• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Peran Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

4.2.5 Depo Farmasi

Depo farmasi rindu A melayani kebutuhan obat dan alat kesehatan habis pakai (AKHP) untuk pasien jamkesmas dan askes yang ada di ruangan rawat inap terpadu A dengan beragam penyakit seperti A1 penyakit dalam wanita, SIDA, dan psikiatri, A2 penyakit dalam pria, A3 paru, A4 bedah syaraf, neurologi, stroke corner, A5 gigi mulut, THT, mata, dan ruang kemoterapi untuk pasien kemoterapi, serta VIP yang melayani semua pola penyakit. Depo farmasi rindu A telah melayani pasien dengan sistem one day dose dispensing untuk obat injeksi dan oral. Pengendalian obat-obat mahal dilakukan dengan cara pengecekan dari status pasien, pencatatan tersendiri keluarnya obat serta pengembalian wadah bekas.

Depo farmasi rindu B melayani kebutuhan obat dan alat kesehatan habis pakai (AKHP) untuk pasien jamkesmas dan askes yang ada di ruangan rawat inap terpadu B1 kiri: Obgyn, Kewanitaan, B1 kanan: Anak dan Peritologi, B2 kiri: Bedah Digesti, Urologi, Onkologi, Plastik, B2 kanan: Instalasi Kardiovaskuler, B3 kiri: Ortopedi, Askes (untuk semua bedah), B3 kanan: VIP B. Depo farmasi rindu B melayani pasien dengan sistem one day dose dispensing. Sistem distribusi obat yang tepat adalah dengan menggunakan sistem unit dose dispensing yaitu pemberian obat oleh petugas depo perwaktu penggunaan obat, sehingga penggunaan obat oleh pasien lebih terpantau dan terjadwal.

Depo CMU lantai III melayani pendistribusian perbekalan kesehatan untuk pasien jamkesmas dan askes dan kebutuhan pada instalasi bedah pusat (IBP) dan instalasi perawatan intensif (IPI). CMU lantai III melayani kamar operasi,

recovery room, pasca bedah, ICU (anak, dewasa) dan ICU jantung. Pelayanan

untuk pasien operasi dari instalasi bedah pusat dilakukan dengan sistem paket sehingga pendistribusian menjadi lebih mudah, sedangkan pelayanan untuk pasien di runagan ICU dilakukan dengan one day dose dispensing.

Depo farmasi IGD melayani kebutuhan obat dan AKHP untuk pasien yang ada di IGD. Pasien emergensi yang tidak membawa jaminan tetap dilayani, dengan catatan tidak lebih dari 2x24 jam, jika lebih maka status pasien menjadi pasien umum. Depo IGD melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang masuk ke IGD yaitu pasien askes, pasien jamkesmas, pasien medan sehat, pasien jaminan kesehatan aceh, dan pasien yang tidak diketahui identitasnya (mr.x). Melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang di operasi elektif (yang sudah terjadwal

selain bedah syaraf dan jantung. Melayani pasien rawat inap di IGD yang baru melakukan operasi dengan sistem one day dose dispensing.

Denah ruangan masing-masing depo harus diperhatikan karena jumlah ruangan yang terbatas berakibat pada bercampurnya urusan administrasi, lalu lalang orang, barang dan ruang untuk pegawai dikhawatirkan dapat mengkontaminasi perbekalan farmasi, kehilangan barang dapat terjadi karena kontrol terhadap obat kurang, sehingga penataan ruangan yang lebih baik sangat diperlukan untuk menjamin kualitas dari perbekalan yang didistribusikan dan menjaga kehilangan barang.

4.3 Instalasi Gas Medis

Pengelolaan gas medis sudah ditangani oleh suatu instalasi khusus yaitu instalasi gas medis sejak Februari 2005. Ini dilakukan untuk pengembangan pelayanan, mengingat gas medis merupakan perbekalan farmasi yang termasuk

life saving yang sangat penting, dimana bila terjadi keterlambatan beberapa menit

saja dapat menyebabkan kejadian yang cukup fatal, bahkan kematian.

Instalasi gas medis telah mendistribusikan gas medis untuk melayani kebutuhan user-user yaitu:

a. instalasi rawat darurat b. instalasi rawat jalan c. instalasi bedah pusat

d. instalasi anestesi dan reanimasi e. instalasi kardiovaskuler

f. instalasi rindu A g. instalasi rindu B

h. instalasi diagnostik terpadu i. kemotoran (ambulance)

Instalasi gas medis mempunyai tugas yaitu:

a. menerima gas medis dalam bentuk gas cair ke dalam tangki b. menyimpan gas medis dalam bentuk tabung di gudang

c. mendistribusikan gas dalam bentuk tabung dan ke ruangan selama 24 jam d. melakukan pelaporan bulanan mengenai penggunaan gas medis

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh informasi bahwa sejak adanya penanganan khusus untuk gas medis yaitu dengan berdirinya instalasi gas medis maka pendistribusian gas medis ke unit-unit yang membutuhkan telah terlaksana dengan baik.

Kurangnya kontrol penggunaan gas pasien menjadi suatu masalah tersendiri, karena banyak pasien yang melepas selang gas tetapi alat tidak dimatikan, sehingga gas terbuang percuma. Kontrol penggunaan gas sangat perlu dilakukan, termasuk memberikan pengertian edukatif terhadap pasien maupun tenaga medis di lapangan. Penutup outlate banyak yang sudah lepas sebaiknya diganti untuk mencegah terjadinya kebocoran gas O2.

4.4. Instalasi Central Sterilized Supply Department (CSSD)

Berdasarkan pengamatan, CSSD telah melaksanakan kegiatan: pencucian, pengeringan, pengemasan/paket, pemberian label, pemberian indikator, sterilisasi, penyimpanan dan pendistribusian ke unit-unit yang membutuhkan perlengkapan steril. CSSD juga melakukan sterilisasi ruangan dengan cara pengasapan (fogging) dan penyinaran dengan sinar UV dan sterilisasi dengan etilen oksida untuk alat yang tidak tahan panas.

Perlengkapan yang disterilkan di central sterilized supply department

meliputi: a. instrumen b. linen c. AKHP

Prosedur sterilisasi di central sterilized supply department adalah:

a. peralatan direndam beberapa menit dalam larutan tablet germisep untuk menetralkan mikroba yang ada pada peralatan

b. setelah direndam di dalam larutan tablet germisep, peralatan ditransfer dari CMU ke ruang CSSD melalaui lift biru.

c. peralatan kemudian dicuci secara enzimatis sebanyak 10 ml selama 10 menit. d. peralatan kemudian dibersihkan dengan air mengalir

e. peralatan dikeringkan

f. peralatan diset dan dibungkus dengan kain linen dan ditambahkan surgey milk concentrat untuk menghindari karat ke dalamnya.

g. dibungkus sekali lagi dengan kain yang berlapis dua, untuk menghindari kontaminasi.

h. peralatan kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 132oC selama 15 menit dan dikontrol menggunakan indikator 3 M.

i. peralatan yang telah disterilisasi kemudian disimpan dalam ruang steril sebelum didistribusikan ke ruangan yang membutuhkan

BAB V

Dokumen terkait