BAB II TINJAUAN PUSTAKA
C. Sistem Akuntansi Persediaan
1. Definisi Sistem Akuntansi Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2001:2), “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan tertentu.
Prosedur adalah urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan
beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang.”
2. Karakteristik Sistem
Menurut Jogiyanto (1989:3) ada delapan karakteristik sistem, yaitu:
a. Sebuah sistem memiliki komponen-komponen yang saling
berinteraksi satu sama lain dan membentuk satu kesatuan untuk
menjalankan suatu fungsi tertentu yang mempunyai pengaruh
terhadap proses sistem secara keseluruhan.
b. Setiap sistem yang memiliki batas berupa daerah yang membatasi
yang satu dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan di
luar sistem tersebut. Batas suatu sistem menunjukkan ruang
lingkup dari sebuah sistem tersebut.
c. Lingkungan di luar sistem (di luar batas sistem) ada yang bersifat
d. Media penghubung yang menghubungkan subsistem yang satu
dengan subsistem lainnya dalam sebuah sistem disebut dengan
penghubung sistem. Penghubung sistem ini memungkinkan sumber
daya suatu subsistem mengalir ke subsistem yang lainnya.
Misalnya keluaran (output) suatu sistem tertentu dapat menjadi masukkan (input) dari sistem yang lainnya.
e. Masukkan (input) sebuah sistem dapat berupa maintanance input
(energi yang dimasukkan supaya sebuah sistem dapat beroperasi)
maupun signal output (energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran).
f. Keluaran (output) sebuah sistem merupakan hasil dari pengolahan
sebuah sistem, dan dapat diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna dan keluaran yang tidak berguna.
g. Setiap sistem mempunyai suatu pengolah sistem yang berfungsi
mengubah masukan menjadi keluaran.
h. Sebuah sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang nantinya akan
dicapai. Sasaran dari sebuah sistem tersebut akan menentukan input
yang diperlukan dan output yang akan dihasilkan. Sebuah sistem dinyatakan berhasil apabila tujuan dan sasaran yang direncanakan
3. Tujuan Penyusunan Sistem
Menurut Mulyadi (2001:19) tujuan umum dari pengembangan
sistem adalah sebagai berikut :
a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru
b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
sudah ada, baik dari mutu, ketepatan soal penyajian, maupun dari
struktur informasinya
c. Untuk memperbaiki pengendalian dan pengecekan intern, yaitu
untuk memperbaiki tingkat keandalan informasi akuntansi dan
untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung-
jawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi.
B. Sistem Akuntansi
1. Definisi Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (2001:3) sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa
untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
2. Komponen Utama Sebuah Sistem Informasi
Menurut Mulyadi (2001:11) sistem informasi memiliki komponen
utama yang membentuk struktur bangunan sistem informasi, yang
a. Blok Masukan (Input Block)
Masukan adalah data yang dimasukkan ke dalam sistem
informasi beserta metode dan media yang digunakan untuk
menangkap dan memasukkan data tersebut ke dalam sistem.
Masukkan terdiri dari transaksi, permintaan, pertanyaan,
perintah dan pesan.
b. Blok Model (Model Block)
Blok model terdiri dari logico-mathematical models yang mengolah masukkan dan data yang disimpan, dengan berbagai
macam cara, untuk memproduksi hasil yang mengkombinasi
unsur-unsur data untuk menyediakan jawaban atas suatu
pertanyaan, atau dapat meringkas atau menggabungkan data
menjadi suatu laporan ringkas.
c. Blok Keluaran (Output Block)
Keluaran suatu sistem merupakan faktor utama yang
menentukkan blok-blok lain suatu sistem informasi. Keluaran
sistem informasi dapat berupa laporan keuangan, faktur, surat
order pembelian, cek, laporan pelaksanaan anggaran, jawaban
atas suatu pertanyaan, pesan, perintah, hasil suatu pengambilan
keputusan yang deprogram, skenario dan simulasi serta aturan
d. Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi menangkap masukan, menjalankan model,
menyimpan sekaligus mengakses data, menghasilkan dan
menyampaikan keluaran serta mengendalikan seluruh sistem.
