• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL

6.2 Dermatitis Kontak

Tanda dan gejala dermatitis kontak alergi sangat tergantung pada alergen, tempat dan durasi pemaparan serta faktor individu. Pada umumnya, kulit tampak kemerahan dan bulla. Blister juga mungkin terjadi dan dapat membentuk crust dan scales ketika mereka pecah. Gatal, rasa terbakar dan sakit merupakan gejala dari dermatitis kontak alergi. Setelah pemaparan ursohiol, pada tahap awal reaksi adalah rasa gatal yang instensif kemudian diikuti eritema. Pasien yang menggaruk rasa gatal tersebut dapat mengakibatkan menyebarnya uroshiol ke daerah yang sebelumnya tidak terpapar sehingga rasa gatal dapat menyebar. Walaupun demikian, bulla atau vesikel yang pecah dapat menyebar ke daerah tubuh lain, namun cairan vesikel

tersebut tidak mengandung uroshiol. Tetapi, dengan terbukanya bulla/vesikel dapat mengakibatkan infeksi luka. Mikroba yang sering menginfeksi tersebut adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus kelompok A dan E. Coli. Bulla yang pecah tersebut dalam beberapa hari akan mengering dan membentuk crust. Urishiol yang tertinggal dipermukaan kulit dapat mengalami oksidasi oleh udara sehingga tampak kehitaman pada beberapa daerah kulit yang mengalami dermatitis.

Secara umum, tingkat keparahan dermatitis kontak alergi dapat dibagi menjadi tiga: dermatitis ringan, dermatitis sedang dan dermatitis berat.

a. Dermatitis ringan

Dermatitis ringan secara karakteristik ditandai oleh adanya daerah gatal dan eritema yang terlokalisasi, kemudian diikuti terbentuknya vesikel dan bulla yang biasanya letaknya membentuk pola linier. Bengkak pada kelopak mata juga sering terjadi, namun tidak berhubungan dengan bengkak di daerah terpapar, melainkan akibat terkena tangan yang terkontaminasi urosiol. Secara klinis, pasien mengalami reaksi di daerah bawah tubuh dan lengan yang kurang terlindungi.

b. Dermatitis sedang

ringan, gejala dan tanda dermatitis sedang juga meliputi bulla dan bengkak eritematous dari bagian tubuh.

c. Dermatitis berat

Dermatitis berat ditandai dengan adanya respon yang meluas ke daerah tubuh dan edema pada ekstremitas dan wajah. Rasa gatal dan iritasi yang berlebihan; pembentukan vesikel, blister dan bulla juga dapat terjadi. Selain itu, aktivitas harian pasien dapat terganggu, sehingga kadangkala membutuhkan terapi yang segera (sistemik atau parenteral), khususnya dermatitis yang telah mempengaruhi sebagian besar wajah, mata ataupun genital. Komplikasi dengan penyakit lain yang dapat terjadi adalah eosinofilia, serima multiform, sindrom pernafasan akut, gangguan ginjal, dishidrosis dan uretritis.

2.2.7 Diagnosis

Diagnosis dermatitis akibat kerja didasarkan pada riwayat penyakit, pemeriksaan jasmani, perjalanan erupsi dan pemeriksaan laboratorik (uji tempel dan biopsy).

2.2.7.1 Anamnesis

Informasi yang tepat yang dapat membantu menegakkan diagnosis adalah:

a. Jenis pekerjaan

c. Zat yang ditangani langsung atau yang terdapat di lingkungan kerja

d. Pakaian pelindung, tindakan protektif dan bahan pembersih yang digunakan

e. Permulaan dan perjalanan erupsi (perbaikan atau penyembuhan lesi bila bebas dari pekerjaan untuk periode tertentu).

f. Pengobatan sebelumnya (sendiri atau tenaga professional). g. Pemeriksaam jasmani

Penampilan klinis erupsi dan lokasinya dapat member keterangan tentang kemungkinan penyebabnya. Seluruh permukaan tubuh seharusnya diperiksa untuk mencari tempat-tempat erupsi. Perlu diperhatikan lokalisasi kelainan kulit apakah ditempat yang sering kontak dengan bahan-bahan yang dicurigai seperti daerah tangan, pergelangan tangan, lengan bawah, fossa cubiti, kaki atau muka. Iritasi primer menyebabkan kulit tidak elastis dan terasa kaku, rasa tidak enak karena kering, gatal – gatal sebab peradangan dan rasa sakit karena timbulnya fisura, vesicular dan ulcus.

