• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

Bagan 3.2 Desain Penelitian Pengembangan

Potensi dan Masalah

Analisis Kebutuhan (Wawancara)

TAHAP KETIGA

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL RPP Desain Media Pembelajaran Konvensional Pengumpulan Bahan Pembuatan Media Pembelajaran Konvensional TAHAP KEDUA

Hasil wawancara Penentuan masalah

Konsultasi

dosen Pengumpulan data

TAHAP KEEMPAT

VALIDASI MEDIA PEMBELAJARAN Pembuatan Kuesioner

Validasi Konsultasi Dosen

Instrumen Siap Digunakan Revisi

Validasi Media

Pakar Media Pembelajaran

Guru Kelas II

Analisis

TAHAP KELIMA REVISI PRODUK

Hasil Validasi oleh Pakar Revisi Produk

Untuk penelitian ini, langkah-langkah pengembangannya adalah sebagai berikut:

Pada tahap pertama, peneliti mengkaji potensi dan masalah berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II SD. Tujuan dari wawancara ini agar dapat mengetahui fenomena terkait kesulitan siswa SD kelas II dan juga terkait penggunaan media pembelajaran yang belum mampu mengatasi kesulitan tersebut Potensi dan masalah yang dikaji sesuai dengan subtema bermain di rumah teman. Pada tahap ini juga peneliti melakukan analisis kebutuhan. Tujuan dilakukannya analisis kebutuhan adalah untuk keperluan pengembangan media pembelajaran terkait materi pelajaran terkait.

Pada tahap kedua, peneliti menganalisis hasil wawancara yang telah dilakukan pada tahap pertama. Hasil wawancara dianalisis untuk menemukan masalah utama yang mana digunakan dalam penelitian ini. Hasil wawancara yang telah dikaji ini dijadikan sebagai data oleh peneliti. Pada tahap ketiga, peneliti membuat desain media pembelajaran konvensional untuk muatan pelajaran matematika. Peneliti terlebih dahulu merancang RPP berdasarkan KI dan KD pada subtema bermain di rumah teman. Kemudian dilanjutkan dengan membuat desain untuk tiap-tiap media pembelajaran. Setelah itu, mengumpulkan bahan untuk masing-masing media. Lalu diakhiri dengan membuat media pembelajaran berdasarkan rancangan desain yang telah dibuat. Media konvensional

yang dibuat meliputi: kotak dadu, papan kartu bergambar, , komik perkalian, serta petunjuk jalan perkalian.

Pada tahap keempat, peneliti membuat instrumen validasi dan media yang dikembangkan divalidasi. Instrumen validasi berupa kuesioner yang akan digunakan untuk validasi media pembelajaran konvensional oleh pakar media pembelajaran serta guru kelas II. Hasil dari validasi ini dijadikan bahan untuk merevisi media yang dikembangkan.

Pada tahap kelima atau tahap akhir dilakukan revisi media pembelajaran. Revisi ini dilakukan berdasarkan saran dan komentar dari dosen pembimbing serta pakar media pembelajaran, sehingga menjadi produk yang layak yakni media pembelajaran konvensional pada muatan pelajaran matematika dalam subtema bermain di rumah teman untuk siswa kelas II SD.

D.Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data untuk tujuan penelitian dilakukan dengan teknik wawancara. Wawancara itu sendiri merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Wawancara ini dilakukan dengan guru kelas II A SDN Kalasan 1, yakni ibu Catur.

E.Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan wawancara. Daftar wawancara ini digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik (siswa) kelas II SD dalam memahami suatu materi

pembelajaran dan juga digunakan untuk mengetahui seberapa mampu media pembelajaran yang digunakan pendidik dalam meningkatkan pemahaman peserta didik untuk suatu materi pembelajaran. Dengan demikian, dapat menjadi masukan dalam mengembangkan media pembelajaran berdasarkan informasi dari pendidik terkait media yang belum mampu mengatasi kesulitan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.

Tabel 3.2 Panduan Wawancara dengan Guru Kelas II SDN Kalasan 1: No. Daftar Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

1. Materi apa yang sulit dikuasai siswa pada mata pelajaran inti

2. Apa upaya yang dilakukan oleh guru untuk membantu kesulitan siswa tersebut?

3. Seberapa sering bapak/ ibu menggunakan media dalam proses pembelajaran?

4. Jenis media apa yang paling sering digunakan bapak/ibu dalam proses belajar mengajar?

media oleh bapak/ibu?