e. Blok Basis Data (Data Base Block)
Basis data merupakan tempat untuk menyimpan data yang
digunakan untuk melayani kebutuhan pemakai informasi.
f. Blok Pengendalian (Control Block)
Merupakan perancangan cara untuk menjamin perlindungan,
integritas, dan kelancaran jalannya sistem informasi, karena
sistem informasi harus dilindungi dari bencana dan ancaman
seperti bencana alam, api, kecurangan, kegagalan sistem,
kesalahan dan penggelapan, penyadapan, ketidakefisienan,
sabotase orang-orang yang dibayar untuk melakukan.
3. Unsur-unsur Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (2001:3-5), unsur-unsur suatu sistem akuntansi
adalah:
a. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi. Dalam sistem akuntansi secara manual,
media yang digunakan untuk merekam pertama kali data transaksi
keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas. Dalam sistem
untuk memasukkan data ke dalam sistem pengolahan data,
contohnya keyboard. Menurut Mulyadi (2001:82) dalam merancang suatu formulir, prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan:
1) Sedapat mungkin manfaatkan tembusan atau copy formulir. 2) Hindari duplikasi dalam pengumpulan data.
3) Buatlah rancangan formulir sesederhana dan seringkas
mungkin.
4) Masukkanlah unsur internal check dalam merancang formulir.
5) Cantumkan nama dan alamat perusahaan pada formulir yang
akan digunakan untuk komunikasi dengan pihak luar.
6) Cantumkan nama formulir untuk memudahkan identifikasi.
7) Beri nomor untuk identifikasi formulir.
8) Cantumkan nomor garis pada sisi sebelah kiri dan kanan
formulir, jika formulir lebar digunakan, untuk memperkecil
kemungkinan salah pengisian.
9) Cetaklah garis pada formulir, jika formulir tersebut akan diisi
dengan tulisan tangan. Jika pengisian formulir akan
dilakukan dengan mesin ketik, garis tidak perlu dicetak,
karena mesin ketik akan dapat mengatur spasi sendiri, dan
juga jika bergaris, pengisian formulir dengan mesin ketik
10) Cantumkan nomor urut tercetak.
11) Rancanglah formulir tertentu sedemikian rupa sehingga
pengisi hanya membubuhkan tanda √, atau x, atau dengan
menjawab ya atau tidak, untuk menghemat waktu
pengisiannya.
12) Susunlah formulir ganda dengan menyisipkan karbon sekali
pakai, atau dengan menggunakan karbon beberapa kali pakai,
atau cetaklah dengan kertas tanpa karbon.
13) Pembagian zona sedemikian rupa sehingga formulir dibagi
menurut blok-blok daerah yang logis yang berisi data yang
saling terkait.
b. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan
untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data
keuangan dan data lainnya. Di dalam jurnal data keuangan
digolongkan sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam
laporan keuangan.
c. Buku pembantu
Buku pembantu merupakan rincian dari buku besar. Transaksi
pertama kali dicatat di buku pembantu dan dipindah ke buku
d. Buku besar
Buku besar terdiri dari berbagai rekening yang digunakan dalam
meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya di dalam
jurnal.
e. Laporan
Laporan berisi hasil akhir proses akuntansi berupa neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga
pokok produksi, laporan biaya pemasaran, dan informasi lain
yang merupakan keluaran dari sistem akuntansi yang sudah diolah
terlebih dahulu. Laporan dapat berupa hasil cetak komputer dan
softcopy yang dapat dilihat dari media seperti komputer. C. Sistem Akuntansi Persediaan
1. Pengertian Sistem Akuntansi Persediaan
Menurut Mulyadi (2001:553), Sistem akuntansi persediaan
adalah sistem akuntansi yang digunakan untuk mencatat mutasi
persediaan yang disimpan di gudang. Persediaan merupakan unsur
aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan
bisnis yang normal atau barang-barang yang akan dikonsumsi dalam
pengolahan produk yang akan dijual. Perusahaan harus dapat
memperkirakan jumlah persediaan yang ada di perusahaannya.
