BAB 2 DYNAMIC ECONOMIC DISPATCH
2.8 Delphi
Nilai π pada iterasi kedua biasanya bernilai 10 % lebih besar dari nilai π pertama, atau 10 % kurang dari nilai π pertama tergantug dari hasil perhitungan error pada iterasi tertentu.
Pada Tugas Akhir ini nilai error (π) ditentukan sebesar 0.01. Ketika diimplementasikan ke dalam persamaan, maka nilai lambda akan berhenti melakukan iterasi hingga mendapatkan nilai,
β ππ β ππ‘πππππ‘ = π, π = π½π’πππβ πΊππππππ‘ππ
π π
(2.43) Dimana setiap nilai ππ harus memenuhi syarat inequality constrain dan batasan ramp-rate yang digunakan untuk penyelesaian masalah DED pada Tugas Akhir ini.
2.8 Delphi
Delphi merupakan bahasa pemrograman berbasis Windows yang menyediakan fasilitas pembuatan aplikasi visual. Pada Tugas Akhir ini menggunakan Delphi untuk mengaplikasikan formula DED yang ada. Dengan menghasilkan aplikasi perhitungan DED yang memiliki interface yang mudah dipahami, dengan batasan masalah yang telah ditentukan. Delphi sendirinya memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
1. Kemudahan penyusunan User Interface, Delphi berkomitmen untuk menjadi Rapid Aplication Development (RAD). Maksudnya adalah bagaimana mempercepat perkembangan aplikasi.
2. Bahasa Object Pascal, merupakan salah satu varian dari bahas pascal dengan sejumlah penambahan, terutama terkait dengan dengan konsep Object Oriented Programing (OOP). Dengan salah satu kelebihan bahasa Pascal yang mudah dipahami dan tidak terlalu kompleks.
3. Native Code, hasil kompile Delphi adalah kode native untuk window 32. Ini berarti file exe yang dihasilkan oleh kompiler akan langsung dijalankan oleh mesin tanpa melalui software lain seperti Virtual Machine (VM). Secara umum native code lebih cepat daripada penjalan program dengan VM, hal ini dikarenakan Delphi menggunakan installer sederhana. Hasil dari Delphi adalah file exe tunggal, tanpa perlu file-file lainnya. Ketika memulai Delphi, maka akan ditempatkan ke dalam Integrated Development Environment (IDE). IDE ini menyediakan semua
21
alat yang dibutuhkan dalam merancang, mengembangka, menguji, debug, dan penyebaran aplikasi dalam waktu yang singkat. Dalam hal ini IDE mencangkup semua alat yang diperlukan untuk memulai perancangan aplikasi seperti seperti yang terlihat pada Gambar 2.7 berikut.
Gambar 2.7 Tampilan pengerjaan Delphi
Beberapa bagian penting yang perlu diketahui dalam pemrograman dengan menggunakan Delphi diantaranya adalah:
1. Form Designer atau Form, merupakan jendela kosong yang digunakan untuk merancang suatu User Interface (UI) dalam perancangan aplikasi yang sedang dibuat. Dapat dilihat pada Gambar 2.8 berikut,
22
2. Object Inspector, digunakan untuk mengatur dan memeriksa sekumpulan property yang berada di dalam Form untuk mendapatakan tampilan sesuai denganyang diinginkan. Object Inspector dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Tampilan Object Inspector
3. Object TreeView, digunkan untuk menampilkan dan mengubah hubungan antar komponen dalam Form. Tampilan dapat dilihat pada Gambar 2.10.
23
4. Code Editor, merupakan tempat penulisan dan edititing logika pemrograman yang sedang dibuat. Dapat dilihat pada Gambar 2.11.
24
25
BAB 3
IMPLEMENTASI DYNAMIC ECONOMIC
DISPATCH MENGGUNKAN ITERASI LAMBDA
DENGAN MEMPERHATIKAN RAMP-RATE
Dalam Tugas Akhir ini, iterasi lambda digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam perhitungan Economic Dispatch
(ED) yang kemudian akan diterapkan pada Dynamic Economic Dispatch
(DED). Hal ini dikarenakan perubahan batasan yang akan terjadi dalam persaaman perhitungan iterasi lambda pada DED. Pengaruh dari syarat batasan ramp-rate yang akan mempengaruhi perubahan batasan pembangkitan daya maximum dan daya minimum untuk mendapatkan hasil pembangkitan yang optimal. Sehingga dengan didapatkannya nilai kombinasi pembangkitan yang minimum akan didapatkan nilai biaya
minimum. Pengolahan data dan simulasi menggunakan aplikasi perhitungan yang dibuat dengan menggunakan Delphi untuk membantu penyelesaian Tugas Akhir ini. Alur penyelesaian serta penerapan metode akan diterapkan pada subbab 3.1 berikut.
3.1 Alogaritma DED
26
Alur dari penggunaan aplikasi perhitungan DED dimulai dengan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan. Mulai dari jumlah unit, koefisien tiap orde untuk Incremental Heat Rate, fuelcost, data batasan
maximum dan minimum tiap unit, batasan ramp-rate, dan nilai pembangkitan unit pada jam sebelum. Setelah itu menentukan berapa beban yang ingin diperhitungkan dan mengisi data beban pada setiap jam. Perhitungan akan mengggunakan metode iterasi lambda untuk menentukan pembangkitan setiap unit. Hasil pembangkitan akan dimasukan ke dalam persamaan fungsi biaya untuk mendapatkan nilai biaya pada beban setiap jam yang telah ditentukan.
