• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN

3.4 Definisi Operasional Variabel

1 % 115 x Rasio ... (27) 2. NK Faktor LDR = NK Rasio LDR X Bobot Rasio LDR... (28)

Tabel 3.7

Kreteria Penilaian Loan to Deposito Ratio (LDR)

Nilai Rasio Predikat

< 94,755 % Sehat

94,755 – 98,75 % Cukup Sehat 98,75 – 102,25 % Kurang Sehat

>102,5 % Tidak Sehat

Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank

3.4 Definisi Operasional Variabel

Analisis Ratio Capital adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi. Dalam penelitian ini menggunakan Rasio CAR (Capital Adequancy Ratio) dan rasio ini merupakan perbandingan antara modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Rasio ini digunakan untuk menilai keamanan dan kesehatan bank dari sisi modal pemiliknya. Semakin tinggi resiko CAR, maka semakin baik kinerja bank tersebut.

Ratio asset menggambarkan kualitas aktiva dalam perusahaan yang menunjukkan kemampuan dalam menjaga dan mengembalikan dana yang ditanamkan ratio asset, yaitu :

1. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan. Semakin kecil rasio KAP, maka semakin besar tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan, dan

2. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan bank dalam menjaga kolektabilitas atau pinjaman yang disalurkan semakin baik.

Penilaian manajemen menggunakan rasio Net Profit Margin yaitu rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dan kegiatan operasionalnya.

Rasio Rentabilitas atau Earning menggambarkan kemampuan peusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, dan sebagainya.

Rasio rentabilitas, meliputi :

1. ROA (Return on Asset), merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas bank didalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dan penggunaan aset.

2. BOPO merupakan perbandingan antara beban operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Semakin kecil rasio BOPO, maka semakin efisien suatu bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya, karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan pendapatan yang diterima.

Rasio Likuiditas (Liquidity), menggambarkan kemampuan bank dalam menyeimbangkan antara likuiditasnya dengan rentabilitasnya. Rasio likuiditas, meliputi :

1. NCM-CA, Persentase dari Rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar atau aktiva yang paling likuid dari abk. Jika Rasio ini semakin kecil nilainya, likuiditas bank dikatakan cukup baik karena bank segera menutup kewajiban dalam kegiatan pasar uang antarbank dengan alat likuid yang dimilikinya.

2. LDR (Loan to Deposit Ratio), merupakan perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, maka menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan pada Bank XYZ pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Nilai Rasio CAR Bank XYZ per 31 Desember 2009 sebesar 42.47%, tahun 2010 sebesar 38.34%, tahun 2011 sebesar 37.38%, tahun 2012 sebesar 34.66%, tahun 2013 sebesar 26.30% ini menunjukkan nilai kredit CAR lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8% maka rasio yang dicapai Bank XYZ dikategorikan dalam kelompok SEHAT.

2. Nilai Rasio KAP Bank XYZ per 31 Desember 2009 sebesar 0.28%, tahun 2010 sebesar 0.19%, tahun 2011 sebesar 0.21%, tahun 2012 sebesar 0.17%, tahun 2013 sebesar 0.13%, ini menunjukkan nilai kredit KAP pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 10,35% maka rasio yang dicapai Bank XYZ pada tahun tersebut dikategorikan dalam kelompok SEHAT.

3. Nilai Rasio PPAP Bank XYZ per 31 Desember 2009 sebesar 100%, tahun 2010 sebesar 102.16%, tahun 2011 sebesar 100%, tahun 2012 sebesar 100%,

tahun 2013 sebesar 100%, ini menunjukkan nilai kredit PPAP lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 81% maka rasio yang dicapai Bank XYZ dikategorikan dalam kelompok SEHAT.

4. Nilai Rasio ROA Bank XYZ per 31 Desember 2009 sebesar 5.79%, tahun 2010 sebesar 6.32%, tahun 2011 sebesar 5.71%, tahun 2012 sebesar 5.30%, tahun 2013 sebesar 3.86%,ini menunjukkan nilai kredit ROA lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 1,22% maka rasio yang dicapai Bank XYZ dikategorikan dalam kelompok SEHAT.

5. Nilai Rasio BOPO Bank XYZ per 31 Desember 2009 sebesar 60.17%, tahun 2010 sebesar 34%, tahun 2011 sebesar 32.09%, tahun 2012 sebesar 34.71%, tahun 2013 sebesar 33.10%, ini menunjukkan nilai kredit BOPO lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 93,52% maka rasio yang dicapai Bank XYZ dikategorikan dalam kelompok SEHAT.

6. Nilai Rasio NCM-CA Bank XYZ per 31 Desember 2009 sebesar 36.63%, tahun 2010 sebesar 13.53%, tahun 2011 sebesar 28.72%, tahun 2012 sebesar 33.95%, dan tahun 2013 sebesar 35.53% ini menunjukkan nilai kredit NCM-CA lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 4,05% maka rasio yang dicapai Bank XYZ dikategorikan dalam kelompok SEHAT.

7. Nilai Rasio LDR Bank XYZ per 31 Desember 2009 sebesar 85.36%, tahun 2010 sebesar 95.46%, tahun 2011 sebesar 87.31%, tahun 2012 sebesar

83.60%, dan tahun 2013 sebesar 87.35% ini menunjukkan nilai rasio LDR pada tahun 2009, 2011, 2012, dan tahun 2013 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 94,75% maka rasio yang dicapai Bank XYZ pada tahun tersebut dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Sedangkan pada tahun 2010 nilai Rasio LDR berada diantara 94.75-98.75%dan dikategorikan dalam kelompok CUKUP SEHAT. 5.2 Keterbatasan dan Saran

1. Hampir sebagian besar rasio keuangan pada Bank XYZ termasuk dalam kategori sehat, sehingga kinerja Bank XYZ agar lebih ditingkatkan untuk mempertahankannya.

2. Dikarenakan keterbatasan informasi yang didapat oleh peneliti, peneliti hanya dapat meneliti selama tahun 2009 sampai tahun 2013. Dimana penelitian ini nmengasumsikan bahwa banyaknya faktor eksternal perusahaan yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan seperti faktor politik pemerintah sebaiknya juga lebih diperhatikan untuk meningkatkan kinerja keuangan. 3. Loan To Deposit Ratio (LDR) pada tahun 2010 dikategorikan dalam

kelompok CUKUP SEHAT. Sebaiknya lebih diperhatikan kinerjanya agar dimasa depan tidak terulang.

4. Untuk menaikkan liquid bank harus melakukan 1). Menambah modal sendiri untuk menambah aktiva lancar, 2). Mengurangi hutang lancar dan menambah modal sendiri, 3). Mengurangi hutang lancar dan hasil penjualan sebagian aktiva tetap.

Dokumen terkait