Persediaan di perusahaan tidak boleh ada terlalu banyak dan tidak
boleh ada terlalu sedikit pula karena akan mempengaruhi jumlah biaya
Persediaan mempunyai beberapa fungsi penting bagi
perusahaan, yaitu:
a. agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi,
b. untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi,
c. untuk memperoleh keuntungan dari adanya potongan, karena
membeli dalam jumlah yang banyak maka akan ada diskon,
d. untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi
karena cuaca buruk,
e. untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan
dalam proses.
Biaya persediaan terdiri dari seluruh pengeluaran, baik yang
langsung maupun tidak langsung, yang berhubungan dengan
pembelian, penjualan, dan persediaan. Biaya persediaan bahan baku
atau barang yang dibeli untuk kemudian dijual kembali, biaya
termasuk pengiriman, penerimaan, penyimpanan dan seluruh biaya
yang terjadi sampai barang siap untuk dijual.
2. Fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Persediaan
a. Fungsi Gudang
Fungsi gudang bertanggungjawab penuh dalam semua kegiatan
penyimpanan barang persediaan di gudang dan fungsi gudang juga
bertanggungjawab pada sistem perhitungan fisik dimana fungsi
gudang harus melakukan penyesuaian data kuantitas persediaan
b. Fungsi Penjualan
Fungsi penjualan bertanggungjawab atas sistem penjualan barang
di perusahaan.
c. Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggungjawab terhadap persediaan barang
yang sudah menipis atau hampir habis kepada suplier.
d. Fungsi Penerimaan Barang
Fungsi penerimaan barang bertanggungjawab untuk melakukan
pemeriksaan terhadap jenis, mutu, kualitas, dan kuantitas barang
yang diterima dari suplier. Selain itu fungsi penerimaan barang
juga bertanggungjawab untuk menerima barang dari pembeli yang
diterima dari retur pembeli.
e. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi mempunyai tugas untuk mencatat keluar
masuknya uang dan fungsi pencatat masih tidaknya persediaan.
Di dalam sistem perhitungan fisik, fungsi akuntansi juga
bertanggungjawab dalam:
1) Mencatat harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke
dalam daftar hasil perhitungan fisik
2) Mengalikan kuantitas dan harga pokok per satuan yang
tercantum dalam daftar hasil perhitungan fisik
3) Melakukan pencatatan harga pokok total dalam daftar hasil
4) Melakukan penyesuaian terhadap kartu persediaan berdasarkan
data hasil perhitungan fisik persediaan.
5) Membuat bukti memorial untuk mencatat penyesuaian dan
persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil perhitungan
fisik persediaan.
f. Fungsi Perhitungan Fisik Persediaan
Fungsi perhitungan fisik persediaan ini melakukan tugasnya
sebagai penghitung fisik persediaan dan memberikan hasil
perhitungannya tersebut kepada bagian kartu persediaan untuk
nantinya digunakan sebagai penyesuaian terhadap catatan
persediaan dalam kartu persediaan.
3. Dokumen yang digunakan
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi persediaan
adalah:
a. Surat Permintaan Pembelian
Dokumen ini merupakan suatu formulir yang diisi oleh fungsi
gudang atau fungsi pemakaian barang untuk meminta fungsi
pembelian melakukan pembelian barang dengan jumlah, jenis,
mutu. Surat ini dibuat rangkap dua lembar setiap terdapat
permintaan, satu lembar digunakan untuk fungsi pembelian
sedangkan tembusannya digunakan untuk arsip dari fungsi yang
b. Surat Permintaan Penawaran Harga
Merupakan dokumen yang digunakan untuk meminta penawaran
harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulangkali
yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang benar.
c. Surat Order Pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok
yang telah dipilih.
d. Laporan Penerimaan Barang
Laporan ini merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian
gudang sebagai dasar pencatatan tambahan kuantitas barang dari
pemasok ke kartu gudang.
e. Laporan Pengiriman Barang
Laporan ini merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian
gudang untuk mencatat kuantitas persediaan yang dikirimkan
kembali kepada pemasok ke dalam kartu gudang.
