• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

a. Batas Wilayah Desa

Desa Seneubuk Punti adalah desa yang terletak dikecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang. Desa Seneubuk Punti memiliki wilayah yang terdiri atas empat (4) dusun yaitu, dusun bakti, dusun melati, dusun damai, dan dusun keloneng. Untuk menjalankan roda pemerintahan atau untuk memperlancar tugas-tugas serta mempermudah penduduk untuk mempermudah urusan pemerintahan, maka sehari-harinya kepala desa dibantu oleh sekertaris desa dan aparatur desa lainnya.

Secara geografis Desa Seneubuk punti memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bukit Meutuah

• Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Paya Ketenggar

• Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bukit Meutuah

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Simpang Kebon. b. Luas Wilayah Desa / Kelurahan

Desa Seneubuk Punti memiliki luas wilayah 746 km2, desa Seneubuk Punti dipimpin oleh seorang kepala Desa atau kalau di Aceh Tamiang disebut Datok, yang bernama Bustamam. Adapun luas wilayah menurut penggunaannya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1.

Jenis dan distribusi penggunaan lahan di Desa Seneubuk Punti

No Penggunaan Jumlah/luas (ha)

F % 1 Pemukiman umum 300 40,2 2 Pertanian Sawah 150 20,1 3 Ladang 46 6,2 4 Perkebunan 250 33,5 Jumlah 746 100

Sumber: Profil Desa Seneubuk Punti 2011

Tabel 4.2.

Jenis produksi atau hasil pertanian di Desa Seneubuk Punti

No Jenis Pertanian Jumlah/Luas (ha)

F %

1 Pertanian jagung 100 21,2

2 Pertanian Sawah 150 31,9

3 Pertanian kebun coklat 70 14,9

4 Pertanian kebun karet 90 19,1

5 Pertanian palawija 60 12,8

Jumlah 470 100

Sumber: Profil Desa Seneubuk Punti 2011

Tabel 4.3.

Fasilitas umum yang terdapat di Desa Seneubuk Punti

No Sarana Jumlah 1 Perkantoran 1 2 Tempat Peribadatan 2 3 Taman Kanan-kanak (TK) 1 4 Pemakaman 1 5 Posyandu 1

Jumlah 6 Sumber: Profil Desa Seneubuk Punti 2011

4.1.2.Sarana dan Prasarana Desa a. Sarana Kesehatan

Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Desa Seneubuk Punti terdapat prasarana kesehatan yaitu 1 posyandu, dimana posyandu ini juga diberfungsikan sebagai puskesmas desa. Karena kita ketahui bahwa masyarakat desa kurang begitu menyadari arti sebuah kesehatan, maka daripada itu guna menunjang kesehatan masyarakat desa di bangun sarana kesehatan berupa posyandu yang juga berfungsi sebagai puskesmas.

b. Sarana Pendidikan

Desa Seneubuk Punti memiliki satu sarana pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat Desa Seneubuk Punti yaitu sarana pendidikan formal dan keterampilan.Sarana pendidikan formal yaitu Taman Kanak-Kanak(TK), dan pendidikan keterampilan yaitu kursus bahasa Inggris.

c. Sarana peribadatan

Desa Seneubuk Punti memiliki sarana rumah ibadah untuk memenuhi kebutuhan rohaniah masyarakat desa sebanyak 2 buah yaitu Mesjid 1 dan Rumah Gadang sejenis Mushalla 1. Secara terperinci dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4.