6. Bagaimana hasil penggunaan media tersebut?

7. Media seperti apa yang ibu inginkan jika dibuatkan untuk mengatasi kesulitan tersebut?

Tabel 3.3 Kuesioner Instrumen Validasi Media Pembelajaran Konvensional:

No .

Aspek yang Dinilai Hasil Penelaahan Nilai dan Skor

Komentar

1 2 3 4 5

1. Media pembelajaran sesuai dengan konsep/materi yang akan dibahas

2. Media pembelajaran menarik, tetapi aspek kemenarikannya tidak berlebihan.

3. Media belajar yang digunakan sesuai dengan

kemampuan berpikir siswa

4. Media yang digunakan mudah diperoleh alat atau bahan pembuatannya

5. Media pembelajaran mampu membuat siswa aktif

6. Media pembelajaran dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama (tahan lama)

7. Ukuran media pembelajaran sesuai dengan jumlah siswa atau ruang kelas.

8. Media pembelajaran mudah dalam penggunaannya

yang besar

10. Media belajar bersifat konkrit.

11. Media yang digunakan dapat menunjang tercapainya tujuan belajar

12. Tidak berbahaya bagi siswa

13. Gambar yang terdapat dalam media jelas

14. Warna yang digunakan untuk media menarik perhatian siswa 15. Media pembelajaran memiliki keterkaitan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Total skor

No. Aspek yang Dinilai

Hasil Penelaahan Nilai dan Skor Komentar

1 2 3 4 5

Rata-rata

=

Tabel 3.4 Kriteria Kelayakan Interval Skor Kriteria

X> 42 Sangat baik

34< X ≤ 42 Baik

26< X≤ 34 Cukup

18< X ≤ 26 Kurang

X ≤ 18 Sangat kurang

Kesimpulan (mohon dilingkari salah satu):

1. Media pembelajaran konvensional layak digunakan/uji coba tanpa revisi. 2. Media pembelajaran konvensional layak digunakan/uji coba dengan revisi

sesuai saran.

3. Media pembelajaran konvensional tidak layak untuk digunakan/uji coba lapangan.

Yogyakarta, ……… Penilai

( ……....………..) F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, data dianalisis dengan kualitatif berdasarkan komentar guru kelas II SD yang selanjutnya dianalisis untuk diketahui kelayakan dan kualitasnya dari produk yang dikembangkan.

Data berupa skor dari penilaian oleh pakar media pembelajaran, dan guru kelas II Sekolah Dasar. Data yang dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian kuesioner diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup baik), 2 (kurang baik), 1 (sangat kurang baik). Skor yang sudah

didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Konversi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

X > i + 1,80 Sbi Sangat baik

i+ 0,60 SBi< X ≤ i + 1, 80Sbi Baik

i–0,60 SBi < X ≤ i + 0,60Sbi Cukup

i–1,80 SBi < X ≤ i– 0,60Sbi Kurang

X ≤ i– 1,80Sbi Sangat Kurang

Keterangan:

Rerata ideal ( i) : (skor maksimal ideal + skor minimal

ideal)

Simpangan baku ideal (SBi) : (skor maksimal ideal - skor minimal

ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor minimal ideal : 10

Rata-rata ideal ( i) : (50+10) = 30

Simpangan baku ideal (SBi) : (50-10) = 6.67

Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawaban:

Kategori sangat baik = X > i + 1,80 SBi

= X > 30 + (1,80 .6.67) = X > 30 + 12,0 = X >42 Kategori baik = i + 0,60SBi < X ≤ i + 1,80SBi = 30+ (0,60 . 6.67) < X ≤ 30 + (1,80 .6.67) = 30 + 4.0< X ≤ 30+ 12.0 = 34< X ≤ 42

Kategori cukup baik = i - 0,60SBi < X≤ i + 0,60SBi

= 30 - (0,60 .6.67) < X ≤ 30 + (0,60.6.67) = 30 – 4.0< X≤ 30+ 4.0

= 26< X≤ 34

Kategori kurang baik = i - 1,80SBi < X≤ i - 0,60SBi

= 30- (1,80 .6.67) < X ≤ 30- (0,60 .6.67) = 30-12,0 < X ≤ 30 – 4,0

= 18< X ≤ 26

Kategori sangat kurang baik = ≤ i– 1,80SBi

= X ≤ 30 - (1,80 . 6.67) = X ≤ 30 – 12,0

= X ≤ 18

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.

