• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 4 Denah Penulangan

Gambar L-4 -1 Denah Penulangan Pelat

Pot. A-A Pot. B -B Pot. C-C Gambar L -4 -3 Potongan Penulangan Balok Induk

Pot. A-A Pot. B -B Pot. C-C Gambar L-4 -4 Potongan Penulangan Kolom

2. Penulangan Model 2

Gambar L -4 -6 Denah Penulangan Balok Induk dan Kolom

Pot. A-A Pot. B -B Pot. C-C Gambar L -4 -7 Potongan Penulangan Balok Induk

3. Penulangan Model 3

Gambar L-4 -9 Denah Penulangan Pelat

Pot. A-A Pot. B -B Pot. C -C Gambar L-4-11 Potongan Penulangan Balok Induk

Pot. A-A Pot. B -B Pot. C -C Gambar L -4 -12 Potongan Penulangan Kolom

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Sistem struktur sangat perlu untuk dipahami oleh seorang perencana struktur agar dapat mendesain suatu struktur gedung yang baik. Pemahaman akan akan sistem stuktur diperlukan sehubungan dengan negara Indonesia yang saat ini sedang dalam pemulihan ekonomi memerlukan desain struktur yang ekonomis agar para investor dapat menjual kembali nilai bangunan yang dibangunnya

dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Selain hal yang telah dikemukakan tadi, salah satu alternatif pemilihan desain struktur adalah berdasarkan keinginan arsitek yaitu menginginkan agar tampilan desainnya propors ional dan indah dari sudut pandang arsitek. Salah satu keinginan arsitek adalah tinggi balok yang kecil sehingga bangunan tidak berkesan terlalu tinggi dan juga jumlah anak tangganya tidak terlalu banyak. Masing-masing jenis sistem struktur memiliki kelebihan dan kekurangannya, sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal dari masing-masing jenis sistem struktur tersebut. Dua parameter yang bisa dijadikan tolak ukur bagi penilaian struktur adalah kecilnya tinggi balok dan dimensi kolom dan ekonomisnya nilai bangunan.

Salah satu sistem struktur yang banyak dipakai adalah sistem struktur balok anak dan balok induk. Pada sistem struktur balok anak dan balok induk ini, perilaku strukturnya tergantung pada kondisi pelatnya. Untuk pelat yang perbandingan antara bentang panjang dengan bentang pendek lebih kecil dua disebut pelat dua arah. Variasi yang dapat dibuat pada sistem pelat dua arah ini adalah dengan meletakkan sejumlah balok anak pada kedua arah yang membagi panel pelat menjadi pelat dua arah. Dimensi balok anak yang membagi pelat menjadi pelat dua arah dapat merupakan balok anak dengan dimensi yang sama besarnya atau merupakan balok anak dengan dimensi yang berbeda. Untuk balok anak yang dimensinya sama besarnya akan menghasilkan gaya dalam pada balok induk yang hampir sama besarnya pada kedua arah, sehingga memberikan penulangan yang ekonomis untuk kolom yang berbentuk bujur sangkar. Untuk balok anak yang dimensinya berbeda akan menghasilkan gaya dalam pada balok induk yang tidak sama pada masing-masing arah karena kekakuan yang berbeda

dari balok anak mengakibatkan salah satu balok anak memikul balok anak yang lainnya, hal ini mengakibatkan penulangan pada kolomnya tidak ekonomis untuk bentuk kolom bujur sangkar.

Pada Tugas Akhir ini akan dibahas sistem struktur balok anak dan balok induk dengan pelat dua arah yang memakai balok anak pada kedua arah dengan dimensi yang sama. Untuk mempelajari perilaku sistem struktur ini terhadap kecilnya tinggi balok anak maupun balok induk serta ekonomisnya akan dilakukan perhitungan struktur untuk beberapa model balok anak dengan jarak yang berbeda-beda. Disini akan ditijau tiga model variasi peletakan balok anak, yaitu model satu dengan satu buah balok anak pada kedua arah, model dua dengan dua buah balok anak pada kedua arah dan model tiga dengan tiga buah balok anak pada kedua arah. Gambar (1.1, 1.2 dan 1.3).

