• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran yang diharapkan bermanfaat bagi Credit Union Cindelaras Tumangkar TP 02 Lorejo.

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kredit

1. Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang berarti kepercayaan dan bahasa latin“creditum” yang artinya kepercayaan atau

kebenaran. Dasar dari kredit adalah kepercayaan. Kredit menurut Suyatno (1991:13) adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa. Kredit menurut Kasmir (2000:92) adalah uang atau tagihan yang nilainya dapat diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kesepakatan antara kreditur dengan debitur sesuai dengan perjanjian yang telah mereka buat.

2. Unsur-Unsur Kredit

Terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi pemberian kredit. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit menurut Kasmir (2000:94-95) adalah :

a. Kepercayaan

Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun

ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah permohonan kredit.

b. Kesepakatan

Disamping unsur kepercayaan, di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara pemberian kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam satu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing-masing-masing.

c. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

d. Risiko

Risiko akan terjadi akibat adanya kesenjangan waktu dari pemberian kredit tersebut. Asumsinya adalah semakin lama waktu pemberian kredit semakin tinggi pula tingkat resikonya. Risiko ini menjadi tanggung jawab bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang bermasalah, maupun risiko yang tidak disengaja. Misalnya adalah terjadinya bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa unsur kesengajaan lainnya.

e. Balas Jasa

Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa yang dikenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk

bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan Bank.

3. Fungsi Kredit

Kredit mempunyai beberapa fungsi penting dalam perekonomian. Fungsi kredit menurut Kasmir (2000:97-98) adalah :

a. Kredit Dapat Meningkatkan Daya Guna Uang

Kredit dapat diberikan oleh Bank dan dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.

b. Kredit Dapat Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang

Uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

c. Kredit Dapat Meningkatkan peredaran Barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

d. Kredit Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi

Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi didasarkan bahwa kredit yang diberikan dapat menambah jumlah barang yang diperlukan

oleh masyarakat dan membantu dalam mengekspor barang dari dalam ke luar ngeri sehingga meningkatkan devisa Negara.

e. Kredit Dapat Meningkatkan Kegairahan Berusaha

Bagi debitur, kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apa lagi bagi debitur yang memandang modalnya pas-pasan.

f. Kredit Dapat Meningkatkan Pemerataan Pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya.

g. Kredit Dapat Meningkatkan Hubungan Internasional

Kredit dapat meningkatkan hubungan internasional karena dengan adanya pinjaman internasional akan meningkatkan kerjasama di bidang lainnya.

B. Credit Union

1. Pengertian Credit Union

Credit Union berasal dari dua kata, yaitu credit dan union. Credit dalam bahasa Latin adalah credere artinya saling percaya. Sedangkan

orang-orang yang saling percaya.Credit Union di Indonesia diterjemahkan sebagai Koperasi Kredit.

Credit union dalam Munaldus (2012:2) didefinisikan dalam beberapa definisi yaitu :

Pertama, Credit Union adalah koperasi keuangan yang dijalankan secara demokratis dan profit sharing (bagi hasil), menawarkan berbagai produk simpanan dan pinjaman berbunga rendah kepada anggotanya.

Kedua, Credit Union adalah sebuah lembaga keuangan koperasi yang dimiliki dan diawasi oleh para anggotanya dan dioperasikan untuk tujuan mendorong pola hidup hemat, menyediakan pinjaman dengan suku bunga bersaing dan menyediakan berbagai pelayanan keuangan lain kepada para anggotanya.

Ketiga, Word Council of Credit Unions (WOCCU) mendefinisikan Credit Union sebagai “not-for-frofit cooperative institutions” atau lembaga koperasi yang bukan untuk tujuan mencari keuntungan.

Keempat, Credit Union adalah koperasi keuangan yang didirikan dari oleh dan untuk anggota di mana para anggota adalah penabung, peminjam dan sekaligus pemegang saham.

2. Prinsip-Prinsip Credit Union

Pihak WOCCU mengeluarkan Operating Principles yang harus

Union.Prinsip-prinsi Credit Union ( Operating Principles of Credit Union) sebagai berikut :

a. Struktur Demokratis

1) Keanggotaan Terbuka

Keanggotaan di Credit Union adalah terbuka dan sukarela terhadap semua orang yang berada dalam ikatan pemersatu

(common bond) yang dapat memanfaatkan pelayaan Credit Union dan bersedia memikul tanggung jawab bersama.

