BAB IV PEMBAHASAN
4.4 Desain Pelindung Dada
Dengan hasil pembandingan sifat material komposit sandwichyang telah diuji dan disimulasikan material komposit yang akan digunakan pada desain pelindung dada adalah material Glass Fibre Reinforced Polymer Sandwich EVA Foamyang disatukan dengan material busa EVA yang berbentuk jaket.
Pada Gambar 4.19 dapat dilihat desain tersebut dapat dilipat vertikal dan horizontal agar mudah disimpan. Pada pemasangan pelindung dada, kepala pemakai dimasukkan ke dalam lubang yang terdapat ditengah dan akan terlipat menyesuaikan badan. Bagian sisi bawah akan berfungsi sebagai sisi pengikat variabel agar dapat diatur keketatannya. Bagian dada dilindungi dengan material GFRP yang bersifat tangguh agar dapat menerima gaya impak yang terjadi ketika terjadi kecelakaan. Bagian dada dibuat miring pada sisi atas agar tidak mengganggu pergerakan tangan. Bagian lainnya dibuat dari Busa EVA yang elastis agar mudah untuk dilipat atau disimpan.
Gambar 4.20 Pelindung Dada
Pada Gambar 4.20 dapat terlihat hasil jadi dari pelindung dada yang telah digunakan. Pelindung dada tersebut terletak di bagian dada agar dapat mendispersikan gaya yang akan terjadi akibat tumbukan sehingga mengurangi tegangan yang terjadi pada dada pemakainya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Setelah seluruh penelitian dilaksanakan serta menganalisa seluruh hasil, maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. a. Dari hasil pengujian jatuh bebas pada material PolyesterPolymer diketahui bahwa material ini tidak mampu menerima gaya impaksebesar 627,45 N dan tegangan sebesar 0,012 MPa sehingga tidak cocok digunakan sebagai material pelindung dada.
b. Dari hasil pengujian jatuh bebas pada material PolyesterPolymer Sandwich EVA Foam diketahui bahwa material ini masih berbentuk utuh ketika menerima gaya impaksebesar 742,42 N dan tegangan sebesar 0,015 MPa tetapi terjadi keretakan pada spesimen sehingga terdapat risiko material yang retak tersebut dapat menusuk pemakainya.
c. Dari hasil pengujian jatuh bebas pada material Glass Fibre Reinforced Polymer diketahui bahwa material ini masih berbentuk utuh ketika menerima gaya impak sebesar 698,17 Ndan tegangan sebesar 0,014 MPa tetapi untuk menyatukan bahan ini ke busa EVA dapat menyebabkan penyusutan dan pemadatan pada rompi busa EVA.
d. Dari hasil pengujian jatuh bebas pada materialGlass Fibre Reinforced Polymer Sandwich EVA Foam diketahui bahwa material ini tidak terjadi perubahan bentuk ketika menerima gaya impak sebesar 769,79 N dan tegangan sebesar 0,015 MPa. Bagian bawah plat komposit ini terdiri dari busa EVA sehingga mudah disatukan dengan rompi busa EVA.
2. Perbandingan data eksperimental dengan komputasi memiliki galat sebesar 4,82%
3. Dari hasil uji eksperimental dan komputasididesain produk ini dengan spesifikasi Glass Fibre Reinforced Polymer Sandwich EVA Foam dengann kemampuan menahan gaya impak sebesar 769,79 N. Bentuk plat komposit dibuat trapesium agar memudahkan gerakan lengan pemakainya yang posisi penyatuannya terletak di bagian tulang rusuk.Pelindung dada juga dapat di atur ukurannya karena menggunakan perekat velcro.
5.2 Saran
Saran yang bisa penulis berikan bila penelitian ini ingin dikembangkan dikemudian hari antara lain:
1. Hindari penggunaan katalis berlebihan karena penggunaan katalis sangat mempengaruhi hasil akhir karena jika terlalu banyak katalis maka pengerasan resin cair tidak terjadi secara merata sehingga menciptakan keretakan pada spesimen yang dibuat.
2. Bersihkan cetakan dengan baik sebelum memberikan lapisan glazing wax agar tidak ada kotoran yang tercampur dengan campuran komposit.