2.2.7.2 Uji tempel/Patch test

Pada uji tempel, sejumlah kecil zat penyebab yang dicurigai dalam konsentrasi tertentu, dioleskan atau ditempelkan pada permukaan kulit. Reaksi uji tempel dinilai positif bila dalam

24 sampai 48 jam timbul kemerahan, edema atau vesikel pada tempat yang ditempelkan. Untuk mengerjakan dan menilai hasil uji tempel, dibutuhkan pengetahuan yang khusus. Untuk menghindari terjadinya eksaserbasi erupsi, sebaiknya hanya dokter yang berpengalaman dalam uji tempel yang melakukannya.

Biopsy dan pemeriksaan histopatologik dilakukan untuk membantu mengidentifikasi beberapa dermatosis akibat kerja dan bila telah dicurigai terjadinya suatu keganasan.

2.3 Pengertian salon kecantikan

Salon kecantikan adalah sarana pelayanan umum untuk kesehatan kulit rambut dan tubuh dengan perawatan kosmetik secara manual, preparatif, aparatif dan dekoratif yang modern maupun tradisional tanpa tindakan operasi atau bedah. Salon kecantikan merupakan sebuah usaha yang berhubungan dengan perawatan kosmetik untuk pria dan wanita. Variasi lain dari jenis ini termasuk usaha salon rambut dan spa. Disini terdapat perbedaan antara salon kecantikan dan salon rambut dan meskipun banyak usaha kecil yang menawarkan banyak set perawatan; salon kecantikan menyediakan layanan umum yang berkaitan dengan kesehatan kulit, wajah estetika, perawatan kaki, aromaterapi, bahkan meditasi, terapi oksigen, mandi lumpur, dan tak terhitung layanan lainnya (Citra D, 2012).

2.3.1 Pengertian Stylist dan Kapster

yaitu pekerja sebagai stylist dan pekerja sebagai kapster. Stylist merupakan pekerja salon yang secara langsung dalam memberikan layanan kepada pelanggan, baik dalam hal pemilihan model potongan rambut, pemotongan rambut, serta mengevaluasi hasil kerja kapster. Sedangkan kapster merupakan pekerja salon yang menyiapkan pelanggan sebelum mendapatkan layanan seperti mencuci rambut, mengeringkan rambut, creambath, perawatan kuku, dan lain sebagainya. Namun kebanyakan salon sekarang ini mengharuskan pekerja untuk ahli sebagai stylist maupun kapster.

2.3.2 Tugas Stylist dan kapster pada salon kecantikan 2.3.2.1Stylist

a. Pemangkasan rambut (Hair cut)

Pemangkasan rambut dilakukan secara bertahap yaitu :

1) Pertama-tama rambut dicuci dengan menggunakan produk shampoo selama beberapa menit, dibilas hingga bersih, lalu diikuti dengan pemakaian pelembab.

2) Setelah itu rambut dikeringkan dengan menggunakan sebuah handuk, dan pelanggan dipersilahkan untuk duduk di depan cermin. Pelanggan diberi tatakan kip (baju gunting) agar guntingan rambut tidak mengotori pakaianpelanggan. Rambut yang masih basah disisir, dan rambut siap untuk dipangkas. Dalam proses pemangkasan digunakan dua jenis

sisir (sisir pembersih rambut dan sisir halus) dan dua jenis gunting (gunting potong dan gunting penipis).