2) Pengawasan Demokratis

Para anggota Credit Union memiliki hak yang sama untuk memilih (satu anggota satu suara) dan berpartisipasi di dalam membuat keputusan yang mempen garuhi kemajuan Credit Union, tanpa memperhatikan jumlah simpanan atau tabungan dan volume bisnis. Voting di organisasi atau asosiasi

pendukung Credit Union haruslah proporsional atau

representative, sesuai dengan prinsip-prinsip yang demokratis. CU adalah otonom dalam kerangka hukum dan regulasi serta mengakui Credit Union sebagai sebuah cooperative enterprise

yang melayani anggota dan diawasi oleh anggota. 3) Tidak Diskriminatif

Credit Union tidak diskriminatif terhadap semua latar belakang anggota, termasuk suku, orientasi, kebangsaan, seks, agama dan politik.

b. Pelayanan Kepada Anggota

1) Distribusi Kepada Anggota

Surplus (pendapatan bersih) yang diperoleh dari kegiatan usaha Credit Union setelah menutupi biaya modal, biaya operasional, provisi pinjaman lalai dan untuk memenuhi ketentuan dan persyaratan dana cadangan, menjadi milik anggota dan bermanfaat bagi anggota sehingga tak seorang pun anggota atau kelompok merasa dirugikan. Surplus tersebut dibagikan dalam bentuk SHU atau Sisa Hasil Usaha. Keuntungan ini akan dibagikan kepada semua anggota sesuai dengan transaksi yang bersangkutan dengan Credit Union.

2) Membangun Stabilitas

Perhatian utama Credit Union adalah untuk membangun kekuatan keuangan yang meliputi tersedianya dana cadangan yang memadai dan pengendalian internal yang akan memastikan pelayanan kepada anggota berkelanjutan

3) Pelayanan Kepada Anggota

Pelayanan Credit Union diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi semua anggota.

c. Tujuan Sosial

1) Pendidikan yang Terus-Menerus

Credit Union secara aktif melaksanakan pendidikan kepada para anggota, pengurus, pengawas, komite dan staf serta

kepada masyarakat umum berdasarkan prinsip-prinsip menolong diri sendiri dalam kebersamaan.

2) Kerjasama Antar Credit Union

Credit Union secara aktif bekerjasama dengan Credit Union lain, koperasi dan berbagai lembaga pada tingkat lokal, nasional dan internasional agar mampu memberikan pelayanan terbaik kepada anggota dan masyarakat.

3) Tanggung Jawab Sosial

Credit Union mempunyai tanggung jawab sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal Credit Union. Lingkungan internal Credit Union dalam hal pelayanan terhadap para anggotanya dan di luar Credit Union terhadap kemajuan daerah.Credit union wajib memperluas pelayanannya kepada semua orang yang memerlukan dan mau menggunakan pelayanan Credit Union. Setiap orang, baik anggota atau anggota potensial wajib memahami mandat ini. Keputusan yang diambil harus berpihak kepada kepentingan bersama dan kepentingan yang lebih luas.

3. Analisis Pemberian Kredit Credit Union

Credit union wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, oleh karena itu untuk memperoleh keyakinan tersebut

Credit Union harus melakukan analisis pemberian kredit dengan seksama.

Analisis pemberian kredit Credit Union menurut Munaldus (2014: 218- 224):

a. Penyelidikan Lapangan

Suatu permohonan kredit harus melewati suatu penyelidikan terlebih dahulu untuk menentukan apakah informasi yang disampaikan oleh pemohon kredit dapat dipercaya. Laporan lengkap penyelidikan lapangan harus disimpan di dalam satu file

tersendiri. Staf kredit memperoleh informasi dari surat permohonan pinjaman yang sudah diisi, yang diantaranya adalah :

1) Nama pemohon dan para penjaminnya

2) Jumlah pinjaman yang diajukan dan berapa sisa pinjaman yang masih tersisa

3) Tempat calon debitur bekerja

4) Besarnya pendapatan yang bersangkutan per bulan

5) Tujuan/ uraian penggunaan pinjaman

6) Total pengeluaran 7) Pendapatan bersih

Informasi yang dikumpulkan selama proses total pengeluaran pengajuan permohonan kredit, staf kredit menyampaikan kepada staf akuntansi agar dapat membuktikan keabsahan data yang diberikan.

b. Faktor-faktor yang Harus diperiksa

Kriteria pemberian kredit di Credit Union adalah 5C yaitu :

1) Capacity to Pay

Capacity to pay adalah kemampuan yang bersangkutan mengembalikan pinjaman sesuai besarnya angsuran dan bunga pinjaman serta jangka waktu yang sudah ditetapkan. Informasi ini didapatkan dengan menghitung pendapatan perorangan bersih dari pemohon pinjaman. Aturan dasarnya adalah jangka waktu pengembalian pimjaman harus sesuai dengan arus kas yang bersangkutan, baik secara bulanan, mingguan maupun tahunan. Apabila pembayaran angsuran dibayar secara kuartalan, semesteran atau tahunan, bunga pinjaman harus tetap dibayar setiap bulan.