3. Hindari peletakan cetakan berisi campuran komposit dari sinar cahaya matahari.
4. Hindari terlalu lama meletakkan lapisan Busa EVA ke cetakan karena dapat menyebabkan lapisan tersebut tidak menyatu secara menyeluruh dengan lapisan komposit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pelindung Dada
Banyak pengendara bermotor yang tidak menghiraukan keamanan berkendara dikarenakan ketidaknyamanan peralatan keamanan sehingga menyebabkan cedera yang parah ketika terjadi kecelakaan.Peralatan keamanan yang wajib dipakai di Indonesia adalah helm yang melindungi kepala pengendara bermotor padahal banyak lagi peralatan keamanan yang dibutuhkan.Salah satu alat keamanan yang dibutuhkan adalah pelindung dadayang berfungsi untuk melindungi bagian tubuh pengendara. Selain sebagai penghalang angin ketika berkendara dengan sepeda motor pelindung dada juga dapat melindungi bagian tubuh pengendara ketika terjadi kecelakaan. Pelindung dadayang biasanya dipasarkan menggunakan bahan kain dan busa mold sehingga ketika terkena tumbukan dengan benda keras atau tajam tetap dapat menimbulkan cedera pada tubuh pengendara.
Pada Gambar 2.1 ditunjukkan gambar dari pelindung dada yang dijual dipasaran dari LEATT Corporation. Pada desain produk ini pelindung dadadikonstruksi dengan lapisan multilayer, kerangka luar dijahit pada bagian dalam serta lapisan ditutupi dengan kain yang disambung dengan lapisan busa dan dilengkapi dengan bahan pengisi perforated. Standarisasi untuk produk ini sesuai EN(Europeen de Normalisation) 1621-3 dapat terlihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Data Pengujian EN 1621-3 untuk Chest Protector LEATT [2]
Gaya Impak Transmisi Syarat EN 1621-3 Pelindung Dada LEATT
Mean kN < 20 12,1
Max kN < 35 22,7
Selain produk dari LEATT Corporation terdapat juga pelindung dada yang dibuat oleh Velocity Gear, LLC. Pada Produk ini perusahaan velocity gear juga menggunakan standarisasi EN 1621. Produk dari Velocity Gear telah diverikasi dengan bukti pengujian dan sertifikasi standar EN 1621-2 yang berupa "Pelat belakang dapat menyerap hingga 90% dari energi dari 50KN dampak yang melebihi persyaratan tes EN 1621-2 untuk sepeda motor perlindungan Belakang".
Pada Gambar 2.3 ditunjukkan salah satu desain produk dari Velocity Gear yang bernama Velorta.Produk ini didesain agar dapat mengartikulasikan tulang belakang untuk kemampuan manuver yang tinggi dan kenyamanan ergonomis.Kerangka luar dibuat dengan sistem cetakan injeksi.Serta dilengkapi dengan sistem sabuk ginjal Velcro, berlubang untuk pengaturan suhu yang lebih baik.Ditenun dengan bahan Perforated Lycra untuk fleksibilitas, kenyamanan dan daya tahan lebih.
Spesifikasi teknis dari produk Velocity Gear adalah prEN 1621-2 pada pelindung belakang. Energi dampak yang diserap sama seperti pelindung tungkai yaitu 50 joule, tetapi kekuatan transmisi lebih rendah daripada untuk pelindung lengan dengan gaya impak 18 kN untuk Produk Level 1 dan 9 kN untuk kinerja yang lebih tinggi pada Produk Level 2.
2.2 Komposit
Komposit terdiri dari dua atau lebih komponen yang berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Termasuk dalam kelompok ini: bahan yang diberi lapisan, bahan yang diperkuat dan kombinasi lain yang memanfaatkan sifat khusus beberapa bahan yang ada.
Biasanya sifat bahan yang menyatu dalam komposit dapat dievaluasi dan diuji secara terpisah. Hal ini mengarah ke penyusunan kaidah campuran sehingga sifat komposit dapat dihitung berdasarkan sifat komponennya.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada komposit yang diperkuat agar dapat membentuk produk yang efektif, yaitu:
a. Komponen penguat harus memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi daripada komponen matriksnya.
b. Harus ada ikatan permukaan yang kuat antara komponen penguat dan matriks.
Bila peningkatan kekuatan menjadi tujuan utama, komponen penguat harus mempunyai aspek rasio yang besar, yaitu rasio panjang/diameter harus tinggi, sehingga beban diteruskan melintasi titik perpatahan potensial.Jadi, batang baja ditanamkan dalam konstruksi beton. Demikian pula, serat gelas dikombinassikan dengan resin, menghasilkan plastik yang diperkuat serat (RFP ).
