• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.8 Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk

pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun, 2006: 46). Melalui pengukuran ini dapat diketahui indikator apa saja sebagai pendukung untuk dianalisis dari variabel-variabel tersebut.

Definisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan dalam operasional dari sudut penelitian. Adapun yang menjadi definisi operasinal dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel bebas (X), budaya organisasi diukur dengan indikator, sebagai berikut: a. Inisiatif Individual

Yaitu Tingkat tanggung jawab, kebebasan atau indepedensi yang dipunyai setiap anggota organisasi dalam mengemukakan pendapat. Inisiatif individual tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut ide untuk memajukan dan mengembangkan organisasi atau perusahaan.

b. Pengarahan

Pengarahan dimaksudkan sejauh mana organisasi atau perusahaan dapat menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan tersebut jelas tercantum dalam visi, misi, dan tujuan organisasi. Kondisi ini dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi atau perusahaan. c. Integrasi

Integrasi dimaksudkan sejauh mana organisasi atau perusahaan dapat mendorong unit-unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. Kekompakan unit-unit tersebut dapat mendorong kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan.

Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas terhadap bawahan.

e. Kontrol

Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku di dalam suatu organisasi atau perusahaan.

f. Identitas

Dimaksudkan untuk sejauh mana para anggota suatu organisasi atau perusahaan dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai suatu kesatuan dalam perusahaan dan bukan sebagai kelompok kerja tertentu atau keahlian profesional tertentu.

g. Toleransi terhadap konflik

Sejauh mana para pegawai atau karyawan di dorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat merupakan fenomena yang sering terjadi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Namun, perbedaan pendapat dan kritik tersebut bisa digunakan utnuk melakukan perbaikan atau perubahan strategi utnuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

h. Pola komunikasi

Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal. Kadang-kadang hierarki kewenangan dapat menghambat terjadinya pola komunikasi antara atasan dan bawahan atau antar karyawan itu sendiri. 2. Variabel terikat (Y), kualitas pelayanan publik diukur dengan indikator, sebagai

1. Bukti Langsung (tangibles), yang meliputi fasilitas fisik, pegawai,

perlengkapan dan sarana komunikasi. Fasilitas fisik yang dimaksud disini adalah seperti gedung perkantoran, ruang tunggu untuk customer, telepon dan komputer.

2. Daya tanggap (responsiveness), suatu karakteristik kecocokan dalam

pelayanan manusia, mampu yaitu keinginan para staf untuk membantu masyarakat dalam memberikan pelayanan dengan tanggapan. Keinginan itu seperti kemauan aparat birokrasi untuk memberikan informasi-informasi yang terkait dengan waktu pelayanan, syarat-syarat program langsung.

3. Keandalan (reability), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang

menyajikan dengan segera dan memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan dan kecakapan aparat dalam mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan dan menjadi kewajibannya dengan cepat sesuai dengan waktu yang dijanjikannya.

4. Jaminan (assurance), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat

dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf, bebas dari bahaya, resiko atau skeraguan. Yaitu seperti kepastian yang diberikan oleh aparat untuk membuat masyarakat pengguna jasa merasa yakin bahwa tugas yang dilaksanakannya akan bebas dari kesalahan.

5. Empati (emphaty) yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan

komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan. Hal ini seperti bagaimana aparat menciptakan komunikasi eksternal untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.

BAB II

METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian.

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah metode penelitian yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variabel yang satu memiliki hubungan sebab akibat dengan variabel yang lain. Karena penelitian ini menghubungkan dua variabel saja, maka korelasionalnya di sebut korelasi sederhana.

2.2.Lokasi Peletian

Penelitian ini berlokasi di Kantor Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Samsat Medan Selatan di Jalan Sisingamangaraja Km 5,5 Sp. Limun, Medan.

2.3.Populasi dan Sampel 2.3.1. Populasi

Menurut Sugiono (2005:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan definisi tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di UPT Samsat Medan Selatan dan masyarakat sebagai pengguna layanan publik

2.3.2. Sampel

Untuk penentuan sampel di Kantor UPT Samsat Medan Selatan, penulis mengutip pendapat menurut Sugiono (2005 : 96) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan menurut

Singarimbun (2006: 152) . Menurut Arikunto (2003: 5) apabila populasi kurang dari 100 orang, maka diambil dari keseluruhannya, namun apabila jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka sample diambil sebesar 10%-15%-20%-25%, atau lebih.

