• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Langkah Penelitian

3.2.4 Desain sistem

20

3.2.1 Studi kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan suatu tahapan dalam pengembangan perangkat lunak untuk menggali segala bentuk informasi dari awal sampai akhir dengan harapan dapat mengetahui kendala-kendala yang dihadapi. Pada tahapan ini akan digunakan untuk melakukan wawancara mengenai kondisi yang ada sekarang dan masalah yang dihadapi dengan kondisi yang ada beserta harapan untuk memperbaharui kondisi yang ada. Stakeholder yang terkait pada perusahaan akan dilakukan wawancara untuk melakukan verifikasi terhadap kebutuhan sistem yang akan dikembangkan.

3.2.2 Identifikasi masalah

Pada tahapan ini, sudah dapat ditentukan beberapa permasalahan yang ada, baik itu merupakan perbaikan dari sistem yang lama ataupun penambahan suatu proses bisnis yang semakin maju. Pengidentifikasian masalah ini terjadi selama masa wawancara dan penurunan kebutuhan dari sistem yang ada.

3.2.3 Analisis Kebutuhan Sistem

Analisis terhadap kebutuhan sistem dilakukan berdasarkan studi pustaka dan literatur mengenai konsep REST dan ROA yang dibutuhkan selama penelitian. Pada tahap ini proses reverse engineering (penurunan) kebutuhan fungsional dan non-fungsional sistem dianalisis. Hasil analisis akan didokumentasikan dalam tabel kebutuhan sistem.

3.2.4 Desain sistem

Desain sistem secara keseluruhan dilakukan di tahap ini. Arsitektur dikembangkan menggunakan konsep Representational State Transfer (REST). Desain terdiri atas tiga bagian besar sistem: back-end sistem informasi (services provider), back-end sistem informasi geografis (services composer), dan front-end sistem informasi (services consumer). Dokumentasi sistem dilakukan menggunakan Unified Modelling Language (UML) berupa diagram kelas yang menggambarkan keterhubungan antar entitas yang ada pada sistem yang akan dibangun.

Desain sistem terdiri atas tiga tahap: perancangan back-end sistem informasi, back-end GIS, dan front end sistem informasi. Perancangan back-end sistem informasi dilakukan dalam beberapa tahap sesuai dengan Gambar 6.

! 21

Gambar 6 Tahap perancangan back-end sistem informasi (Richardson & Ruby 2007)

! Tahap pertama yaitu perancangan back-end sistem informasi. Tahap ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:

1. Identifikasi resource melalui entitas yang ada

Pada tahap ini dihasilkan diagram domain (domain diagram) yang menggambarkan entitas yang terlibat pada proses bisnis di perusahaan. Diagram domain ini kemudian digunakan sebagai dasar dalam penentuan kandidat resource yang dibutuhkan pada server.

2. Pemetaan URI untuk setiap resource yang ada

Setiap resource yang ada akan dikelompokkan menurut divisi perusahaan tempat entitas tersebut berada. Selanjutnya penamaan URI untuk setiap resource yang ada dilakukan berdasarkan domain perusahaan tersebut sehingga URI dari setiap resource akan berbentuk hirarki, contoh: /marketing/customer yang diperuntukkan bagi customer yang merupakan entitas pada bagian marketing.

3. Penentuan uniform interface yang digunakan

Perancangan uniform interface yang dibutuhkan untuk setiap resource dilakukan pada tahap ini. Secara spesifik, pada tahap ini setiap resource telah memiliki URI-nya masing-masing sehingga rancangan interface yang digunakan secara teknis diberlakukan terhadap URI tersebut.

Interface yang akan digunakan pada penelitian ini terdiri atas GET, POST, PUT, dan DELETE. Operasi yang didefinisikan terhadap setiap interface yaitu:

a) Interface GET melakukan pembacaan terhadap URI yang diberikan kepada server. Pembacaan yang dilakukan dapat ditujukan kepada seluruh resource yang berdasarkan URI tersebut atau terhadap resource tertentu dengan id spesifik. Saat operasi dilakukan terhadap parameter