Gambar 1.1 Struktur Model 1

Keterangan :

Jarak antar Balok Anak = 5 m Dimensi Kolom = 90x90 cm Dimensi Balok Induk = 75x90 cm Dimensi Balok Anak = 30x65 cm

Gambar 1.2 Struktur Model 2

Gambar 1.3 Struktur Model 3

Keterangan :

Jarak antar Balok Anak = 3,33m Dimensi Kolom = 80x80 cm Dimensi Balok Induk = 60x70 cm Dimensi Balok Anak = 30x40 cm

Keterangan :

Jarak antar Balok Anak = 2,5 m Dimensi Kolom = 75x75 cm Dimensi Balok Induk = 60x60 cm Dimensi Balok Anak = 30x40 cm

1.2

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Mencari dimensi yang terkecil untuk balok anak, balok induk dan kolom yang masih memenuhi persyaratan kekuatan dan lendutan dengan cara coba-coba pada program ETABS ver.9.04 untuk ketiga model yang ditinjau

2. Menghitung volume beton dan berat tulangan untuk pelat, balok anak, balok induk dan kolom untuk ketiga model yang ditinjau

3. Menghitung RAB (Rencana Anggaran Biaya) ketiga model untuk mencari struktur yang paling ekonomis

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Struktur gedung yang ditinjau adalah struktur gedung lima lantai

2. Perhitungan struktur dipilih Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)

3. Beban gempa yang dipakai adalah beban gempa wilayah 4, tanah sedang 4. Perhitungan volume beton dan berat tulangan dilakukan tiap lantai, kecuali

sloof tidak dimasukkan didalam perhitungan

5. Panjang bentang struktur gedung pada masing-masing arah adalah 10 m 6. Model 1 jumlah balok anak 2 buah pada masing-masing bentang dengan

jarak 5 m

7. Model 2 jumlah balok anak 4 buah pada masing-masing bentang dengan jarak 3,33 m

8. Model 3 jumlah balok anak 6 buah pada masing-masing bentang dengan jarak 2,5 m

9. Output Desain Penulangan memanjang untuk balok dan kolom

10.Penulangan sengkang balok maupun kolom tidak dihitung melainkan nilainya diasumsikan.

1.4 Sistematika Pembahasan

Secara garis besar sistematika penulisan tugas akhir ini sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, tujuan

penulisan, ruang lingkup pembahasan dan sistematika tugas akhir.

BAB II : Bab ini berisi teori mengenai sistem struktur balok anak dan balok induk, penentuan tebal pelat, menghitung gaya dalam pelat dan mendesain penulangan pelat dua arah.

BAB III : Bab ini berisi teori tentang analisis dan desain struktur gedung tahan gempa

BAB IV : Bab ini menyajikan hasil desain penulangan struktur cara program ETABS ver. 9.04 untuk tiga model struktur dan membandingan volume, berat dan harga ketiga model tersebut.

BAB V : Dari hasil perhitungan dan pembahasan cara program ETABS ver. 9.04 dibuat kesimpulan dan saran.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Setelah dilakukan analisis menggunakan program ETABS ver.9.04 pada Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Makin kecil jarak balok anak, maka balok induk akan menerima beban yang lebih besar. Karena pela t yang makin kaku sehingga gayanya beralih ke balok induk

2. Semakin sedikit balok anak, harga semakin murah tetapi dimensi balok anak lebih besar

3. Dari hasil pembahasan ketiga model struktur tersebut didapat besar biaya pengeluaran per meter persegi dari tiap model struktur :

• Model 1 : Rp. 644.233,27 /m2 Rp. 645.000 /m2

• Model 2 : Rp. 835.949,63 /m2 Rp. 836.000 /m2

• Model 3 : Rp. 1.008.347,28 /m2 Rp. 1.009.000 /m2

Perbandingan persen per meter persegi struktur model 2 terhadap struktur model 1 adalah 11,44 %, sedangkan struktur model 3 terhadap struktur model 1 adalah 40 % dan struktur model 3 terhadap struktur model 2 adalah 10%

Maka dapat disimpulkan struktur model 1 yang paling ekonomis 4. Struktur model 3 harganya lebih mahal dibandingkan struktur model 1

dan struktur model 2, tetapi mendapatkan dimensi balok induk dan kolom yang lebih kecil.

5.2 SARAN

1. Untuk menghasilkan biaya struktur yang ekonomis, perencana struktur harus mencoba -coba desain struktur yang paling cocok

2. Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dengan memakai pelat dua arah dapat dilakukan untuk struktur gedung yang lebih tinggi asalkan didukung dengan dimensi kolom yang diijinkan oleh arsitek.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Pekerjaan Umum, (2002), Standar Nasional Indonesia : SNI – 03 – 1726 – 2002, Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

2. Departemen Pekerjaan Umum, (2002), Standar Nasional Indonesia : SNI – 03 – 1726 – 2002, Tata cara perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

3. Edward G. Nawy, (2003), Reinforced Concrete, Fifth Edition, Pearson Education, Inc., New Jersey.

4. ETABS, (2004), Concrete Frame Design Manual, Computer and Structures Inc.

Dokumen terkait