Sarana peribadatan Desa Seneubuk Punti

No Jenis Sarana Ibadah Jumlah

1 Mesjid 1

2 Mushalla 1

Jumlah 2

Sumber : Profil Desa Seneubuk Punti 2011

d. Sarana trasnportasi

Desa Seneubuk Punti yang berada di dekat jalan Lintas Sumatera memiliki sarana perhubungan atau transportasi yaitu sarana transportasi darat. Perhubungan darat dilengkapi dengan prasarana jalan darat yang ada di desa ini yang melalui desa yaitu jalan Kecamatandan jalan desa sepanjang 15 km. Jenis prasarana perhubungan darat yang ada di desa ini terdiri dari, jalan aspal, jalan bebatuan, jalan tanah, dan jembatan Irigasi. Sarana transportasi darat yang ada di desa ini kendaraan umum roda empat, kendaraan pribadi roda empat kendaraan pribadi roda dua.

e. Sarana olah raga

Masyarakat di Desa Seneubuk Punti aktif dalam kegiatan olah raga. Dimanakegiatan olahraga yang dilakukan masyarakat tersebut seperti olah raga sepak bola dan bola volly (laki-laki). Peningkatan olah raga di desa ini didukung dengan tersedianya sarana lapangan bola volly. Didesa ini memiliki lapanganbola volly

yang dibangun secara gotong royong oleh pemuda-pemuda desa seneubuk punti yang lahannya sendiri milik kepala desa (Datok) yang tidak digunakan, namun untuk lapangan sepak bola pemuda desa harus menumpang atau berbagi dengan pemuda desa sebelah yaitu desa Bukit Meutuah, karena didesa Bukit Meutuah itulah terdapat sarana lapangan bola kaki.

4.1.3.Penduduk

Jumlah penduduk di Desa Seneubuk Punti Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh TamiangTahun 2012 adalah 2.345 jiwa, terdiri dari laki-laki berjumlah 1.315 orang dan perempuan berjumlah 1.030 orang. Jumlah kepala keluarga (KK) sekitar 700 KK.Seluruh penduduk di desa ini adalah warga Negara Indonesia atau penduduk pribumi. Didalam Badan Pengawasan Statik (BPS) menyebutkan bahwa usia produktif bekerja adalah dari usia 12 tahun sampai usia 60 tahun Secara terperinci dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5

N0 GolonganUmur

Jenis Kelamin

Komposisi Penduduk Desa Seneubuk Punti Menurut Golongan UsiaProduktif Bekerja dan Jenis Kelamin

Sumber : Profil Desa Seneubuk Punti 2011

4.1.4.Perekonomian

Penduduk di Desa Seneubuk Punti Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang terbagi atas empat (4) dusun, dimana hampir semua penduduk bermata pencaharian sebagai petani, dan ada yang berkebun, beternak, berdagang.

Tabel 4.6.

Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah %

1 Petani 350 45,45 2 Berkebun 200 25,97 3 Peternak 70 9,09 Wanita Pria F % F % 1 13-15 tahun 57 7,79 73 8,24 130 2 16-18 tahun 50 6,8 97 10,03 147 3 19-25 tahun 160 21,88 194 21,91 354 4 26-35 tahun 190 26 213 24,04 403 5 36-45 tahun 125 17,09 144 16,84 269 6 46-50 tahun 59 8,07 65 7,34 124 7 51-60 tahun 90 12,31 99 11,57 189 Jumlah 731 100 885 100 1.616

Pedagang 150 19,49

Jumlah 770 100

Sumber : Profil Desa Seneubuk Punti 2011

Pendapatan rumah tangga pada daerah pedesaan dengan usaha tani berbasis non padi umumnya lenbih tinggi dibandingkan dengan daerah berbasis padi.Meningkatkan kesejahteraan petani melalui upaya peningkatan pendapatan rumah tangga merupakan sasaran akhir dan pembangunan nasional, tingkat pendapatan merupakan salah satu faktor kunci bagi rumah tangga untuk akses terhadap pangan yang dibutuhkan.Jika dilihat Semakin kecilnya rata-rata penguasaan lahan oleh rumahtangga petani mendorong petani melakukan diversifikasi pekerjaan dalam meningkatkan pendapatan. Sebagaimana yang di ketahui bahwa masyarakat Desa Seneubuk Punti pada umumnya menggantungkan hidupnya pada hasil-hasil pertanian.Akan tetapi dengan meningkatnya harga pupuk dan alat pertanian lainnya yang kemudian tidak seimbang dengan hasil atau harga jual dari hasil pertanian mereka memaksa sebagian warga masyarakat desa untuk bagaimana kemudian mencari pekerjaan alternative.Oleh sebab itu masyarkat desa Seneubuk punti terpaksa harus mencari pekerjaan tambahan(diversivikasi pekerjaan) selain untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka juga untuk meningkatkan taraf ekonomi keluarga mereka.Tetapi perlu diketahui bahwa Diversifikasi pekerjaan ini tidak dilakukan oleh semua masyarakat petani di desa tersebut, melainkan sebagian masyarkat saja.

