of Myrtle Essential Oil and DEET against Phlebotomuspapatasi, under Laboratory Conditions.Iranian J Publ Health. 35(3):7-13.

Yuniarsih, Eka. 2010. Uji efektifitas losion repelan minyak mimba (Azadirachtaindica A. Juss) terhadap nyamuk Aedes aegypti. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

Dokumen terkait