• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Operasional Variabel

Dalam dokumen DISERTASI AGUS SALIM H.R. (Halaman 101-107)

METODE PENELITIAN

4.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1 Populasi 1 Populasi

4.3.2. Definisi Operasional Variabel

Agar dapat diukur dan memiliki arti yang konsisten, maka variabel-variabel penelitian harus diberikan definisi operasional. Definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian adalah sebagai berikut :

1. Persepsi Kepemimpinan Islami (X1)

Persepsi kepemimpinan Islami adalah persepsi karyawan tentang kepemimpinan yang dilaksanakan dengan mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang Islami dan diorganisasi ke arah pencapaian tujuan dengan mengidentifikasi dirinya dan mampu melakukan perubahan, saling mempercayai pimpinan dan bawahan dan lain-lain sebagainya yang kesemuanya diIakukan dengan memperhatikan norma-norma dan kaidah-kaidah ajaran Islam, sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah.

Adapun indikator variabel kepemimpinan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Shiddiq (jujur) (X1.1)

adalah orang yang memiliki kejujuran dan selalu melandasi ucapan, keyakinan serta perbuatan berdasarkan ajaran Islam.

b. Amanah (dipercaya) (X1.2)

adalah memiliki penuh tanggung jawab, bisa dipercaya, dan memiliki kualitas kerja yang baik dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban. c. Fathonah (cerdas) (X1.3)

adalah cerdas, artinya mampu menyelesaikan masalah, memiliki kemampuan mencari solusi, dan memiliki wawasan yang luas. Pemimpin yang cerdas akan dapat mengambil inisiatif secara cermat, tepat, dan cepat ketika menghadapi masalah-masalah yang terjadi dalam kepemimpinannya

d. Tabligh (sosialisasi) (X1.4)

adalah sejalan dengan sifat amanah yaitu memiliki kemampuan dalam menyampaikan dan sekaligus mengajak serta memberikan contoh kepada para anggotanya atau pihak lain, melakukan sosialisasi dengan teman kerja, mempunyal kemampuan untuk bernegosiasi, dan penuh keterbukaan (transparan) dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan organisasi yang dipimpinnya

e. Istiqomah (komitmen) (X1.5)

Adalah memegang teguh pada komitmen yang disepakati, optimis akan tujuan yang akan dicapai, pantang menyerah dengan segala rintangan dan halangan dalam bekerja, konsisten, dan percaya diri.

2. Persepsi Budaya Organisasi Islami (X2)

Persepsi Budaya Organisasi Islami suatu tata nilai yang dipatuhi, serta diambil dan dikembangkan dari pola kebiasaan, falsafah dasar organisasi

yang dicapai melalui proses sosialisasi yang terwujud dan teraplikasikan dalam bentuk aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam berfikir dan bertindak dalam mencapai tujuan organisasi budaya organisasi tersebut dengan menggunakan prinsip-prinsip dan kakiah-kaidah ajaran Islam sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah.

Adapun indikator variabel budaya organisasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Azam (cita-cita mensejahterakan karyawan) (X2.1)

Cita-cita mensejahterakan adalah dalam suatu komunitas masyarakat sangat butuh suasana kehidupan saling tolong menolong dan bekerjasama,disamping itu perlu kebijakan bagaimana melindungi mereka.

b. Silaturrahim (persaudaraan/kebersamaan), (X2.2)

Adalah menjalin rasa persaudaran yang tinggi antara sesama karyawan, sehingga muncul suasana kebersamaan, menghargai dan menghormati sesama anggota dalam organisasi.

c. Ta’awun alalbirri Fastabiqulkhaerat (tolong menolong dalam

kebaikan) (X8)

Tolong menolong sesama anggota dalam menghadapi kesulitan termasuk kesulitan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya agar dapat tercapai tujuan dan kebaikan bersama dalam organisasi.

d. Husnudzon (selalu berprasangka baik) (X2.3)

Akibat adanya silaturrahim maka anggota di dalam organisasi akan selalu berprasangka baik, dan dengan demikian akan menghilangkan klik-klik dalam organisasi, sehingga anggota akan selalu merasa aman dan nyaman dalam bekerja

e. Tabassum (selalu tersenyum) (X2.4)

Adalah suatu sikap atau kebiasaan yang menumbuhkan rasa cinta kasih, baik itu sesama anggota maupun kepada orang lain terutama kepada nasabah.

f. As-Salam (ucapan salam) (X2.5)

Adalah suatu sikap atau kebiasaan yang mendatang kedamaian, suasana kerja yang baik karena masing-masing mendo’akan untuk keselamatan dan kesejahteraan.

g. Berjamaah (selalu bersama-sama atau bersatu) (X2.6)

