• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SEKOLAH

C. Penelitian Tentang Pendidikan Agama Katolik di Sekolah

1. Desain Penelitian

a. Latar Belakang Penelitian

Penulis memilih SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat sebagai tempat penelitian karena SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat terletak di daerah tempat tinggal penulis. Selain itu penulis ingin mengenal SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat secara keseluruhan, mengingat dari tahun ke tahun sudah banyak mengalami perubahan. Tentu saja perubahan menjadi lebih baik dan semakin berkembang dalam bidang akademik, mempunyai fasilitas yang memadai, serta sistem pengajaran yang lebih menyenangkan. Penelitian ini dikhususkan untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Penulis memilih SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat sebagai subjek penelitian karena siswa kelas VIII merupakan siswa yang sedang memasuki masa remaja. Masa remaja sangat rentan dengan berbagai persoalan, misalnya pergaulan bebas, kenakalan remaja, pengaruh dari teman sebaya dan kurangnya percaya diri untuk berubah menjadi lebih baik. Dalam hal inilah, keluarga terutama orangtua menjadi pendidik utama bagi para siswa khususnya kelas VIII. Melalui pendekatan dari orangtua di rumah, para siswa akan lebih terbantu dalam perkembangan iman mereka sehingga berbagai persoalan tersebut dapat teratasi dengan baik.

Guru Pendidikan Agama Katolik di sekolah berfungsi untuk meneruskan apa yang sudah orangtua berikan kepada anaknya di rumah. Seperti yang sudah diuraikan secara singkat di atas bahwa pendidik utama siswa adalah orangtua. Apabila orangtua mempunyai waktu yang cukup untuk anaknya di rumah dan memberikan arahan kepada anaknya maka anak tersebut akan berkembang menjadi lebih baik. Sekolah membantu orangtua agar siswa mendapat pengetahuan baru dan tetap belajar dari pengalaman yang sudah dialami siswa baik di rumah maupun di sekolah. Guru Pendidikan Agama Katolik membantu siswa untuk semakin mengembangkan imannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mangunwijaya sebagaimana dikutip Heryatno (2008: 15) menyatakan bahwa “hakikat dasar Pendidikan Agama Katolik sebagai komunikasi iman, bukan pengajaran agama”. Komunikasi iman dapat menumbuhkembangkan kepercayaan dalam diri manusia sedangkan pengajaran agama hanya sebagai pengetahuan manusia serta membantu manusia untuk menerapkannya. Sangat perlulah komunikasi iman antar sesama melalui sharing pengalaman. Sharing pengalaman dapat membantu seseorang agar imannya berkembang. Oleh sebab itu, guru Pendidikan Agama Katolik di sekolah memfasilitasi siswa agar siswa mampu mengkomunikasikan iman mereka dengan cara mensharingkan pengalaman siswa sehari-hari.

Melalui penelitian ini penulis berharap dapat mengetahui sejauh mana Pendidikan Agama Katolik di sekolah SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat membantu perkembangan iman siswa dan apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambatnya. Tentu saja melalui penelitian ini penulis

berharap memberikan sumbangan pemikiran untuk SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat khususnya Pendidikan Agama Katolik di sekolah.

b. Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaaan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Katolik di sekolah SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat telah berperan membantu perkembangan iman siswa

2) Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambatnya

c. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif. Alasan penulis memilih penelitian kualitatif karena penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik sehingga penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut juga sebagai metode etnographi (memfokuskan diri pada budaya dari sekelompok orang) serta meneliti tentang hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek penelitian. Latar belakang subjek sangat bermanfaat dalam penelitian karena membantu peneliti dalam menemukan fakta untuk mendukung teori yang ada. Peneliti juga ikut serta dalam penelitian sehingga penulis bisa berproses bersama responden. Selain itu, penulis mendapat banyak pengalaman dalam melaksanakan penelitian sehingga membantu penulis untuk berkembang menjadi lebih baik.