3.2 Inisiasi Persamaan Objektif dan Constrain DED
Seperti yang telah dijelaskan di dalam bab 2 sebelumnya, DED memiliki persamaan objektif yang dipergunkan untuk mendapatkan nilai pembangkitan dan biaya ketika dikalikan dengan fuelcost. Persamaan objektif DED dapat dilihat dalam persaman berikut:
π»π(ππ(π‘)) = ππππ(π‘)2+ ππππ(π‘) + ππ (3.1) πΉπ(ππ(π‘)) = π»π(ππ(π‘)) Γ ππ’πππππ π‘ π (3.2) Dan dengan persamaan inequlity constrain yang telah di pengaruhi oleh ramp-rate dapat dilihat dalam persamaan:
ππ(π‘ β 1) β π·π π β€ ππ(π‘) β€ ππ π + ππ(π‘ β 1) (3.3) Dalam program perhitungan Delphi juga diberikan persamaan rugi-rugi yang telah ditentukan nilainya berupa Bloss matrix yang akan diiterasikan hingga mencapai nilai rugi-rugi yang tidak berubah. Persamaan rugi-rugi dalam DED dapat dilihat dalam persamaan:
ππππ π = β β ππ π΅ππ ππ + β π΅ππ ππ + π΅ππ π π π π π π (3.4) Sehingga dengan adanya penambahan nilai rugi-rugi akan menjadi beban tambahan dalam sistem operasi. Hal ini akan menghasilkan persamaan equality constrain, yaitu:
ππ‘πππππ‘ = ππππ π + πππππ (3.5) β ππ β ππ‘πππππ‘ = π, π = π½π’πππβ πΊππππππ‘ππ
π π
27
3.3 Agumen Input DED
Dari semua persaman dibuat argument inputan dalam bahasa Delphi sebagai masukan awal dalam perhitungan DED menggunakan iterasi lambda nantinya. Argumen yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Argument input
Argumen Keterangan
Coeff[i] Sebagai inputan awal dari nilai koefisien A, B, C dalam persamaan π»π(ππ(π‘)) = ππππ(π‘)2+ ππππ(π‘) + ππ Unitmax[i] Sebagai inputan awal dari batas pembangkitan unit (Pmax) maximum Unitmin[i] Sebagai inputan awal dari batasan pembangititan unit (Pmin) minimum UR[i] Sebagai inputan awal dari batasan atas ramp-rate (UR) DR[i] Sebagai inputan awal dari batasan bawah (DR) ramp-rate Fuelcost[i] Sebagai inputan awal nilai dari digunakan untuk persaman fuelcost yang
πΉπ(ππ(π‘)) = π»π(ππ(π‘)) Γ ππ’πππππ π‘ π
Unitsebelum [i]
Sebagai inputan dan identifikasi hasil Dynamic Economic Dispatch pada jam sebelumnya. Hasil nilai yang didapatkan dari perhitungan akan digunakan untuk menentukan inequality constrain yang baru untuk perhitungan DED dengan beban pada periode berikutnya
ππ(π‘ β 1) β π·π π β€ ππ(π‘) ππ(π‘) β€ ππ π + ππ(π‘ β 1)
Loadjam[i] Sebagai inputan nilai beban (πππππ) di setiap periode B00[i],
B0[i], B[i,i], B[i,j]
Sebagai inputan dari nilai koefisien pada Bloss matrix
dalam persamaan ππππ π = β β ππ π΅ππ ππ + β π΅ππ ππ + π΅ππ π π π π π π
28
3.3 Sintaksis DED
Sintaksis program merupakan perintah yang digunakan untuk melakukan pemanggilan program dengan argument input yang telah kita tentukan. Sintaksis yang digunakan dalam Delphi dilihat dalam Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Sintaksis
Sintaksis Keterangan
datadump Digunakan sebagai memasukkan semua data awal perhitungan di setiap periode ihr_ftn
Sebagai inisiasi turunan pertama persamaan π»π(ππ(π‘)) yang nantinya akan dikalikan dengan
fuelcost, sehingga didapatkan inisiasi ππΉππππ invers_ihr_ftn
Mencari nilai pembangkitan setiap unit ketika didapatkan nilai lambda
ππΉπ πππ = π (1 β πππππ π πππ ) lambda_search_ dispatch
Sebagai prosedure penjalanan metode iterasi lambda, yaitu dengan menentukan nilai ππ π‘πππ‘ dan βπ untuk proses iterasi. Hasil akhir bertujuan untuk mendapatkan jumlah nilai pembangkitan
β ππ β ππ‘πππππ‘ = π
π π
loss_matrix_ftn Mencari besaran nilai rugi-rugi dari persaman Bloss matrix prod_cost Mendapatkan nilai biaya pembangkitan setiap unit setelah mendapatkan nilai pembangkitan yang
optimal dari proses iterasi lambda
3.4 DED Meggunakan Metode Iterasi Lambda
Sebelum melakukan pemrograman yang kan diimplementasikan kedalam bahasa pemrograman Delphi yaitu bahasa Pascal, maka dibuat terlebih dahulu alur perhitungan DED.
Pada Tugas Akhir ini alur perhitungan DED menggunakan metode iterasi lambda, dari alur perhitungan didapatkan alur flowcart untuk dimplementasikan ke dalam Dlephi yang dapat digambarkan secara umum dalam Gambar 3.2 berikut,
29
Gambar 3.2 Flowcart iterasi lambda
Pada proses iterasi dibutuhkan nilai lambda awal dengan menggunakan prsamaan (3.7) dan perubahan lambda untuk proses iterasi pada persamaan (3.8).
ππ π‘πππ‘ =ππππ₯ β ππππ2 (3.7) βπ =ππππ₯ β ππππ2 (3.8) Dimana nilai dari ππππ₯ dapat ditentukan dengan menggunkan persamaan (2.34) dan nilai ππππ dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (2.33).