Oleh sebab itu, melihat fenomena yang terjadi pada masyrakat desa Seneubuk Punti maka peneliti tertarik untuk mengkaji bagaimana proses Diversifikasi pekerjaan tersebut terjadi serta bagaimana pola penguasaan atau pembagian kerja dimasyarakat ataupun dalam keluarga desa Seneubuk Punti. 4.1.5.Kondisi sosial ekonomi

Masyarakat Desa Seneubuk Punti terdiri dari etnis Jawa, Aceh, Mandailing, Padang, Melayu. Namun walau demikian itu tidak menjadi membuat mereka terbelah-belah. Melainkan itu semakin memperkokoh hubungan silaturahmi dan saling menghargai diantara mereka. Dilain sisi juga yang memudahkan mereka untuk selalu menjunjung nilai-nilai kebersaman dan silaturahmi selalu di lakukan dalam bentuk pengajian pada hari jum’at siang para ibu-ibu warga desa Seneubuk Punti melakukan pengajian bersama, yang pada kamis malamnya biasa kaum laki-laki melakukan pengajian di Mesjid. Disini pembentukan rasa kebersamaan dan kekeluargaan diantara penduduk desa.

Disisi lain tradisi gotong royong juga masih melekat pada penduduk desa dalam setiap aktifitas, mau itu dalam segi gotong royong pembersihan desa, ataupun gotong royong dalam pertanian yaitu menanam atau memanen padi. Bahkan dalam beberapa kesempatan gotong royong atau saling tolong menolong di masyarakat pedesaan masih ssangat kuat. Ini disebabkan rasa persaudaraan yang tercipta di masyarakat sangat erat

Masyarakat desa Seneubuk Punti Melakukan diversifikasi pekerjaan dalam upaya peningkatan pendapatan rumah tangga, karena mereka

mengatakan bahwa kebutuhan yang mereka perlukan sekarang meningkat tiap tahunnya, adapaun yang melakukan diversifikasi dari etnis-etnis di desa Seneubuk Punti ini adalah Etnis Jawa dan Aceh. Penduduk bermata pencaharian sebagai petani, berkebun, beternak, dan ada yang berdagang. Sebagian petani memilih bertanam jagung dan menjual hasil tanamannya yang sudah diolah menjadi jangung bakar tepat disepanjang jalan lintas yang ada di Desa Seneubuk punti tersebut. masyarakat memilih menjual jagung yang telah diolah menjadi jagung bakar sendiri di akibat harga jual jagung mentah di pasaran belum begitu tinggi, harga jagung mentah saja dihargai Rp.2000 per bonggol itupun jika kualitas bagus, sementara jagung penduduk desa Seneubuk Punti kurang begitu baik kualitasnya maka dari pada itu ada sebagian mereka memilih membeli jagung di daerah lain dgn harga beli untuk satu bonggol jagung seharga Rp.2.000 dan setelah mereka olah menjadi jagung bakar menjadi Rp. 5.000- Rp. 6.000, tergantung besar kecilnya jagung.