Pertimbangan untuk menilai kemampuan seseorang pemohon pinjaman untuk mengembalikan pinjaman adalah :

a) Besarnya angsuran dan bunga pinjaman yang harus dibayar setiap bulan.

b) Besarnya pinjaman yang layak diajukan setelah melihat

besarnya utang yang masih ada di Credit Union lain atau utang di tempat lain dengan menggunakan perhitungan rasio utang

(debt rasio). Standar rasio utang maksimum adalah 30%. c) Nilai asset berwujud dan nilai taksirannya termasuk simpanan

d) Jumlah simpanan lainnya di Credit Union

2) Character

Character adalah integritas seseorang, kredibilitas dan kejujuran.Semuanya itu harus diperiksa. Watak menunjukkan kestabilan peemohon pinjaman tentang investasinya. Ini ditunjukkan dengan:

a) Catatan pembayaran pinjaman di Credit Union

b) Catatan pembayaran pinjaman di tempat lain c) Reputasi di masyarakat

d) Kebiasaan untuk menabung

3) Collateral ( barang jaminan )

Collateral berupa asset-aset pribadi atau asset-aset bergerak dan asset-aset nyata atau tidak bergerak yang dimiliki atas nama pemohon pinjaman yang ditawarkan sebagai barang jaminan. Bisa juga properti nyata atau properti pribadi yang dimiliki oleh orang lain, yang ditawarkan oleh pihak ketiga sebagai jaminan pinjaman. Semua pinjaman harus ada jaminan, minimal jaminan berupa tabungan di Credit Union.

4) Capital ( modal )

Capital adalah jumlah tabungan atau kontribusi yang dibuat oleh pemohon pinjaman di Credit Union dan lembaga keuangan lainnya.

5) Credit Condition

Credit Condition adalah faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keadaan sosial-ekonomi permohonan pinjaman. Faktor-faktor tersebut adalah :

a) Legalitas kegiatan usaha yang diusulkan untuk didanai dari pinjaman.

b) Dampak lingkungan dari kegiatan tersebut. c) Ketepatan bisnis terkait kondisi cuaca.

d) Pengaruh kondisi politik terhadap usaha yang didanai dari Credit Union.

C. Kredit Bermasalah

1. Pengertian Kredit Bermasalah

Pemberian suatu fasilitas kredit mengandung risiko kemacetan. Akibatnya, kredit tidak dapat ditagih, sehingga menimbulkan kerugian.

Sebaiknya apapun analisis kredit yang dilakukan dalam

mempertimbangkan permohonan kredit, kemungkinan terjadinya kredit bermasalah tetap ada. Kredit bermasalah menurut As. Mahmoeddin (2002:2) adalah kredit dimana debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang telah diperjanjikan sebelumnya, misalnya persyaratan mengenai pembayaran bunga, pengambilan pokok pinjaman, peningkatan margin deposit, pengikatan dan peningkatan agunan dan sebagainya.

Kredit bermasalah menurut S.Mantayborbir, et al (2002,23) suatu kredit dikatan bermasalah karena debitur wanprestasi atau ingkar janji atau tidak menyelesaiakan kewajibannya sesuai dengan perjanjian baik jumlah maupun waktu, misalnya pembayaran atas perhitungan bunga maupun utang pokok.

2. Faktor penyebab Kredit Bermasalah

Faktor penyebab kredit bermasalah menurut W.Reed Edward,K.Gill Edward (1995,120) terdapat 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal yang menjadi penyebab timbulnya kredit

bermasalah yaitu:

1) Kebijakan perkreditan yang ekspansif

2) Penyimpanan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan

3) Itikad kurang baik dari pemilik, pengurus atau pegawai Bank 4) Lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit serta

lemahnya sistem informasi kredit bermasalah.

b. Faktor eksternal penyebab timbulnya kredit bermasalah adalah : 1) Kegagalan usaha debitur.

2) Musibah terhadap debitur atau terhadap kegitan usaha debitur. 3) Pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang tidak sehat oleh

debitur.