3) Setelah pemangkasan selesai, rambut dibilas !agi dengan air untuk membersihkan sisa-sisa potongan rambut. Setelah dibilas bersih, rambut dikeringkan dengan menggunakan alal pengering rambut (hairdryer) danrambut ditata sesuai dengan keinginan dan selera pelanggan.

b. Pengeritingan rambut (Hairperm)

Peralatan dan obat yang diperlukan dalam proses pengeritingan rambut antara lain adalah:

1) Gulungan keriting, tersedia dalarn beberapa pilihan yaitu: Gulungan besar,kecil, sedang, keriting sosis, atau keriting papan.

2) Kertas keriting, yang digunakan untuk menyerap obat keritingc.

3) Steamer, untuk rambut yang sukar dikeriting. 4) Sisir halus, topi, dan hairdryer.

5) Obat keriting,

Tahap-tahap dalam pengeritingan rambut adalah :

1) Pertama-tama rambut dicuci dengan menggunakan produk shampoo kemudian dibilas hingga bersih, lalu diikuti dengan menggunakan produk pelembab (conditioner), lalu dibilas hingga bersih.

2) Setelah rambut dicuci dan lalu dikeringkan dengan menggunakan handuk serta disisir rapi, kemudian digulung dengan gulungan keriting sesuai dengan keinginan pelanggan (besar, kecil, sedang, keriting sosis, atau keriting papan), yang disertai dengan kertas keriting. 3) Selesai digulung, diberikan obat keriting pada

masing-masing kertas yang ada pada tiap-tiap gulungan, dan dibiarkan selama 20 sampai 25 menit. Kemudian dilakukan netralisir selama 7 sampai 10 menit. Pemakaian topi dilakukan agar obat lebih meresap di rambut. Jika rambut sulit untuk dikeriting maka dapat digunakan steamer. 4) Setelah proses pengeritingan selesai dilakukan pembilasan

ulang dengan shampoo dan conditioner. Rambut dikeringkan dengan menggunakan handuk dan hairdryer, lalu ditata sesuai dengan keingjnan pelanggan.

c. Pewarnaan rambut (Hair colouring)

Peralatan yang digunakan daiam proses pewarnaan rambut antara lain adalah :

1) Sisir kuas

2) Jepitan rambut, untuk menjaga agar rambut yang belum diberi wama tidak tercampur dengan rarabut yang sudah diberi wama.

4) Sarung tangan, untuk melindungi tangan dari cat rambut. 5) Baju cat, yang dikenakan oleh penata rambut agar pakaian

tidak terkena catrambtit. 6) Cat rambut

Tahap-tahap dalam pewamaan rambut adalah:

1) Rambut terlebih dahulu dicuci dengan menggunakan shampoo dan conditioner.

2) Setelah dibilas bersih, lalu dikeringkan dengan menggunakan handuk dan hairdryer. Proses pengecatan rambut dimulai dari ujung rambut sampai mendekati akar rambut, kurang lebih 1 cm dari kulit kepala. Setelah pengecatan selesai lalu didiamkaii selama 25 hingga 35 menit.

3) Tahap berikutnya melakukan pengecatan akar rambut selama 10 sampai 15 menit. Setelah proses pewamaan selesai, rambut dibilas kembai dengan menggunakan shampoo dan conditioner serta air hangat.

4) Setelah dikeringkan dengan menggunakan handuk dan hairdryer, kemudian ditata sesuai dengan keinginan pelanggan.

d. Highlighting

Highlighting adalah proses pewaraaan rambut yang diambil secara bertahap, sedikit demi sedikit.

Tahap-tahap dalarn pewaraaan higlighting ini adalah : 1) Pertama-tama rambul dicuci bersih dengan menggunakan

shampoo dan conditioner.

2) Setelah dikeringkan dengan menggunakan handuk dan hairdryer kemudian dimulai proses tersebut dengan menggunakan kertas timah untuk melapisi rambut, mengambil rambut dengan cara merajut dari akar rambut hingga ujung rambut.

