• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 Metodologi Penelitian dan Perancangan Alat

3.7. Desain Aplikasi

Perancangan desain Aplikasi RFID system ini yang didalamnya terdapat 3 bagian, yaitu:

1. Form Port Serial 2. Form Input Data 3. Form Database

Untuk port pemilihan port serial dan baud rate seperti yang terlihat pada Gambar 3.11, didapatkan langsung dari komponen interface yang digunakan.

Pada perancangan pertama adalah perancangan form input data seperti terlihat pada Gambar 3.12. Form ini digunakan untuk menampilkan ID card dari Tag yang teridentifikasi oleh reader yang secara otomatis dibandingkan dengan database yang ada.

Gambar 3.12 Tampilan Input Data Absensi

Tahap kedua adalah perancangan tampilan database ada 2 yaitu tampilan database data mahasiswa pada Gambar 3.13 dan tampilan database data absensi harian mahasiswa pada Gambar 3.14, yang akan berubah secara otomatis ketika terdapat aktivitas pembacaan Tag.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah sistem RFID ini direalisasikan, perlu dilakukan berbagai pengujian untuk mengetetahui cara kerja perangkat dan menganalisa datanya. Selain itu pengujian ini juga dilakukan untuk mengetahui tentang bagaimana pengkondisian system agar aplikasi ini dapat dengan optimal.

Pengujian yang akan dilakukan dibagi menjadi dua tahapan, yaitu sebagai berikut.

1) Pengujian unit system pada blok RFID system

2) Pengujian reader module untuk mengetahui konfigurasi yang paling optimal pada proses pembacaan tags RFID, pengujian tersebut meliputi:

a. Pengujian jarak yang dibutuhkan modul reader dalam pembacaan tag RFID.

b. Pengujian jeda waktu yang diperlukan dalam pembacaan tags RFID. 3) Pengujian perangkat lunak yang pada tampilan aplikasi RFID system.

a. Pengujian Unit Sistem pada Blok RFID Sistem

Pengujian hardware dilakukan dengan memeriksa beberapa fungsi perangkat indicator pada point-point seperti Buzzer dan Display.

Pengujian dilakukan dengan mengamati indicator, pada pengkondisian yang berbeda, guna mengindikasikan kesalahan yang terdapat pada blok system RFID.

i. Pengujian Modul Reader dengan Power Up yang Terkoneksi dengan Aplikasi, dan Tidak Difungsikan Untuk Membaca Tag

Dari hasil pengujian, didapatkan kondisi indicator untuk blok sistem RFID seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Pengujian modul reader saat power up, dan tidak difungsikan untuk membaca tag

Komponen Status Keterangan

Buzzer OFF Sesuai Rancangan

Display Stand By Sesuai Rancangan

Dari hasil yang didapatkan pada pengujian, Display dalam kondisi stand by yang artinya tampilan default dan buzzer tidak berbunyi mengindikasikan bahwa tidak ada proses pembacaan yang dilakukan oleh reader.

ii. Pengujian Modul Reader dengan Power Up yang Terkoneksi dengan Aplikasi, dan Difungsikan Untuk Membaca Tag

Dari hasil pengujian, didapatkan kondisi indicator untuk blok system RFID seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Pengujian modul reader saat power up, dan difungsikan untuk membaca tag

Komponen Status Keterangan

Buzzer ON Sesuai Rancangan

Display ID tag tampil Sesuai Rancangan

b. Pengujian Jarak yang Dibutuhkan Modul Reader dalam Pembacaan Tag.

Dari hasil percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil seperti yang terlihat pada Tabel 4.3, dengan presentase keberhasilan seperti yang di perlihatkan pada Gambar 4.1.

Tabel 4.3 Pengujian Jarak yang Dibutuhkan Modul Reader dalam Pembacaan Tag RFID

Jarak Tag terhadap

Reader

10 cm Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca 9 cm Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca 8 cm Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca 7 cm Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca 6 cm Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca 5 cm Tidak Terbaca Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca

4 cm Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca

3 cm Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca

2 cm Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca

<2 cm Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca

Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa besar jarak antara module reader dengan tags yang mempunyai akurasi pembacaan 100% berkisar pada jarak 3 cm. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.1.

