BAB III METODE PENELITIAN
F. Definisi Operasional Variabel
Operasional variabel merupakan definisi atau uraian-uraian dari suatu variabel-variabel yang akan di teliti dan mencakup indikator-indikator yang ada pada masing-masing variabel. Dengan adanya uraian tersebut maka penulis akan lebih mudah mengukur variabel yang ada.
Penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel dependen dan independen. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat penelitian, sedangkan variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif.
Penjabaran operasional variabel dalam penelitian ini secara singkat dapat dilihat pada table berikut :
Tabel. 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Gaya Kepemimpinan
(X1)
Gaya Kepemimpinan merupakan kebiasaan yang melekat pada diri seseorang
Kompensasi (X2) Kompensasi merupakan hak bagi pegawai dan menjadi kewajiban kantor untuk membayarnya.
1. Upah dan Gaji 2. Benefit (Keuntungan)
Prestasi Kerja (Y) Prestasi Kerja disebut juga sebagai kinerja atau dalam bahasa Inggris disebut dengan performance
6. Disiplin Waktu dan Absensi G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh gaya kepemimpinan dan kompensasi terhadap prestasi kerja.
Y= a + b1 x1 + b2x2
1. Uji t (Parsial)
Uji t atau biasa dikenal dengan uji signifikan terhadap masing-masing koefisien regresi diperlukan untuk mengetahui signifikan setidaknya pengaruh dari masing-masing variabel bebas (X1) dan (X2) terhadap variabel terikat (Y). Uji signifikan secara sendiri-sendiri digunakan untuk menguji hipotesis penelitian nilai yang digunakan untuk melakukan pengujian adalah dengan langkah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis
Variabel bebas tidak berpengaruh apabila nilai koefisiennya sama dengan nol, sedangkan variabel bebasnya akan berpengaruh apabila nilai koefisiennya tidak sama dengan nol. Hipotesis selengkapnya adalah sebagai berikut:
H0 = b1; b2; b3; b4 ≤ 0 Ha = b1; b2; b3; b4 < 0 b. Menentukan daerah kritis
Daerah kritis ditentukan oleh nilai t-table dengan derajat bebas yaitu n-k dan taraf α sebesar 5%.
c. Menentukan nilai t-hitung
Nilai t-hitung untuk koefisien b1, b2, b3 dan b4 dapat dirumuskan sebagai berikutnya:
S b
b
t
1
= 1
d. Menentukan daerah keputusan
Penentuan daerah keputusan dilakukan dengan menerima H0 atau menolak H0 dengan derajat bebas yaitu n-k dengan taraf α 5%.
e. Memutuskan hipotesis
Pada tahap ini, pengambilan keputusan dilakukan dengan beberapa kriteria sebagai berikut:
Jika : thitung ≤ ttabel ; maka H0 diterima thitung > ttabel ; maka H0 ditolak atau
Nilai Pr ≥ α = 5%; maka H0 diterima Nilai Pr < α = 5%; maka H0 ditolak 2. Uji F (Simultan)
Uji seluruh koefisien regresi serempak biasanya disebut dengan uji modal dan nilai yang digunakan untuk melakukan uji modal tersebut adalah dengan nilai Fhitung yang dihasilkan dari rumus dalam uji F. Uji keseluruhan koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis 0 dan hipotesis alternative
Pada langkah ini, H0; b1 = b2 = b3 = b0 dengan proporsi variasi variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah prestasi kerja pegawai yang dijelaskan secara bersama-sama oleh variabel bebas yang tidak signifikan. Sementara H1 minimal satu koefisien dari b1 ≠ 0 dengan proporsi variasi bebas signifikan dalam variabel terikat (Y) dalam hal ini adalah prestasi kerja yang dijelaskan secara bersama-sama oleh variabel yang bebas signifikan.
b. Menghitung Nilai F
Adapun rumus untuk menghitung Fhitung adalah sebagai berikut:
( ) [ ( +1) ]
=
1
22
k n
k
R F
hitungR
-
-c. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel yang tersedia pada α tertentu, misalnya 5%; df = k; n – (k+1)
d. Pengambilan keputusan
Pada langkah ini pengambilan keputusan dilakukan dengan menentukan apakah model regresi linier berganda dapat digunakan atau tidak sebagai model analisis dengan kriteria berikut ini:
Jika : Fhitung ≤ Ftabel ; maka H0 diterima Fhitung > Ftabel ; maka H0 ditolak atau
Nilai Pr ≥ α = 5%; maka H0 diterima Nilai Pr < α = 5%; maka H0 ditolak
36 A. Gambaran Umum
Nama lokasi penelitian yaitu Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya, Satuan Kerja Sistem Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Provinsi Sulawesi Selatan.