Jelas bahwa bahan penguat merupakan komponen yang lebih kuat dan memikul beban.Selain itu bahan penguat harus memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi.Di samping itu, ikatan antara matriks dan bahan penguat sangat kritis, karena biasanya beban diteruskan dari matriks ke serat atau batang.
Agar bahan penguat dapat memikul beban, penguat harus memiliki modulus Young yang lebih tinggi daripada matriks.Modulus elastisitas plastik yang diperkuat serat, EFRP dapat dihitung dari fraksi volume rata-rata bila semua serat sejajar dengan arah beban.
Tegangan geser setara juga timbul pada permukaan antara serat penguat dan matriks plastik di sekitar nya.Pada hal ini tegangan geser ditahan oleh ikatan kimia.Tegangan geser antarpermukaan penting diperhatikan bila serat tidak kontinu.Bila serat putus, tegangan secara otomatis mencapai nol pada ujung serat, dan beban dialihkan ke matriks. Transfer berlangsung melalui tegangan geser pada permukaan antara. Tegangan geser pada ujung serat sangat tinggi, dan
matriks yang lebih lemah harus memikul beban lebih ini.Oleh karena itu, serat yang panjang dan kontinu sangat baik untuk komposit yang harus menanggung beban.Serat halus dalam jumlah banyak lebih baik daripada serat kasar dalam jumlah kecil, karena semakin halus serat semakin luas permukaan antara yang dapat menanggung beban geser dan semakin kecil kemungkinan bahwa serat menyebabkan kecacatan pada matriks.Akhirnya, matriks yang ulet lebih mudah menyesuaikan diri dengan konsentrasi tegangan pada ujung serat dibandingkan dengan matriks rapuh.
Karena komposit polimer ringan, bahan ini menarik perhatian ahli desain.Meskipun komposit memiliki kekuatan tarik Su yang lebih rendah daripada logam, rasio kekuatan/kerapatan, Su /ρ, tinggi.Namun, fungsi penguat pada beban
tarik dan beban tekan berbeda.Pada kompresi, rasio modulus elastisitas/kerapatan,
E/ρ, merupakan criteria desain yang lebih baik.
Skema struktur komposit diperlihatkan pada Gambar 2.3 sebagai berikut :
Komposit Komposit Partikulat Partikel Besar Dispersi Komposit Serat Berlanjut Tidak Berlanjut Komposit Struktur Lapisan Tumpuk
Komposit berdasakan jenis penguatnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Komposit Partikulat(Particulate composite) adalah komposit dengan material penguatnya berbentuk partikel.
b. Komposit Serat (Fibre composite) adalah komposit dengan material penguatnya berbentuk serat.
c. Komposit Struktur (Structural composite)/ struktur Laminat adalah komposit yang terdiri dari dua bahan yang berlainan (laminat).
Matrik dalam komposit berfungsi sebagai bahan mengikat serat menjadi sebuah unit struktur, melindungi dari perusakan eksternal, meneruskan atau memindahkan beban eksternal pada bidang geser antara serat dan matrik, sehingga matrik dan serat saling berhubungan.
Pembuatan komposit serat membutuhkan ikatan permukaan yang kuat antaraseratdan matrik.Selain itu matrik juga harus mempunyai kecocokan secara kimia agar reaksi yang tidak diinginkan tidak terjadi pada permukaan kontak antara keduanya. Untuk memilih matrik harus diperhatikan sifat-sifatnya antara lain seperti tahan terhadap panas, tahan cuaca yang buruk dan tahan terhadap goncangan yang biasanya menjadi pertimbangan dalam pemilihan material matrik.Bahan Polimer yang sering digunakan sebagai material matrik dalam komposit ada dua macam yaitu thermoplastikdantermoset.Termoplastikadalah jenis plastik yang dapat didaur ulang, yaitu jika dipanaskan lagi memiliki sifat plastis sehingga dapat dicetak lagi. Sebaliknya termoset jika dipanaskan akan langsung mengeras dan menjadi arang, sehingga tidak dapat didaur ulang.
