• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain atau Perancangan

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 46-54)

1. Penentuan letak hose connection

Pada sistem stand pipe kelas I, jika bagian terjauh dari suatu lantai/tingkat yang tidak bersprinkler melebihi 150 ft (45.7 m) dari jalan keluar (exit) atau melebihi 200 ft (61 m) untuk lantai yang tidak bersprinkler, perlu dilakukan penambahan hose connection pada lokasi yang diperlukan oleh petugas pemadam kebakaran.

2. Ukuran minimum stand pipe

Stand pipe pada kelas I dan III harus berdiameter minimal 4 inchi.

3. Tekanan minimum sistem

Stand pipe harus didisain secara hidrolis guna memenuhi flow-ratenya, dengan tekanan residual minimal 100 psi (6.9 bar) pada hose connection terjauh untuk yang berdiameter 2½ inchi dan 65 psi (4.5 bar) untuk yang berdiameter 1½ inchi.

4. Tekanan maksimum hose connection

Tekanan residual pada hose connection berdiameter 1½ inchi yang digunakan oleh penghuni bangunan tidak boleh melebihi 100 psi (6.9 bar). Ketika tekanan statik pada hose connection melebihi 100 psi, maka pressure regulator device harus digunakan untuk membatasi tekanan statik dan residual pada outlet hose connection pada 100 psi untuk diameter 1½ inchi dan 175 psi untuk hose connection lainnya.

5. Flow rate (debit) minimum pada stand pipe

Untuk sistem kelas I dan III, flowrate minimum pada stand pipe terjauh harus 500 gpm (1893 l/menit). Sedangkan untuk tambahannya harus memiliki flow rate minimal 250 gpm (946 l/menit) per stand pipe, dengan jumlah total tidak lebih dari 1250 gpm (4731 l/menit). Pengecualian, jika luas area melebihi 80000 ft (7432 m2), maka stand pipe kedua terjauh harus didisain untuk 500 gpm.

6. Flow rate minimum pada hidran gedung

Debit air minimum gedung 400 l/menit

7. Prosedur perhitungan

Penentuan ukuran pipa dan kehilangan tekan yang ditimbulkan dilakukan denga cara yang sama pada sistem penyediaan air bersih, yaitu menggunakan persamaan Hazen-William. Pipa yang digunakan juga merupakan jenis pipa Galvanis baru.

8. Drain dan Test riser

Secara permanen drain riser 3 inchi (76 mm) harus disediakan berdekatan pada setiap stand pipe, yang dilengkapi dengan pressure regulating device guna memungkinkan dilakukannya tes pada tiap alat/device. Setiap stand pipe harus disediakan draining, suatu drain valve dan pipanya, diletakkan pada titik terendah pada stand pipe. Penentuan suatu stand pipe drain dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.10 Ukuran Stand pipe Drain

Ukuran Stand Pipe

Ukuran Drain Connection

Sampai dengan 2 in

2 ½ in, 3 in, atau 3 ½ in

4 in atau lebih besar

¾ in atau lebih besar

1¼ in atau lebih besar

2 in saja

Sumber: NFPA 14, “Standar Installation for Standpipe and Hose Systems”, 1996 Edition

2.19.1 Ukuran Pipa Tegak

Diameter minimal pipa tegak yang dipasang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Diameter 100 mm ( 4” )

Pipa tegak diameter 100 mm ( 4” ) digunakan apabila ketinggian bangunan tidak lebih dari 40 m dan hanya ada satu katup landing disetiap lantainya.

b. Diameter 150 mm ( 6” )

Diameter 150 mm ( 6” ) digunakan pada bangunan yang memiliki ketinggian lebih dari 40 m dan diperbolehkan menggunakan dua katup landing untuk setiap lantainya.

2.19 .2 Penempatan Pipa tegak

Penempatan pipa tegak harus sesuai dengan ketentuan dibawah ini : a. Di dalam suatu lobby yang diventilasi dan mendekati tangga (bila tersedia ) b. Pipa tegak harus dipasang dan diproteksi terhadap kerusakan mekanis dan

api

c. Pipa tegak tidak boleh dipasang didalam shaft yang didalamnya terdapat pipa gas, pipa uap, pipa bahan bakar atau kabel listrik.

d. Apabila tidak terpasang pada daerah yang terlindung,maka pipa harus di bungkus dan di lindungi dengan bahan yang mempunyai tingkat ketahanan terhadap kebakaran selama 2 jam.

2.19.3 Batasan tekanan

Tekanan sisa pada titik terjauh dihitung secara hidroulik adalah 4.5 bar.Sedangkan tekanan maksimum pada setiap box hydrant tidak melampaui 12.1 bar (175 psi ),apabila tekanan melebihi 12,1 bar karena bangunan cukup tinggi, maka pada zona bawah perlu dipasang Pressure Reducing Valve, sebuah katup untuk mengurangi tekanan sehingga tekanan static tidak melebihi 12.1 bar.

2.19.4 Cadangan air

Cadangan air pada Ground Water Tank harus tersedia setiap saat dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lainnya.Cadangan air yang tersedia harus mencukupi kebutuhan selama pemompaan tidak kurang dari 45 menit.