3) Setelah diolesi dengan cat rambut, kcmudian didiamkan selama 40 sampai 45 menit.

4) Setelah itu kertas timah dibuka dan rambut dibilas kembali dengan menggunakan shampoo dan conditioner, lalu rambut dikeringkan dengan menggunakan handuk dan hairdryer serta ditata sesuai dengan keinginan pelanggan. 2.3.2.2 Kapster

a. Perawatan rambut (Hair treatment/Creambath)

Layanan lain yang ditawarkan Salon adalah perawatan rambut atau yang lebih dikenal dengan creambath. Perawatan rambut ini sangat berguna bagi pelanggan yang mempunyai masalah dengan rambut seperti kerontokan rambut, berketombe, dan lain sebagainya. Bagi pelanggan yang tidak mempunyai masalah, dapat merawat rambutnya secara berkala untuk menjaga kesehatan dan kebersihan rambut serta kulit kepala. Perlengkapan yang digunakan untuk

merawat rambut antara lain adalah: jepitan rambut, hairbando, sisir (sisir garpu dan sisir blow), dan krim untuk perawatan rambut {creambath cream).

Tahap-tahap dalam perawatan rambut adalah sebagai berikut:

1) Pertama-tama rambut dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan produk shampoo lalu rambut dibilas bersih, diikuti dcngan pemakaian produk pelembab (conditioner), dan rambut dibilas hingga bersih.

2) Setelah itu rambut dikeringkan dengan menggunakan handuk dan pelanggan dipersilahkan duduk di depan cermin. Rambut disisir rapi lalu diberikan krim sesuai dengan keinginan pelanggan. Pemberian krim dilakukan secara merata ke seluruh bagian rambut disertai pemijatan di seluruh bagian kepalaselama 10 sampai 15 menit. Pemijatan ini dilakukan untuk membuat pelanggan menjadi lebih rileks dan jika perlu juga dilakukan pemijatan dibagian punggung.

3) Selelah pemberian krim dan pemijatan selesai, pelanggan diberi hair bando dan diteruskan dengan melakukan proses penguapan (steam) pada rambut yang dilakukan selama 5 sampai 10 menit. 4) Setelah selesai di-steam, rambut didinginkan sebentar selama 2

menit, lalu dibilas dengan air hangat, dan diakhiri dengan penyiraman air dingin agar pori-pori rambut tertutup kembali.

5) Setelah itu rambut dikeringkan dengan menggunakan handuk kecil dan hairdryer, dan rambut ditata sesuai dengan keinginan pelanggan.

b. Perawatan wajah (Facial treatment)

Perawatan wajah atau yang dikenal dcngan sebutan facial merupakan perawatan yang bertujuan untuk membersihkan kulit wajah dari jerawat, komedo, atau lapisan lulit yang sudah mati. Setelah menjalani perawatan ini maka wajah akan terlihat lebih segar, bersih, dan terawat.

Tahap-tahap yang dilakukan dalam perawatan muka adalah :

1) Pertama-tama wajah dibersihkan dengan menggunakan susu pembersih, diikuti dengan penyegar.

2) Kemudian digunakan krim yang mengandung butiran halus untuk mengangkat sel-sel kulit mati pada wajah, disertai dengan sedikit pemijatan di seluruh bagian wajah. Lalu dibersihkan dengan air.

3) Setelah itu wajah diberi masker khusus dan diberi uap air selama 10 sampai15 meriit. Pemberian uap air ini bertujuan untuk membuka pori-pori wajah, sehingga kotoran yang ada di dalam pori-pori dapat dengan mudah dibersilikan Setelah itu wajah dibersihkan dengan menggunakan air hangat.

4) Bagian wajah yang berjerawat disterilkan dengan raenggunakan alkohol dan jerawat dikeluarkan dengan menggunakan alat.