Penentuan jumlah sampel untuk pegawai Kantor UPT Samsat Medan Selatan diambil dengan teknik Purposive Sampling, untuk pegawai kantor UPT

Samsat, dimana cara pengambilan sampel bukan berdasarkan atas strata, pedoman atau wilayah, tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu (Sugiyono 2005: 96). Dengan demikian yang menjadi sampel di kantor UPT Samsat yaitu pegawai yang berhubungan langsung dengan pelayanan publik yaitu 52 orang pegawai.

Sedangkan untuk masyarakat yang berkaitan dengan Pelayanan UPT Samsat mengunakan Sampling Insidental, yaitu teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yakni siapa saja yang sacara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang cocok sebagai sumber data (Sugiyono 2005: 96) yakni 48 orang.

2.4.Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan dan data-data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

2.4.1. Teknik Pengumpulan Data Primer.

Yaitu, teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara :

Yaitu, teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban yang sudah tersedia.

2. Observasi (Observation)

Yaitu, kegiatan mengamati secara langsung dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan serta menjaring data yang tidak terjangkau

2.4.2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder.

Yaitu, pengumpulan data dan informasi yang diperlukan/diperoleh melalui catatan-catatan tertulis lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

1. Penelitian Kepustakaan (Library research)

Yaitu, pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

2. Studi Dokumentasi (Documentary)

Yaitu, teknik yang digunakan dengan menelaah catatan tertulis, dokumen, arsip yang menyangkut masalah yang diteliti yang berhubungan dengan instansi terkait.

2.5.Teknik Penentuan Skor

Melalui penyebaran angket yang berisikan beberapa pertanyaan, maka ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang bersifat kuantitatif. Teknik pengukuran skor atau nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai skala Likert untuk menilai jawaban kuesioner.

Adapun skor dari setiap pertanyaan yang ditentukan adalah sebagai berikut : 1. Untuk jawaban alternatif “a” diberi skor 5.

2. Untuk jawaban alternatif “b” diberi skor 4. 3. Untuk jawaban alternatif “c“ diberi skor 3. 4. Untuk jawaban alternatif “d“ diberi skor 2. 5. Untuk jawaban alternatif “e“ diberi skor 1.

Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang, rendah, terlebih dahulu ditetapkan kelas intervalnya. Berdasarkan alternatif jawaban dari masing-masing responden, ditentukan kelas intervalnya dengan perhitungan, seb agai berikut :

Maka diperoleh:

Dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variabel, yaitu

Skor untuk kategori sangat rendah = 1.00 – 1.80

Skor untuk kategori rendah = 1.81 – 2.61

Skor untuk kategori sedang = 2.62 – 3.42

Skor untuk kategori tinggi = 3.43 – 4.23

2.6.Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif yang digunakan untuk menguji hubungan/pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan perhitungan statistik.

2.6.1. Koefisien Korelasi Product Moment

Cara ini dipergunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya dan besar kecilnya hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiyono, 2005:212). Cara perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Ketarangan

rxy = Koefisien korelasi antara gejala x dan y N = Jumlah Sampel

∑ = Jumlah skor x

∑ = Jumlah skor y

∑ = Jumlah hasil kali antara x dan y

Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:

a. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = o) berarti hubungan kedua variable yang diuji tidak ada.

b. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +)berarti kenaikan nilai variable yang satu, diikuti nilai variable yang lain dan kedua variable memiliki hubungan positif.

c. Koefisien korelasi yang diperoleh negative (r = -) berarti kedua variable negative dan menunjukan meningkatnya variable yang

satu diikuti menurunya variabel yang lain.

Interpretasi dari korelasi tersebut menurut ukuran yang konservatif adalah sebagai berikut.

Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Tinggi 0,80 – 1,000 Sangat Tinggi Sumber : Sugiyono (2005:214)

Jika nilai r yang diperoleh lebih besar atau sama dengan nilai r dalam

table, maka nilai r yang diperoleh itu signifikan. Dan sebaliknya, jika nilai r

yang diperoleh lebih kecil dari nilai r dalam table, maka nilai r yang

diperoleh tidak signifikan.