2.19.5 Penentuan pasokan air

Sistem pipa hidran otomatis harus dihubungkan dengan pasokan air yang telah disetujui dan mampu memenuhi kebutuhan sistem. Sistem pipa tegak manual harus memenuhi pasokan air yang telah disetujui. Pasokan air otomatis tunggal dapat diizinkan untuk digunakan bila mana dapat memasok kebutuhan sistem dalam waktu sekurang – kurangnya 60 menit, dari kapasitas pompa pemadam kebakaran. Sumber air berasal dari PDAM dan cadangan berasal dari Deepwell.

Contoh :

Kapasitas pompa dari hasil perhitungan 750 gpm, dengan bangunan luas 1600 m2 tiap lantai.

Maka kapasitas pasokan air adalah 750 gpm x 3.875 liter x 60 menit = 170 m3

Tabel 2.11 Tabel kapasitas pompa kebakaran nominal

2. 20 Sistem Penyediaan Air

2. 20. 1 Jaringan Kota

Pada setiap gedung yang direncanakan, sistem penyediaan airnya berasal dari jaringan kota yang kemudian ditampung pada Ground Tank. Sambungan pada sistem jaringan kota dapat diterima kembali apabila kapasitas dan tekanannya mencukupi. Kapasitas dan tekanan sistem jaringan kota dapat diketahui dengan mengadakan pengukuran langsung pada jaringan distribusi ditempat penyambungan yang dilaksanakan, dan ukuran pipa distribusi sekurang – kurangnya harus sama dengan pipa tegak yang berfungsi sebagai shaft pipa. Berikut ini adalah ketentuan untuk sistem Pemadam Kebakaran :

a. Sesuai dengan peraturan NFPA ( National Fire Protection Association ) dan Menteri Pekerjaan Umum bahwa untuk setiap lantai yang memiliki sprinkler 14 – 45 buah pada gedung dengan jenis kebakaran ringan harus memiliki debit air ( Q ) sekurang – kurangnya 0,001 m3/s ( untuk satu Sprinkler Head ).

b. Sesuai dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 887 Tahun 1981 tentang Persyaratan dan Standar debit Aliran Hydrant Box untuk gedung dengan jenis kebakaran ringan harus memiliki debit aliran ( Q ) sekurang – kurangnya 0,006 m3/s ( untuk satu hydrant box pada tiap lantai ).

c. Sesuai dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 887 Tahun 1981 tentang Persyaratan dan Standar debit Aliran Hydrant Box untuk gedung dengan jenis kebakaran ringan harus memiliki debit aliran ( Q ) sekurang –

kurangnya 0,019 m3/s (untuk satu hydrant pillar pada satu halaman gedung ).

2. 20. 2. Tangki Gravitasi

Tangki Gravitasi diletakan pada ketinggian tertentu dan direncanakan dengan baik dan dapat diterima sebagai sistem penyediaan air Tangki Gravitasi yang melayani keperluan rumah tangga, hydrant kebakaran dan sistem sprinkler otomatis harus :

 Direncanakan dan dipasang sedemikian rupa sehingga dapat menyalurkan air dalam kuantitas dan ketentuan yang cukup untuk sistem tersebut.

 Mempunyai lubang aliran keluaran untuk keluaran rumah tangga pada ketinggian tertentu dari dasar tangki, sehingga persediaan minimum untuk memadamkan kebakaran dapat direncanakan.

 Mempunyai lubang aliran keluaran untuk kebakaran pada ketinggian tertentu dari dasar tangki, sehingga persediaan minimum yang diperlukan untuk sistem sprinkler otomatis dapat dipertahankan.

2. 20. 3 Tangki Bertekanan

Tangki bertekanan harus dilengkapi dengan suatu cara yang dibenarkan agar tekanan udara dapat diatur secara otomatis. Sistem tersebut dilengkapi dengan alat tanda bahaya yang memberikan peralatan apabila tekanan atau permukaan tinggi air dalam tangki turun melalui batas yang ditentukan.

Tangki bertekanan harus selalu berisi air 2/3 penuh dan diberi tekanan udara sedikitnya 49 N/cm2, kecuali ditentukan lain oleh pejabat yang berwenang. Apabila dasar tangki bertekanan terletak sedemikian rupa di bawah sistem sprinkler yang tertinggi, maka tekanan udara yang harus diberikan minimum 49 N/cm2 ditambah 3 x tekanan yang disebabkan oleh berat air pada perpipaan sistem sprinkler di atas tangki.

2. 20. 4 Mobil Pemadam Kebakaran

Apabila disyaratkan harus disediakan sebuah sambungan yang memungkinkan mobil Pemadam Kebakaran memompakan air ke dalam sistem sprinkler, ukuran pipa minimum adalah 100 mm. Pipa ukuran 75 mm dapat digunakan apabila dihubungkan dengan pipa tegak dan ditempatkan pada bagian dekat katup balik. Pada sistem dengan pipa tegak tunggal, sambungan dilakukan pada bagian dekat katup kendali yang dipasang pada pipa tegak, kecuali sambungan untuk mobil Pemadam Kebakaran.

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 46-54)

Dokumen terkait