Setelah proses pengangkatan jerawat selesai, wajah dibersihkan dengan air dan diberi masker pendingin yang berfungsi untuk menutup kembali pori-pori pada wajah dan didiamkan selama 10 sampai 15 menit. Setelah itu wajah dibersihkan dengan menggunakan air hangat.

c. Perawatan tubuh secara tradisional atau lulur (Tradisional body massage}

Perawatan tubuh secara tradisional ini menggunakan bahan-bahan berasal dari alam atau rempah-rempah. Lulur diberikan secara merata ke seluruh tubuh sambil dilakukan pemijatan dengan tujuan agar pelanggan merasa lebih rileks dan dapat menghilangkan stres. Lulur ini berfungsi untuk membersihkan kotoran-kotoran yang melekat pada kulit tubuh. Apabila hal ini dilakukan secara teratur maka pelangganakan mendapatkan kulit tubuh yang bersih, halus, dan tubuh menjadi terasa segar kembali.

d. Perawatan tangan dan kaki (Manicure and Pedicure}

Perawatan tangan dan kaki bertujuan agar kaki dan tangan terlihat bersih,sehat dan terawat. Peralatan yang digunakan dalam perawatan kuku tangan dan kuku kaki antaralain adalah:

1) Steamer, untuk menguatkan kuku tangan dan kuku kaki.

2) Sikat pembersih, untuk membersihkan sisa-sisa sel kulit mati yang ada pada tangan dan kaki.

3) Gunting kuku untuk membentuk kuku kaki dan kuku tangan sesuai dengan keinginan pelanggan.

4) Vitamin dan krim untuk kesehatan kuku. 5) Pewama kuku (cutex).

Dalam perawatan kuku tangan terdapat beberapa tahap yang dilakukan,yaitu:

1) Tangan dan kaki direndam dalam air hangat untuk membuka pori-pori tangandan kaki.

2) Tangan dan kaki dikeringkan dan diberikan pemakaian vitamin dan krim untuktangan dan kaki.

3) Dilakukan pemotongan kuku kaki dan tangan serta pembersihan kutikula kuku.Kuku dibentuk sedemikian rupa agar terilhat rapi sesuai dengan keinginanpelanggan. Selesai digunting, tangan dan kaki diberikan lagi vitamin dan krim.

4) Lalu digunakan steamer untuk menguatkan kuku tangan dan kuku kaki, disertaidengan pemijatan-pennjatan ringan di bagian lengan dan kaki. Kemudiandikeringkan dengan menggunakan handuk.

5) Pemakaian wama kuku (cutex), sesuai dengan keinginan pelanggan, yang disertai dengan pemberian vitaimin kuku, agar kuku menjadi kuat (tidak mudah patah) dan sehat.

2.3.3.1 Pengertian kosmetika

Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan, dimasukkan, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik, atau mengubah rupa dan tidak termasuk golongan obat. Bahan adalah zat atau campuran zat, berasal dari alam dan atau sintetik yang dimasukkan untuk digunakan dalam memproduksi kosmetika.

Zat warna, adalah zat atau campuran zat yang dapat digunakan pada kosmetika untuk mewarnai lapisan luar tubuh manusia atau tanpa bantuan zat lain. Zat warna bacam, adalah zat warna yang dijerapkan (diabsorpsikan) atau diendapkan pada substratum dengan maksud untuk memberikan corak dan intensitas warna yang sesuai dengan yang dikehendaki. Zat warna campur, adalah campuran dua atau lebih jenis zat warna dengan atau tanpa zat pengencer dengan maksud untuk memberikan corak dan intensitas warna yang sesuai dengan yang dikehendaki. Substratum adalah zat penyerap (mengabsorpsi) atau mengendapkan zat warna dengan maksud untuk memberikan corak dan intensitas warna yang sesuai dengan yang dikehendaki.

1. Cream, pada prinsipnya preparat cream ini merupakan emulsi oil inwater, secara umum berfungsi untuk : mempertahankan kelembaban kulit, memperlunak kulit, mencegah terjadinya penguapan air.

