• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

2. Desain Penelitian

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kausal komparasi. Kausal komparasi yang disebut juga sebagai penelitian ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis dimana ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi (Emzir, 2008:119). Dimana pada penelitian ini berusaha membandingkan gambaran gaya belajar siswa dengan menggunakan learning style inventory baku dan tidak baku pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Lambu Kabupaten Bima.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kausal komparasi. Dimana kedua grup telah dibedakan sejak awal dan pada akhir penelitian kedua grup diukur untuk mendapatkan hasil akhir yang kemudian akan diuji beda atau dihubungkan apakah ada perbedaan (Darmadi, 2014: 269).

Pada penelitian ini terdapat dua grup, dimana grup pertama yakni gambaran gaya belajar siswa yang diukir dengan menggunakan learning style inventory baku (C1) sedangkan grup kedua adalah gambaran gaya belajar siswa yang diukur dengan menggunakan learning style inventory tidak baku (C2). Pada akhirnya kedua grup tersebut akan dilakukan uji beda.

Tabel 3.1 Desain Penelitian Kausal Komparasi

(Sumber: Fraenkel dan Norman, 1993:321) Keterangan :

C1 : learning style inventory baku C2 : learning style inventory tidak baku B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri 2 Lambu Kabupaten Bima yang berjumlah 52 orang.

Tabel 3.2 Jumlah Populasi

Kelas Jumlah

X MIA 1 26

X MIA 2 26

Jumlah 52

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2016: 124), sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek/subjek penelitian. Tegasnya sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

30

Dalam penelitian ini, sampel dipilih dengan metode convenience sampling. Menurut Creswell (2015: 294), dalam convenience sampling peneliti memilih partisipan karena mereka mau dan bersedia diteliti. Dalam kasus ini, peneliti tidak dapat menyatakan dengan penuh keyakinan bahwa individu tersebut mewakili populasi. Akan tetapi, sampelnya dapat memberikan informasi yang berguna untuk menjawab pertanyaan dan hipotesis penelitian.

Convenience sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti, dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan sampel, atau peneliti memilih orang-orang terdekat saja. Pada penelitian ini, untuk menentukan ukuran sampel minimum dari suatu populasi digunakan teknik Slovin. Adapun perhitungan sampel sebagai berikut:

Keterangan :

N = besar populasi

n = jumlah sampel minimum

d = tingkat kepercayaan yang digunakan

Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:

C. Instrumen Pengumpulan Data dan Uji Instrumen 1. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009: 102) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran. Instrumen merupakan alat bantu yang sangat penting dan mendukung strategis kelancaran dalam kegiatan penelitian. karena data diperoleh melalui instrumen.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah angket/kuesioner. Penyebaran kuesioner (angket) adalah teknik pengumpulan data yang paling banyak digunakan dalam penelitian survei. Alasannya ialah dengan penyebaran kuesioner peneliti dapat menjangkau jumlah orang (responden) yang banyak dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, rangkaian pertanyaan dalam kuesioner dapat disusun dengan teliti dan tenang dalam kamar kerja peneliti sehingga rumusan dan susunan pertanyaannya dapat mengikuti sistematika yang sesuai dengan masalah penelitian dan variabel yang diteliti (Soemardjan & Koentjaraningrat, 1980).

Menurut Subana dkk (2000: 30), angket atau kuesioner adalah instrumen pengumpul data yang digunakan dalam teknik komunikasi tak langsung, artinya responden secara tidak langsung menjawab daftar pertanyaan tertulis yang ditulis melalui media tertentu. Sedangkan menurut Anwar (2009: 168) angket merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tending data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden , yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab aleh responden.

32

Adapun kisi-kisi angket gaya belajar siswa sebagai berikut: Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Gaya Belajar

Pada angket gaya belajar siswa skor maksimal untuk tiap indikator adalah 4, sedangkan skor minimal untuk tiap indikator adalah 1. Skala yang digunakan adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

Dimensi Indikator Nomor Item

Perasaan/ pengalaman

konkret

Belajar melalui pengalaman 2, 25, 27, 30

Belajar berkelompok 6, 28

Cepat bosan dalam menyelesaikan masalah 7

Menyukai hal-hal yang baru 8

Pengamatan/ refleksi pengamatan

Belajar melalui pengamatan 1, 5, 9,11 Belajar dari berbagai sudut pandang 3

Senang dengan tugas belajar 4

Memiliki pengertian terhadap sesuatu/ menyimpulkan

10 Memiliki keinginan hal yang dilakukan sama

atau lebih baik dari sebelumnya

16 Pemikiran/

konseptualisasi Abstrak

Menyukai pelajaran yang menuntut analisis logis

15, 12, 26

Belajar melalui pemikiran 17, 18

Bertindak sesuai teori 13, 24

Berpikir secara sistematis 14

Tindakan/ eksperimen

Aktif

Menyelesaikan tugas secara mandiri 20, 21, 22 Merespon suatu tantangan sebagai suatu

kesempatan

31 Memiliki kemampuan menyelesaikan

permasalahan

19, 23, 29

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolok dalam penyusunan item-item instrumen dalam bentuk pernyataan (Sugiyono, 2013: 93).

Untuk keterangan SS (Sangat setuju) memiliki skor 4, S (Setuju) skornya adalah 3, untuk TS (Tidak Setuju) skornya adalah 2 dan STS (Sangat Tidak Setuju) skornya 1. Skor tertinggi dalam tiap indikator angket ini untuk masing-masing gaya belajar adalah 32 dan skor terendahnya adalah 8. Dalam hal ini ada 4 macam gaya belajar, yang mana tiap gaya belajar terdiri dari 8 item.

2. Uji Instrumen

Dokumen terkait