Istilah "Pekerjaan Umum" adalah terjemahan dari istilah bahasa Belanda "
Openbare Werken" yang pada zaman Hindia Belanda disebut "Waterstaat swerken". Di lingkungan Pusat Pemerintahan dibina oleh Dep. Van Verkeer &
Waterstaat (Dep.V&W), yang sebelumnya terdiri dari 2 Dept. Van Guovernements Bedri jven dan Dept. Van Burgewrlijke Openbare Werken.
Dep. V dan W dikepalai oleh seorang Direktur,yang membawahi beberapa Afdelingen dan Diensten sesuai dengan tugas/wewenang.
Depertemen ini meliputi bidang PU (openbare werken) termasuk afdeling Waterstaat, dengan onder afdelingen. : 1. Lands gebouwen, 2. Wegen, 3.
Irrigatie & Assainering, 4. Water Kracht, 5. Constructie burreau (untuk jembatan).
Setelah Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan pada tanggal 17-8-1945, maka semenjak itu Pemuda-pemuda Indonesia mulai berangsur-angsur merebut kekuasaan Pemerintahan dari tangan Jepang baik di pusat pemerintahan (Jakarta/Bandung) maupun Pemerintahan Daerah-daerah.
Sesudah Pemerintahan Indonesia membentuk Kabinet yang pertama, maka pada Menteri mulai menyusun organisasi serta sifatnya. Pekerjaan Umum pada waktu itu (1945) berpusat di Bandung, dengan mengambil tempat bekas gedung V.&W. (dikenal dengan nama "Gedung Sate").
Ketika Belanda ingin mengembalikan kekuasaaan pemerintahan di Hindia Belanda sebelum perang, datang mengikuti Tentara Sekutu masuk ke Indonesia. Akibat dari keinginan Pemerintahan Belanda ini, terjadilah pertentangan fisik dengan Pemuda Indonesia yang ingin mempertahankan tanah air berikut gedung-gedung yang telah didudukinya, antara lain "Gedung Sate" yang telah menjadi Gedung Departemen Pekerjaan Umum pada waktu itu (peristiwa bersejarah itu dikenal dengan peristiwa "3 Desember 1945").
Pada waktu revolusi fisik dari tahun 1945 s/d 1949, Pemerintah Pusat RI di Jakarta terpaksa mengungsi ke Purworejo untuk selanjutnya ke Yogyakarta, begitu juga Kementerian PU. Sesudah Pemerintahan Belanda tahun 1949 mengakui kemerdekaan Republik Indonesia maka pusat pemerintahan RI di Yogyakarta, berpindah lagi ke Jakarta.
1. Visi dan Misi Organisasi a. Visi
Terwujudnya infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang handal dalam mendukung Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
b. Misi
1) Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energy, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi;
2) Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan
konektivitas daratan dan maritim;
3) Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip „infrastruktur untuk semua‟;
4) Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI;
5) Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung fungsi manajemen meliputi perencanaan yang terpadu, pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat.
2. Job Description
1) Kepala Satuan Kerja : a) Menyusun DIPA
b) Menetapkan panitia/ pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran setelah berkonsultasi dengan atasan langsung sesuai dengan persyaratan kompetensi yang dibutuhkan.
c) Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dengan rencana pencairan dana.
d) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran negara.
e) Melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas beban anggaran negara.
2) Penjabat Pembuat Komitmen :
a) Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana pencairan dana.
b) Menerbitkan surat penunjukan penyediaan barang/ jasa.
c) Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian dengan penyedia barang atau jasa.
d) Melaksanakan kegiatan swakelola.
e) Memebritahu kepada Kuasa BUN atas perjanjian yang dilakukannya.
3) Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar ( PP-SPM) :
a) Menguji Kebenaran SPP atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPP beserta dokumen pendukung.
b) Menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan.
c) Membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan.
d) Menerbitkan SPM atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPM.
e) Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih.
4) Bendahara Pengeluaran :
a) Bendahara pengeluaran melaksanakan tugas kebendaharaan atas uang persediaan.
b) Menyelenggarakan pembukuan seluruh transaksi keuangan yang
dilaksanakan SNVT pada Buku Kas Umum (BKU), Buku Pembantu, Buku Pengawasan Anggaran.
c) Menyediakan rincian jumlah pengajuan UP, SPPTUP, SPP-GUP serta dokumen-dokumen pendukung lainnya.
d) Menandatangani Surat Perintah Pemabyaran Uang Persediaan (SPP-UP) yang diajukan oleh pejabat yang melakukan pengujian dan perintah pembayaran.
e) Menandatangani SPP-LS yang pembayaranya melalui rekening Bendahara.