Beasarnya nilai lambda yang digunakan sebagai proses iterasi pada metode ini adalah,
30
Hingga didapatkan nilai lambda yang sesuai. Dalam hal ini nilai lambda akan berhenti ketika equality constrain telah terpenuhi. dengan syarat daya pembangkitan setiap unit harus memenuhi batasan,
ππ πππ β€ ππ(π‘) β€ ππ πππ₯ (3.10) ππ(π‘ β 1) β π·π π β€ ππ(π‘) β€ ππ π + ππ(π‘ β 1) (3.11) Dimana, ππΉπ πππ = π (1 β πππππ π πππ ) (3.12) Diberikan contoh perhitungan untuk memahami alur dari penggunaan metode iterasi lambda pada DED. Dapat dilihat pada contoh kasus ini, melakukan perhitungan DED menggunakan sistem dengan 3 unit generator. Dengan permintaan daya setiap periode berintervalkan waktu 1 jam. Contoh ini akan menjelaskan hasil perhitungan DED pada load 2 jam pertama, dengan data sebagai berikut:
Tabel 3.3 Contoh karakteristik pembangkit
Unit 1 Unit 2 Unit 3 A 0.00142 0.00194 0.0048 B 7.2 7.85 7.97 C 510 310 78 Pmin 150 100 50 Pmax 600 400 200 UR 10 30 20 DR 10 30 20 Fuelcost 1.1 1 1
Tabel 3.4 Contoh beban
Jam 1 2
Beban
850 800Berikut adalah hasil perhitungan DED yang didapatkan ketika tidak melihat hasil rugi-rugi daya.
31
Pertama DED akan melakukan perhitunga untuk beban pada jam ke 1 (satu) kemudian melakukan perhitungan pada jam ke 2 (dua). Seperti data yag digunakan pada Tabel 3.2,
JAM 1, Beban 850 MW Nilai heat rate :
π»π(ππ(π‘)) = ππππ(π‘)2+ ππππ(π‘) + ππ π»1 = 510 + 7.2π1 + 0.00142π12 π»2 = 310 + 7.85π2 + 0.00194π22 π»3 = 78 + 7.97π3 + 0.00482π32 Fungsi biaya : πΉπ(ππ(π‘)) = π»π(ππ(π‘)) Γ ππ’πππππ π‘ π πΉ1 = 561 + 7.92π1 + 0.001562π12 πΉ2 = 301 + 7.85π2 + 0.00194π22 πΉ3 = 78 + 7.97π3 + 0.00482π32
Batasan tiap unit untuk perhitungan jam ke 1 mrnggunkan batasam maximum dan minimum yang dimilki oleh pembangkit, sebab asumsi untuk melakukan perhitungann DED pada jam ke 1 adalah dimana keadaan setiap unit pembangkit sedang dipersiapkan untuk menyala,maka batasan utuk perhitungan DED jam ke 1:
ππ πππ β€ ππ(π‘) β€ ππ πππ₯ 150 β€ π1β€ 600 100 β€ π2β€ 400 50 β€ π3 β€ 200
32
Menetukan lambda minimum dan lambda maximum, dikarenakan nilia rugi-rugi tidak diperhitungkan maka nilai ππ = 1
ππππ = πππ (ππΉππππ ππ, π = 1 β¦ π½π’πππβ πΊππππππ‘ππ) ππππ = 8.2380
ππππ₯ = πππ₯ (ππΉππππ ππ, π = 1 β¦ π½π’πππβ πΊππππππ‘ππ) ππππ₯ = 9.8980
Menentukan lambda awal:
ππ π‘πππ‘ =ππππ₯ + πmin 2 = 9.0680
Menentukan perubahan lambda (dicari untuk melakukan iterasi): βπ =ππππ₯ β ππππ2 = 0.83
Melakukan metode iterasi lambda,
Yaitu dengan memasukkan nilai lambda yang didapat kemudian melakukan iterasi pada lambda dengan cara menambah dan mengurangi nilai lambda sebesar βπ2. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pembangkitan daya yang sesuai dengan load yang diinginkan. Dalam kasus ini load jam ke 1 yang diinginkan sebesar 850 MW.
Hasil proses iterasi lambda,
πππ‘ππ1 = 9.0680 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 795.3 πππ‘ππ2= 9.8980 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 1200 πππ‘ππ3= 9.4830 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 1057.3
33 . . πππ‘ππ17= 9.1483 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 850.0 π1 =2 Γ 0.001562 =π β 7.92 9.1483 β 7.922 Γ 0.001562 = 393.2 150 β€ π1 β€ 600 π1 = 393.2 π2 =2 Γ 0.00194 =π β 7.85 9.1483 β 7.852 Γ 0.00194 = 334.6 100 β€ π2 β€ 400 π2 = 334.6 π3 = π β 7.97 2 Γ 0.00482 = 9.1483 β 7.97 2 Γ 0.00482 = 112.2 50 β€ π3 β€ 200 π3 = 112.2
Maka didapatkan hasil DED pembangkitan tiap unit untuk beban jam ke 1 sebesar 850 MW adalah,
π1 = 393.2 π2 = 334.6 π3 = 122.2
Nilai biaya operasi didapatkan setelah semua nilai pembangkitan setiap unit telah diketahui yang kemudian dimasukkan ke dalam fungsi biaya, maka didapatkan biaya operasi setiap unit sebagai berikut
πΉ1 = 561 + 7.92π1 + 0.001562π12 πΉ1 = 561 + 7.92(383.2) + 0.001562(383.22) πΉ1 = 3825.06 ($/jam) πΉ2 = 301 + 7.85π2 + 0.00194π22 πΉ2 = 301 + 7.85(306.1) + 0.00194(306.12) πΉ2 = 2894.52 ($/jam)
34
πΉ3 = 78 + 7.97π3 + 0.00482π32
πΉ3 = 78 + 7.97(110.7) + 0.00482(110.72) πΉ3 = 1019.78 ($/jam)
JAM 2, beban 800 MW Batasan tiap unit jam ke 2:
ππ πππ β€ ππ(π‘) β€ ππ πππ₯ 150 β€ π1 β€ 600 100 β€ π2 β€ 400 50 β€ π3 β€ 200 Syarat ramp-rate: ππ(π‘ β 1) β π·π π β€ ππ(π‘) β€ ππ π + ππ(π‘ β 1)
Sehingga didapatkan batasan unit baru dengan memperhatikan kedua batasan.