0 20 40 60 80 100 120 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P res en tas e ( % ) Jarak (cm)

c. Pengujian Jeda Waktu yang Diperlukan dalam Pembacaan Tag RFID

Dari hasil percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil seperti yang terlihat pada Tabel 4.4, dengan presentase keberhasilan seperti yang di perlihatkan pada Gambar 4.2.

Tabel 4.4 Pengujian Jeda Waktu yang Diperlukan dalam Pembacaan Tag Interval

Waktu Pembacaan

Kartu 1 Kartu 2 Kartu 3 Kartu 4 Kartu 5

0.5 second Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca 1 second Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca Tidak Terbaca

1.5 second Terbaca Terbaca Tidak Terbaca

Terbaca Tidak Terbaca

2 second Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca >2 second Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca

Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa interval waktu pembacaan antara module reader dengan Tag, maka nilai kesalahan pembacaan akan semakin kecil. Dan didapatkan besar interval waktu dengan presentase keberhasilan 100% adalah paling sedikit 2 detik.

Gambar 4.2. Grafik presentase keberhasilan interval waktu

d. Pengujian Program Arduino

Pada pengujian alat ini dilakukan dengan cara menghubungkan arduino ke PC menggunakan konektor berupa USB to TTL, sebagai berikut:

#include <SPI.h> #include <MFRC522.h> #include <EEPROM.h> #define RST_PIN 9 #define SS_PIN 10 int buzz = 8; MFRC522 mfrc522(SS_PIN, RST_PIN);

e. Pengujian Program Buzzer

Jika diinputkan logika high dari arduino yang terhubung pada pin 9 maka buzzer akan aktif dan mengeluarkan tegangan 5 volt. Saat diinputkan logika low dari arduino, maka buzzer tidak aktif dan tidak mengeluarkan tegangan.

0 20 40 60 80 100 120 0,5 1 1,5 2 3 P res en tas e ( % )

int buzz = 9; void setup () {

pinMode (buzz, OUTPUT); } void loop () { digitalWrite(buzz, HIGH); delay(100); digitalWrite(buzz,LOW); }

f. Pengujian Program RFID

Program ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemograman C yaitu IDE Arduino. Program ditulis pada editor tersebut sesuai dengan bahasa C.

Hasil pemograman dapat dilihat yaitu sebagai berikut:

void setup() {

Serial.begin(9600); // Initialize serial communications with the PC SPI.begin(); // Init SPI bus

mfrc522.PCD_Init(); // Init MFRC522 pinMode(buzz,OUTPUT);

//ShowReaderDetails(); // Show details of PCD - MFRC522 Card Reader details

Serial.println("Scan PICC to see UID, type, and data blocks..."); }

void loop() {

// Look for new cards

if ( ! mfrc522.PICC_IsNewCardPresent()) {

return; }

if ( ! mfrc522.PICC_ReadCardSerial()) {

return; }

// Dump debug info about the card; PICC_HaltA() is automatically called mfrc522.PICC_DumpToSerial(&(mfrc522.uid));

}

g. Analisa Perangkat Lunak

Ketika program dijalankan pertama kali harus memilih di form port serial yang dikonfigurasi sesuai dengan pilihan user, seperti terlihat pada Gambar 4.3.

Hanya port dan baud rate yang muncul saja yang bisa digunakan untuk interface dengan menggunakan komponen ini agar terhubung dan absensi dapat dilakukan.

Gambar 4.3 Pemilihan port serial

Setelah port yang akan digunakan terpilih, maka program dapat dijalankan dan dapat terhubung. Setelah terhubung, masukkan data pada form input data pada Gambar 4.4, lalu data akan masuk ke database untuk data mahasiswa seperti Gambar 4.5.

Gambar 4.4 Absensi pada form input data

Gambar 4.5 Database untuk data mahasiswa yang sudah masuk

Setelah data mahasiswa yang diinginkan telah masuk ke database untuk data mahasiswa maka absensi sudah bisa dilakukan dengan memilih mata kuliah terlebih dahulu seperti Gambar 4.6 dan selanjutnya akan masuk ke database absensi seperti Gambar 4.7.