Alasan sebagian mereka lebih memilih membeli dari daerah lain ini dikarenakan kualitas jagung dari daerah lain lebih baik ketimbang hasil produksi sendiri, perbedaan kualitas ini disebabkan tanah di desa ini tidak semua cocok untuk menam jagung akibatnya ada beberapa lahan jagung petani begitu siap panen mengalami permasalahan seperti jagung yang ompong (isi yang jarang-jarang), yang mengakibatkan jagung bisa murah di jual kembali. Namun dengan adanya pertanian jagung dan penjualan jagung ini masyarakat merasa tebantu perekonomiannya.

Didalam melakukan penjualan jagung bakar ini, penduduk desa tidak menggunakan tenaga pekerja, melainkan mereka memanfaatkan tenaga keluarga, dimana masyarakat desa penjual jagung bakar ini biasa berjualan pada pukul 15.00, jadi anak2 mereka yang sudah pada pulang sekolah dimanfaatkan untuk membantu keluarga dengan berjualan jagung bakar dan biasa nya sore hari sampai malam hari itu digantikan oleh orang tua mereka.

Suatu pekerjaan yang mampu menambah pendapatan keluarga.Namun kondisi perekonomian di pedesaan sangat mengkhawatirkan, dimana masyarakat dituntuk untuk berfikir lebih keras dalam meningkatkan kondisi taraf hidupnya yang tidak hanya terpaku pada sektor pertanian saja. Perlu diketahui bahwa di pedesaan cenderung pekerjaan yang masih banyak dilakukan adalah petani, peternak, kemudian menjadi pedagang di pasar tradisional mereka. Namun itu dapat di ubah pandangan tersebut, jika masyarakat desa berfikir lebih maju bagaimana melakukan diversifikasi pekerjaan.

Yang menjadi masalah ternyata kehidupan ekonomi masyarakat desa yang subur dan dilengkapi dengan infrastruktur memadai itu masih belum menggembirakan.Memang untuk sekedar makan mereka tidak kesulitan. Akan tetapi mereka akan kesulitan jika akan menyekolahkan anak-anaknya ke luar. Penyebabnya antara lain karena aliran uang yang berputar di dalam desa sangat kecil, karena aliran uang dari kota ke desa hampir nihil. Kecilnya aliran di internal desa pun sekarang makin diperkecil karena disedot oleh adanya kredit barang-barang sekunder oleh masyarakat

pedesaan: motor, televisi, lemari es, dll. Kecilnya aliranuang dari kota kedesa diakibatkan karena pertanian mereka diorientasikan untuk kebutuhan sendiri. Maka dari pada itu masyarakat desa haruslah berfikir lebih maju, mereka harus mampu berfikir bagaimana mewujudkan kemandirian masyarakat pedesaan agar mampu mendayagunakan dan mengoptimalkan potensi sumber daya ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup untuk kesejahteraan masyarakat desa itu sendiri. Belum lagi masalah status kepemilikan tanah, yang sebagian masyarakat petani masih menyewa tanah untuk keperluannya yang nantinya ini akan menjadi tambahan pengeluaran tersendiri bagi petani itu. Sekarang masyarakat desa mulaimengerti dengan pendidikan yang didapat. Masyarakat desa pun dituntut berfikir lebih maju dengan jumlah penduduk semakin banyak bagaimana mereka mampu menciptakan peluang-peluang usaha guna memperoleh pendapatan lebih. Komposisi penduduk menurut pendidikan.

Tabel 4.7. Tabel komposisi penduduk menurut Tingkat pendidikan

NO Tingkat Pendidikan

Jumlah

2005-2007 2008-2011

1 Jumlah belum sekolah 98 67

2 Jumlah usia 7-45 Tahun Tidak Pern Sekolah

11 11

3 Jumlah Penduduk SD tapi tidak tamat 33 3 4 Jumlah Penduduk Tamat SD/sederajat 67 76 5 Jumlah Penduduk Tamat SMP sederaj 110 90

6 Jumlah Penduduk Tamat SM Sederajat

120 134

7 Jumlah Penduduk Tamat D1 - -

8 Jumlah Penduduk Tamat D2 - -

9 Jumlah Penduduk Tamat D3 1 30

10 Jumlah Penduduk Tamat S1 4 40

11 Jumlah Penduduk Tamat S2 1 4

12 Jumlah Penduduk Tamat S3 - -

Jumlah 445 455

Sumber: Profil Desa Seneubuk Punti 2011

Sedangkan penduduk menurutetnis adalah: Tabel 4.8.