2.6.2. Uji Signifikan (Uji t)

Parsial (uji t) dengan maksud untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel bebas atas variabel terikat dengan tingkat keyakinan 95% (a=0.05). Untuk menguji signifikasi suatu koefisien korelasi, maka dapat menggunakan statistik uji t student dengan rumus sebagai berikut: (Suharyadi Purwanto, 2004:466) √ √ Keterangan: t : Nilai uji t r : Koefisien korelasi

n : Jumlah sampel

Hasil thitung kemudian dikonfirmasi pada nilai ttabel mengetahui sejauh mana hasil penelitian memenuhi syarat kelayakan data empiris. Kriteria pengujian adalah jika harga thitung < ttabel, maka hipotesis alternative ditolak dan jika harga thitung > ttabel, maka hipotesis alternative diterima.

2.6.3. Koefisien Determinan

Koefisien determinan digunakan untuk mengetahui seberapa besar (persentase) pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

D = (rxy)

2

x 100%

Keterangan

D = koefisien determinan

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1.Sejarah Singkat

Kantor SAMSAT Medan Selatan berdiri pada tanggal 15 Juni 1987. Kantor SAMSAT Medan Selatan merupakan salah satu unit pelayanan teknis dari 3 (tiga) instansi di dalamnya, yaitu: Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, POLRI, dan Jasa Raharja yang melayani masyarakat yang akan membayar atau melunasi kewajibannya membayar pajak kendaraan bermotor. Wilayah pelayanan Samsat Medan Selatan adalah sebagian kota Medan dan sebagian kecamatan Deli Serdang meliputi Medan Polonia, Medan Johor, Medan Amplas, Medan Maimun, Medan Kota, Medan Denai, Biru-Biru, Patumbak, Deli Tua, Pancur Batu, Selayang, Kutalimbaru, Sibolangit.

3.2.Visi, Misi, dan Tujuan Pembentukan 3.2.1. Visi dan Misi

Adapun yang menjadi visi SAMSAT Medan Selatan adalah :

“Terwujudnya Pelayanan Prima Sebagai Bukti Pengabdian Kepada Masyarakat”.

Sedangkan misinya adalah :

a. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kepada Masyarakat.

b. Meningkatkan Keamanan Registrasi Identifikasi Kendaraan Bermotor. c. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Penerimaan Negara. d. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia.

e. Menyediakan Sarana dan Prasarana untuk mendukung terwujudnya pelayanan prima.

3.3.2. Tujuan Pembentukan

Selatan adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada pemilik kendaraan bermotor dan meningkatkan pendapatan daerah dan pendapatan Negara

3.3.Jenis-Jenis Pelayanan dan Program Kerja 3.3.1. Jenis Pelayanan

Adapun jenis Pelayanan yang ada di SAMSAT Medan Selatan adalah: a. Perpanjangan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan).

b. Ganti STNK (Teliti Ulang 5 Tahun)

c. Ganti STNK hilang, ganti warna, pindah alamat. d. Bea Balik Nama (BBN) II

e. Lapor tiba antar SAMSAT Sumatera Utara

3.3.2. Program Kerja

Program Kerja yang ada di SAMSAT Medan Selatan adalah: a. Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat.

b. Meningkatkan Pelayanan Registrasi dan Identifikasi Kendaran Bermotor. c. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Penerimaan Negara. d. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia.

e. Menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung terwujudnya Pelayanan Prima.

Dalam melaksanakan program kerja yang ada SAMSAT Medan Selatan melakukan beberapa strategi, adapun strategi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kepada Masyarakat a. Menyederhanakan Sistem dan Prosedur.

b. Menerapkan Pelayanan Prima Secara Konsisten. c. Sosialisasi yang berkesinambungan.

d. Menindaklanjuti Setiap Keluhan Masyarakat

2. Meningkatkan Keamanan Registrasi Identifikasi Kendaraan Bermotor a. Meningkatkan pelayanan pengarsipan dan keamanan data kendaraan

bermotor

b. Meningkatan teknologi dalam pengarsipan data kendaraan bermotor c. Tertib pendataan, tertib penyimpanan, dan tertib pengeluaran arsip

kendaraan bermotor

3. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Penerimaan Negara a. Identifikasi dan ekstensifikasi.

b. Melaksanakan pemungutan secara efektif dan efisien. c. Tertib pemungutan, tertib pembukuan, tertib laporan. 4. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

a. Meningkatkan disiplin dan etos kerja b. Meningkatkan kompetensi.

c. Meningkatkan kesejahteraan.

d. Memberdayakan Sumber Daya Manusia.