Tabel 3.6 Kriteria Skor Skala Lima

Interval Skor Kriteria

X > 42 Sangat Baik

34< X ≤ 42 Baik

26< X≤ 34 Cukup

18< X ≤ 26 Kurang

X ≤ 18 Sangat Kurang

Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rata-rata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.

72 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah langkah awal yang dilakukan peneliti untuk menganalisis potensi dan kebutuhan suatu satuan pendidikan/sekolah. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi terkait kesulitan yang dialami oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas serta terkait penggunaan media pembelajaran. Kesulitan dalam hal ini terkait belum ditemukannya media pembelajaran yang cocok untuk digunakan dalam menjelaskan suatu materi pelajaran kepada siswa. Dalam hal ini mengarah pada materi dalam muatan pelajaran matematika. Dengan adanya analisis kebutuhan ini, maka dapat menjadi pedoman bagi peneliti untuk mengembangkan media pembelajaran konvensional pada muatan pelajaran matematika untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Peneliti melakukan analisis kebutuhan berdasarkan langkah-langkah pengembangan yang diuraikan dalam bab III.

Analisis kebutuhan diawali dengan melakukan wawancara terhadap guru kelas II A SD Negeri Kalasan 1, yakni ibu C. Wawancara ini dilakukan pada hari Selasa, 30 September 2015 pukul 11:00 di ruang kelas IIA SDN Kalasan 1. Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk mengidentifikasi potensi dan masalah di satuan pendidikan/sekolah terkait pemahaman dan penggunaan media pembelajaran konvensional pada muatan pelajaran matematika.

Peneliti menjadikan hasil wawancara sebagai pedoman untuk mengembangkan media pembelajaran konvensional pada muatan pelajaran matematika untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

1. Hasil Wawancara

Wawancara yang dilakukan pada guru kelas II SD Negeri Kalasan 1 berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun peneliti berjumlah 7 butir. Berikut adalah hasil wawancara berdasarkan daftar pertanyaan dengan guru kelas II A SD Negeri Kalasan 1.

Pertanyaan pertama yaitu tentang materi apa yang sulit dikuasai siswa pada mata pelajaran inti. Guru mengatakan bahwa kesulitan yang dihadapi siswa sangat bergantung pada apa yang dipelajarinya. Hampir pada setiap mata pelajaran inti terdapat kesulitan yang dihadapi siswa. Tetapi yang lebih dominan ada pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan matematika. Namun, kesulitan yang dihadapi siswa tidak terletak pada semua materinya melainkan hanya materi-materi tertentu, pada mata pelajaran matematika seperti pembagian, perkalian, mengenal bangun datar dan bangun ruang. Pada mata pelajaram bahasa Indonesia siswa kesulitan dalam memahami teks cerita narasi.

Pertanyaan kedua yaitu tentang upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami pembelajaran. Guru mengatakan bahwa sejauh ini upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan media saat proses belajar berlangsung serta

menggunakan buku guru dan buku siswa sebagai acuan dalam proses pembelajaran.

Pertanyaan ketiga yaitu tentang seberapa sering bapak/ ibu menggunakan media dalam proses pembelajaran. Guru mengatakan bahwa beliau masih belum begitu sering menggunakan media dalam proses pembelajaran. Beliau hanya kadang-kadang menggunakan media pembelajaran, tergantung materi yang akan disampaikan, misalnya terlalu sulit dipahami maka diperlukan media untuk memfasilitasinya. Penggunaan media pembelajaran disesuaikan dengan materi atau jika dibutuhkan, sehingga media tidak selalu digunakan dalam setiap pembelajaran.

Pertanyaan keempat yaitu tentang jenis media yang sering digunakan bapak/ ibu dalam proses belajar mengajar. Guru mengatakan bahwa jenis media pembelajaran yang biasa dipakai beliau dalam mengajar adalah media pembelajaran konvensional. Media ini digunakan oleh guru karena lebih mudah pembuatan maupun penggunaannya. Selain itu, karena beberapa media konvensional memang sudah disediakan di sekolah. Guru mengatakan bahwa beliau jarag merancang dan membuat media pembelajaran karena keterbatasan waktu.