5) Pelaksana Teknik :
a) Melaksanakan koordinasi kegiatan bidang perencaan Teknik dan penyusunan program pengembangan seluruh kegiatan satuan kerja.
b) Mengkoordinir penyusunan penjadwalan DIPA, Lembar kerja dan petunjuk opersional.
c) Menyusun rencana keDIPA dan POK.
d) Menyiapkan rencana kegiatan (termasuk penyiapan dokumen lelang) hingga terlaksananya suatu ikatan kontrak/ SPK.
e) Menyiapkan data pendukung (readinnes Criteria) untuk masing=masing program dalam penyusunan RKAKL.
6) Penyusun Monev dan Pelaporan :
a) Merestore data Backup Awal baik Data Reguler maupun SKPA.
b) Data rencana dan realisasi penyerapan tenaga kerja.
c) Memasukan data dan menguraikan seluruh data kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai data yang ada pada DIPA dan RKKAL.
d) Mengisi data pelaksanaan kegiatan kedalam aplikasi E-Monitoring setiap kali ada perubahan dan informasi dan mengirim back-up melalui E-Monitoring On-line.
e) Melakukan pemutakhiran aplikasi E-Monitoring off-line.
7) Penelaah Keuangan :
a) Menyelenggarakan tata laksana keuangan satuan kerja.
b) Membuat laporan keuangan satuan kerja dan membantu administrasi keuangan secara umum.
c) Membantu mengolah dokumen RKAKL Pagu Deinitif.
d) Membantu mengolah data dan mengolah dokumen DIPA.
e) Membantu menyusun konsep Revisi DIPA.
8) Penelaah BUMN :
a) Mengumpulkan data-data terkait dengan inventarisasi barang milik Negara.
b) Menyusun dan menyampaikan laporan kondisi barang ke Kepala Satuan Kerja.
c) Menyusun dan menyampaikan Laporan BMN Semester I dan II ke Kepala Satuan Kerja.
d) Mengumpulkan dan menelaah laporan aplikasi SIMAK BMN, laporan DBR, SIP barang, laporan kondisi barang, DIR, laporan aplikasi persediaan dan rekonsilasi laporan SAK BMN, CR BMN, CALK.
e) Menyusun dan menyampaikan Neraca BMN ke kepala Satuan Kerja.
9) Penata Teknik :
a) Mencatat laporan keuangan atas pelaksanaan kegiatan di lapangan (termasuk pelaporan perkembangan proges keuangan).
b) Menyesuaikan antara rencana pelaksanaan kegiatan dengan perkembangan progress penyerapan keuangan.
c) Menyusun surat bukti mengenai hak tagih kepada Negara.
d) Menyusun SPP atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPP.
e) Menysusn progress penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan kegiatan.
10) Pengolah Program dan Anggaran :
a) Menyusun rencana pengadaan kebutuhan-kebutuhan kegiatan, peralatan dan perlengkapan serta bahan-bahan lainnya pada satuan kerja.
b) Menyusun kerangka acuan kerja kegiatan satuan kerja pada masing-masing PPK.
c) Menyusun jadwal dan review jadwal pelaksanaan kegiatan.
d) Menyususn laporan kegiatan swakelola (proceeding).
e) Menysusn andendum pelaksaan kegiatan kontraktual di lingkup PPK.
11) Pengolah Monev dan Pelaporan :
a) Membuat data rencana dan realisasi penyerapan tenaga kerja pada kegiatan lingkup PPK.
b) Memasukkan data dan menguraikan data kegiatan lingkup PPK yang akan dilaksanakan sesuai data yang ada pada DIPA dan
RKKAL.
c) Melakukan pemutakhiran aplikasi E-Monitoring off-line.
d) Menyusun dan menyampaikan laporan progres fisik dan keuangan laporan 2 mingguan lingkup PPK.
e) Menyusun dan menyampaikan laporan progres fisik dan keuangan laporan Triwulan lingkup PPK.