Batasan baru tiap unit jam ke 2:
383.17 β€ π1 β€ 403.17 304.61 β€ π2 β€ 364.61 102.23 β€ π3 β€ 142.23
Menetukan lambda minimum dan lambda maximum, dikarenakan nilia rugi-rugi tidak diperhitungkan maka nilai ππ = 1
ππππ = πππ (ππΉπ
πππ ππ, π = 1 β¦ π½π’πππβ πΊππππππ‘ππ) ππππ = 8.9555
35
ππππ₯ = 9.3411 Menentukan lambda awal:
ππ π‘πππ‘ =ππππ₯ + πmin
2 = 9.0680 Menentukan perubahan lambda:
βπ =ππππ₯ β ππππ2 = 0.1928 Melakukan metode iterasi lambda,
Dengan memasukkan nilai lambda yang baru diakibatakan oleh pengaruh ramp-rate yang didapat kemudian melakukan iterasi pada lambda dengan cara menambah dan mengurangi nilai lambda sebesar
βπ
2. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pembangkitan daya yang sesuai dengan load yang diinginkan. Dalam kasus ini load yang diinginkan sebesar 800 MW.
Hasil proses iterasi lambda,
πππ‘ππ1= 9.1483 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 850.0 πππ‘ππ2= 8.9555 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 790.0 πππ‘ππ3= 9.0519 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 805.2 πππ‘ππ4= 9.0037 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 795.0 . . . πππ‘ππ14= 9.0376 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 800.0 π1 =2 Γ 0.001562 =π β 7.92 9.0376 β 7.922 Γ 0.001562 = 357.8 383.17 β€ π1β€ 403.17 π1 = 383.2
36 π2 =2 Γ 0.00194 =π β 7.85 9.0376 β 7.852 Γ 0.00194 = 306.1 304.61 β€ π2β€ 364.61 π2 = 306.1 π3 =2 Γ 0.00482 =π β 7.97 9.0376 β 7.972 Γ 0.00482 = 110.7 102.23 β€ π3β€ 142.23 π3 = 110.7
Maka didapatkan hasil DED pembangkitan tiap unit beban jam ke 2 sebesar 800 MW adalah,
π1 = 383.2 π2 = 306.1 π3 = 110.7 Nilai biaya operasi
πΉ1 = 561 + 7.92π1 + 0.001562π12 πΉ1 = 561 + 7.92(383.2) + 0.001562(383.22) πΉ1 = 3825.06 ($/jam) πΉ2 = 301 + 7.85π2 + 0.00194π22 πΉ2 = 301 + 7.85(306.1) + 0.00194(306.12) πΉ2 = 2894.52 ($/jam) πΉ3 = 78 + 7.97π3 + 0.00482π32 πΉ3 = 78 + 7.97(110.7) + 0.00482(110.72) πΉ3 = 1019.78 ($/jam)
Ketika nilai rugi-rugi diperhitungkan, Hasil pembangkitan pada tiap periode akan berubah menjadi lebih besar dari sebelumnya. Hal ini dikarenakan rugi-rugi akan menjadi daya tambahan sebagai beban. Nilai lambda pada proses iterasi akan berubah dikarenakn pengaruh dari ππ β 1. Jika dibandingkan dengan proses iterasi yang tidak melihat rugi-rugi daya, dimana nilai ππ = 1.
37
Nilai Pf didapatkan dalam persamaan berikut, ππ = 1
1 β πππππ π πππ (3.13) Dengan adanya besaran nilai rugi-rugi daya akan mengakibatkan penambahan beban. Sehingga pembangkitan akan berubah menjadi lebih besar dikarenakan beban yang bertambah.