Tabel penduduk menurut Etnis pada 2005-2007 dan 2008-2011

NO Etnis Jumlah 2005-2007 2008-2011 F % F % 1 Etnis Jawa 521 34,94 570 33,52 2 Etnis Aceh 550 36,88 590 34,70 3 Etnis Mandailing 150 10,06 190 11,17 4 Etnis Melayu 180 12,07 230 13,52

5 Etnis Padang 90 6,05 120 7,09

Jumlah 1.491 100 1.700 100

Sumber:Profil desa Seneubuk Punti 2011

4.2. Profil Informan 1. Nama : Suprianto

Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 45 Tahun

Pekerjaan : Petani ( Melakukan Diversifikasi Pekerjaan ) Bapak Suprianto adalah seorang petani yang melakukan diversifikasi pekerjaan, bapak ini sudah bertani sejak tahun 1987 sampai saat ini ( 26 Tahun ), dan baru 3 (tiga) tahun belakangan ini bapak suprianto melakukan diversifikasi pekerjaan, setelah bertani cukup lama bapak ini mengatakan bahwa pendapatan dari bertani

sekarang sudah tidak mencukupi, dimana hasil pertanian yang tidak seberapa di tambah kebutuhan hidup untuk keluarga terus meningkat. Dari hasil pertanian yang sekarang ini mulai tidak mencukupi kebutuhan keluarga daripada itu bapak Suprianto melakukan diversifikasi pekerjaan sebagai pedagang, adapun dagangan yang di jual sebagian besar adalah kebutuhan keluarga masyarakat seperti sembako dan kebutuhan sehari-hari didalam rumah tangga.

Didalam melakukan diversifikasi pekerjaan sebagai pedagang, bapak Suprianto biasa di bantu oleh Istria tau anaknya, sang istri yang berprofesi sebagai petani juga ketika waktu kosong dia akan berjualan namun setelah anak2 pulang sekolah biasa nya mereka bergantian untuk berjualan, beginilah cara kerja mereka karena mereka tidak memakai tenaga kerja orang lain melainkan memanfaatkan keluarga yang di rumah.

Bapak Suprianto mengatakan bahwa setelah ia melakukan diversifikasi pekerjaan ini, ia memiliki pendapatan lebih, dimana yang pada mula nya hanya terpaku pada satu pekerjaan dan sekarang melakukan pekerjaan tambahan maka pendapatan di dalam rumah tangganya ia katakan mulai ada peningkatan.

Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 41 Tahun

Pekerjaan : Petani ( Melakukan Diversifikasi Pekerjaan )

Ibu Anita sari merupakan seorang petani yang melalakukan diversifikasi pekerjaan.Ibu Anita sari ini bertani sejak tahun 1995 sampai sekarang (19 Tahun), dan telah melaklukan diversifikasi mulai tahun 2008 sampai sekarang. Ibu Anita ini mengaku bahwa dulu ketika hasil pertanian masih tinggi dan kebutuhan keluarga meningkat seperti sekarang, ia mengatakan bahwa menjadi seorang petani sudah mencukupi untuk kebutuhan hidup di dalam keluarga, ibu anita yang memiliki suami yang bekerja sebagai buruh harian lepas (BHL) dan mmiliki 2 (dua) orang anak yang duduk di sekolah menengah pertama dan sekolah dasar ini menuturkan bahwa di era sekarang ini yang semuanya serba mahal, pengeluaran serba meningkat ibu Anita dan suami harus menyiasatinya untuk memperoleh penghasilan tambahan. Oleh karena itulah ibu Anita melakukan diversifikasi pekerjaan dimana dengan melakukan diversifikasi pekerjaan ini dia mampu mendongkrak pendapatan rumah tangganya. Adapun diversifikasi pekerjaan yang ibu Anita lakukan adalah berjualan jagung bakar di jalan lintas yang berada di depan desa, hal ini banyak dilakukan oleh masyarakat desa termasuk ibu Anita ini, dimana system pembagian kerja ibu ini bergantian dengan anak-anaknya,