3. Strategi Penyelesaian Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah atau macet memaksa Bank atau lembaga keuangan lainnya untuk melakukan strategi penyelesaian kredit bermasalah sehingga tidak menimbulkan kerugian. Penyelesaian kredit bermasalah dapat dilakukan dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau jumlah angsuran terutama bagi kredit yang terkena musibah atau dengan melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar.

Strategi penyelesaian kredit bermasalah atau macet menurut Kasmir (2005:116-117) dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

a. Rescheduling

1) Memperpanjang Jangka Waktu Kredit.

Memperpanjang jangka waktu kredit dilakukan dengan cara debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.

2) Memperpanjang Jangka Waktu Angsuran.

Memperpanjang angsuran dilakukan dengan cara jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang pembayarannya misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali dan jumlah angsurannya menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran.

b. Reconditioning

Reconditioning dilakukan dengan cara mengubah berbagai cara persyaratan yang ada seperti:

1) Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok.

2) Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu.

Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu adalah penundaan pembayaran bunga sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa.

3) Penurunan Suku Bunga

Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebihmeringankan beban debitur. Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelumnya dibebankan 20% diturunkan menjadi 18%, hal ini tergantung dari pertimbangan yang bersangkutan. Penurunan suku bunga akan mempengaruhi jumlah angsuran yang semakin kecil, sehingga diharapkan dapat membantu meringankan debitur.

4) Pembebasan Bunga

Pembebasan bunga diberikan kepada debitur dengan pertimbangan debiturakan mampu lagi membayar kredit tersebut dengan catatan debitur tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.

c. Restructuring

Restructuring dilakukan dengan cara sebagai berikut :

2) Dengan menambah equity :

a) Dengan menyetor uang tunai

b) Tambahan modal dari pemilik

d. Kombinasi

Kombinasi merupakan gabungan ketiga jenis yang di atas

e. Penyitaan Jaminan

Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila debitur sudah benar-benar tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang-hutangnya.

D. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No: 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam.

Pinjaman bermasalah terdiri dari :

1. Pinjaman Kurang Lancar

Pinjaman digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria dibawah ini :

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok sebagai berikut :

1) Tunggakan melampaui 1 (satu) bulan dan belum melampaui 2

(dua) bulan bagi pinjaman dengan angsuran harian dan/atau mingguan; atau

2) Melampaui 3 (tiga) bulan dan belum melampaui 6 (enam) bulan bagi pinjaman yang masa angsurannya ditetapkan bulanan, 2 (dua) bulan atau 3 bulan; atau

3) Melampaui 6 (enam) bulan tetapi belum melampaui 12 (dua belas) bulan bagi pinjaman yang masa angsurannya ditetapkan 6 (enam) bulan atau lebih; atau

4) Tunggakan melampaui 1 (satu) bulan tetapi belum melampaui 3 (tiga) bulan bagi pinjaman dengan masa angsuran kurang dari 1 (satu) bulan; atau

5) Melampaui 3 (tiga) bulan, tetapi belum melampaui 6 (enam) bulan bagi pinjaman yang masa angsurannya lebih dari 1 (satu) bulan.

b. Pinjaman Belum Jatuh Tempo

Pengembalian pinjaman tanpa angsuran dengan tunggakan bunga yang melampaui 3 (tiga) bulan tetapi belum melampaui 6 (enam) bulan.

c. Pinjaman Telah Jatuh Tempo

Pengembalian pinjaman tanpa angsuran dengan pinjaman telah jatuh tempo dan belum dibayar tetapi belum melampaui 3 (tiga) bulan.

2. Pinjaman yang Diragukan

Pinjaman digolongkan diragukan apabila pinjaman yang bersangkutan tidak memenuhi kriteria kurang lancar tetapi berdasarkan penilaian dapat disimpulkan bahwa:

a. Pinjaman masih dapat diselamatkan dan agunan bernilai

sekurang-kurangnya 75% dari hutang peminjam termasuk bunganya; atau b. Pinjaman tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih bernilai

sekurang-kurangnya 100% dari hutang peminjam termasuk bunganya.

3. Pinjaman Macet

Pinjaman digolongkan Macet apabila :

a. Tidak memenuhi kriteria kurang lancar dan diragukan , atau; b. Memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 12 (dua

belas) bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan.

c. Pinjaman tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada

Pengadilan Negeri atau telah diajukan penggantian kepada perusahaan asuransi pinjaman.

E. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu dapat dijadikan dasar gambaran penelitian selanjutnya walaupun ada perbedaan subyek, obyek, variabel penelitian dan metode analisis yang digunakan maupun indikator yang diteliti.

Penelitian pertama dilakukan oleh Muslim (2012) dengan judul “Analisis

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kredit Macet (Kurang Lancar, Diragukan dan Macet) pada UMKM Industri Mebel di Kabupaten Jepara

Tahun 2012”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor pengelolaan pemasaran, tingkat persaingan, pengelolaan keuangan, pengelolaan teknis dan tingkat kebijakan pemerintah terhadap kredit macet dari UMKM mebel di Jepara tahun 2012. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan uji hipotesis yaitu uji koefisien determinasi, uji F dan uji t. uji asumsi klasik terdiri dari uji multikolonieritas, uji heterokedastatis, uji normalitas dan uji autokolerasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengelolaan pemasaran berpengaruh negatif terhadap kredit macet UMKM industry mebel di jepara tetapi tidak signifikan. Variabel pengelolaan teknis berpengaruh negatif dan signifikan. Variabel tingkat persaingan dan tingkat kebijakan pemerintah berpengaruh positif dan signifikan. Sedangkan variabel pengelolaan keuangan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kredit macet UMKM industry mebel di Jepara.

Penelitian kedua dilakukan oleh Nilam Mentari (2013) dengan judul "Faktor-Faktor Penyebab kredit Bermasalah (Studi Kasus Pada KJKS Bina Insan mandiri Di Gondangrejo). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penyebab terjadinya kredit bermasalah pada KJKS Bina Insan Mandiri di Gondangrejo. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu laporan keuangan KJKS Bina Insan Mandiri Periode

Tahun 2007-2011. Subjek penelitian adalah manajer KJKS Bina Insan Mandiri dan beberapa nasabah yang mengalami pembiayaan macet. Informasi diperoleh melaui teknik wawancara.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor-faktor penyebab kredit bermasalah di KJKS Bina Insan Mandiri Gondangrejo periode tahun 2007-2011 antara lain : watak buruk nasabah seperti penyalahgunaan dana dan rendahnya moralitas nasabah. Masalah ekonomi seperti kegagalan usaha dan salah urus usaha. Masalah keluarga seperti perceraian, kematian dan sakit yang berkepanjangan. Kemudian pihak KJKS mengambil tindakan untuk menyelesaikan pembiayaan bermasalah dengan cara 3R (Resceduling, Reconditioning dan Restructuring), apabila pihak KJKS tidak bisa mengatasi masalah pembiayaan bermasalah dan tidak ada itikad baik dari nasabah untuk menyelesaikan kewajibannya maka diselesaikan melalui jalan damai dan terakhir dengan jalan saluran hukum.

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus di Credit Union Cindelaras Tumangkar dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati obyek tertentu dan dengan waktu yang sudah ditentukan untuk mengetahui secara mendalam faktor-faktor penyebab kredit bermasalah di Credit Union Cindelaras Tumangkar TP 02 Lorejo sehingga kesimpulan yang diambil berdasar penelitian ini hanya berlaku untuk Credit Union Cindelaras Tumangkar TP 02 Lorejo.

B. Subyek dan Objek Penelitian

1. Subyek

Subjek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penulis dalam penelitiannya yaitu debitur bermasalah Credit Union Cindelaras Tumangkar TP 02 Lorejo dan manager Credit Union Cindelaras Tumangkar yaitu Bapak Y. Sudarwanto

2. Obyek

Obyek untuk penelitian ini adalah faktor-faktor penyebab kredit bermasalah yang terjadi di Credit Union Cindelaras Tumangkar TP 02 Lorejo atas laporan kredit bermasalah dengan cut off tanggal 4 Februari 2016.

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di Credit Union Cindelaras Tumangkar TP 02 Lorejo Moyudan Sleman Yogyakarta.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2 Februari 2016 sampai dengan 2 April 2016.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2011:119) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah seluruh debitur Credit Union Cindelaras TP 02 Lorejo yang mengalami kredit bermasalah atas laporan kredit bermasalah dengan cut off tanggal 4 Februari 2016.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiono (2011:120) adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience atau

opportunity sampling. Menurut Jonathan Sarwono (2010:81),

convenience atau opportunity sampling adalah memilih unit-unit analisis yang dianggap sesuai oleh penulis. Sampel untuk penelitian ini adalah debitur bermasalah Credit Union Cindelaras Tumangkar TP 02 Lorejo dengan kriteria berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No: 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan

Dokumen terkait