Gambar 4.6 Data mata kuliah untuk data absensi

Gambar 4.7 Data absensi mahasiswa yang hadir sudah masuk ke database untuk data absensi

Setelah program diujicobakan didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Operator dapat merubah, menyimpan dan menghapus database mahasiswa. 2. Pendaftaran Tags baru, dapat dilakukan dengan mendekatkan Tag dengan reader

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Setelah menganalisa dan menguji, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembacaan Tag pada prototipe system yang dibuat ini hanya dapat dilakukan terhadap satu Tag dalam satu waktu. Apabila beberapa tag berada dalam range baca reader module, maka Tag dengan jarak paling dekatlah yang akan diidentifikasi oleh reader.

2. Jarak baca maksimum yang diperbolehkan pada pembuatan prototype RFID system ini adalah 4 cm, dengan peluang keberhasilan rata-rata 100%, atau 5 cm dengan peluang keberhasilan 30%.

3. Aplikasi ini hanya dapat dilakukan satu kali rekaman dalam satu hari.

4. Pandaftaran Tag, perubahan atau penambahan data yang berhubungan dengan detail data mahasiswa dapat dilakukan oleh operator.

5. Jeda waktu pembacaan Tag yang diperbolehkan pada pembuatan prototype RFID system adalah 2 detik dengan peluang keberhasilan rata-rata 100% atau 1 detik dengan peluang keberhasilan 40%.

6. Absensi dilakukan setiap mata kuliah yang diajarkan.

5.2Saran

1. Diharapkan pada penelitian skripsi berikutnya, ada yang lebih baik dari pada penelitian ini. Misalnya, Sistem Absensi menggunakan teknologi Biometric ataupun jenis teknologi yang lain.

2. Dengan menngunakan Micro-Reader dan tag RFID yang berfrekuensi lebih tinggi, maka jarak baca antara tag dan antenna akan menjadi lebih jauh.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Sejarah RFID

Beberapa orang berpikir bahwa device pertama ditemukan oleh Leon Theremin sebagai suatu tool spionase untuk pemerintahan Rusia sekitar tahun 1945. Hal ini tidak benar sepenuhnya karena alamat Theremin ini sebenarnya suatu alat pendengar yang pasif dan bukan merupakan suatu identification tag. Teknologi yang digunakan oleh RFID sendiri sebenarnya sudah ada sejak tahun 1920 an. Suatu teknologi yang lebih dekat dengan RFID, yang dinamakan IFF transponder, beroperasi pada tahun 1939 dan digunakan oleh Inggris pada Perang Dunia II untuk mengenali pesawat udara musuh atau teman.

2.2RFID (Radio Frequency Identification)

RFID (Radio Frequency Identication) adalah teknologi yang menggabungkan fungsi dari kopling eletromagnetik dan elektrostatik pada porsi frequency radio dari spectrum elektromagnetik, untuk mengidentifikasi sebuah objek. Teknologi RFID mudah digunakan dan sangat cocok untuk operasi otomatis. RFID mengkombinasikan keunggulan yang tidak tersedia pada teknologi identifikasi yang lain RFID dapat disediakan dalam perangkat yang hanya dapat dibaca saja (Read Only) atau dapat dibaca dan ditulis (Read/write), tidak memerlukan kontak langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai variasi lingkungan, dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi.

Kita dapat melihat diagram sederhana sebuah Sistem RFID, seprti yang terlihat pada Gambar 2.1. Oleh karenanya, dalam mengalokasikan sistem RFID tersebut, terdapat bebrapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Jenis reader yang dipakai, 2. Jenis tag yang digunakan, 3. Frekuensi operasi dari sistem dan

Gambar 2.1 Diagram Sederhana Sistem RFID Secara Umum.

2.2.1Tags

Tags adalah sebuah alat yang melekat pada obyek yang akan diidentifikasi oleh RFID Reader. RFID Tag dapat berupa perangkat pasif atau aktif. Tag pasif artinya tanpa battery dan Tag aktif artinya menggunakan baterai. Tag pasif lebih banyak digunakan karena murah dan mempunyai ukuran lebih kecil. RFID Tag dapat berupa perangkat read-only yang berarti hanya dapat dibaca saja ataupun perangkat read-write yang berarti dapat dibaca dan ditulis ulang untuk update.