terkadang juga hanya ibu Anita saja yang berjualan, ini dikarenakan berjualan jagung bakar ini hanya dilakukan siang, terkadang juga sore hari sampai malam hari. Dan dengan pekerjaan ini hasil yang di peroleh sangat menguntungkan bagi kebutuhan sahari dan terkadang lebih dari cukup. Sehingga ibu anita dapat menyekolahkan anaknya tanpa terkendala apapun di tambah ia dapat menyisihkan kedalam tabungannya.

4. Nama : Sudarman

Jenis Kelamin : Laki-Laki Usia : 50 Tahun

Pekerjaan : Petani Kebun Karet (tidak melakukan diversifikasi pekerjaan

Bapak Sudarman Adalah seorang petani kebun karet, ia tidak melakukan diversifikasi pekerjaan karena menganggap bahwa pekerjan yang dia lakukan sekarang sudah memakan banyak waktunya, dimana dia harus mengurus kebun karet yang ia miliki itu sendiri, walaupun demikian dia merasa senang karena memiliki kesibukan. Pak Sudarman yang bekerja sebagai petani kebun karet yang ia miliki sendiri itu sejak tahun 1980 sampai dengan sekarang sudah mampu menyekolahkan anak-anaknya, Ia mengatakan

bahwa walaupun hanya bekerja sebagai petani kebun karet namun penghasilan sudah mencukupi buat keluarganya. Bapak ini juga mengatakan rasa yang brgitu lelah, namun dia tidak mungkin menggunakan tenaga kerja org lain didalam mengurus kebun karetnya. Karena itu akan membuat pengeluaran akan bertambah besar.

5. Nama : Bobi chandra Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 30 Tahun Pekerjaan : Karyawan SPBU

Bapak Bobi adalah pria yang berusia 30 tahun yang memiliki suku jawa, yang memiliki seorang istri dan dua (2) orang anak. Bapak ini bekerja sebagai karyawan di sebuah SPBU ( Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum ) yang tidak jauh dari desa yaitu tepat nya di desa sebelah, desa Buket Meutuah. Sudah selama dua tahun bapak ini bekerja sebagai karyawan SPBU. Dalam bekerja biasanya bapak Bobi ini bekerja kusus pada shift malam saja. Ia mengatakan bahwa pekerjaan nya sebagai karyawan SPBU tidak sebanding dengan apa yang di butuhkan di dalam keluarga, ia mengatakan sangat pas-pasan untuk kebutuhan keluarga. Yang

pada akhir nya bapak bobi menggunakan lahan kosong di pinggir sungai untuk di tanami sayur-sayuran yang dapat menghasilkan. Dibulan-bulan awal memanen bapak bobi mengatakan dapat menambah keuntungan dan juga dapat menambah pemasukan didalam keluarga. Mulai dari situ bapak Bobi Chandra tetap melakukan Diversifikasi pekerjan, dimana dengan tidak melakukan ketunggalan pekerjaan ia mampu menambah pendapatan dalam rumah tangganya. Ia mengatakan hambatan yang dialami ketika melakukan diversifikasi ialah lahan, karena bapak bobi hanya menggunakan lahan kosong yang ada disebelah sungai. Ia melakukan diversifikasi pekerjaan sudah 1 tahun belakangan ini, dan mulai sudah dapat menambah infentaris di dalam rumahnya. Dan ia juga membangun sebuh kedai kecil di depan rumahnya untuk kegiatan istrinya yang hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan juga menjadi pemasukan tersendiri dengan ada nya kedai ini.