Adalah suatu kebiasaan untuk selalu bersama-sama atau bersatu dalam berbagai perbuatan kebaikan, hal ini menunjukkan adanya kekompakan atau tekad bersama dalam mencapai tujuan bersama baik di dunia maupun di akhirat, suatu kebiasaan yang sangat dicintai oleh Allah SWT. 3. Motivasi Kerja Karyawan (Y1)

Merupakan kecenderungan untuk melibatkan diri dalam kegiatan yang mengarah pada sasaran atau target kerja, yang muncul apabila terdapat pengharapan, penghargaan atas prestasi kerja yang ditunjukkan, dan menanamkan kepercayaan diri bahwa kerja adalah ibadah sesuai dengan kaidah-kaidah Islam. Adapun indikator variabel motivasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah motivasi Islam sesuai dengan ajaran aI-Qur’an dan as-Sunnah yaitu sebagai berikut :

a. Akidah (Iman) (Y1.1)

Iman itu adalah sesorang memiliki keimanan kerena memberikan cara pandang cendrung mempengaruhi kepribadian, yaitu perilaku, gaya hidup, selera dan preferensi manusia sikap manusia, dan lingkungannya.

b. Ibadah (Aplikasi) (Y1.2)

Ibadah merupakan tata aturan Illahi yang mengatur hubungan ritual langsung antara hamba Allah dengan Tuhannya yang tata caranya ditentukan secara rinci dalam Al Qur’an dan Sunnah Rasul (Anshari, 1993).

c. Muamalat (mengatur kebetuhan manusia) (Y1.3)

Muamalat merupakan tata aturan Illahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan benda atau materi (Anshari, 1993).

4. Kinerja Karyawan (Y2)

Yaitu kualitas hasil pekerjaan dan waktu penyelesaiannya dan ketelitian jumlah pekerjaan reguler dan tambahan yang diselesaikan, ketangguhan terhadap pekerjaan yang ada dan ketaatan kepada petunjuk, dan sikap tanggung jawab terhadap pekerjaan yang kesemuanya ini dilakukan dengan memperhatikan norma-norma serta etika secara Islam sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah. Adapun indikator variabel kinerja adalah sebagai berikut :

1. Ikhsan, (kualitas kerja) (Y2.1)

adalah kerja yang ditunjukkan oleh karyawan yang lebih baik, cepat, tepat, sigap, tanggap, dan tuntas/selesai sesuai dengan target menyebabkan nasabah menjadi puas.

2. Khidmat (melayani dengan baik) (Y2.2)

Karyawan melayani dengan baik yang ditandai dengan sikap sopan dan rendah hati, ramah, senyum, tegur dan sapa sehingga hasilnya nasabah menjadi senang.

3. ZIS (Zakat, Infaq, dan Sedekah) (Y2.3)

Zakat, Infaq, dan Sedekah adalah merupakan kewajiban relijius bagi seorang Muslim, sama halnya dengan shalat, puasa dan naik haji, yang harus dikeluarkan sebagai proporsi tertentu terhadap kekayaan atau

output bersihnya. (Chapra,1999:333).

5. Kesejahteraan Karyawan (Y3)

Yaitu kualitas hidup karyawan di mana tercapai kondisi mempunyai kesehatan yang baik, kebetuhan terpenuhi, stabil, hidup yang senang dan kondisi yang menyenangkan sesuai dengan kaidah-kaidah Islam, dapat melaksanakan ibadah dengan baik. Adapun indikator variabel kesejahteraan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesejahteraan sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah yaitu sebagai berikut :

a. Ad-Din (agama) (Y3.1)

Seorang hamba melakukan ibadah dengan iman dan taqwa, serta penuh keihlasan sebagai pembuktian dirinya kepada Khalid-Nya tunduk dan taat melaksanakan perintah dan menghindari larangan-Nya.

b. An-Nafs (jiwa) (Y3.2)

Seorang muslim diberikan jiwa untuk digunakan mengingat kepada Sang Penciptanya dan mengisinya dengan aqidah mengetahui dan mengantaqrkan sesorang semakin bahagia dalam hidupnya.

c. Al-Aql (Akal) (Y3.3)

Akal manusia untuk berpikir, memikirkan ciptaan Allah SWT dan digunakan untuk keselamatan dalam hidupnya, mengelola sumberdaya yang tersedia dan terhampar luas semuanya untuk manusia.

d. Al-Mal (Harta) (Y3.4)

Harta, dibutuhkan manusia untuk kelangsungan hidup dan digunakan untuk beribadah kepada-Nya, harta harus dicari dengan jalan halal dan baik prosesnya agar kelak dapat dipertanggungjawabkan.

e. An- Nas (Keturunan) (Y3.5)

Keturunan adalah generasi pelanjut yang akan menjalani perintah dan larangan Allah melalui Qur’an dan Sunnah Rasulullah SWT, keturunan seorang akan dipertanggung jawabkan kelak di hari kemudian.

Dalam dokumen DISERTASI AGUS SALIM H.R. (Halaman 101-107)

Dokumen terkait