5. Menyediakan Sarana dan Prasarana untuk Mendukung Terwujudnya Pelayanan Prima.

a. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana secara konsisten. b. Memelihara terus menerus sarana dan prasarana yang tersedia.

Selain itu SAMSAT Medan Selatan juga mengembangkan nilai-nilai sebagai berikut :

1. Bekerja Keras. 2. Keterbukaan.

4. Kejujuran. 5. Tanggung Jawab. 6. Kreatif dan Inovatif.

Adapun Komitmen yang dilakukan SAMSAT Medan Selatan adalah sebagai berikut :

1. Secara terus menerus memperbaiki dan mengembangkan sistem manajemen mutu.

2. Kepuasan masyarakat merupakan tujuan utama pelayanan.

Sedangkan inovasi yang telah dilaksanakan oleh SAMSAT Medan Selatan adalah sebagai berikut :

1. Renovasi dan penyempurnaan lay out gedung

2. Penyederhanaan prosedur loket 3. Penyederhanaan persyaratan

4. Tersedianya unit lansia, ibu hamil dan orang sakit 5. Adanya kejelasan Standart Pelayanan Minimal (SPM) 6. Pembayaran melalui PT Bank SUMUT

7. Menyediakan kartu masuk nama pribadi (pemilik langsung) dan masyarakat dengan surat kuasa, Biro Jasa (calo)

Sementara itu sarana dan prasarana yang terjadi pada kantor SAMSAT Medan Selatan adalah sebagai berikut:

1. Gedung perkantoran yang strategis 2. Ruang tunggu yang representative 3. Teknologi computer yang terkoneksi 4. Foto Copy

6. Kantin

3.4.Mekanisme Pelayanan

Adapun mekanisme pelayanan yang diberikan oleh kantor SAMSAT Medan Selatan adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Mekanisme Pelayanan SAMSAT Medan Selatan

Sumber : UPT SAMSAT Medan Selatan

Dalam pelaksanaan SAMSAT dikenal beberapa pendaftaran dan persyaratan sebagai berikut :

1. Pendaftaran pertama :

a. Pendaftaran kendaraan bermotor baru

b. Pendaftaran kendaraan bermotor eks dump TNI / POLRI c. Pendaftaran kendaraan bermotor eks lelang Negara d. Pendaftaran kendaraan bermotor CD / CC

Pemilik/Pemohon A. Ambil Formulir Pendaftaran B. Mendaftar - Loket Perpanjangan STNK - Loket Pengesahan STNK - Loket Mutasi

- Loket Hal-Hal Khusus

C. Ditetapkan Biaya Adm.Baru

- STNK

- Asuransi Jasa Raharja

- Pajak Kendaraan Bermotor D. Diterima Resi E. Membayar Di payment Bank SUMUT I. Menerima - STNK - TNKB F. Validitas G. Dicetak - STNK - TNKB - TKCB - BTKCB - BPKB H. Di Arsipkan

e. Pendaftaran kendaraan bermotor badan internasional lainnya. f. Pendaftaran kendaraan bermotor import

g. Pendaftaran kendaraan bermotor berdasarkan putusan pengadilan. 2. Pengesahan STNK setiap tahun dengan persyaratan sebagai berikut :

a. BPKB asli + foto copy b. STNK asli + foto copy c. KTP asli + foto copy d. Hasil ceking fisik e. SKPD tahun terakhir

3. Perpanjangan STNK setelah 5 (lima) tahun dengan persyaratan sebagai berikut: a. BPKB asli + foto copy

b. STNK asli + foto copy c. KTP asli + foto copy d. Hasil ceking fisik e. SKPD tahun terakhir