Diberikan contoh kasus dengan menggunkan data tiga unit pembnagkit yang telah diberikan pada Tabel 3.1 dan data beban pada Tabel 3.2. Persaman rugi- rugi dinyatakan dalam sebuah Bloss matrix
yang telah ditentukan pada data berikut,
Tabel 3.5 Contoh Bloss matrix
Bij 1 2 3
1 0.00003 0 0
2 0 0.00009 0
3 0 0 0.00012
Berikut adalah perhitungan DED yang didapatkan dengan memperhatikan nilai rugi-rugi daya yang didapatkan,
JAM 1, beban 850 MW Nilai heat rate :
π»π(ππ(π‘)) = ππππ(π‘)2+ ππππ(π‘) + ππ π»1 = 510 + 7.2π1 + 0.00142π12 π»2 = 310 + 7.85π2 + 0.00194π22 π»3 = 78 + 7.97π3 + 0.00482π32 Fungsi biaya : πΉπ(ππ(π‘)) = π»π(ππ(π‘)) Γ ππ’πππππ π‘ π πΉ1 = 561 + 7.92π1 + 0.001562π12
38
πΉ2 = 301 + 7.85π2 + 0.00194π22
πΉ3 = 78 + 7.97π3 + 0.00482π32
Batasan tiap unit jam ke 1:
ππ πππ β€ ππ(π‘) β€ ππ πππ₯ 150 β€ π1 β€ 600 100 β€ π2 β€ 400 50 β€ π3 β€ 200 Besarnya nilai rugi-rugi daya pada iterasi 1:
ππππ π = β β ππ π΅ππ ππ + β π΅ππ ππ + π΅ππ π π π π π π ππππ π = 0.00003π12+ 0.00009π22+ 0.00012π32 π1 =πΌ50 + 600 2 = 375 π2 =100 + 4002 = 250 π3 =50 + 2002 = 125 ππππ π = 11.7
Menentukan besar beban baru akibat penamnhan nilai rugi-rugi pada iterasi 1,
ππ‘πππππ‘ = ππππ π + πππππ ππ‘πππππ‘ = 11.7 + 850 = 861.7
39
Ketika nilai rugi-rugi diperhitungkan, penetukan nilai lambda min dan lambda max dipengaruhi oleh nilai ππ. Hal ini dikarenakan nilai dari ππ β 1, sehingga nilai lambda min dan max akan didapatkan,
πππππ π ππ1 = 2(0.00003)(375) = 0.0225 πππππ π ππ1 = 2(0.00009)(250) = 0.045 πππππ π ππ1 = 2(0.00012)(125) = 0.03 πππ = 1 1 β πππππ π πππ ππ1 =1 β 0.02251 ππ2 =1 β 0.0451 ππ3 =1 β 0.031 ππππ = πππ (ππΉππππ πππ, π = 1 β¦ π½π’πππβ πΊππππππ‘ππ) ππππ = 8.5817 ππππ₯ = πππ₯ (ππΉππππ πππ, π = 1 β¦ π½π’πππβ πΊππππππ‘ππ) ππππ₯ = 10.2041
40
ππ π‘πππ‘ =ππππ₯ + πmin 2 = 9.3929 Menentukan perubahan lambda:
βπ =ππππ₯ β ππππ2 = 0.8112 Melakukan metode iterasi lambda untuk rugi-rugi iterasi 1,
Dengan memasukkan nilai lambda yang baru, kemudian melakukan iterasi pada lambda dengan cara menambah dan mengurangi nilai lambda sebesar βπ2. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pembangkitan daya yang sesuai dengan load yang diinginkan. Dalam kasus ini load yang diinginkan sebesar 861.7 MW. πππ‘ππ1= 9.3929 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 810.92 πππ‘ππ2= 10.2041 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 1200 πππ‘ππ3= 9.7985 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 1078.48 πππ‘ππ4 = 9.5957 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 944.7 . . . πππ‘ππ15= 9.4699 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 861.7 π1 =π(1 β 0.0225) β 7.922 Γ 0.001562 =9.4699(1 β 0.0225) β 7.922 Γ 0.001562 150 β€ π1 β€ 600 π1 = 427.9 π2 =π(1 β 0.045) β 7.852 Γ 0.00194 =9.4699(1 β 0.045) β 7.852 Γ 0.00194 100 β€ π2 β€ 400 π2 = 307.67
41
π3 =π(1 β 0.03) β 7.972 Γ 0.00482 =9.4699(1 β 0.03) β 7.972 Γ 0.00482 50 β€ π3 β€ 200
π3 = 126.12
Nilai π1, π2, π3 yang didapatkan kemudian digunakan untuk mencari rugi-rugi iterasi 2
ππΏππ π = 0.00003(427.92) + 0.00009(307.672) +0.00012(126.12.82)
ππππ π = 15.9
Menentukan besar beban baru akibat penamnhan nilia rugi-rugi pada iterasi 2,
ππ‘πππππ‘ = ππππ π + πππππ ππ‘πππππ‘ = 15.9 + 850 = 865.9 Menentukan lambda minimum dan lambda maximum:
πππππ π ππ1 = 2(0.00003)(427.9) = 0.02685 πππππ π ππ1 = 2(0.00009)(307.67) = 0.068103 πππππ π ππ1 = 2(0.00012)(126.12) = 0.03356 πππ = 1 1 β πππππ π πππ ππ1 =1 β 0.026851 ππ2 =1 β 0.0681031
42 ππ3 =1 β 0.033561 ππππ = πππ (ππΉππππ πππ, π = 1 β¦ π½π’πππβ πΊππππππ‘ππ) ππππ = 8.6097 ππππ₯ = πππ₯ (ππΉππππ πππ, π = 1 β¦ π½π’πππβ πΊππππππ‘ππ) ππππ₯ = 10.2070
Menentukan lambda start:
ππ π‘πππ‘ =ππππ₯ + πmin 2 = 9.4083 Menentukan delta lambda:
βπ =ππππ₯ β ππππ2 = 0.7986 Melakukan metode iterasi lambda untuk rugi-rugi iterasi 2,
Dengan memasukkan nilai lambda yang baru, kemudian melakukan iterasi pada lambda dengan cara menambah dan mengurangi nilai lambda sebesar βπ2. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pembangkitan daya yang sesuai dengan load yang diinginkan. Dalam kasus ini load yang diinginkan sebesar 865.9 MW. πππ‘ππ1= 9.4083 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 786.08 πππ‘ππ2= 10.2070 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 1200 πππ‘ππ3= 9.8076 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 1048.015 πππ‘ππ4= 9.5081 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 851.566 . .
43 πππ‘ππ16= 9.5300 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 865.9 π1 =π(1 β 0.02567) β 7.922 Γ 0.001562 =9.53(1 β 0.02567) β 7.922 Γ 0.001562 150 β€ π1 β€ 600 π1 = 437.1 π2 =π(1 β 0.05539) β 7.852 Γ 0.00194 =9.53(1 β 0.05539) β 7.852 Γ 0.00194 100 β€ π2 β€ 400 π2 = 278.9 π3 =9.53(1 β 0.03027) β 7.97 2 Γ 0.00482 = 9.53(1 β 0.03027) β 7.97 2 Γ 0.00482 50 β€ π3 β€ 200 π3 = 137.1
Nilai π1, π2, π3 yang didapatkan pada iterasi ke 2, kemudian digunkan untuk mencari rugi-rugi iterasi ke 3. Hal ini kan terus berlangsung hingga didapatkan nilai π1, π2, π3 pada rugi-rugi iterasi ke 11. Nilai rugi-rugi yang didapatkan pada iterasi ke 11 adalah sebesar 15.8 Sehingga total load yang diinginkan akan sebesar 865.8.