! 22

yang bukan id, maka data yang dikembalikan dari server adalah resource dengan pengelompokkan berdasarkan parameter yang diberikan. Sebagai contoh URI /prenursery/stock/age akan menghasilkan pembacaan resource /stock/ (stok) yang dikelompokkan berdasarkan /age (usia). Selain itu operasi GET dapat pula dilakukan terhadap sub-resource dari suatu resource seperti /marketing/order_item/order/{order} yang berarti operasi dilakukan terhadap /order_item/ yang merupakan sub-resource dari /order/{order}, dengan {order} adalah suatu identifier.

b) Interface POST digunakan untuk melakukan operasi pembuatan resource baru pada URI yang diberikan kepada server. Interface ini dapat pula digunakan untuk menambah item dari suatu resource yang memiliki hubungan dengan resource lainnya. Sebagai contoh resource /marketing/order/ didalamnya mengandung satu atau lebih resource /order_item/, operasi modifikasi terhadap item dari /order/ dalam hal ini adalah /order_item/ dapat dilakukan dengan menyertakan identitas {order} yang merujuknya. Operasi menggunakan interface POST pada URI /marketing/order_item/order/123 berarti penambahan item baru terhadap resource /order/ dengan nomor order 123.

c) Interface PUT digunakan untuk melakukan pengubahan terhadap resource tertentu. Operasi dilakukan dengan menyertakan id dari resource yang ingin diubah pada parameter URI yang dikirim kepada server. Sama halnya dengan interface POST, PUT dapat dilakukan terhadap sub-resource dari suatu resource tertentu dengan cara menyertakan id dari resource yang merujuknya.

d) Interface DELETE digunakan untuk melakukan penghapusan terhadap resource tertentu. Operasi dilakukan dengan menyertakan id dari resource yang ingin dihapus pada parameter URI yang dikirim kepada server.

! 23

4. Perancangan format representasi yang dikirim ke server.

Komunikasi antara client dan server dilakukan berdasarkan uniform interface yang telah dirancang pada tahap sebelumnya. Selanjutnya pada tahap ini dilakukan perancangan format representasi yang akan digunakan oleh client dalam mengirimkan data kepada server. Aturan format representasi yang dihasilkan pada tahap ini akan menjadi pedoman bagi client dalam melakukan komunikasi pengubahan (PUT) dan pembuatan baru (POST) untuk resource yang ada terutama dalam hal atribut yang ada untuk setiap resource.

5. Perancangan format representasi yang dikembalikan dari server.

Pada tahap ini dilakukan perancangan format representasi yang dikembalikan oleh server terhadap setiap operasi yang dilakukan untuk setiap resource. Hasil dari tahap ini adalah dokumentasi format representasi yang dapat digunakan oleh client dalam menerima dan membaca resource yang ada.

6. Integrasi antara satu resource dengan resource lainnya menggunakan hypermedia

Perancangan hubungan antara resource yang satu dengan lainnya dilakukan pada tahap ini. Setiap resource yang mengandung resource lainnya akan direpresentasikan menggunakan konsep hypermedia yang pada dasarnya berupa tautan/link ke resource yang dirujuk tersebut. Diagram domain yang dihasilkan sebelumnya digunakan lagi pada tahap ini sebagai rujukan keterhubungan antara resource yang satu dengan lainnya.

7. Perancangan kode respon dari server

Pada tahap ini dirancang kode respon hasil komunikasi antara client dengan server. Perancangan yang akan dilakukan meliputi kode respon yang menunjukkan kesuksesan suatu request maupun kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi saat komunikasi berlangsung. Kode respon yang digunakan berdasarkan standard HTTP 1.1 (Fielding et al. 1999).

Tahap kedua adalah perancangan back-end GIS yang akan dilakukan menggunakan framework yang telah ada dalam mengolah data spasial. Selanjutnya perancangan fitur yang disediakan oleh back-end GIS tersebut

! 24

ditentukan pada tahap ini yang selanjutnya akan menjadi masukan bagi front-end sistem informasi.

Tahap ketiga adalah perancangan front end sistem informasi. Perancangan akan dilakukan menggunakan framework dengan tujuan merefleksikan fitur yang ada dari kedua back-end yang ada. Front-end akan dikembangkan berbasis web yang menampilkan hasil transaksi data dengan kedua back-end yang ada. Front-end sistem tidak akan melakukan banyak proses bisnis karena berperan sebagai client dari web service sehingga rancangan yang dihasilkan pada tahap ini adalah rancangan antarmuka sistem informasi yang pada akhirnya berhubungan langsung dengan pengguna.

Dokumen terkait