2.2.1 Resin
Resin dalam penggunaan yang paling spesifik dari istilah adalah sekresi hidrokarbon banyak tanaman, terutama jenis konifera pohon. Resin yang dinilai untuk sifat kimia dan menggunakan terkait, seperti produksi pernis, perekat dan
glazing agent makanan. Mereka juga dihargai sebagai sumber penting bahan baku
untuk sintesis organik, dan sebagai konstituen dari dupa dan parfum. Resin tanaman memiliki sejarah yang sangat panjang yang didokumentasikan di Yunani kuno oleh Theophrastus, di Roma kuno oleh Pliny the Elder, dan terutama dalam resin yang dikenal sebagai kemenyan dan mur, dihargai di Mesir kuno. Zat ini yang sangat berharga, dan diperlukan sebagai dupa dalam beberapa ritual keagamaan. Amber adalah resin fosil keras dari pohon-pohon tua.
Resincasting adalah metode pengecoran plastik di mana cetakan diisi
dengan resin sintetik cair, yang kemudian mengeras.Hal ini terutama digunakan untuk produksi skala kecil seperti prototipe industri dan kedokteran gigi.Hal ini dapat dilakukan oleh penggemar amatir dengan investasi awal kecil, dan digunakan dalam produksi tertagih mainan, model dan tokoh, serta produksi perhiasan skala kecil. Resin sintetis untuk proses tersebut adalah monomer untuk membuat polimer thermosetting plastik. Selama proses pengaturan, monomer berpolimerisasi cair ke dalam polimer, sehingga mengeras menjadi solid.
Umumnya resin termoseting digunakan yang berpolimerisasi dengan mencampur dengan bahan pengawet (katalis polimerisasi) pada suhu kamar dan tekanan normal. Resin yang ditunjuk oleh analogi dengan resin tanaman, tetapi
digunakan meliputi resin polystyrene, resin poliuretan, resin epoxy, polyester resin tak jenuh, resin akrilik dan resin silikon.
Resin Epoxy memiliki viskositas rendah dari resin poliuretan dan resin poliester menyusut tajam sementara menyembuhkan.Resin akrilik, khususnya jenis metil metakrilat resin sintetis , memproduksi kaca akrilik, yang tidak segelas tetapi polimer plastik yang transparan , dan sangat sulit. Sangat cocok untuk embedding objek (seperti, misalnya piala akrilik), untuk tujuan tampilan. Styrene monomer adalah cairan yang mirip pada suhu kamar, yang juga akan polimerisasi ke dalam plastik polistiren seperti gelas bening, dengan penambahan katalis yang cocok.
Sebuah cetakan fleksibel dapat terbuat dari lateks karet , suhu kamar divulkanisir karet silikon atau bahan lain yang serupa dengan biaya yang relatif rendah, tetapi hanya dapat digunakan untuk sejumlah coran .
Metode yang paling sederhana adalah tuang graviti di mana resin dituangkan ke dalam cetakan dan menarik ke dalam semua bagian oleh gravitasi.Bila dua bagianresin dicampur, gelembung udara cenderung terjadi di dalam cairan,hal tersebut dapat dihilangkan dalam ruang vakum. Tuang juga bisa dilakukan di ruang vakum (bila menggunakan cetakan terbuka) baik untuk mengekstrak gelembung ini, atau dalam panci tekanan, untuk mengurangi ukurannya ke titik di mana mgelembung tidak terlihat. Tekanan dan/atau gaya sentrifugal dapat digunakan untuk membantu mendorong cairan resin ke dalam semua bagian dari cetakan.Cetakan juga dapat bergetar untuk mengusir gelembung.
Setiap unit memerlukan beberapa jumlahtenaga kerja, membuat biaya akhir per unit yang diproduksi cukup tinggi. Hal ini berbeda dengan injection
molding di mana biaya awal membuat cetakan logam yang lebih tinggi, tapi
cetakan dapat digunakan untuk menghasilkan produk dengan jumlah yang jauh lebih banyak, sehingga biaya lebih rendah per unitnya.
2.2.2 Serat Kaca
Kaca serat (Bahasa Inggris: fiberglass) atau sering diterjemahkan menjadi serat gelas adalah kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan garis tengah sekitar 0,005 mm - 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun menjadi kain, yang kemudian diresapi dengan resin sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi untuk digunakan sebagai badan mobil dan bangunan kapal. Dia juga digunakan sebagai agen penguat untuk banyak produk plastik; material komposit yang dihasilkan dikenal sebagai plastik diperkuat-gelas (
glass-reinforced plastic, GRP) atau epoxy diperkuat glass-fiber (GRE), disebut
"fiberglass" dalam penggunaan umumnya.