Sebuah tag RFID atau transponder, terdiri atas sebuah microchip dan sebuah antena, (seperti terlihat pada Gambar 2.2). Microchip itu sendiri dapat berukuran sekecil butiran pasir, sekitar 0.4 mm. Chip tersebut menyimpan nomor seri yang unik atau informasi lainnya tergantung kepada tipe memorinya. Tipe memori itu sendiri dapat read-only, read-write, atau write-onceread-many. Antena yang terpasang pada mikrochip mengirimkan informasi ke reader RFID. Biasanya rentang pembacaan diindikasikan dengan besarnya antena. Antena yang lebih besar mengindikasikan rentang pembacaan yang lebih jauh. Tag tersebut terpasang atau tertanam dalam obyek yang akan diidentifikasi. Tag dapat di-scan dengan reader RFID bergerak maupun stasioner.

Gambar 2.2 RFID Tags

Tag RFID sangat bervariasi dalam hal bentuk dan ukuran. Sebagian tag mudah ditandai, misalnya tag anti-pencurian yang terbuat dari plastik keras yang dipasang pada barang-barang di toko. Tag untuk tracking hewan yang ditanam di bawah kulit berukuran tidak lebih besar dari bagian lancip dari ujung pensil. Bahkan ada tag yang lebih kecil lagi yang telah dikembangkan untuk ditanam di dalam serat kertas uang.

Tag pasif adalah tag paling sederhana, yaitu tag yang tidak memiliki catu daya sendiri serta tidak dapat menginisiasi komunikasi dengan reader. Sebagai gantinya, tag merespon emisi frekuensi radio dan menurunkan dayanya dari gelombang-gelombang energi yang dipancarkan oleh reader. Sebuah tag pasif minimum mengandung sebuah indentifier unik dari sebuah item yang dipasangi tag tersebut. Data tambahan dimungkinkan untuk ditambahkan pada tag, tergantung kepada kapasitas penyimpanannya.

Dalam keadaan yang sempurna, sebuah tag dapat dibaca dari jarak sekitar 10 hingga 20 kaki. Contoh aplikasi tag pasif adalah pada pas transit, pas masuk gedung, barang-barang konsumsi. Harga tag pasif lebih murah dibandingkan harga versi lainnya. Perkembangan tag murah ini telah menciptakan revolusi dalam adopsi RFID dan memungkinkan penggunaannya dalam skala yang luas baik oleh organisasi-organisasi pemerintah maupun industri.

Tag semipasif adalah versi tag yang memiliki catu daya sendiri (baterai) tetapi tidak dapat menginisiasi komunikasi dengan reader. Dalam hal ini baterai digunakan oleh tag sebagai catu daya untuk melakukan fungsi yang lain seperti pemantauan keadaan lingkungan dan mencatu bagian elektronik internal tag, serta untuk

sinyal ke reader. Sebagian tag semipasif tetap diam hingga menerima sinyal dari reader. Tag semi pasif dapat dihubungkan dengan sensor untuk menyimpan informasi untuk peralatan keamanan kontainer. Rentang baca yang dijangkau tag semipasif dapat mencapai 100 kaki.

Tag aktif adalah tag yang selain memiliki antena dan chip juga memiliki catu daya sendiri dan pemancar serta mengirimkan sinyal kontinyu. Tag versi ini biasanya memiliki kemampuan baca tulis, dalam hal ini data tag dapat ditulis ulang dan/atau dimodifikasi. Tag aktif dapat menginisiasi komunikasi dan dapat berkomunikasi pada jarak yang lebih jauh, hingga 750 kaki, tergantung kepada daya baterainya. Harga tag ini merupakan yang paling mahal dibandingkan dengan versi lainnya.

Sistem RFID terdiri dari dua komponen utama, seperti ditunjukan pada Gambar 2.3, yaitu:

Gambar 2.3 Layout Dasar RFID Tag

Tag RFID diklasifikasikan menjadi lima kelas, yaitu: 1. CLASS0/1-Read Only,Factory programmed

Jenis ini adalah jenis tag paling sederhan, dimana data di tulis sekali ketika dimanufaktur. Lalu memori di-non aktifkan dari segala bentuk pembaruan (updates).