2. Lotion, preparat berbentuk cair, baik terlarut kadang-kadang terdapat endapan.

3. Bedak powder, untuk menutupi pori-pori dan riasan muka di atas foundation.

4. Stick, kosmetika yang dibuat berbentuk tongkat kecil yang dalam pembuatannya dibuat dengan bahan yang dapat mencair pada suhu badan. Contoh: lipstik sebagai pemberi warna dan menghias bibir, deodorant stick, untuk mencegah dan menghilangkan bau badan yang tidak menyenangkan.

5. Salep, kosmetika setengah padat yang merupakan campuran bahan dasar salep, contoh; hair pomade untuk merawat dan mengharumkan serta menjaga kondisi rambut.

6. Aerosol, suatu preparat berbentuk cair dalam tabung untuk pengeluarannya dibantu dengan tekanan gas, contoh hair spray untuk mengatur rambut sesuai dengan kondisi yang diinginkan.

7. Shampo, Preparat cair yang berbusa untuk membersihkan rambut dan kulit kepala serta melemaskan, membentuk rambut, dan mudah disisir. Dalam penggunaannya shampoo

ini harus disesuaikan dengan keadaan rambut, apakah rambut kering, berminyak, atau normal.

2.3.3.3 Bahan kosmetika yang tidak diizinkan untuk digunakan dalam produksi kosmetika

1. Antimon dan senyawanya. 2. Arsen dan senyawanya

3. Barium dan garamnya, kecuali barium sulfat 4. Berlium dan senyawanya

5. Bitional 6. Fosfor

7. Hidrokinon Monobenzileter 8. Hormon

9. Kadmium dan senyawanya 10. Kloroform

11. Krom dan senyawanya, kecuali zat warna hijau K4 dan hijau K5 Perak dan senyawanya

12. Raksa dan senyawanya, kecuali fenilraksa nitrat dan tiomersal yang digunakan sebagai pengawet dalam preparat tata rias mata.

13. Salisilanilida terhalogenkan

14. Selenium dan senyawanya, kecuali selenium Disulfida dan shampo tidak lebih dari 2 %

16. Timbal dan senyawanya, kecuali timbal asetat dalam preparat rambut tidak lebih dari 2 %

17. Torium dan senyawanya 18. Vinil Clorida

19. Zirkonium dan senyawanya

2.3.3.4 Menurut Bahan Dan Cara Pembuatannya

1. Kosmetika modern dibuat dari bahan kimia dan diformulasikan secara ilmiah modern. Diantara yang termasuk golongan ini ialah yang disebut Cosmetics medicated atau cosmedics.

2. Kosmetika Tradisional dibuat dari bahan-bahan alam dan diolah menurut resep dan cara tradisional yang turun temurun.

2.3.4 Pengendalian Risiko Paparan Bahaya Kimia (Kosmetika) pada salon kecantikan (Rifqie M, 2003)

2.3.4.1Personal Hygiene

Kesehatan pribadi khususnya bagi mereka yang terlibat dan bekerja pada sebuah salon kecantikan perlu diperhatikan, karena hal ini selain penting untuk dirinya sendiri juga berkepentingan untuk pelanggan dan keberlangsungan perusahaan.

Syarat utama bagi seorang pegawai disebuah salon adalah memiliki kesehatan yang baik. Untuk itu disarankan para pekerja melakukan test kesehatan, terutama test darah dan pemotretan rontgen pada dada untuk melihat kesehatan paru-paru dan saluran pernafasan. Ada 2 kelompok penderita penyakit yang tidak boleh diderita oleh seorang pegawai salon, antara lain penyakit saluran pernafasan, dan penyakit kulit, karena penyakit ini sudah pasti dapat menular pada para pelanggannya pada saat dia mengadakan perawatan.