f. Memo Debit
Merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian kartu persediaan
untuk mencatat kuantitas dan harga pokok persediaan yang
dikembalikan kepada pemasok ke dalam kartu persediaan.
g. Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang
Merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian gudang untuk
h. Bukti Pengembalian Barang Gudang
Digunakan oleh bagian gudang untuk melakukan pencatatan
tambahan kuantitas persediaan ke dalam kartu gudang. Selain itu,
juga dipakai oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat tambahan
kuantitas dan harga pokok persediaan ke dalam kartu persediaan,
untuk mencatat berkurangnya biaya ke dalam kartu biaya dan untuk
mencatat pengembalian barang ke dalam jurnal umum.
i. Kartu Perhitungan Fisik
Kartu ini digunakan untuk melakukan perekaman atau pencatatan
hasil perhitungan fisik dari persediaan.
j. Daftar Hasil Perhitungan Fisik
Daftar ini digunakan untuk meringkas data yang telah direkam ke
bagian dari kartu persediaan fisik.
k. Bukti Memorial
Bukti ini digunakan untuk membuktikan penyesuaian rekening
persediaan sebagai akibat dari transaksi tertentu atau adanya
perhitungan ulang fisik persediaan.
4. Catatan Akuntansi yang Digunakan
a. Kartu Gudang
Kartu gudang berfungsi untuk mencatat persediaan dan mutasi
barang yang disimpan di gudang. Kartu gudang tidak berisi data
tiap jenis barang yang disimpan di gudang. Kartu ini disimpan di
gudang untuk mencatat mutasi kuantitas fisik barang di gudang.
b. Kartu Barang
Kartu ini biasanya diletakkan pada tempat penyimpanan barang.
Kartu ini berfungsi sebagai indentitas barang yang disimpan.
c. Kartu Persediaan
Kartu ini digunakan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok
barang yang disimpan di gudang. Kartu ini juga digunakan sebagai
alat kontrol catatan kuantitas barang di gudang.
d. Kartu Hutang
Buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada
pemasok adalah kartu hutang.
e. Jurnal Umum
Jurnal umum berfungsi untuk mencatat jurnal harga pokok barang
yang dijual.
5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Persediaan
Prinsip-prinsip umum yang harus diperhatikan
(R.Soemita.A.K,1981:38-40)
a. Prosedur Permintaan Pembelian
Di dalam prosedur ini, fungsi gudang mengajukan permintaan
pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada
fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya
barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi
pembelian dengan menggunkan surat permintaan pembelian.
Surat permintaan pembelian ini merupakan surat bukti pesanan
pembelian. Surat permintaan pembelian ini merupakan suatu
bukti pesanan pembelian. Bagian pembelian akan mencocokkan
kondisi persediaan fisik persediaan sebelum menyetujui
permintaan pembelian. Tidak ada barang-barang yang dibeli
sebelum mendapat persetujuan dari instansi yang berwenang.
b. Prosedur Bagian Penerimaan Barang
Jika perusahaan terlalu kecil untuk menyelenggarakan
administrasi persediaan yang terus menerus, maka harus dibuat
suatu laporan penerimaan. Tiap daftar penerimaan barang harus
dicocokkan dengan pesanan pembelian dan mencatat banyaknya
barang-barang yang diterima, berikut tanggal penerimaannya
dalam surat pesanan pembelian. Karyawan yang diberi tugas
untuk menerima barang-barang tidak diijinkan untuk melihat
surat permintaan pembelian atau catatan-catatan pesanan
pembelian, supaya ia jangan mencatat banyaknya barang yang
dipesan, akan tetapi harus mencatat banyaknya barang-barang
yang benar-benar diterima yang mungkin berbeda dengan barang
yang dipesan, oleh karena adanya kesalahan-kesalahan dari pihak
kuantitas maupun kualitas untuk memperoleh keyakinan bahwa
yang dibayar adalah hanya barang-barang yang telah diterima.
c. Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang dari Gudang
(Mulyadi,2001:547)
Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan produk yang
dipakai dalan intern perusahaan. Dokumen sumber yang
digunakan dalam prosedur ini adalah bukti permintaan dan
pengeluaran barang gudang. Bukti ini dipakai oleh bagian gudang
untuk mencatat pengurangan persediaan karena pemakaian intern.