12) Penata Keuangan :
a) Menyelenggarakan tata laksana keuangan PPK.
b) Membuat laporan keuangan PPK dan membantu administrasi keuangan secara umum.
c) Membantu menyiapkan Revisi POK PPK.
d) Membantu mengimput SPM dan SP2D dalam Aplikasi SAKPA ( termasuk SSBP dan SSPB)
e) Membantu mencocokkan laporan neraca dengan LPJ bendahara.
13) Pengolah BMN :
a) Menyusun dan menyampaikan laporan kondisi barang ke PPK.
b) Menyusun dan menyampaikan laporan BMN semester I dan II ke PPK.
c) Menyusun dan menyampaikan neraca BMN ke PPK.
d) Menyususn dan menyampaikan Laporan SAK Satuan Kerja ke PPK.
e) Menyusun dan menyampaikan Laporan Triwulan SAK Wilayah (SAPPAW) ke PPK.
14) Petugas Teknik :
a) Menyiapkan Time Schedule pelaksanaan pekerjaan.
b) Membuat laporan bulanan Dan As built drawing atas pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
c) Melakukan /membuat laporan harian dan mingguan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
d) Menyiapkan Dokumen Manual Check 0%.
e) Membantu mebuat Detail Engineering Desing (DED).
15) Pengadministrasian umum :
a) Melaksanakan tugas-tugas kerumah tanggaan, kesekretariatan, kesejahteraan dan keselamatan kerja.
b) Menyusun rencana pengadaan kebutuhan-kebutuhan kegiatan, peralatan dan perlengkapan serta bahan-bahan lainnya.
c) Melaksanakan pengadaan dan penatausahaan barang-barang kebutuhan kantor.
d) Melaksanakan administari umum.
e) Melaksanakan kegiatan keamanan dan pengamanan.
PPK PENGEMBANGAN SPAM 1
SARWONO ROCHMAT, ST, MT AMOS LIMBU TULAK, ST
KEPALA SATUAN KERJA PSPAM SULSEL
PENATA PLP/JFT TPL TERTINGGI PENATA PLP/JFT TPL TERTINGGI
PENATA PLP/JFT TPL TERTINGGI CHAERUDDIN JAMIL, ST MUCHTAR KURAISY, ST.
PENELAAH PLP/JFT TEKNIK PLP PRATAMA PENELAAH PLP/JFT TEKNIK PLP PRATAMA PENELAAH PLP/JFT TEKNIK PLP PRATAMA
MUCHTAR KADIR, ST, MT AYYUB, ST HASANUDDIN, ST
PPK PEMBINAAN TEKNIS PENGEMBANGAN SPAM
IRNA, ST.MT B HAIRIL ANWAR, SE.
PENYUSUN PROGRAM & RENCANA ANGGARAN HENRA, ST.
SARWONO ROCHMAT, ST, MT
PENELAAH PLP/JFT TPL AHLI PENYUSUN MONEV & PELAPORAN PEJABAT PENGUJI SPM BENDAHARA
Ir. SAUL PARANOAN, MM. HAMDAN HAMSAN MARLIAT, ST., M.Si. HJ. LUSYANA,S.AP MUIS, SE, MM
AIR MINUM PROVINSI SULAWESI SELATAN
STRUKTUR ORGANISASI SATUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PROVINSI SULAWESI SELATAN TA. 2018
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PENGGUNA ANGGARAN / BARANG DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA PEMBANTU PENGGUNA ANGGARAN/BARANG/
ATASAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN/BARANG DIREKTUR PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM ATASAN LANGSUNG KUASA PENGGUNA ANGGARAN/BARANG
KEPALA DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPALA SATUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN
3. Struktur Organisasi
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini sebanyak 30 orang yang representative untuk di kemukakan sebagai kelayakan responden dalam memberikan informasi mengenai identitas diri responden mulai dari jenis kelamin, usia, masa kerja, dan pendidikan.
Lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
a. Karakteristk Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin dari responden untuk mengetahui banyaknya responden pria dan wanita. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table sebagai berikut :
Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis
Sumber : Data primer diolah, tahun 2018
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan pegawai kantor satuan kerja pengembangan sistem penyediaan air minum Provinsi Sulawesi selatan di kota Makassar adalah laki-laki. Dari data dapat dibuktikan bahwa 20 dari 30 responden adalah laki-laki dengan persentase 66,67% dan 10 orang adalah perempuan dengan persentase sebesar 33,33%.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Dalam klasifikasi ini usia dikelompokkan menjadi tiga kelompok, seperti yang tercantum pada tabel berikut ini :
Tabel 5.2
Sumber : Data primer diolah, tahun 2018
Berdasarkan tabel tersebut sebagian besar responden dalam penelitian ini, 12 dari 30 responden berusia 50-59 tahun dengan persentase 40,00%, 10 dari 30 orang responden berusia 30-39 tahun dengan persentase sebesar 33,33%,dan 8 dari 30 orang responden berusia 40-49 tahun dengan persentase sebesar 26,67%. Hal ini kantor satuan kerja pengembangan sistem penyediaan air minum Provinsi Sulawesi selatan di kota Makassar tetap mempertahankan pegawai yang masih mampu dan dapat bekerja secara produktif dengan keahlian teknis yang baik, karena sudah didukung dengan pengalaman bekerja di kantor ini lebih dari enam tahun.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Dalam Klasifikasi ini, lama bekerja di kantor Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Provinsi Sulawesi Selatan di kota Makassar dikelompokkan menjadi empat kelompok, seperti yang tercantum pada tabel berikut ini:
Tabel 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja No Masa Kerja
Sumber : Data primer diolah, tahun 2018
Berdasarkan tabel di atas 30 responden dalam penelitian ini sudah bekerja di kantor satuan kerja pengembangan sistem penyediaan air minum Provinsi Sulawesi selatan di kota Makassar dengan masa kerja dari 6-15 tahun sebanyak 12 orang dengan persentase 40,00 %, 16-25 tahun sebanyak 6 orang dengan persentase 20,00%, 26-35 tahun sebanyak 8 orang dengan persentase 26,67%,dan 36-45 tahun sebanyak 4 orang dengan persentase 13,33%.
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Dalam klasifikasi tingkat pendidikan dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok, seperti yang tercantum pada tabel berikut:
Tabel 5.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah responden
(orang)
Sumber : Data Primer diolah, tahun 2018
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan 17 dari 30 responden memiliki tingkat pendidikan S1dengan persentase sebesar 56,67%,responden dengan pendidikan SMA/SMU sebanyak 8 orang dengan persentase 26,67%, responden dengan pendidikan S2 sebanyak 3 orang dengan persentase 10,00%, responden dengan pendidikan DIPLOMA sebanyak 1 orang dengan persentase 3,33% dan yang berpendidikan STM sebanyak 1 orang dengan persentase 3,33%.
Dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa pegawai Kantor Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Provinsi
Sulawesi Selatan di Kota Makassar di dominasi oleh pegawai yang berpendidikan S1 sebanyak 17 orang dengan total 56,67% dari jumlah responden.
2. Deskripsi Variabel Penelitian
Pengumpulan data mulai dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner. Selain penyebaran kuesioner penulis juga mengambil data sekunder seperti struktur organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab dan lain-lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pegawai pada kantor Satuan Kerja Pengembangan Sistem penyediaan Air Minum Provinsi Sulawesi Selatan di Kota Makassar yang berjumlah 30 orang.
a. Deskripsi Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
Kuesioner pada variabel gaya kepemimpinan pada penelitian ini diukur melalui tiga indikator, dan masing-masing indikator terdiri dari dua pernyataan.C Hasil tanggapan terhadap variabel gaya kepemimpinan dapat dijelaskan pada table 5.5 berikut:
Tabel 5.5
Tanggapan Responden Mengenai Gaya Kepemimpinan
No Pernyataan Skor Jumlah
Sumber Data Primer Yang Diolah,2018
Tanggapan responden sebagaimana pada table 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar memberikan tanggapan sangat setuju terhadap pernyataan-pernyataan mengenai gaya kepemimpinan.
Pada pernyataan pertama ditunjukkan oleh responden bahwa atasan saya bertindak dengan cara menunjukkan kapasitasnya sebagai pemimpin.Hasil yang ditunjukkan 56,67% jawaban yang sangat setuju dan 40,00% jawaban yang setuju.
Berkaitan dengan pernyataan yang kedua menunjukkan bahwa atasan saya tidak memberikan kesempatan kepada pegawai untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Hasil yang ditunjukkan 56,67% jawaban yang sangat setuju dan 40,00% jawaban yang setuju, pada pernyataan ketiga menunjukkan bahwa atasan saya memperhatikan pentingnya nilai-nilai pegawai dalam mengkomunikasikan tujuan yang dicapai. Hasil yang ditunjukkan 56,67% jawaban sangat setuju,dan 43,33% jawaban setuju.
Pada item pernyataan keempat menunjukkan bahwa atasan saya cenderung melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan. Hasil yang ditunjukkan 63,34% jawaban setuju dan 33,33% jawaban sangat setuju.