Didapatkan nilai lambda yang telah diiterasi untuk rugi-rugi pada iterasi ke 11 sebesar 9.5284, sehingga nilai yang pembangkitan setiap unit yang didapatkan sebesar
π1 = 435.2 π2 = 300.0 π3 = 130.7
Sehingga nilai biaya pada periode pertama didapatkan πΉ1 = 561 + 7.92π1 + 0.001562π12
πΉ1= 561 + 7.92(435.2) + 0.001562(435.22) πΉ1 = 4303.59 ($/jam)
44 πΉ2 = 301 + 7.85(300) + 0.00194(3002) πΉ2 = 2839.31 ($/jam) πΉ3 = 78 + 7.97π3 + 0.00482π32 πΉ3 = 78 + 7.97(130.7) + 0.00482(130.72) πΉ3 = 1201.65 ($/jam) JAM 2, beban 800 MW Batasan tiap unit jam ke 2:
ππ πππ β€ ππ(π‘) β€ ππ πππ₯ 150 β€ π1 β€ 600 100 β€ π2 β€ 400 50 β€ π3 β€ 200 Syarat ramp-rate: ππ(π‘ β 1) β π·π π β€ ππ(π‘) β€ ππ π + ππ(π‘ β 1)
Sehingga didapatkan batasan unit baru dengan memperhatikan kedua batasan.
Batasan baru tiap unit jam ke 2:
425.20 β€ π1 β€ 445.20 269.97 β€ π2 β€ 329.97 110.66 β€ π3 β€ 150.66 Besarnya nilai rugi-rugi daya pada iterasi 1:
ππππ π = 0.00003π12+ 0.00009π22+ 0.00012π32
45
π2 =269.97 + 329.972 = 299.97 π3 =110.66 + 150.662 = 130.66
ππππ π = 15.8
Menentukan besar beban baru akibat penambahan nilai rugi-rugi pada iterasi 1,
ππ‘πππππ‘ = ππππ π + πππππ ππ‘πππππ‘ = 15.8 + 800 = 815.8 Menetukan lambda minimum dan lambda maximum:
πππππ π ππ1 = 2(0.00003)(435.2) = 0.02611 πππππ π ππ1 = 2(0.00009)(299.97) = 0.05399 πππππ π ππ1 = 2(0.00012)(130.66) = 0.03136 πππ = 1 1 β πππππ π πππ ππ1 =1 β 0.026111 ππ2 =1 β 0.053991 ππ3 =1 β 0.031361
46
ππππ = πππ (ππΉππππ πππ, π = 1 β¦ π½π’πππβ πΊππππππ‘ππ) ππππ = 9.3293
ππππ₯ = πππ₯ (ππΉππππ πππ, π = 1 β¦ π½π’πππβ πΊππππππ‘ππ) ππππ₯ = 9.7274
Menentukan lambda awal:
ππ π‘πππ‘ =ππππ₯ + πmin 2 = 9.5284 Menentukan perubahan lambda:
βπ =ππππ₯ β ππππ2 = 0.1990 Melakukan metode iterasi lambda untuk rugi-rugi iterasi 1,
Dengan memasukkan nilai lambda yang baru, kemudian melakukan iterasi pada lambda dengan cara menambah dan mengurangi nilai lambda sebesar βπ2. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pembangkitan daya yang sesuai dengan load yang diinginkan. Dalam kasus ini load yang diinginkan sebesar 815.8 MW. πππ‘ππ1= 9.5284 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 865.83 πππ‘ππ2= 9.3293 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 805.824 πππ‘ππ3= 9.4288 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 821.56 πππ‘ππ4= 9.3791 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 810.83 . . . πππ‘ππ13= 9.4122 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 815.8
47 π1 =π(1 β 0.02611) β 7.922 Γ 0.001562 =9.4122(1 β 0.02611) β 7.922 Γ 0.001562 425.2 β€ π1 β€ 445.2 π1 = 425.2 π2 =π(1 β 0.05399) β 7.852 Γ 0.00194 =9.4122(1 β 0.05399) β 7.852 Γ 0.00194 269.97 β€ π2 β€ 329.97 π2 = 271.6 π3 =π(1 β 0.03136) β 7.972 Γ 0.00482 =9.4122(1 β 0.03136) β 7.972 Γ 0.00482 110.66 β€ π3 β€ 150.66 π3 = 118.9
Nilai π1, π2, π3 yang didapatkan kemudian digunakan untuk mencari rugi-rugi iterasi 2
ππΏππ π = 0.00003(425.22) + 0.00009(271.62) +0.00012(118.92)
ππππ π = 13.8
Menentukan besar beban baru akibat penambahan nilia rugi-rugi pada iterasi 2,
ππ‘πππππ‘ = ππππ π + πππππ ππ‘πππππ‘ = 13.8 + 800 = 813.8 Menetukan lambda minimum dan lambda maximum:
πππππ π ππ1 = 2(0.00003)(425.2) = 0.025512 πππππ π ππ1 = 2(0.00009)(271.6) = 0.048888 πππππ π ππ1 = 2(0.00012)(118.9) = 0.028536
48 πππ = 1 1 β πππππ π πππ ππ1 =1 β 0.0255121 ππ2 =1 β 0.0488881 ππ3 =1 β 0.0285361 ππππ = πππ (ππΉπ πππ πππ, π = 1 β¦ π½π’πππβ πΊππππππ‘ππ) ππππ = 9.3024 ππππ₯ = πππ₯ (ππΉππππ πππ, π = 1 β¦ π½π’πππβ πΊππππππ‘ππ) ππππ₯ = 9.6993
Menentukan lambda awal:
ππ π‘πππ‘ =ππππ₯ + πmin 2 = 9.5009 Menentukan perubahan lambda:
βπ =ππππ₯ β ππππ2 = 0.1985 Melakukan metode iterasi lambda untuk rugi-rugi iterasi 2,
Dengan memasukkan nilai lambda yang baru, kemudian melakukan iterasi pada lambda dengan cara menambah dan mengurangi nilai lambda sebesar βπ2. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pembangkitan daya yang sesuai dengan load yang diinginkan. Dalam kasus ini load yang diinginkan sebesar 813.8 MW.