Pembuat gelas dalam sejarahnya telah mencoba banyak eksperimen dengan gelas giber, tetapi produksi masal dari fiberglass hanya dimungkinkan setelah majunya mesin.Pada 1893, Edward Drummond Libbey memajang sebuah pakaian di World Columbian Exposition menggunakan fibreglass dengan diameter dan tekstur fiber sutra. Yang sekarang ini dikenal sebagai "fiberglass", diciptakan pada 1938 oleh Russell Games Slayter dari Owens-Corning sebagai sebuah material yang digunakan sebagai insulasi. Dia dipasarkan dibawah merk dagang Fiberglass (sic), lihat juga merk dagang yang menjadi generik.
Serat kaca komposit merupakan sebuah senyawa yang mirip dengan kaca dikomposisikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan lembaran – lembaran kaca tipis yang kemudian di urai menjadi sebuah benang – benang halus.
Spesifikasi serat kaca komposit :
• Mempunyai berat yang sangat ringan .
• Bersifat kaku.
• Cukup kuat dalam menahan gaya vertikal.
• Mempunyai bentuk yang ramping, sehingga memudahkan dalam pengemasan
dan distribusinya.
• Tidak mengandung racun, karena tidak menggunakan cairan kimia yang
berbahaya.
Serat – serat kaca tersebut kemudian dijahitkan ke dalam gabus sebagai dasar penempatannya kemudian diperkuat dengan menambahkan lapisan plastic di kedua sisi – sisi luarnya. Dalam menjahitkan benang – benang kaca tersebut digunakan sebuah mesin khusus dan di jahit menyilang agar semua daerah gabus tertutupi kemudian digunakan senyawa polimer plastic
Bahan ini dapat dikatakan hemat energy karena tidak memerlukan tenaga ekstra.Selain itu, pemasangannya pun di lapangan cukup mudah dan mempunyai ketahanan yang cukup kuat.Bahan ini cukup ramah lingkungan karena pembuatanya yang terkomputerisasi, bersih dan tidak menimbulkan limbah.
2.2.3 BusaEVA
Ethylene vinil asetat (juga dikenal sebagai EVA) adalah kopolimer etilena dan vinil asetat. Persentase berat vinil asetat biasanya bervariasi dari 10% sampai 40%, dengan sisanya menjadi etilena.
Ini adalah polimer yang mendekati bahan elastomer dalam kelembutan dan fleksibilitas, namun dapat diolah seperti termoplastik lainnya. Materi yang memiliki kejelasan baik dan gloss, ketangguhan suhu rendah, ketahanan stres-retak, sifat bukti air perekat panas meleleh, dan ketahanan terhadap radiasi Ultra Violet.
Busa EVA merupakan sejenis polyurethane. Polyurethane adalah polimer terdiri dari rantai unit organik bergabung dengan rantai karbamat(urethane). Sementara sebagian poliuretan thermosetting polimer yang tidak mencair ketika dipanaskan, poliuretan termoplastik juga tersedia.
Polimer poliuretan dibentuk dengan mereaksikan isosianat dengan poliol. Kedua isosianat dan poliol digunakan untuk membuat poliuretan mengandung rata-rata dua atau lebih kelompok fungsional per molekul.
Produk poliuretan sering hanya disebut " urethanes " , tapi tidak harus bingung dengan etil karbamat, yang juga disebut urethane . Poliuretan tidak mengandung atau diproduksi dari etil karbamat.
Poliuretan digunakan dalam pembuatan fleksibel , tinggi ketahanan busa tempat duduk; kaku panel insulasi busa , segel busa mikroseluler dan gasket , roda elastomer tahan lama dan ban (seperti roller coaster dan roda eskalator ) , bushing
suspensi otomotif, senyawa pot listrik ; tinggi perekat kinerja, pelapis permukaan dan sealant permukaan, serat sintetis (misalnya, Spandex), mendasari karpet, bagian keras - plastik ( misalnya, untuk instrumen elektronik), selang dan roda skateboard .