6. Nama : Legiman

Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 57 Tahun Pekerjaan : Petani

Tahun).Pak Legiman berumur57 tahun. Jumlah pendapatan perbulan yaitu Rp.800.000. Memiliki anak 4 orang dan cucu 2 orang. Pak Legiman tinggal di desa ini selama 57 tahun. Selama tinggal didesa Pak Legiman tidak mengalami perubahan apa-apa di desa tersebut. Bantuan juga tidak ada terhadap pendidikan anak, makanpun susah, apalagi menyekolahkan anak, Pak Legiman tidak mampu menyekolahkan anaknya sampai selesai karena pendapatan sehari-hari sangat minim. Tetapi sekarang kehidupan sudah mulai membaik, karena anak-anak pun sudah bisa bekerja dan dapat membantu menambah penghasilan.Ditambah lagi dari diversifikasi pekerjaan yang dilakukan pak legiman adalah sebagai buruh pabrik pencetak batu bata menambah pendapatan tersendiri bagi keluarganya. Sekarang apa yang pak Legiman rasakan dahulu sudah mulai menghilang dan mulai berubah. Dimana ia mulai bisa membeli dan memiliki fasilitas yang lebih yang mampu ia peroleh dari pendapatan hasil jerih payah yang di lakukan pak legiman.

7. Nama : Supinah

Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 59 Tahun Pekerjaan : Petani

Ibu Supinah ini selain Bertani Ia juga sebagai Pedagang jagung bakar. Ibu ini memiliki 5 orang anak dan 3 cucu. Ibu ini menjadi Petani sejak 1970 sampai sekarang, hasil pertanian yang di peroleh ibu ini selain untuk di jual juga untuk di gunakan untuk kehidupan sehari-hari. Ibu ini

mengaku kehidupannya sebagai petani dianggap masih kurang. Dimana untuk mencukupi kebutuhan keluarganya yang semakin hari semakin banyak keperluannya sementara pekerjaan dari suami ibu supinah juga tidak menentu yang belu bisa memberikan pendapatan secara berarti bagi keluarga, maka dari pada itu ibu supinah mencoba melakan diversifikasi pekerjaan, pekerjaan yang Ia lakukan adalah berjualan jagung bakar di jalan lintas yang berada di depan desa bersma warga lain. Ibu ini berpendapat bahwa dengan pekerjaan ini yang hanya menggunakan waktu sore sam pai malam ibu ini bisa mendapat keuntungan yang besar. Ia juga mengatakan karena tempat jualan janggung bakar mudah di akses tepat di pinggir jalan lintas Medan-B.aceh juga memang loasinya sudah banyak dikenal orang banyak. Apa lagi kalau di hari2 libur. Pembeli akan meningkat dan itu artinya pendapatan mereka mulai bertambah, dan tidak hanya jagung yang mereka jual tetapi minuman dan berbagai rokok. Sekarang ibu ini mampu mencukupi kebutuhan keluarga setelah berjualan, dan ibu ini berharap semakin majunya jagungg bakar di desa mereka, agar dapat memperoleh keuntungan yang lebih.

8. Nama : Samsul

Jenis Kelmin : Laki-laki Usia : 47 Tahun Pekerjaan :Petani

anak yang semuanya bersekolah. Ia mengganggap sedikit sekali perubahan yang ia dapat di dalam bertani untuk kebutuhan kelurga, apa lagi hasil padi kalau tidak bagus harga jual juga akan menurun.Harapan pak samsul terhadap kondisi desa yaitu “pemerintah selalu mengawasi dan tetap membantu para petani, sehingga jika pendapatan dan kesejahteraan warga lebih mantap, maka pendidikan anak akan lebih baik lagi.Bantuan pupuk dan bibit juga di harapkan mampu tersalur dengan baik, karena bantuan pupuk dan bibit tanaman sangat membantu petani.Selama ini produksi padi dan tanaman lainnya menurun itu dikarenakan petani

Dokumen terkait