Bukti ini digunakan oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat
berkurangnya kuantitas dan harga pokok persediaan karena
pemakaian intern. Bukti ini juga digunakan sebagai dokumen
sumber dalam jurnal umum.
d. Sistem Perhitungan Fisik Persediaan
Prosedur perhitungan fisik persediaan (Mulyadi, 2001:575-585):
1) Deskripsi Kegiatan
Bagian kartu persediaan bertanggungjawab atas
terselenggaranya catatan akuntansi yang dapat diandalkan
mengenai persediaan yang disimpan di bagian gudang,
sedangan bagian gudang bertanggungjawab atas
penyimpanan fisik persediaan di gudang. Secara periodik,
catatan persediaan yang diselenggarakan di bagian kartu
fisik ada di gudang untuk menanggulangi masalah
kemungkinan kerusakkan barang karena penyimpanan atau
kehilangan barang yang disebabkan karena adanya
penggelapan/pencurian barang digudang.
Sistem perhitungan fisik persediaan umumnya
digunakan oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik
persediaan yang disimpan di gudang, yang hasilnya
digunakan untuk meminta pertanggungjawaban bagian
gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan, dan
pertanggungjawaban bagian kartu persediaan mengenai
keandalan catatan persediaan yang diselenggarakannya, serta
untuk melakukan penyesuaian terhadap catatan persediaan di
bagian kartu persediaan. Dalam bagian ini diuraikan sistem
perhitungan fisik persediaan yang merupakan salah satu
unsur pengendalian intern melekat terhadap persediaan.
2) Dokumen
Dokumen digunakan untuk merekam, mencatat, meringkas,
dan membukukan hasil perhitungan fisik persediaan adalah:
a) Kartu Penghitungan Fisik
Dokumen ini digunakan untuk merekam dan mencatat
hasil penghitungan fisik persediaan. Di dalam
penghitungan fisik persediaan, setiap jenis persediaan
pengecek. Kartu penghitungan fisik dibagi menjadi tiga
bagian, yang tiap bagian dapat dipisahkan satu dengan
lainnya dengan cara menyobeknya pada waktu proses
penghitungan fisik persediaan dilaksanakan.
b) Daftar Hasil Penghitungan Fisik
Dokumen ini digunakan untuk meringkas data yang telah
direkam di dalam bagian kartu penghitungan fisik. Data
yang disalin adalah nomor kartu penghitungan fisik,
nomor kode persediaan, nama persediaan, kuantitas, dan
satuan.
c) Bukti Memorial
Dokumen ini merupakan suatu dokumen sumber yang
digunakan untuk melakukan pembukuan adjustment
rekening persediaan sebagai akibat dari hasil
penghitungan fisik ke dalam jurnal umum. Data yang
digunakan dalam pembuatan bukti memorial adalah
selisih jumlah kolom harga pokok total dalam daftar
hasil penghitungan fisik dengan saldo harga pokok
persediaan yang bersangkutan menurut kartu persediaan.
3) Catatan Akuntansi yang Digunakan
a) Kartu Persediaan
Kartu persediaan digunakan untuk mencatat kuantitas
tercantum dalam kartu persediaan oleh bagian kartu
persediaan, berdasarkan hasil penghitungan fisik
persediaan. Kartu persediaan ini juga merupakan rincian
rekening kontrol persediaan yang bersangkutan dalam
buku besar.
b) Kartu Gudang
Kartu ini disimpan di arsip kantor gudang untuk
mencatat mutasi kuantitas fisik barang di gudang.
Berfungsi untuk melakukan pencatatan kuantitas
persediaan dan mutasi tiap jenis barang, namun hanya
berisi informasi kuantitas tiap jenis barang yang
disimpan di gudang.
c) Jurnal Umum
Jurnal umum di dalam sistem penghitungan fisik
persediaan digunakan untuk mencatat jurnal adjustment
rekening persediaan. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan antara saldo yang dicatat di dalam rekening
persediaan dengan saldo menurut perhitungan fisik.