Sifat poliuretan yang sangat dipengaruhi oleh jenis isosianat dan poliol digunakan untuk membuatnya. Panjang, segmen fleksibel, disumbangkan oleh poliol, memberikan polimer lembut, elastis. Jumlah tinggi silang memberikan polimer sulit atau kaku. Rantai panjang dan silang rendah memberikan polimer yang sangat elastis, rantai pendek dengan banyak ikatan silang menghasilkan polimer keras saat rantai panjang dan silang antara memberikan polimer berguna untuk membuat busa. Crosslinking dalam poliuretan berarti polimer terdiri dari jaringan tiga dimensi dan berat molekul sangat tinggi. Dalam beberapa hal sepotong poliuretan dapat dianggap sebagai satu molekul raksasa. Salah satu konsekuensi dari ini adalah bahwa poliuretan khas tidak melunak atau mencair ketikadipanaskan. Pilihan yang tersedia untuk isosianat dan poliol,selain aditif lain dan kondisi pengolahan memungkinkan poliuretan memiliki rentang yang sangat luas sifat yang membuat mereka seperti polimer banyak digunakan.Isosianat adalah bahan yang sangat reaktif. Hal ini membuat mereka berguna dalam membuat polimer tetapi juga membutuhkan perawatan khusus dalam penanganan dan penggunaan.
Isosianat aromatik, diphenylmethane diisosianat atau toluena diisosianat lebih reaktif daripada isosianat alifatik , seperti diisosianat heksametilena atau isoforon diisosianat. Sebagian besar isosianat adalah difunctional, yaitu mereka memiliki tepat dua kelompok isosianat per molekul. Sebuah pengecualian penting
untuk ini adalah polimer diphenylmethane diisosianat , yang merupakan campuran molekul dengan dua,tiga, dan empat atau lebih gugus isosianat. Dalam kasus seperti ini materi memiliki fungsi rata-rata lebih dari dua, biasanya Isosianat dengan fungsionalitas yang lebih besar dari dua bertindak sebagai situs silang sebagaimana disebutkan dalam paragraf sebelumnya.
Poliol adalah polimer yang dengan kemampuannya sendiri memiliki rata-rata dua atau lebih gugus hidroksil per molekulnya. Polieter poliol kebanyakan dibuat dengan polimerisasi etilen oksida dan propilen oksida. Poliester poliol dibuat mirip dengan polimer poliester.Poliol digunakan untuk membuat poliuretan tidak " murni" senyawa karena mereka sering campuran molekul yang sama dengan berat molekul yang berbeda dan campuran molekul yang mengandung perbedaan jumlah gugus hidroksil. Meskipun mereka menjadi campuran kompleks, poliol kelas industri memiliki komposisi mereka cukup terkontrol dengan baik untuk menghasilkan poliuretan memiliki sifat yang konsisten . Seperti disebutkan sebelumnya, itu adalah panjang rantai poliol dan fungsionalitas yang berkontribusi banyak untuk properti dari polimer akhir.
Poliol digunakan untuk membuat poliuretan kaku memiliki berat molekul dalam ratusan , sedangkan yang digunakan untuk membuat poliuretan yang fleksibel memiliki berat molekul hingga sepuluh ribu atau lebih .
Jika terdapat air dalam campuran reaksi (sering ditambahkan sengaja untuk membuat busa), isosianat bereaksi dengan air untuk membentuk hubungan urea dan gas karbon dioksida dan polimer yang dihasilkan mengandung urethane baik dan hubungan urea. Reaksi ini disebut sebagai blowing reaction dan dikatalisis oleh amina tersier seperti bis-(2-dimetilaminoetil)eter.
Reaksi ketiga, sangat penting dalam membuat isolasi busa kaku adalah reaksi trimerisasi isosianat, yang dikatalisis oleh kalium oktoat, misalnya.
Salah satu atribut yang paling diinginkan dari poliuretan adalah kemampuan mereka untuk berubah menjadi busa. Membuat busa membutuhkan pembentukan gas pada saat yang sama dengan polimerisasi uretan (pembentukan gel) terjadi.
Surfactants digunakan dalam busa poliuretan untuk mengemulsi
komponen cair, mengatur ukuran sel, dan menstabilkan struktur sel untuk mencegah keruntuhan dan cacat permukaan. Surfactants busa kaku dirancang untuk menghasilkan sel-sel yang sangat halus dan isi sel tertutup sangat tinggi.
Surfactants busa fleksibel yang dirancang untuk menstabilkan massa reaksi
sementara pada saat yang sama memaksimalkan konten sel terbuka untuk