Pada pernyataan kelima menunjukkan bahwa pemimpin selalu melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada pegawai. Hasil yang ditunjukkan 56,67% jawaban sangat setuju dan 40,00% jawaban setuju.Sedangkan pada pernyataan keenam menunjukkan bahwa pemimpin sering memberikan pengarahan kepada pegawai.Hasil yang ditunjukkan 60,00% jawaban setuju dan 36,67% jawaban sangat setuju.
b. Deskripsi Variabel Kompensasi (X2)
Kuesioner pada variabel kompensasi pada penelitian ini diukur malalui dua indikator, dan masing-masing indikator terdiri dari dua pernyataan. Hasil tanggapan terhadap variabel kompensasi dapat dijelaskan pada table 5.6 berikut:
Tabel 5.6
Sumber: Data Primer Yang Diolah,2018
Tanggapan responden sebagaimana pada table 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju terhadap variabel kompensasi.
Berdasarkan pernyataan pertama menunjukkan bahwa gaji yang diterima adil sesuai dengan pekerjaan. Hasil yang ditunjukkan 60,00%
jawaban yang sangat setuju dan 36,67% jawaban yang setuju.
Berdasarkan pernyataan kedua menurut responden menunjukkan bahwa kompensasi (upah )diberikan secara adil (sesuai besar kecilnya resiko dan tanggung jawab pekerjaan. Hasil yang ditunjukkan 56,67%
jawaban yang sangat setuju, dan 43,33% jawaban yang setuju.
Pada pernyataan ketiga menunjukkan bahwa fasilitas yang disediakan oleh kantor lengkap dan layak pakai. Hasil yang di tunjukkan 36,67% jawaban yang sangat setuju dan 60,00% jawaban yang setuju.
Sedangkan pada pernyataan yang keempat menunjukkan bahwa tunjangan yang diterima sesuai harapan. Hasil yang ditunjukkan 63,33% jawaban yang setuju dan 33,34% jawaban yang setuju.
c. Deskripsi Variabel Prestasi kerja Pegawai (Y)
Kuesioner pada variabel prestasi kerja pegawai pada penelitian ini diukur malalui enam indicator, dan masing-masing indicator terdiri dari dua pernyataan. Hasil tanggapan terhadap variabel prestasi kerja pegawai dapat dijelaskan pada table 5.7 berikut:
Tabel 5.7
Tanggapan Responden Mengenai Prestasi Kerja Pegawai
No Pernyataan Skor
Sumber: Data Primer Yang Diolah,2018
Tanggapan responden sebagaimana pada table 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan sangat
setuju terhadap variabel prestasi kerja pegawai.
Berdasarkan pernyataan pertama menunjukkan bahwa ketelitian dalam mengerjakan tugas dapat meningkatkan prestasi pegawai itu sendiri. Hasil ini di tunjukkan oleh 86,67% jawaban sangat setuju dan 13,33% jawaban setuju.
Berdasarkan pernyataan kedua menunjukkan bahwa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu merupakan prioritas utama. Hasil ini ditunjukkan oleh 76,67% jawaban yang sangat setuju dan 23,33%
jawaban yang setuju dan berdasarkan pernyataan ketiga menunjukkan bahwa pengetahuan dan keahlian merupakan hal yang penting bagi pegawai. Hasil ini ditunjukkan oleh 66,,67% jawaban yang sangat setuju dan 30,00% jawaban yang setuju.
Berdasarkan pernyataan keempat menunjukkan bahwa pekerjaan yang diberikan kepada saya sekarang sesuai dengan pengetahuan yang saya miliki. Hasil ini ditunjukkan oleh 56,67% jawaban yang setuju dan 36,67% jawaban yang sangat setuju.
Berdasarkan pernyataan kelima menunjukkan bahwa bersedia melakukan pekerjaan tanpa harus di perintah atau di minta dahulu oleh atasan. Hasil ini di tunjukkan oleh 70,00% jawaban yang sangat setuju dan 23,33% jawaban yang setuju.
Berdasarkan pernyataan keenam menunjukkan bahwa mampu memberikan ide kreatif untuk kemajuan kantor. Hasil ini ditunjukkan oleh 63,33% jawaban yang setuju dan 36,67% jawaban yang sangat setuju.
Berdasarkan pernyataan ketujuh menunjukkan bahwa melalui pembinaan mental di satuan akan berdampak pada ketaatan saya pada
Berdasarkan pernyataan ketujuh menunjukkan bahwa melalui pembinaan mental di satuan akan berdampak pada ketaatan saya pada