4. Pendaftaran kendaraan mutasi dan BBN (Bea Balik Nama) :

a. Pendaftaran kendaraan bermotor tukar nama atas dasar jual beli b. Pendaftaran kendaraan bermotor pindah atau dari luar daerah

c. Pendaftaran kendaraan bermotor pindah alamat dalam wilayah kerja SAMSAT yang sama

d. Pendaftaran kendaraan bermotor rubah bentuk

e. Pendaftaran kendaraan bermotor ganti mesin, ganti warna

f. Pendaftaran kendaraan bermotor STNK, TNKB rusak atau hilang g. Pendaftaran kendaraan bermotor ganti nomor kendaraan

a) STNK asli + foto copy b) KTP asli + foto copy c) Kwitansi jual beli d) Hasil ceking fisik e) SKPD tahun terakhir

2) Sedangkan mutasi atau lapor tiba dengan persyaratan sebagai berikut : a) BPKB asli + foto copy

b) Surat penggant STNK sementara

c) KTP asli + foto copy bilamana nama tetap d) Kwitansi jual beli bilamana berubah nama e) Nota pajak

f) Fiskal antar daerah atau provinsi

g) Surat Keterangan pindah dari daerah asal h) Faktur asli + PPUD

i) Kartu induk BPKP j) Hasil ceking fisik

5. Pendaftaran kendaraan bermotor bersyarat khusus

a. Pendaftaran kendaraan bermotor tukar nama eks kendaraan dinas milik negara b. Pendaftaran kendaraan bermotor tukar nama atas dasar hibah atau warisan

c. Pendaftaran kendaraan bermotor ganti nama badan hukum atau penggabungan perusahaan

d. Pendaftaran kendaraan bermotor eks CC / CD e. Pendaftaran surat tanda coba kendaraan f. Pendaftaran STNK khusus atau rahasia

Uraian tugas dan tanggung jawab pegawai yang bertugas pada kantor SAMSAT Medan Selatan dapat dilihat pada Tupoksi masing – masing instansi, antara lain:

3.5.1. POLRI

Bertanggung jawab menyeluruh untuk mengkoordinasi dan mengawasi kelancaran dengan aspek – aspek kegiatan penerbitan STNK di SAMSAT Medan Selatan, serta melaksanakan kegiatan pada bagian ketatausahaan SAMSAT Medan Selatan, iderntifikasi, pengecekan atau pemeriksaan, perubahan serta perbaikan atau ralat data, registrasi dan pembukuan atau pencatatan termasuk pemeliharaan penyimpanannya berkaitan dengan data identitas pemilik dan kenderaan, serta penerapan sistem manajemen mutu secara efektif dan efisien, penyediaan sumber daya yang dibutuhkan dilingkungan kepolisian, orientasi atau pelatihan dan peningkatan kompetensi petugas pelaksana, serta pemenuan kepuasan masyarakat (wajib pajak).

3.5.2. DISPENDASU UPT Medan Selatan

Bertanggung jawab sebagai berikut:

a. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul atau pengajuan keberatan dari wajib pajak dan membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda PKB dan BBN-KB, sesuai dengan standart yang telah digunakan.

b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala UPTD, sesuai bidang tugasnya.

c. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala UPTD. d. Memberikan masukan yang perlu kepada kepala UPTD sesuai bidang

tugasnya.

Bertanggung jawab secara menyeluruh untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang terkait dengan aspek-aspek kegiatan-kegiatan pemungutan Sumbangan Wajib Pajak Dana Kecelakaan Lalu Lintas (SWDKLLJ), penerapan sistem manajemen mutu secara efektif dan efisien, penyediaan sumber daya yang dibutuhkan dilingkungan SAMSAT Medan Selatan, orientasi atau pelatihan dan peningkatan kompetensi petugas pelaksanaan serta pemenuhan kepuasan masyarakat (wajib pajak).

3.6.Kelompok Kerja Pada Kantor SAMSAT Medan Selatan

Dalam rangka meningkatkan pelayanan, pengawasan, dan pengendalian dalam pelaksanaan sistem administrasi manunggal satu atap pada kantor SAMSAT Medan Selatan, maka dibentuklah kelompok-kelompok kerja sebagai berikut:

a. Kelompok kerja penyediaan formulir permohonan dan penerangan. b. Kelompok kerja pendaftaran, penelitian, dan penetapan.

c. Kelompok kerja pemeriksaan fisik kendaraan bermotor (check fisik kendaraan bermotor).

d. Kelompok kerja pemeriksaan penyelesaian administrasi (final check)

e. Kelompok kerja penerimaan pembayaran.

f. Kelompok kerja pemesanan (order) PNKB, penempelan penting pajak, dan penyerahan.

g. Kelompok kerja arsip.