Ada beberapa hal yang harus dikembangkan dan dijaga oleh para pegawai salon kecantikan antara lain secara jasmaniah diantaranya adalah:

1. Pemeliharaan tubuh, dan alat-alat tubuh

Pemeliharaan tubuh, dan alat-alat tubuh seperti pencucian tangan, tangan yang kotor atau terkontaminasi dapat memindahkan bakteri dan virus patogen, faeces, atau sumber lain ke orang lain (mis; kulit muka).

Oleh karena itu pencucian tangan merupakan hal yang pokok yang harus dilakukan oleh seorang pekerja salon. Pencucian tangan dengan sabun dan diikuti dengan pembilasan akan menghilangkan banyak mikroba yang terdapat pada tangan. Kombinasi antara aktivitas sabun sebagai pembersih, penggosokkan, dan aliran air akan menghanyutkan partikel kotoran yang banyak mengandung mikroba. Langkah-langkah pencucian tangan yang memadai untuk menjamin kebersihan adalah sebagai berikut :

a. Membasahi tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun

b. Menggosok tangan secara menyeluruh, pada bagian-bagian yang meliputi; punggung tangan, telapak tangan, sela-sela jari dan bagian di bawah kuku.

c. Menggunakan sikat kuku untuk membersihkan sekeliling bagian di bawah kuku.

d. Pembilasan dengan air mengalir

e. Pengeringan tangan dengan handuk kertas (tissue) atau alat pengering. Frekuensi pencucian tangan disesuaikan dengan kebutuhan. Pada prinsipnya pencucian tangan dilakukan setiap saat, setelah tangan menyentuh benda-benda yang dapat menjadi sumber kontaminan atau cemaran, terutama sebelum dan sesudah perawatan pelanggan dimulai/ selesai.

2. Pemeliharaan pakaian yang dikenakan

Pakaian pegawai salon kecantikan harus selalu bersih. Apabila tidak ada ketentuan khusus untuk penggunaan seragam, pakaian sebaiknya tidak bermotif dan berwarna terang. Hal ini dilakukan agar pengotoran pada pakaian mudah terlihat. Pakaian kerja sebaiknya dibedakan dari pakaian harian. Disarankan untuk mengganti dan mencuci pakaian secara periodik, untuk mengurangi resiko kontaminasi. Jika menggunakan celemek (apron) yang digunakan pekerja harus bersih dan tidak digunakan sebagai lap tangan. Setelah tangan menyentuh celemek, sebaiknya segera dicuci. Celemek harus ditanggalkan bila pekerja meninggalkan ruang perawatan. Selain hal-hal yang tersebut di atas syarat kesehatan yang harus dimiliki oleh para karyawan dan para pegawai salon (perias, dan pembantu-pembantunya, pemangkas rambut, dan lain-lain. Banyak sedikitnya jumlah karyawan tergtantung dari besar kecilnya perusahaan tersebut). Persyaratan karyawan yang dianjurkan adalah sebagai berikut : a. Setiap karyawan harus sehat, yang dinyatakan dengan

sertifikat kesehatan yang dikeluarkan Dinkes dan masih berlaku.

b. Bebas dari penyakirt menular umumnya dan penyakit kulit pada khususnya. Petugas yang punya penyakit menular dilarang bekerja di tempat tersebut.

c. Setiap karyawan harus berpakaian kerja yang baik dan bersih. d. Setiap karyawan harus memeriksakan diri secara berkala/

sedikitnya 1 kali 1 tahun.

e. Memiliki pengetahuan dasar tentang dasar-dasar kesehatan perorangan (personal Hygiene)

f. Mempunyai prilaku yang baik, antara lain; waktu bekerja tidak merokok, tidak meludah di sembarang tempat, tidak mengorek-ngorek lubang hidung/telingan, selalu memakai pakaian kerja yang bersih dan rapi.

Personal hygiene yang telibat sebagai pegawai di salon kecantikan akan dapat dicapai, apabila di dalam diri pekerja tertanam pengertian tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan dirinya. Karena pada dasarnya hygiene adalah

Dokumen terkait