Pertanyaan kelima yaitu tentang intensitas penggunaan media oleh Bapak/ Ibu. Guru mengatakan bahwa belum begitu sering beliau menggunakan media dalam proses pembelajaran. Bisa dibilang intensitas

penggunaan media masih dalam taraf “kadang-kadang”, tergantung materi yang akan disampaikan, misalnya terlalu sulit dipahami maka diperlukan media untuk memfasilitasinya. Jadi dalam hal ini, penggunaan media pembelajaran disesuaikan dengan materi atau jika dibutuhkan, sehingga media tidak selalu digunakan dalam setiap pembelajaran.

Pertanyaan keenam yaitu tentang hasil yang dicapai saat menggunakan media. Guru mengatakan bahwa ketika beliau menggunakan media, proses pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan. Selain itu, yang terpenting pemahaman siswa terkait materi yang disampaikan pun lebih baik.

Pertanyaan ketujuh yaitu tentang media seperti apa yag ibu inginkan jika dibuatkan untuk mengatasi kesulitan tersebut. Guru mengatakan bahwa media yang diinginkan yaitu media yang benar-benar bisa mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi, menyenangkan bagi siswa dan mudah digunakan oleh siswa dan guru.

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah diuraikan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pemahaman guru terkait pentingnya penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sudah baik. Guru sudah memahami bahwa pembelajaran akan berlangsung lebih menyenangkan dan siswa lebih aktif jika menggunakan media pembelajaran. Guru tidak selalu menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran

karena keterbatasan waktu. Selain karena keterbatasan waktu, kendala utamanya adalah guru masih belum memahami tentang bagaimana mengembangkan suatu media pembelajaran. Guru menggunakan media pembelajaran jika materi yang akan dibahas betul-betul membutuhkan media pembelajaran agar dapat dipahami siswa. Hal ini dikarenakan materi yang dibahas cukup sulit sehingga membutuhkan media pembelajaran untuk membantu pemahaman siswa.

Pemahaman guru tentang media pembelajaran konvensional juga sudah baik. Guru lebih menggunakan media pembelajaran konvensional dalam proses pembelajaran. Hal ini karena penggunaan dan pembuatan media pembelajaran konvensional lebih mudah. Guru mengharapkan adanya media pembelajaran konvensional yang dapat membantu pemahaman siswa terkait materi-materi pelajaran yang sulit. Adapun materi-materi pelajaran yang sulit adalah operasi hitung perkalian dan pembagian, mengenal bangun datar dan bangun ruang pada muatan pelajaran matematika, serta memahami teks cerita narasi pada muatan pelajaran bahasa Indonesia.

B. Deskripsi Produk Awal

Dalam melakukan pengembangan media konvensional pada muatan pelajaran matematika untuk siswa kelas II SD ini, peneliti melakukan beberapa langkah pengembangan. Langkah pertama yang dilakukan peneliti dalam mengembangkan produk media pembelajaran adalah menentukan tema

dan subtema. Kemudian menentukan kompetensi inti (KI) dan kompetensi Dasar (KD) dari subtema yang telah ditentukan. Dengan mengacu pada kompetensi Dasar yang telah ditentukan, peneliti kemudian merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Langkah selanjutnya adalah peneliti membuat jaring-jaring pembelajaran untuk kompetensi Dasar dan indikator yang telah dirumuskan berdasarkan subtema yang telah ditentukan. Peneliti kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) berdasarkan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan untuk 4 pembelajaran, yakni pembelajaran 1, 2, 3, dan 6.

Didalam RPPTH yang disusun peneliti memuat materi pembelajaran, pendekatan, model, dan metode yang digunakan dalam pembelajaran, sumber belajar, media, bahan dan alat yang digunakan dalam pembelajaran, hingga kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, dalam RPPTH juga memuat Lembar Kerja Siswa (LKS) serta instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi siswa. Dalam instrumen penilaian tidak hanya memuat instrumen penilaian kognitif, tetapi juga instrumen penilaian afektif dan psikomotorik. Langkah selanjutnya yakni peneliti merancang media pembelajaran konvensional pada muatan pelajaran matematika untuk siswa kelas SD II dengan berpedoman pada RPPTH yang telah dibuat. Media pembelajaran konvensional berjumlah 4 macam media yang mana digunakan untuk KD 3 dan 4 dalam setiap pembelajaran (pembelajaran 1,2,3, dan 6).