Adapun kegiatan masing-masing kelompok kerja tersebut adalah sebagai berikut:

1) Kelompok kerja penyediaan permohonan dan penerangan a) Petugas POLRI

(1) Menyediakan dan memberikan formulir permohonan pendaftaran sesuai dengan permintaan permohonan.

(2) Memberikan penerangan mengenai kelengkapan persyaratan pendaftaran.

(3) Membukukan semua formulir yang diterima, dikeluarkan dan sisanya setiap hari.

(4) Mencatat nomor formulir dan nomor kendaraan atau nama pemilik pada buku register formulir.

(5) Memberi tanda paraf pada formulir permohonan untuk setiap permohonan yang telah memenuhi persyaratan.

(6) Menerima kembali formulir yang rusak untuk diganti dengan yang baru.

(7) Menerima pembayaran biaya PNKB.

b) Petugas DISPENDA:

(1) Memberikan keterangan kepada pemohon tentang kewajibannya sebagai wajib pajak.

2) Kelompok kerja pendaftaran dan penetapan a) Sub kelompok kerja pendaftaran

(1) Petugas POLRI

(a) Menerima, meneliti kelengkapan dan keabsahan berkas permohonan.

(b) Melakukan penelitian pada daftar pencarian barang daftar agunan (jaminan).

(c) Membukukan paraf pada tanda peneriama formulir permohonan yang telah diteliti dan diterima serta memberikan tanda penerimaan kepada pemohon.

kelompok kerja pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.

(e) Menerimadan meneliti hasil pemeriksaaan fisik kendaaran bermotor disesuaikan dengan dokumen kendaraan bermotor. (f) Menggabungkan berkas baru dengan arsip yang ada ke dalam

map yang telah disediakan.

(g) Meneruskan berkas yang telah di teliti kepada petugas

(2) Petugas DISPENDA

(a) Meneliti berkas yang diterima dari petugas kepolisian dan membubuhkan paraf atas kelengkapan persyaratan.

(b) Meneruskan berkas kepada petugas POLRI bagian registrasi dan penomoran.

(c) Memberitahukan kepada petugas POLRI dan PT. Asuransi Jasa Raharja apabila ditemukan kekeliruan atau kekerungan persyaratan administrasi yang diperlukan.

b) Sub Kelompok Kerja dan penomoran (1) Petugas POLRI

(a) Menerima berkas dari petugas DISPENDA

(b) Meregistrasi dan memberikan nomor polisi sesuai dengan sistem penomoran yang berlaku.

(c) Mencantumkan nomor polisi pada dokumen permohonan. (d) Melanjutkan berkas pada sub kelompok kerja penetapan.

(2) Petugas DISPENDA

(a) Menerima dan meneliti berkas dari kelompok registrasi dan penomoran.

lainnya dalam Nota Perhitungan Pajak (Notice Pajak)

(c) Membukukan memberikan nomor SKUM dan kohir pada notice pajak.

(d) Meneruskan kepada petugas PT. Asuransi Jasa Raharja.

(e) Menerima berkas STNK yang belum dibayar dari bendaharawan khususnya penerimaan (BKP) untuk diteruskan kepada penagihan

(3) PT. Asuransi Jasa Raharja

(a) Menerima dan meneliti berkas yang diterima dari petugas DISPENDA.

(b) Menetapkan SWDKLLJ dan dendanya yang harus dibayar oleh pemohon, dalam formulir permohonan maupun notice pajak. (c) Membukukan penetapan SWDKLLJ.

(d) Meneruskan berkas tersebut kepada sub kelompok kerja pengetikan.

c) Sub Kelompok Kerja Pengetikan (1) Petugas POLRI dan DISPENDA :

(a) Petugas POLRI dan DISPENDA melaksanakan pengetikan pada blanko STNK.

(b) Mencatat blanko STNK yang diterima, dipakai dan sisanya setiap hari, serta mempertanggungjawabkan setiap lembaran penggunaan blanko STNK tersebut.

Dokumen terkait