Dalam kasus ini tag diproduksi tanpa adanya data yang tertulis di dalam memori. Data dapat ditulis oleh pemenufaktur tag, atau oleh pengguna untuk satu kali. Setelah itu tag tidak dapat lagi deprogram, tetapi hanya dapat dibaca.

3. CLASS III-Read Write

Jenis ini merupakan jenis tag yang fleksibel, dimana pengguna mempunyai akses untuk menulis dan membaca data kedalam memori tag.

4. CLASS VI-Read Write with on board sensors

Tag jenis ini mempunyai sensor onboard untuk merekam parameter seperti temperature, tekanan udara dan pergerakan, yang dapat direkam dengan menuliskannya kedalam memori tag. Pembacaan parameter dilakukan ketika terhubung dengan reader, tag bias dari jenis aktif atau semi-pasif.

5. CLASS V-Read Write with integrated transmitters.

Jenis tag ini seperti miniature radio, yang dapat berkomunkasi dengan tag dan peralatan lain, tanpa harus adanya reader. Hal ini berarti tag ini aktif dengan power dari baterai sendiri.

Gambar 2.4 Macam-macam bentuk RFID

Tag ini bekerja saat antena mendapatkan sinyal dari reader RFID dan sinyal tersebut akan dipantulkan lagi, sinyal pantul ini biasanya sudah ditambahkan dengan data yang dimiliki tag tersebut. RFID tag ukurannya dapat berbeda-beda, pada

umumnya kecil. Beberapa jenis tag yang sudah diproduksi dan karakteristik dari umum RFID Tag terlihat pada Gambar 2.4 dan Tabel 2.1, yang diantaranya adalah:

1. Tag bebentuk disk atau koin 2. Tag dari bahan kaca

3. Tag dari bahan plastic

4. Tag yang ditanamkan ke dalam metal,kunci, dsb

Tabel 2.1 Karakteristik Umum Tag RFID

Jenis tag Tag pasif Tag semipasif Tag aktif Catu daya Eksternal (dari reader) Baterai internal Baterai internal Rentang baca Dapat mencapai 20 kaki Dapat mencapai 100 kaki Dapat mencapai 750 kaki Tipe memori

Umumnya read-only Read-write Read-write

Usia tag Dapat mencapai 20 tahun

2 sampai 7 tahun 5 samapai 10 tahun

Secara teknis, penggunaan teknologi ini memberikan keuntungan yang cukup banyak. Tabel 2.2 berikut memberikan gambaran sekilas mengenai kelebihan teknologi ini.

Tabel 2.2 Kelebihan Contactless Smart Card

Kelebihan Keterangan

Tidak memerlukan kontak fisik Mudah untuk digunakan Umur kartu lebih lama Akibat tidak adanya kontak

fisik pada penggunaannya. Kapasitas memori besar dan

Variatif

Kartu berukuran 1kByte mampu menyimpan lebih dari 200 transaksi

Penggunaan dengan teknologi lain

Penggunaan dual interface semacam mikroprosesor

Sekuritas tinggi Data terenkripsi pada kanal RF dan atau pada memori

Mampu memproses lebih dari 1 kartu pada waktu yang sama

Adanya manejemen akses jamak, dengan anti collision

Jarak baca variatif Jarak dekat maupun jauh

CSC digolongkan sebagai kartu memori, sehingga sifatnya hanya baca atau tulis saja. Tidak ada pemrosesan lebih lanjut oleh mikroprosesor seperti layaknya pada Chip maupun SIM Card Selular. Tetapi, bilamana dibutuhkan, tersedia pula jenis Contactless Smart Card Dual Interface, yaitu kartu dengan kemampuan Contactless dan prosesing. Kartu jenis ini diproduksi dengan menggabungkan 2 teknologi menjadi satu, yaitu contactless Smart Card dan Microprosesor Smart Card.

Kartu CSC tersedia dengan kapasitas memori yang cukup beragam dari 512 bit, 1, 4, 8, 16 hingga 32 kByte seperti yang telah diproduksi oleh Philips melalui produknya mifare yang ISO 14443 compliance. Sebagai ilustrasi 4kByte kartu mifare mampu menyimpan kurang lebih 235 jenis transaksi.