49 πππ‘ππ1= 9.5009 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 864.87 πππ‘ππ2= 9.3024 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 805.82 πππ‘ππ3= 9.4016 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 827.28 πππ‘ππ4= 9.3520 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 810.82 . . . πππ‘ππ13= 9.3626 β¦ β¦ β¦ π‘ππ‘πππππ = 813.8 π1 =π(1 β 0.0255) β 7.922 Γ 0.001562 =9.3626(1 β 0.0255) β 7.922 Γ 0.001562 425.2 β€ π1 β€ 435.2 π1 = 425.2 π2 =π(1 β 0.0489) β 7.852 Γ 0.00194 =9.3626(1 β 0.0489) β 7.852 Γ 0.00194 269.97 β€ π2 β€ 329.97 π2 = 271.88 π3 =π(1 β 0.02854) β 7.972 Γ 0.00482 =9.3626(1 β 0.02854) β 7.972 Γ 0.00482 110.66 β€ π3 β€ 150.66 π3 = 116.75
Nilai π1, π2, π3 yang didapatkan pada iterasi ke 2, kemudian digunkan untuk mencari rugi-rugi iterasi ke 3. Hal ini kan terus berlangsung hingga didapatkan nilai π1, π2, π3 pada rugi-rugi iterasi ke 11. Nilai rugi-rugi yang didapatkan pada iterasi ke 11 adalah sebesar 13.7 Sehingga total load yang diinginkan akan sebesar 813.7.
Didapatkan nilai lambda yang telah diiterasi untuk rugi-rugi pada iterasi ke 11 sebesar 9.3608, sehingga nilai yang pembangkitan setiap unit yang didapatkan sebesar,
π1 = 425.2 π2 = 271.5
50 π3 = 117.0
Sehingga nilai biaya pada beban jam ke 2 didapatkan πΉ1 = 561 + 7.92π1 + 0.001562π12 πΉ1 = 561 + 7.92(425.2) + 0.001562(425.22) πΉ1 = 4210.95 ($/jam) πΉ2 = 301 + 7.85π2 + 0.00194π22 πΉ2 = 301 + 7.85(271.5) + 0.00194(271.52) πΉ2 = 2584.18 ($/jam) πΉ3 = 78 + 7.97π3 + 0.00482π32 πΉ3 = 78 + 7.97(117) + 0.00482(1172) πΉ3 = 1076.54 ($/jam)
3.5 Aplikasi Perhitungan DED Iterasi Lambda
Berikut akan dijelaskan mengenai aplikasi perhitungan yang digunkan dalam Tugas Akhir ini. Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya aplikasi perhitungan dibuat dengan menggunkan Delphi. Aplikasi yang digunakan khusus untuk melakukan perhitungan kasus penyelesaian DED. Berikut adalah tampilan aplikasi pada Gambar 3.3.
51
Tombol βTambahβ, βEditβ, dan βHapusβ digunkan untuk mengisi data karakteristik pembagit yang telah ditentukan. Label kosong pada βNumber of Periodeβ diisi untuk menentukan jumlah periode beban yang ingin diperhitungkan DED. Ketika tombol βEditβ digunkan maka akan muncul form pengisian data pembangkit seperti yang dipelihatkan pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Tampilan pengisian karakteristik pembangkit
Gambar 3.4 memperlihatkan, bagian label βMinimumβ dan βMaximum, diisi dengan nilai batasan minimum dan maximum masing-masing unit. Label βFuelcostβ diisi dengan nilai fuelcost setiap unit. Label βDRβ dan βURβ berisikan nilai batsan ramp-rate setiap unit. Pada tabel βOrde Polynomialβ orde 0 berisi koefisen C, orde1 berisi koefisien B dan orde 2 berisi koefisien A pada persaman (2.13). Label βunit (t-1)β diisikan nilai pembangkitan pada periode sebelumnya, jika diketahui.
Tombol βNextβ dan βPreviousβ digunakan untuk memindah form pengisian data katarakteristik pembangkit sebelum dan sesudah. Tombol βOkβ ditekan setelah data yang digunakan telah selesai diisi.
Pada Gambar 3.3, diberikan dua pilihan pengerjaan yaitu, ketika tidak melihat nilai rugi-rugi dengan memilih pilihan βNo lossβ, atau dengan memperhatikan nilia rugi-rugi dengan memilih βLoss Matrixβ yang kemudian dilanjutkan dengan menekan tombol βEdit Loss Marixβ, maka akan keluar form pengisiaan data Bloss matrix seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.5,
52
Gambar 3.5 Tampilan pengisian Bloss matrix
Pada Gambar 3.5 diberikan contoh ketika digunakan tiga unit pembangkitan. Sehingga kolom βMatrix B0β akan berjumlah 1 Γ 3 dan βMatrix Bβ akan berjumlah 3 Γ 3, sedangkan βB00β akan selalu berisikan 1 kolom. Hal ini telah disesuikan dengan penggunaan rumus rugi-rugi yang konstan pada persamaan (2.27). Setelah semua bilangan yang dibutuhan telah terisi, maka tombol βOkβ ditekan dan form akan kembali pada Gambar 3.3.