4) Fungsi yang Terkait
Fungsi yang dibentuk untuk melakukan perhitungan fisik
persediaan hanya bersifat sementara, yang biasanya
berbentuk komite atau panitia. Anggotanya dipilih dari
persediaan dan tidak melaksanakan fungsi gudang. Panitia
perhitungan fisik terdiri dari:
a) Pemegang kartu perhitungan fisik
b) Penghitung
c) Pengecek
Sehingga fungsi yang terkait dalam sistem penghitungan fisik
persediaan adalah:
a) Panitia penghitungan fisik persediaan
b) Fungsi akuntansi
c) Fungsi gudang
5) Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Perhitungan Fisik
Persediaan
Menurut Mulyadi (2001:580), Jaringan prosedur yang
membentuk sistem perhitungan fisik persediaan antara lain:
a) Prosedur Penghitungan Fisik
Dalam prosedur ini, tiap jenis persediaan di gudang
dihitung oleh penghitung dan pengecek secara
independen yang hasilnya dicatat dalam kartu
penghitungan fisik
b) Prosedur Kompilasi
Dalam prosedur ini, pemegang kartu perhitungan fisik
melakukan perbandingan data yang dicatat dalam bagian
melakukan pencatatan data yang tercantum dalam bagian
ke-2 kartu perhitungan fisik ke dalam daftar perhitungan
fisik.
c) Prosedur Penentuan Harga Pokok Persediaan
Dalam prosedur ini, bagian kartu persediaan mengisi
harga pokok per satuan tiap jenis persediaan yang
tercantum dalam daftar penghitungan fisik berdasarkan
informasi dalam kartu persediaan yang bersangkutan
serta mengalikan harga pokok persatuan tersebut dengan
kuantitas hasil perhitungan untuk mendapatkan total
harga pokok persediaan yang dihitung.
d) Prosedur Adjustment
Di prosedur ini, bagian kartu persediaan melakukan
adjustment terhadap data persediaan yang tercantum dalam kartu persediaan berdasarkan data hasil
perhitungan fisik persediaan yang tercantum dalam
daftar hasil perhitungan fisik persediaan. Daftar prosedur
ini juga bagian gudang melakukan adjustment terhadap data kuantitas persediaan yang tercatat dalam kartu
6) Unsur Pengendalian Intern pada Sistem Perhitungan Fisik
Persediaan
Menurut Mulyadi (2001:581), unsur pengendalian intern
dalam sistem perhitungan fisik persediaan digolongkan ke
dalam tiga kelompok, yaitu:
a) Organisasi
1. Penghitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh
suatu panitia yang terdiri dari fungsi pemegang kartu
penghitungan fisik, fungsi penghitung, dan fungsi
pengecek.
2. Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan
selain karyawan fungsi gudang dan fungsi akuntansi
persediaan, karena karyawan di kedua fungsi inilah
yang justru dievaluasi tanggung jawabnya atas
persediaan.
b) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
1. Daftar hasil penghitungan fisik persediaan
ditandatangani oleh Ketua Panitia Penghitungan
Fisik Persediaan
2. Daftar hasil penghitungan fisik persediaan
ditandatangani oleh Ketua Panitia Penghitungan
3. Pencatatan hasil penghitungan fisik persediaan
didasarkan atas kartu penghitungan fisik yang telah
diteliti kebenarannya oleh pemegang kartu
penghitungan fisik.
4. Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil
perhitungan fisik berasal dari kartu persediaan yang
bersangkutan.
5. Adjustment terhadap kartu persediaan didasarkan pada informasi (kuantitas maupun harga pokok total)
tiap jenis persediaan yang tercantum dalam daftar
perhitungan fisik.
c) Praktik yang Sehat
1. Kartu penghitung fisik benomor urut tercetak dan
penggunaannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
pemegang kartu penghitungan fisik.
2. Penghitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan
dua kali secara independen, pertama kali oleh