Dalam satu pembelajaran terdapat dua media yang digunakan. Penggunaan media tersebut berdasarkan KD 3 dan 4 yang telah dirumuskan.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

RPPTH adalah rencana atau rancangan pelaksanaan pembelajaran yang disusun guna menjadi pedoman dalam melaksanakan suatu pembelajaran. RPPTH memuat langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dijabarkan secara terperinci untuk dilaksanakan dalam suatu pembelajaran. RPPTH bertujuan agar suatu pembelajaran dapat dilaksanakan secara sistematis. RPPTH memuat komponen-komponen yang meliputi: 1) Satuan pendidikan/ identitas sekolah, 2) Kelas/ semester, 3) Tema/ subtema, 4) Pembelajaran, 5) Alokasi waktu, 6) Kompetensi inti, 7) Kompetensi dasar, 8) Indikator, 9) Tujuan pembelajaran, 10) Materi pembelajaran, 11) Pendekatan dan metode pembelajaran, 12) Media, alat, dan sumber pembelajaran, 13) Langkah-langkah pembelajaran, 14) Penilaian, 15) Lampiran-lampiran.

Dalam penelitian ini, RPPTH dirancang untuk satu subtema yakni bermain di rumah teman yang merupakan subteman dari tema bermain di lingkunganku. RPPTH dirancang untuk 6 pembelajaran, tetapi dalam penelitian ini hanya merancang 4 RPPTH untuk pembelajaran 1,2,3 dan 6. Hal ini dikarenakan sesuai dengan fokusan penelitian dimana media pembelajaran yang dirancang hanya untuk muatan pelajaran matematika. Dalam subtema bermain di rumah teman, muatan pelajaran matematika

hanya terdapat dalam pembelajaran 1,2,3, dan 6 berdasarkan buku guru dan siswa kurikulum 2013 revisi tahun 2014.

Dalam satu pembelajaran alokasi waktu yang digunakan adalah 5 x 35 menit. Selain itu, muatan pelajaran yang terkandung dalam satu pembelajaran berkisar antara 3-4 muatan pelajaran. Dalam RPPTH langkah-langkah pembelajaran disusun secara sistematis, sehingga dalam penerapannya dapat dilaksanakan secara runtut.

2. Media Pembelajaran Konvensional pada Muatan Pelajaran Matematika

Media pembelajaran konvensional pada muatan pelajaran matematika adalah media pembelajaran konvensional pada muatan pelajaran matematika dalam subtema bermain di rumah teman untuk siswa SD kelas II. Media pembelajaran ini didesain dengan mengaitkan subtema yakni bermain di rumah teman. Media pembelajaran konvensional ini terdapat 4 macam, diantaranya adalah kotak dadu, papan kartu bergambar, komik perkalian, dan petunjuk jalan perkalian. media ini didesain untuk digunakan pada pembelajaran 1,2,3,dan 6 yang berisi muatan pelajaran matematika.

Dalam satu pembelajaran terdapat dua media pembelajaran yang digunakan. Dua media pembelajaran tersebut digunakan untuk KD 3 dan KD 4 dalam satu pembelajaran. Dalam hal ini, media kotak dadu digunakan pada pembelajaran 1,2,3, dan 6 karena penggunaannya mencakup 4 pembelajaran tersebut.

Media pembelajaran ini didesain dengan bentuk dan warna yang bervariasi. Media pembelajaran konvensional ini merupakan media pembelajaran yang tergolong media dua dan tiga dimensi. Adapun media pembelajaran yang termasuk media dua dimensi adalah petunjuk jalan perkalian yang berisi gambar serta garis-garis yang telah dibentuk menyerupai jalan yang dicetak dalam suatu kertas. Media petunjuk jalan perkalian juga dilengkapi dengan penampangnya yang merupakan media tiga dimensi. Media dua dimensi yang lainnya adalah komik yang mana berisi gambar-gambar terkait isi cerita. Sedangkan yang termasuk media tiga dimensi adalah kotak dadu dan papan kartu bergambar. Media papan kartu bergambar dilengkapi juga dengan gambar-gambar yang merupakan media dua dimensi.