Teknologi CSC pun mengadopsi teknologi pengaman data, Enkrpsi. Teknologi ini untuk menjamin keamanan data dari penyadapan, pembajakan dan penyalahgunaan informasi pada kartu. Teknologi ini juga mengadopsi teknologi akses jamak untuk proses pembacaan simultan lebih dari satu kartu. Sehingga bila dibutuhkan, dalam satu proses dapat dilakukan transaksi pada lebih dari 1 kartu sekaligus.

2.2.2RFID Reader

RFID Reader, terdiri atas RFID Reader dan antena yang akan mempengaruhi jarak optimal identifikasi. RFID Reader akan membaca atau mengubah informasi yang tersimpan didalam Tagmelalui frekuensi radio.

Reader RFID tipe MRC522 digunakan dalam 13.56 MHz kartu chip komunikasi conctactless yang sangat terintegrasi untuk membaca dan menulis. RFID reader adalah merupakan alat pembaca RFID Tag.

Gambar 2.5 Bentuk Fisik RFID Reader

Kelebihan sistem RFID ini lebih unggul dari penggunaan kode bar. Tag dapat dibaca jika lewat di dekat pembaca, bahkan jika itu ditutupi oleh obyek atau tidak terlihat. Tag dapat dibaca dalam wadah, karton, kotak atau lainnya, dan tidak seperti barcode, RFID tag dapat sekaligus dibaca ratusan id pada suatu waktu. Kode Bar hanya dapat dibaca satu per satu menggunakan perangkat saat ini. RFID juga tahan air dan gesekan karena biasanya dikemas dalam chip plastik yang kadang dimasukkan kedalam bodi obyek yang dipasang RFID. Adapun spesifikasi modul reader tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.3 Spesifikasi Modul Reader MRC522 Chipset MFRC522 Contacless Reader/Writer IC

Frekuensi 13,56 MHz

Jarak Pembacaan kartu < 50mm

Protocol Akses SPI (Serial Peripheral Interface) @ 10Mbps Kecepatan transmisi RF 424kbps (dua arah/bi-directional)/848kbps

Catu daya 3,3 Volt

Konsumsi arus 13-26 mA pada saat operasi baca/tulis, < 80A saat modus siaga

Suhu Operasional -20C s/d +80C

2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan RFID Kelebihan RFID yaitu:

1. Data yang dapat ditampung lebih banyak daripada alat bantu lainnya (kurang lebih 2000 byte)

2. Ukuran sangat kecil (untuk jenis pasif RFID) sehingga mudah ditanamkan dimana-mana

3. Bentuk dan design yang flexibel sehingga sangat mudah untuk dipakai diberbagai tempat dan kegunaan karena chip RFID dapat dibuat dari tinta khusus.

4. Pembacaan informasi sangat mudah, karena bentuk dan bidang tidak mempengaruhi pembacaan, seperti sering terjadi pada barcode, magnetik dll. 5. Jarak pembacaan yang flexibel bergantung pada antena dan jenis chip RFID

yang digunakan.Seperti contoh autopayment pada jalan tol, penghitungan stok pada ban berjalan, access gate.

6. Kecepatan dalam pembacaan data.

Kelemahan RFID yaitu:

1. Tag hanya dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang dekat dan pembaca RFID harus menyediakan daya tambahan untuk tag RFID. Pada sistem RFID umumnya, tag atau transponder ditempelkan pada suatu objek. Setiap tag dapat membawa informasi yang unik, di antaranya: serial number, model, warna, tempat perakitan, dan data lain dari objek tersebut. Ketika tag ini melalui medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID yang kompatibel, tag akan mentransmisikan informasi yang ada pada tag kepada pembaca RFID, sehingga proses identifikasi objek dapat dilakukan. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam RFID adalah frekuensi kerja dari sistem RFID. Ini adalah frekuensi yang digunakan untuk komunikasi wireless antara pembaca RFID dengan tag RFID. Ada beberapa band frekuensi yang digunakan untuk sistem RFID. Pemilihan dari frekuensi kerja sistem RFID akan mempengaruhi jarak

Dokumen terkait