Oleh sebab itu, penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan observasi partisipatif melalui wawancara guru Pendidikan Agama Katolik di sekolah serta kuesioner tertutup untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Melalui penelitian ini, penulis mengajak guru Pendidikan Agama Katolik di sekolah agar lebih mengutamakan perkembangan iman siswa di sekolah. Moelong (2012: 6) mengungkapkan bahwa: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti mengamati responden secara langsung dengan cara melihat perilaku, persepsi, dan motivasi. Melalui perilaku, persepsi, dan motivasi peneliti mendapat jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Sugiyono (2013: 1) mengungkapkan bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen). Peneliti adalah sebagai instrumen kunci dimana teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan). Analisis data bersifat induktif sehingga hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Menurut pendapat para ahli di atas, penelitian kulitatif merupakan penelitian yang berdasarkan keadaan nyata. Semua data diperoleh dari kondisi objek yang alamiah. Artinya objek yang diteliti menjadi jawaban atas pelaksanaan dalam penelitian. Pada akhirnya data yang diperoleh merupakan data yang sungguh-sungguh terjadi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

d. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan instrumen observasi partisipatif, kuesioner dan wawancara. Instrumen observasi partisipasif ini melibatkan peneliti secara langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2013: 64). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 199). Penulis menggunakan kuesioner tertutup untuk siswa SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Keusioner tertutup adalah kuesioner yang jawabannya sudah disediakan. Responden tinggal memilih di antara alternatif yang tersedia (Dapiyanta, 2011: 23). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam (Sugiyono, 2013: 72). Penulis menggunakan wawancara terpimpin untuk guru Pendidikan Agama Katolik SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Wawancara terpimpin adalah pertanyaan yang diajukan dalam wawancara sudah disiapkan lebih dahulu oleh peneliti sehingga terarah (Dapiyanta, 2011: 25).

Sugiyono (2013: 2) mengungkapkan bahwa “kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna di balik yang terlihat dan terucap tersebut”. Terdapat

dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.

e. Responden

Penelitian ini mengambil populasi siswa kelas VIII SMP negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Jumlah siswa kelas VIII secara keseluruhan adalah 150 siswa. Siswa kelas VIII yang beragama Katolik berjumlah 69 siswa. Dari 69 siswa tersebut, penulis melaksanakan penelitian untuk 2 kelas, yaitu kelas VIII A dan VIII B berjumlah 30 siswa. Alasan penulis tidak menjadikan 69 siswa sebagai responden penelitian karena penulis memandang 30 siswa sudah mewakili suara yang lain dan pada saat pembahasan hasil penelitian lebih praktis. Penulis juga mewawancarai 1 orang guru Pendidikan Agama Katolik yang mengampu kelas VIII yaitu ibu Seravina.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sample. Purposive sample merupakan sampel bertujuan karena dalam penelitian kualitatif tidak ada sampel acak (Moleong, 2012: 224). Dalam purposive sampling, pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sutrisno Hadi, 2004: 91).

f. Waktu Pelaksanaan dan Cara Pengumpulan Data

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sepauk, kabupaten Sintang, Kalimantan Barat pada bulan Januari 2014. Dengan proses pelaksanaan sebagai berikut: pertama, penulis menentukan kelas yang akan dijadikan

responden penelitian. Kedua, penulis membagikan angket untuk 30 siswa kepada kelas yang sudah ditentukan dan menunggu di kelas pada saat pengisian angket berlangsung sampai selesai. Ketiga, penulis mewawancari 1 orang guru Pendidikan Agama Katolik yang mengampu kelas VIII SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

g. Variabel Penelitian

1) Pelaksanaan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Katolik di sekolah SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat

2) Faktor-faktor pendukung dan penghambatnya

h. Kisi-Kisi Instrumen

No Variabel Indikator Jumlah

Item

(1) (2) (3)

1. Pelaksanaan proses belajar

mengajar Pendidikan Agama Katolik di sekolah SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat

Tersedianya gambaran pelaksanaan data Pendidikan Agama Katolik di sekolah

14

2. Faktor pendukung dan penghambatnya

Tersedianya data faktor

pendukung dan penghambatnya

Dokumen terkait