Berikut adalah produk awal penelitian pengembangan ini.

Gambar 4.2 Produk Awal Papan Kartu Bergambar

Gambar 4.3 Produk Awal Komik Perkalian

C. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional pada Muatan Pelajaran Matematika dalam Subtema Bermain di Rumah Teman untuk Siswa SD Kelas II dan Revisi.

Dalam melakukan penelitian pengembangan, salah satu langkah yang dilakukan adalah validasi. Langkah ini merupakan suatu langkah dimana produk yang dihasilkan peneliti dinilai kualitasnya. Kualitas produk dinilai berdasarkan instrumen validasi yang telah disusun peneliti. Pakar atau validator dalam penelitian pengembangan ini adalah pakar media pembelajaran konvensional pada muatan pelajaran matematika. Validator dalam penelitian ini adalah ibu A.H. dan bapak G.K. Validasi yang dilakukan oleh ibu A.H. dan bapak G.K. dilakukan pada tanggal 24 Januari 2017.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk dijadikan pedoman dalam melakukan validasi oleh validator memuat aspek-aspek antara lain: 1) sesuai dengan konsep/materi yang dibahas, 2) menarik bagi siswa, 3) sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, 4) mudah diperoleh alat atau bahan pembuatan, 5) mampu membuat siswa aktif, 6) dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama (tahan lama), 7) ukuran sesuai dengan jumlah siswa atau ruang kelas, 8) mudah ketika digunakan, 9) tidak membutuhkan biaya yang besar, 10) bersifat konkrit, 11) dapat menunjang tercapainya tujuan belajar, 12) tidak berbahaya bagi siswa, 13) gambar yang digunakan jelas, 14) warna yang digunakan menarik, 15) memiliki keterkaitan dengan RPPTH.

Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari pakar media pembelajaran konvensional ibu A.H., skor rata-rata yang diperoleh yaitu 3,86 dengan kategori “baik”. Media pembelajaran konvensional pada muatan pelajaran matematika dinyatakan layak digunakan/diuji coba dengan revisi sesuai saran. Total skor yang diperoleh dari ibu A.H. yakni 58 dari total 15 item. Skor rata-rata diperoleh dengan cara dihitung menggunakan rumus yang dibahas dalam bab III. Berdasarkan rata-rata yang diperoleh yaitu 3,86, selanjutnya data kuantitatif tersebut dikonversikan ke data kualitatif dalam kategori “baik” dengan berpedoman pada tabel kriteria skor skala lima yang terdapat pada bab III.

Berdasarkan hasil validasi dari bapak G.K. selaku pakar media pembelajaran konvensional, skor rata-rata yang diperoleh yaitu 3,8 dengan kategori “baik”. Media pembelajaran konvensional pada muatan pelajaran matematika dinyatakan layak digunakan/diuji coba dengan revisi sesuai saran. Total skor yang diperoleh dari bapak G.K. yakni 57 dari total 15 item. Skor rata-rata yang merupakan data kuantitatif dikonversikan juga ke data kualitatif. Perhitungan dilakukan berpedoman pada skor skala lima yang terdapat pada bab III.

Pakar media pembelajaran konvensional memberikan komentar dan saran perbaikan media pembelajaran yang divalidasi. Media pembelajaran konvensional direvisi sesuai dengan komentar dan saran perbaikan dari kedua validator. Berikut rincian komentar dan saran dari ibu A.H. serta revisi yang dilakukan.

Tabel 4.1 Komentar dan Saran Perbaikan Validator A.H. Serta Revisi No. Komentar dan Saran Perbaikan Revisi

1. Terdapat kalimat yang tidak jelas dalam petunjuk penggunaan media papan kartu bergambar pada pembelajaran 1 langkah 2 yakni kalimat “tidak menggunakan kartu bergambar”. Sebaiknya kalimat tersebut dihilangkan saja agar menjadi jelas.

Kalimat “tidak menggunakan kartu bergambar” telah dihilangkan/dihapus.

2. Penggunaan media kotak dadu pada pembelajaran 1 untuk langkah 4, sebaiknya dilengkapi dengan kartu soal, tidak hanya diucapkan saja oleh guru. Dengan demikian, penggunaannya sudah lebih terencana dan terstruktur.

Kartu soal telah dibuat untuk melengkapi tahap 4 pada pembelajaran

Dokumen terkait