Setelah semua data yang digunakan telah diimputkan kemudian tekan tombol βRunβ pada Gambar 3.3, maka akan keluar form pengisian beban setiap periode yang diinginkan. Nilai beban yang digunakan adalah yang memenuhi batasan ramp-rate yang dimiliki setiap unit pembangkitan. Nilai beban juga tidak boleh melebihi kampasitas
maximum pembangitan dan tidak boleh kurang dari kapasitas minimum
dari pembangkitan. Form pengisian beban pada setiap periodenya dapat dilihat pada Gambar 3.6 berikut,
53
Gambar 3.6 Tampilan pengisian beban
Pada Gambar 3.6 diberikan contoh ketika periode beban yang ingin dilakukan perhitungan DED sebanyak dua periode. Sehingga akan muncul kolom pengisian beban βPeriode 1β dan βPeriode 2β. Tombol βOkβ ditekan setelah semua kolom pengisian beban disetiap periode telah disikan dan akan mucul form hasil keluaran perhitungan DED. Pada aplikasi ini diberikan pilihan pada βConsider Ramp-rateβ, jika menetan pilihan βYesβ maka DED akan diperhitungkan dengan melihat batasan
ramp-rate yang telah diisi pada Gambar 3.4. Jika pilihan βNoβ ditekan maka perhitungan DED akan dilakukan tanpa memperhatikan batasan
ramp-rate yang tentu saja sangat memungkinkan hasil perhitungan nantinya akan melanggar batasan ramp-rate. Hasil perhitungan akan ditampilkan seperti yang ditunnukkan pada Gambar 3.7.
54
Gambar 3.7 Tampilan hasil perhitungan DED
Pada Gambar 3.7 digunakan contoh perhitungan DED 3 unit generator pada 2 periode beban. Tombol βSave Reportβ berfungsi untuk menyimpan hasil perhitungan DED yang telah dilakukan. Data yang disimpan akan berupa file.txt.
55
BAB 4
ANALISA DAN SIMULASI DATA
Pada Bab ini akan menampilkan hasil simulasi perhitungan Dynamic Economic Dispatch dengan menggunkan iterasi lambda. Analisa yang dilakukan adalah melihat pengaruh ramp-rate dalam perhitungan DED. Diberikan beberap contoh kasus pada Bab 4 ini, yaitu kasus 1, kasus 2 sebagai uji validasi. Sedangkan kasus 3, kasus 4, kasus 5, dan kasus 6 digunakan untuk melihat pengaruh perhitungan DED dengan memperhatikan batasan ramp-rate. Pada kasus 5 dan kasus 6 akan terlihat pengaruh ramp-rate yang mengakibatkan selektivitas pembangkitan setiap unit.
4.1 Kasus 1
Pada kasus 1 digunakan data pembangkitan melihat dari reverensi [3] pada contoh kasus 3A, dan data beban dilanjutkan pada interval waktu 3 jam kedepan. Diberikan parameter up-rate (UR) dan down_rate (DR) sebagai batasan ramp-rate. Kasus ini akan melihat tiga periode beban dengan interval waktu satu jam setiap periodenya. Tujuan dari kasus 1 adalah sebagai uji validasi perhitungan DED telah tidak melebihi batasan yang diberikan ketika memperhatikan batasan ram-rate. Berikut adalah data yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.
Tabel 4.1 Data karakteristik pembangkit 3 unit Unit 1 Unit 2 Unit 3 A 0.00142 0.00194 0.0048 B 7.2 7.85 7.97 C 510 310 78 Pmin 150 100 50 Pmax 600 400 200 UR 10 30 20 DR 10 30 20 Fuelcost 1.1 1 1
56 Tabel 4.2 Data beban pembangkit 3 unit
Jam 1 2 3
Beban
850 800 825Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan aplikasi perhitungan Delphi yang telah dibuat, maka didapatkan hasil pembangkitan setiap unit pada Tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Pembangkitan kasus 1 dengan ramp-rate Jam Daya Pembangkit (MW)
Unit 1 Unit 2 Unit 3
1 393.2 334.6 122.2
2 383.2 306.1 110.7
3 381.4 325.1 118.4
Dari hasil pembangkitan dapat dilihat perubahan setiap unit untuk mencapai beban pada periode berikutnya. Perubahan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut,
Tabel 4.4 Perubahan pembangkit/jam kasus 1 dengan ramp-rate
Unit Jam
1 ke 2 2 ke 3
Unit 1 -10 -1.8
Unit 2 -28.5 19
Unit 3 -11.5 7.7
Tabel 4.4 menyatakan bahwa perubahan setiap unit pada interval setiap satu jam tidak melebihi batasan ramp-rate. Ini berarti aplikasi perhitungan Delphi dapat dijalankan sesuai dengan batasan yang telah diberikan.
Analisa pada kasus 1 dilanjutkan dengan menjalankan DED dengan tidak memperhatikan batasan ramp-rate. Didapatkan hasil pembangkitan setiap unit yang berbeda dengan DED yang memperhatikan batasan ramp-rate. Hal ini bertujuan untuk melihat hasil keluaran pembangkitan setiap unit pada setiap periode dapat dilakukan DED tanpa melihat
57
batasan ramp-rate akan memiliki pembangkitan yang sama dengan hasil yang ditunjukkan pad Tabel 4.4. Hasil pembangkitan dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut,
Tabel 4.5 Pembangkitan kasus 1 tanpa ramp-rate Jam Daya Pembangkit (MW)
Unit 1 Unit 2 Unit 3
1 393.2 334.6 122.2
2 369.7 315.7 114.6
3 381.4 325.2 118.4
Akan tetapi perubahan setiap unit untuk beban setiap jam tidak memenuhi batasan ramp-rate, meskipun daya yang dibangkitkan